Tengku Isni Yuli Lestari Putri
Program Studi S1 Keperawatan, Institut Kesehatan Dan Teknologi Al Insyirah

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Kepatuhan Diet dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisa di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro: Korelasi Studi Heru Ginanjar Triyono; Dian Novita K; Sugiarto Sugiarto; Tengku Isni Yuli; Winda Rofiyati
Wiraraja Medika : Jurnal Kesehatan Vol 10 No 2 (2020): Wiraraja Medika : Jurnal Kesehatan
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/fik.v10i2.1009

Abstract

Abstract Kidney is one the organs that has an important function in the body. These functions include regulating the concentration of salt in the blood, and regulating the balance of acid base and the excretion of excess salt.Design Of this study was analytic with total Random Sampling. Research that uses descriptive quantitative type using cross sectional. This researcher only observed and measured variables without giving treatment. Cross sectional design or cross-sectional study, researchers only make observations and measure variables at one time. The Sampling in this study. The sampling in this study were 30 respondents who underwent hemodialysis. The amount was obtained based on data on the number of patients. The results of the analysis of the relationship of diet adherence with the quality of life of hemodialysis patients at Hospital using the chi square test. From table 4.4 the chi suare correlation test results obtained sig (2-tailed) values ​​with the results of 0.003 p value <0.05 to 0.003 <0.05 showed a relationship between diet compliance with quality of life. Data generated from the bivariate analysis of respondents who comply with good quality of life were 14 respondents (66.7%), while respondents who were not compliant and with less quality of life were 4 respondents (44.4%). Key word: Diet, Kidney Failure, Quality Of Life, Hemodialysis
Stres Kerja dan Kinerja Perawat Ruang Isolasi Covid-19 RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Susi Khusnawati; Lia Endriyani; Tengku Isni Yuli Lestari; Retno Koeswandari
Indonesian Journal of Hospital Administration Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Alma Ata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijhaa.2021.4(2).69-75

Abstract

COVID-19 merupakan penyakit baru yang membutuhkan perawatan isolasi karena mudah menular. Perawat yang bertugas di ruang isolasi khusus COVID-19 rentan terhadap stress dengan stressor persepsi negatif terhadap penyakit dan ketakutan akan tertular baik dari pasien, petugas sendiri maupun keluarga pasien. Hal dapat mempengaruhi kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan stres kerja dengan kinerja perawat di ruang isolasi COVID-19 RSUP Dr. Sardjito. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner stres kerja dan kuesioner kinerja perawat. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara stres kerja dengan kinerja perawat Ruang Isolasi COVID-19 RSUP Dr. Sardjito dengan nilai p=0.000. Nilai r= -0,453 mengindikasikan bahwa semakin ringan stress kerja yang dirasakan oleh perawat maka kinerja perawat semakin baik. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Adanya hubungan antara stres kerja dengan kinerja perawat Ruang Isolasi COVID-19. Semakin ringan stres kerja yang dirasakan oleh perawat, maka kinerja perawat akan lebih baik dalam merawat pasien dengan COVID-19. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan terhadap stress kerja untuk mempertahankan kinerja yang baik. Kata kunci: Stres kerja; kinerja perawat; ruang isolasi; COVID-19; work stress; nurse performance; isolation ward;
Inisiasi Program BKL (Bina Keluarga Lansia) di Dusun Botokan Melalui Serangkaian Kegiatan Pembentukan Pengurus BKL dan Penyuluhan Serta Pelatihan Pengukuran Tekanan Darah Isman Susanto; Tengku Isni Yuli Lestari Putri; Sofi Aryani Sugih Rahayu; Wijayanto Wijayanto; Rasniaty Sapsuha; Churnia Gita Anggraeni; Tia Indah Fatmasari; Esti Wuryani; Rijab Rijab
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 5, No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v5i1.191

