Articles
Kerusakan Bangunan Hotel Bumi Minang Akibat Gempa Padang 30 September 2009
Ismail, Febrin Anas;
Hakam, Abdul;
Fauzan, Fauzan
Jurnal Teknik Sipil Vol 18, No 2 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1259.584 KB)
Abstrak. Bangunan Hotel Bumi Minang merupakan bangunan bertingkat tertinggi di kota Padang yang mengalami kerusakan akibat Gempa bumi 7,6 SR tanggal 30 September 2009 yang berpusat di laut 100 km dari kota Padang. Survey untuk mendata kerusakan yang terjadi pada bangunan dilakukan beberapa hari setelah terjadinya gempa. Makalah ini mengungkapkan penyebab kerusakan serta rekomendasi perbaikannya. Berdasarkan hasil observasi lapangan, diketahui beberapa bagian bangunan mengalami kerusakan. Untuk mengetahui penyebab kerusakan, analisis ulang terhadap perilaku struktur akibat gempa selanjutnya dilakukan dengan menggunakan simulasi numerik. Kompilasi terhadap hasil survey dan analisis struktur menunjukkan bahwa kerusakan pada bangunan terutama diakibatkan oleh bentuk denah bangunan yang tidak simetris. Selanjutnya simulasi numerik untuk menganalisis tindakan perbaikan juga dilakukan. Hasil studi menunjukkan bahwa bangunan ini secara umum dapat diperbaiki dengan beberapa opsi tindakan yaitu merubah bentuk denah bangunan, memperkuat dengan tambahan dinding geser pada beberapa bagian bangunan dan tindakan kombinasi.Abstract. Bumi Minang hotel is the tallest multi-stories building in Padang City experiencing structural damage due to 30 September earthquake with epicenter 100 km offshore of Padang City. Survey has been conducted to assess the damage of the building a few days after the earthquake. The paper explains the cause of the damage and recommendation for retrofitting. Base on field observation, some parts of the building have been damage. To know the cause of the damage, re-analysis of structure was conducted using numerical simulation. Compilation between numerical simulation and field survey showed that the main factor causing the damage is unsymmetrical of building plan. Numerical simulation was also conducted to find out the retrofitting recommendation. The study showedthat the building can be retrofitted using some methods, that is, changing the plan, strengthening by using additional shear wall in some parts of the building and combination.
Analisa Bangunan Non Engineering Pada Tanah Terlikuifaksi (Studi Kasus :Bangunan Rumah Masyarakat Di Kota Padang)
Febrin Anas Ismail Abdul Hakam Fauzan, Egi Athari
Jurnal Teknik Sipil Vol. 13 No. 2 (2015)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (612.247 KB)
|
DOI: 10.24002/jts.v13i2.645
Likuifaksi (liquefaction) merupakan salah satu bahaya yang ditimbulkan dari gempa bumi. Pada saat gempa terjadi,tanah mengalami perubahan sifat dari solid ke liquid akibat beban siklik yang diterima. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur bangunan rumah satu lantai terhadap tanah terlikuifaksi dan menganalisa penurunan yang terjadi akibat tanah dan beban bangunan ditinjau berdasarkan tebal plat lantai yang digunakan sebagai perkuatan struktur. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisa struktur dengan menggunakan data tanah eksisting bangunan berdasarkan hasil uji Cone Penetration Test (CPT).Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literatur yang kemudian dianalisis menggunakan software SAP 2000 versi 11. Dari titik tinjau luar dan dalam bangunan memperlihatkan bahwa perpindahan (displacement) lateral pada kolom mengalami penurunan nilai jika diberikan pelat beton bertulang pada dasar lantai dan struktur bangunan menjadi lebih kaku.Disamping itu, penurunan bangunan yang terjadi setelah diberikannya plat lantai menjadi seragam. Penelitian ini memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar menjadi pertimbangan dalam membuat kebijakan terhadap bangunan khususnya bagunan non engineering( rumah sederhana ) yang berada pada tanah terlikuifaksi.