Abstract

Pandemi Covid-19 berdampak terhadap pelayanan kesehatan esensial, termasuk pelayanan kesehatan pada lansia. Pelayanan kesehatan esensial yang terhambat selama Covid-19 mengakibatkan terhambatnya proses monitoring tekanan darah dan juga pelayanan kesehatan pada lansia Hipertensi. Upaya pemberdayaan dan optimalisasi kader lansia dilakukan untuk meningkatkan peran kader dalam pemantauan kesehatan lansia. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan peran kader lansia dalam memonitor tekanan darah lansia hipertensi melalui serangkaian kegiatan pembentukan BKL (Bina Keluarga Lansia), penyuluhan dan pelatihan pengukuran tekanan darah Di Dusun Botokan, Sedayu, Bantul, D.I.Yogyakarta. Kegiatan melibatkan kepala dukuh, kader lansia, dan masyarakat Di Dusun Botokan. Kegiatan berbentuk inisiasi pembentukan program BKL. Tahapan dalam proses pengabdian masyarakat ini melalui serangkain kegiatan MMD (Musyawarah Masyarakat Dusun) dan pembentukan pengurus BKL serta penyuluhan dan pelatihan pengukuran tekanan darah. Kegiatan dilakukan bertahap melalui proses MMD yaitu MMD 1, MMD 2 dan MMD 3, pembentukan pengurus BKL serta penyuluhan dan pelatihan pengukuran tekanan darah kepada pengurus BKL. Hasil kegiatan yaitu terbentuknya struktur pengurus BKL yang diberi nama “BKL Melati” dan terlaksananya kegiatan penyuluhan serta pelatihan pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter digital oleh kader lansia pengurus BKL. Hasil evaluasi terhadap kemampuan kader lansia dalam melakukan pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter digital menunjukkan hasil baik, yaitu seluruh kader lansia dapat melakukan pengukuran tekanan darah dengan baik dan benar sesuai prosedur yang telah diajarkan. Pendampingan BKL oleh pihak terkait, baik sektor akademisi, sektor kesehatan, dan sektor lain yang berkaitan perlu dilakukan secara berkelanjutan agar program BKL dapat berjalan baik, mandiri, dan berkelanjutan.
The Predictors Of Self Empowerment On Type 2 Diabetes Mellitus Among Indonesian Ratna Wirawati Rosyida; Muhammad G A Putra; Winda Rofiyati; Tengku Isni Yuli
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 8 (2020): Supplement 1
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/jnki.2020.8(0).10-11

Abstract

Self empowerment as the important factor which support diabetes management effectively. Self empowerment describes how diabetic patients perform problem solving and decision taking in diabetes self management. Diabetic patients with self empowerment in higher score will have good effect on quality of life, glycemic control, and prevention of long-term complication. To identify predicting factors of self empowerment on type 2 diabetes mellitus among Indonesian. A cross sectional study was conducted to 77 respondents with type 2 diabetes mellitus and registered as patients in primary health center. Respondent’s characteristic questionnaire included age, gender, occupation, level of education, family support, history of diabetes education and Diabetes Empowerment Scale- Short Form were distributed to responden. Data were analysed using linier regression. The mean age of respondents were 56,9±8,05 years, 55,8% were female, 33,8% were senior high school, 51,9% were in office, 66,2% had family support, 41,6% with history of diabetes education, and mean of self empowerment were 23,25±6,51. The predictors of self empowerment were level of education (β=0,22;p=0,045) and family support (β=0,29;p=0,008) with positive correlation. These factors predicted 12,3% of self empowerment. Level of education affects the capability to get information. Family support create the valuable feeling and positive view of life. These current result reflect the previous findings. Level of education and family support contributed to predict self empowerment in type 2 diabetes mellitus among Indonesian. The higher the level of education, the higher the self empowerment score and the attendance of family support increased the self empowerment score.
Perbandingan GAP dan RTS Sebagai Prediktor Perburukan Pasien Cedera Kepala Tengku Isni Yuli Lestari Putri; Ahsan Ahsan; Sugiarto Sugiarto; Winda Rofiyati; Heru Ginanjar Triyono; Ratna Wirawati Rosyida; Muhammad G A Putra; Annisa Rahmania; Fitriyanti N Idrus
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 5, No 1 (2021): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v5i1.220