Kerusakan Bangunan Hotel Bumi Minang Akibat Gempa Padang 30 September 2009
Febrin Anas Ismail;
Abdul Hakam;
Fauzan Fauzan
Jurnal Teknik Sipil Vol 18 No 2 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.5614/jts.2011.18.2.5
Abstrak. Bangunan Hotel Bumi Minang merupakan bangunan bertingkat tertinggi di kota Padang yang mengalami kerusakan akibat Gempa bumi 7,6 SR tanggal 30 September 2009 yang berpusat di laut 100 km dari kota Padang. Survey untuk mendata kerusakan yang terjadi pada bangunan dilakukan beberapa hari setelah terjadinya gempa. Makalah ini mengungkapkan penyebab kerusakan serta rekomendasi perbaikannya. Berdasarkan hasil observasi lapangan, diketahui beberapa bagian bangunan mengalami kerusakan. Untuk mengetahui penyebab kerusakan, analisis ulang terhadap perilaku struktur akibat gempa selanjutnya dilakukan dengan menggunakan simulasi numerik. Kompilasi terhadap hasil survey dan analisis struktur menunjukkan bahwa kerusakan pada bangunan terutama diakibatkan oleh bentuk denah bangunan yang tidak simetris. Selanjutnya simulasi numerik untuk menganalisis tindakan perbaikan juga dilakukan. Hasil studi menunjukkan bahwa bangunan ini secara umum dapat diperbaiki dengan beberapa opsi tindakan yaitu merubah bentuk denah bangunan, memperkuat dengan tambahan dinding geser pada beberapa bagian bangunan dan tindakan kombinasi.Abstract. Bumi Minang hotel is the tallest multi-stories building in Padang City experiencing structural damage due to 30 September earthquake with epicenter 100 km offshore of Padang City. Survey has been conducted to assess the damage of the building a few days after the earthquake. The paper explains the cause of the damage and recommendation for retrofitting. Base on field observation, some parts of the building have been damage. To know the cause of the damage, re-analysis of structure was conducted using numerical simulation. Compilation between numerical simulation and field survey showed that the main factor causing the damage is unsymmetrical of building plan. Numerical simulation was also conducted to find out the retrofitting recommendation. The study showedthat the building can be retrofitted using some methods, that is, changing the plan, strengthening by using additional shear wall in some parts of the building and combination.
Strengthening of Nurul Ilmi Mosque with Concrete Jacketing
Fauzan Fauzan;
Febrin Anas Ismail;
Siska Apriwelni;
Imelia Faradiza;
Zev Al Jauhari
INSIST Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Lampung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (184.268 KB)
|
DOI: 10.23960/ins.v1i1.12
Abstract—Nurul Ilmi moesque is one of building for worship located in University of Andalas. In 2008 the new building of mosques was designed using previous indonesian seismic code, SNI 1726: 2002. The right side of the new mosque was constructied in 2009. Due to the limitation of the budget, the construction of the left side of the mosque was continued on 2014. However, a new indonesian seismic code SNI 03-1726-2012 was established and the designed mosque should be revised based on the new indonesian seismic code. Since the right side of the mosque was designed by using the old seismic code (SNI 1726: 2002), so it is necessary to evaluate the strength of the structure by using the seismic code (SNI 03-1726-2012). Based on the analysis results, it was found that the right side of the building structure is not strong enough to resist the combination loads acting on the structure, especially the earthquake load. Therefore, it is necessary to strengthening (retrofitting) the right side of the building structure before connecting with the left side of the building. In this study, the concrete jacketing method was used to the retrofit the column structure. The results show that the jacketing method is effective to increase the capacity of the column and reduce internal forces and displacements that occur in the structure of the mosque, so the structure can resist the working loadsKeywords—column, concrete jacketing, earthquake, displacement, strengthening.