Abstract

AbstrakCedera kepala adalah cedera pada otak yang dapat menyebabkan perubahan fungsi serta struktur jaringan otak akibat mendapatkan dorongan mekanik eksternal seperti trauma tumpul maupun tusuk. Kejadian cedera kepala dan tingkat perburukan cedera kepala sangat tinggi di dunia. Oleh karena itu diperlukan penilaian awal untuk memprediksi perburukan pasien cedera kepala yaitu menggunakan GAP dan RTS. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbandingan GAP dan RTS dalam memprediksi perburukan pasien cedera kepala. Desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan retrospektif dengan purposive sampling. Responden berjumlah 245 rekam medis cedera kepala. Pengukuran dilakukan menggunakan lembar observasi. Analisis uji Receiver Operating Charateristic (ROC). Didapatkan hasil maisng-masing RTS dan GAP dalam memprediksi perburukan pasien cedera kepala mempunyai nilai = 0.851 vs 0.806. RTS lebih baik dalam memprediksi perburukan pasien cedera kepala dibandingkan dengan GAP.Kata kunci: cedera kepala, GAP, perburukan, RTS  AbstractHead injury is an injury to the brain that can cause changes in the function and structure of brain tissue due to external mechanical impulses such as blunt or puncture trauma. The incidence of head injuries and the rate of deterioration of head injuries is very high in the world. Therefore an initial assessment is needed to predict the worsening of head injury patients using GAP and RTS. The purpose of this study was to determine the comparison of GAP and RTS in predicting worsening head injury in patients. Using analytic observational research design with a retrospective approach with purposive sampling. Total respondents are 245 head injury medical records. The measurements were taken by an observation sheet. The data was analyzed by using Receiver Operating Characteristics (ROC) tests. The results obtained that in predicting the worsening of head injury patients RTS has a value of 0.851 while GAP is 0.806. RTS is better than GAP in predicting worsening head injury patients.Keywords: head Injury, GAP, worsening, RTS
Stres dan Kualitas Tidur dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Lansia DM Tipe II Frestyan Setya Nugraha; Brune Indah Yulitasari; Tengku Isni Yuli Lestari Putri
Surya Medika: Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 17, No 2 (2022)
Publisher : STIKes Surya Global Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.281 KB) | DOI: 10.32504/sm.v17i2.654

Abstract

Background: One of the important factors that occur in the elderly is decrease of health condition such as Diabetes Mellitus type II. This condition is supported by psychological conditions such as stress receptors of the elderly. High stress will affect the quality of sleep. Where stress and sleep quality affect blood sugar in the elderly to become unstable which can harm Diabetes Mellitus patients.Objective: This study aims to identify the correlation between stress levels and sleep quality with fasting blood sugar levels in the elderly suffering from Diabetes type II at the Kasihan II Public Health Center, Bantul, YogyakartaMethods: This research was descriptive-analytic research with a cross-sectional approach. The sample in this study was taken using a purposive sampling technique with 51 elderly respondents with Diabetes Mellitus type II. The research instrument used the Diabetes Distress Scale (DDS), the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), and the Glucometer.Results: The statistical test was used the Spearman rank test. The results in this study there was relationship between stress levels and sleep quality in the elderly with type II diabetes, it was evidenced by the P-value 0.000 (stress level with GDP) and P-value 0.003 (sleep quality with GDP).Conclusion: It can be concluded that there is a significant relationship between stress levels, sleep quality with fasting blood sugar levels in the elderly suffering from type II diabetes at the Kasihan II Public Health Center, Bantul, Yogyakarta.Keywords: DM Type 2, Elderly, Stress
TINGKAT PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) MAHASISWA KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI AL INSYIRAH Tengku Isni Yuli Lestari Putri; Rahmaniza Rahmaniza; Fatma Nadia
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol 12 No 2 (2023): Al-Insyirah Midwifery: Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwifery Sciences)
Publisher : Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35328/htnqr462

Abstract

Emergency events outside the hospital can lead to a worsening of the victim's condition, so that first aid is needed outside the hospital (pre-hospital). Basic Life Support can be done well if the helper has adequate knowledge. Basic Life Support knowledge is very important for the community, especially common people especially health students. This study aims to determine the level of BHD knowledge in students of the health faculty of the Al Insyirah Institute of Health and Technology. The research method used is descriptive quantitative with a cross sectional approach. The population of this study were all students of the health faculty of the Al Insyirah Institute of Health and Technology using the total sampling method.The results of this study indicate that out of 273 respondents the majority of respondents as many as 118 (43.2%) have knowledge about BHD in the good category.Basic Life Assistance (BHD) can be carried out well if the helper has sufficient knowledge
Penyuluhan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) Pada Mahasiswa Kesehatan Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah Putri, Tengku Isni Yuli Lestari; Amin, Suci; Mardiya, Rizka; Elvira, Elvira; Alfin, Alfin
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 7, No 4 (2024): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v7i4.456

Abstract

latar belakang: Penyuluhan Kesehatan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara memberi pesan sihingga menjadi tahu dan mengerti untuk melakukan suatu anjuran yang berhubungan dengan kesehatan. Kegawatdaruratan menjadi kasus yang memerlukan penanganan segera dari petugas medis, bystander yang sudah terlatih atau masyarakat umum. Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah upaya untuk mengidentifikasi dan memeberikan intervensi primer pada kasus henti jantung melalui kompresi dada dan ventilasi, melakukan BHD di menit-menit awal dapat meningkatkan angka bertahan hidup. Kejadian kegawatandarurat diluar rumah sakit akan mengakibatkan pemburukan pada kondisi korban, untuk menimalisir pemburukan pada korban maka di perlukan pertolongan pertama di fase luar rumah sakit (pre hospital). Tujuan: Penyuluhan BHD dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam penanganan kegawatdaruratan di luar rumah sakit. Metode: Pengabdian pada Masyarakat dilakukan di Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah, kegiatan ini berupa pemberian penyuluhan tentang BHD pada 136 mahasiswa dengan metode ceramah dan domonstrasi. Hasil dan Pembahasan: penyuluhan ini didapat hasil pengetahuan sebelum dilakukankan penyuluhan dengan nilai pre test  rata-rata 58,18 dan setelah dilakukan penyuluhan didapatkan nilai dengan post test  rata-rata 81,16 sehingga terjadi perubahan yang signifikan antara pretest dan post test. Penyuluhan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup Dasar Pada Mahasiswa Kesehatan Institut Kesehatan Dan teknologi Al Insyirah  menunjukkan bahwa penyuluhan yang dilakukan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan tentang bantuan hidup dasar mahasiswa. sehingga memberikan penyuluhan ini secara rutin dapat dianggap sebagai langkah penting untuk memastikan masyarakat siap menghadapi keadaan darurat dengan lebih baik kususnya mahasiswa S1 Keperawatan. Simpulan Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilakukan di Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah dapatkan hasil peningkatan pengetahuan mahasiswa tentang bantuan hidup dasar
Penyuluhan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) Pada Pemuda di Kelurahan Pebatuan Putri, Tengku Isni Yuli Lestari; Fadhli, Rohmi; Satriyanto, Muhammad Dwi; Alfin, Alfin; Gustika, Nur Hasna
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 8, No 3 (2025): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v8i3.549

Abstract

Kejadian kegawatdaruratan sering kali terjadi secara tiba-tiba, terutama di daerah pedesaan yang memiliki akses terbatas terhadap fasilitas medis. Oleh karena itu, keterampilan dasar dalam memberikan pertolongan pertama seperti Bantuan Hidup Dasar (BHD) sangat penting dimiliki oleh masyarakat, khususnya pemuda. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pemuda Kelurahan Pebatuan tentang BHD melalui penyuluhan kesehatan. Metode kegiatan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu persiapan (observasi lokasi, penyusunan materi, dan persiapan alat), pelaksanaan (pretest, penyuluhan, demonstrasi, dan role play), serta evaluasi (posttest dan analisis data). Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan peserta meningkat dari 58,18 menjadi 81,16 setelah dilakukan penyuluhan, dengan nilai p-value 0,000 (p 0,05), yang berarti terdapat pengaruh signifikan antara penyuluhan dengan peningkatan pengetahuan pemuda tentang BHD. Kegiatan ini terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai tindakan awal saat menghadapi kegawatdaruratan, dan diharapkan dapat menjadi program berkelanjutan untuk membekali masyarakat dalam menghadapi situasi darurat secara cepat dan tepat.
PENGARUH PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PADA MASYARAKAT RW 12 KELURAHAN PEBATUAN Putri, Tengku Isni Yuli Lestari
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 13, No 3 (2024): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jcu.v13i3.2440

Abstract

AbstrakKejadian gawat darurat, seperti henti jantung di luar rumah sakit, dapat terjadi tiba-tiba bahkan di desa, dan masyarakat awam seringkali menjadi yang pertama menghadapi situasi tersebut. Tanpa pelatihan, mereka mungkin kesulitan memberikan respons yang cepat dan tepat. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam tindakan penyelamatan dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pelatiahan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Pada Masyarakat RW 12 Kelurhan Pebatuan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan quasy-experiment. Populasi penelitian ini seluruh masyarakat RW 12  dengan metode total sampling purposive sampling di dapatkan sampelsebanyak 60 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sebelum pelatihan, rata-rata pengetahuan adalah 58,9 dengan nilai min-max 60-73, yang meningkat menjadi 65,3 dengan nilai min-max 47-87 setelah pelatihan. Demikian pula, keterampilan meningkat dari rata-rata 62,7 dengan nilai min-max 50-71 menjadi 74,3 dengan nilai min-max 57-86. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p-value = 0,000 (Pvalue> 0.05), yang berarti ada Pengaruh Pelatiahan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Terhadap pengetahuan dan Keterampilan Pada Masyarakat RW 12 Kelurhan Pebatuan. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar efektif untuk pembelajaran, karena bergantian. Hal ini memungkinkan perubahan yang signifikan dalam pengetahuan dan keterampilan mereka dalam Bantuan Hidup Dasar.Kata kunci : Bantuan Hidup Dasar, Tingkat Pengetahuan, BHD