STUDI PENGARUH GEMPA TERHADAP VARIASI PANJANG TULANGAN PENYALURAN PADA SAMBUNGAN BALOK DAN KOLOM TEPI
Febrin Anas Ismail
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 5, No 1 (2009)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1485.884 KB)
|
DOI: 10.25077/jrs.5.1.45-56.2009
Pada struktur bangunan yang dimiliki masyarakat kita, sering dijumpai struktur tersebut kurang memenuhi persyaratan dalam hal teknis. Sehingga saat terjadi Gempa pada tanggal 6 Maret 2007 menimbulkan kerusakan pada konstruksi bangunan baik perumahan rakyat, fasilitas umum maupun bangunan pemerintah. Kerusakan yang terbanyak didominasi oleh perumahan rakyat yang tergolong non-engineered building, dimana perencanaannya dilakukan berdasarkan pengalaman turun temurun. Salah satu bentuk kerusakan pada komponen struktural bangunan yang terjadi akibat gempa terjadi pada bagian sambungan antara balok dan kolom. Hal ini diakibatkan karena tidak memadainya panjang tulangan penyaluran Oleh karena itu perlu dikaji seberapa besar pengaruh panjang penyaluran tulangan terhadap beban gempa pada bangunan rumah sederhana. Penelitian ini menggunakan portal berbentuk ″L″ dengan variasi panjang penyaluran tulangan pada sambungan balok dan kolom tepi sebesar 40 cm dan 20 cm. Untuk mengetahui mutu bahan yang digunakan, terlebih dahulu dilakukan tes material untuk agregat halus dan kasar.Pengujian sampel dilakukan dengan memberi beban horizontal dengan metode static pushover sebagai bentuk dari beban gempa. Dari hasil pengujian portal didapatkan besarnya pengaruh variasi penyaluran tulangan pada sambungan balok dan kolom tepi, sehingga didapatkan panjang penyaluran tulangan yang baik untuk digunakan.Kata Kunci : gempa, panjang penyaluran.
IDENTIFIKASI KEGAGALAN, ALTERNATIF PERBAIKAN DAN PERKUATAN PADA STRUKTUR GEDUNG POLTEKES SITEBA PADANG
Febrin Anas Ismail
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1609.896 KB)
|
DOI: 10.25077/jrs.7.1.11-24.2011
Pasca gempa 30 September 2009 Gedung Poltekes mengalami kerusakan yang cukup parah, baik kerusakan struktural maupun kerusakan non-struktural. Berdasarkan hasil investigasi lapangan, diketahui bahwa kerusakan tersebut disebabkan oleh penggunaan mutu beton yang tidak memenuhi syarat serta penulangan geser yang berdiameter kecil dengan jarak pemasangan yang tidak sesuai standar. Kerusakan ini terjadi sebagian pada kolom dengan kegagalan berupa keruntuhan geser. Investigasi terhadap potensi likuifaksi juga dilakukan disekitar gedung Poltekes karena disekitar gedung Poltekes Siteba Padang memiliki potensi likuifaksi. Akan tetapi dari hasil analisa diketahui bahwa likuifaksi ternyata tidak terjadi pada gedung ini. Hasil perhitungan ulang yang dilakukan dengan program SAP 2000 mengindikasikan bahwa keruntuhan yang terjadi disebabkan oleh besarnya gaya geser, sementara tulangan yang terpasang tidak mampu memikul beban yang bekerja. Berdasarkan analisa tersebut maka diberikan alternatif perbaikan dan perkuatan untuk gedung Poltekes Siteba Padang. Perbaikan dilakukan dengan mengganti mutu beton serta menambah tulangan geser. Perkuatan dilakukan dengan metoda jacketing dan dinding geser. Setelah dianalisa ulang, metoda perbaikan ternyata dapat meningkatkan kapasitas penampang kolom sebesar 48% dibandingkan kondisi awal dengan perkuatan berupa dinding geser, kapasitas penampang kolom naik sebesar 32% dibandingkan dengan kapasitas kondisi eksisting. Sementara metode jacketing (Boen, 2009) meningkatkan kapasitas yang paling besar hingga lebih dari dua kali lipat kapasitas kolom sebelum diperkuat. Keywords : kegagalan struktur, likuifaksi, perbaikan, perkuatan, jacketing, dinding geser.
PENGARUH PENGGUNAAN SEISMIC BASE ISOLATION SYSTEM TERHADAP RESPONS STRUKTUR GEDUNG HOTEL IBIS PADANG.
Febrin Anas Ismail
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 8, No 1 (2012)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (567.614 KB)
|
DOI: 10.25077/jrs.8.1.45-60.2012
Sumatera Barat merupakan daerah rawan gempa. Hal ini dikarenakan daerah sumatera barat terletak di zona subduksi dan zona transformasi yang akan sering menimbulkan gempa bumi. Terjadinya gempa bumi dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada gedung. Kerusakan tersebut dapat berupa kerusakan elemen non-struktural seperti kerusakan dinding maupun kerusakan elemen struktural seperti balok dan kolom, hingga terjadinya kegagalan struktur yang menyebabkan robohnya bangunan. Pasca gempa 30 September 2009 yang lalu, banyak bangunan bertingkat, bangunan pemerintah maupun swasta mengalami rusak berat. Salah satu contoh gedung tersebut adalah rubuhnya hotel ambacang dan kerusakan berat pada hotel bumi Minang. Untuk mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi, biasanya bangunan diperkuat dengan meningkatkan kekuatan/kekakuan bangunan. Pendekatan lain adalah dengan menggunakan sistem “seismic base isolation system” yaitu suatu sistem yang fleksibel dimana kekakuan bangunan diisolasi dari pondasi di atas tanah sehingga mengurangi aliran “shock” dari gempa ke bangunan di atasnya. Pada penelitian ini mengkaji pengaruh penggunaan seismic base isolation system pada gedung Hotel ibis Padang. Pengaruh yang ditinjau adalah respons struktur gedung terhadap beban gempa. Respon struktural yang menjadi objek adalah gaya dalam dan perpindahan/ displacement Struktur dan lantai. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar reduksi gaya dalam dan perpindahan dengan penggunaan seismic base isolation system. Keywords: gempa, kerusakan gedung akibat gempa, seismic base isolation system, respon struktur
STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA
Febrin Anas Ismail
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (793.338 KB)
|
DOI: 10.25077/jrs.6.1.37-44.2010
Gempa bumi yang melanda Sumatera Barat, 6 Maret 2007 merupakan salah satu bentuk pengulangan gempa di masa lalu dan merupakan petunjuk yang jelas bahwa belum banyak yang dilakukan berkaitan dengan rumah sederhana. Berdasarkan temuan di hampir semua gempa yang menimpa daerah Sumatera Barat, bangunan yang mengalami kerusakan dan roboh adalah rumah sederhana yang dibangun secara spontan (non engineered house), dimana bangunan dibangun berdasarkan pengalaman praktis tanpa perhitungan struktur. Salah satu bentuk kerusakan pada komponen non-struktur dan struktur adalah hubungan antara kolom dan dinding bata, dimana terjadi retak dan pemisahan antara kolom dan dinding akibat tidak ada angkur (stek). Kebanyakan bangunan yang ada dibuat pada masa yang tidak mengingatkan orang akan bahaya gempa bumi. Untuk gempa yang tidak terlalu besar, bangunan kemungkinan akan tetap berdiri dengan sedikit kerusakan. Namun untuk mengantisipasi gempa bumi yang kuat dan mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan, maka bangunan rumah berdinding tembok tersebut harus dibangun sesuai ketentuan konstruksi bangunan tahan gempa dengan memberikan perkuatan pada bagian-bagian tertentu seperti pemasangan angkur (stek) dari kolom ke dinding sebagai salah satu perkuatan hubungan. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh dari pasangan angkur (stek) dari kolom ke dinding bata, dilakukan penelitian terhadap dinding yang lengkap dengan sloof, kolom dan ringbalok. Pengujian dilakukan terhadap 2 benda uji yaitu benda uji yang menggunakan angkur (stek) dan tidak menggunakan angkur (stek), sehingga diharapkan dapat diketahui perilaku pemasangan angkur. Keywords : Gempa, angkur, rumah sederhana.
PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG KOLOM UNTUK RUMAH SEDERHANA TERHADAP BEBAN GEMPA DI PADANG
Febrin Anas Ismail
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 6, No 2 (2010)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1100.426 KB)
|
DOI: 10.25077/jrs.6.2.7-18.2010
Gempa yang terjadi di Sumatera Barat merusak banyak bangunan terutama untuk rumah sederhana (non-engineered house). Kerusakan ini sebagian disebabkan oleh kegagalan struktur pada kolom, yang diakibatkan oleh jarak sengkang yang tidak mengkuti peraturan yang ada. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang fungsi sengkang yang ada di kolom juga menimbulkan korban jiwa yang cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi jarak sengkang kolom untuk rumah sederhana terhadap beban gempa. Pemodelan struktur kolom dibuat dengan menggunakan dua buah portal dengan variasi jarak sengkang 20 cm dan 30 cm, portal akan diuji dengan metoda pushover. Pembacaan beban dilakukan tiap 2 mm dan dilihat perilaku kedua portal yang diuji secara perlahan-lahan dengan actuator. Hasil yang didapat adalah keruntuhan yang terjadi adalah akibat lentur, bukan terhadap geser. Semakin rapat jarak sengkang, semakin tinggi kekakuannya, karena beton disekitarnya ter-confined dengan baik. Keywords: Gempa bumi, variasi jarak sengkang, gaya geser.
IDENTIFIKASI KEGAGALAN STRUKTUR DAN ALTERNATIF PERBAIKAN SERTA PERKUATAN GEDUNG BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT
Febrin Anas Ismail
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 7, No 2 (2011)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (741.395 KB)
|
DOI: 10.25077/jrs.7.2.1-14.2011
Pada gempa 30 September 2009 Gedung BPKP Provinsi Sumatera Barat mengalami kerusakan struktur yang cukup berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kerusakan yang terjadipada gedung BPKP, baik secara visual maupun menggunakan software analisa struktur. Dari hasil analisa yang dilakukan, terlihat kerusakan struktur pada Gedung BPKP terutama diakibatkan oleh kurangnya kapasitas lentur kolom dalam menahan gaya lateral yang terjadi. Hal ini ditandai dengan adanya retak yang terjadi pada ujung kolom. Kerusakan non-struktural pada Gedung BPKP disebabkan oleh tidak adanya ikatan antara dinding bata dengan struktur bangunan, terlihat dengan tidak adanya pengangkuran yang baik dari struktur kolom ke dinding bata. Tegangan geser yang terjadi pada dinding bata juga melebihi tegangan yang diizinkan. Alternatif perbaikan yang bisa dilakukan seperti metoda injeksi, metoda grouting maupun perbaikan kolom yang telah mengalami kerusakan berat dengan penggantian tulangan dan beton yang mengalami kerusakan. Penambahan dinding geser maupun perkuatan kolom dengan metode jacketing pada gedung BPKP cukup efektif untuk perkuatan strukturnya, hal tersebut terlihat dengan adanya penurunan yang cukup signifikan dari gaya dalam dan perpindahan pada kolom jika dibandingkan dengan kondisi eksisting. Keywords: struktur, kapasitas lentur, gaya lateral, tegangan geser, metode injeksi, metode grouting, dinding geser, jacketing