Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PERANCANGAN ALAT PENYADAP KARET DI KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN MODEL KANO Ginting, Rosnani; Siregar, Ikhsan; Ginting, Terang Ukur HS.
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 10, No. 1, Januari 2015
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.515 KB) | DOI: 10.12777/jati.10.1.33-40

Abstract

Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia, terlebihnya lagi di Kabupaten Langkat karena sekitar 70% komoditas utama Kabupaten ini adalah dari sektor pertanian dan perkebunan. Selain sebagai sumber lapangan kerja bagi sekitar 1 juta jiwa penduduk Langkat, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dari non-migas, pemasok bahan baku karet dan berperan penting dalam mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah-wilayah pengembangan karet. Untuk menghasilkan karet yang berkwalitas tinggi, maka sangat diperlukan manajemen dan teknologi budidaya tanaman karet. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan alat penyadapan karet. Penyadapan merupakan salah satu kegiatan pokok dari pengusahaan tanaman karet untuk membuka pembuluh lateks pada kulit pohon agar lateks cepat mengalir. Kecepatan aliran lateks akan berkurang bila takaran cairan lateks pada kulit berkurang. Untuk memperoleh hasil sadap yang baik, penyadapan harus mengikuti aturan tertentu agar diperoleh produksi yang tinggi, menguntungkan, serta berkesinambungan  dengan  tetap memperhatikan  faktor  kesehatan tanaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis usaha mikro mendominasi sebanyak 33,5 persen dari total jenis usaha di kota Medan dengan lama usia usaha mencapai lebih dari 10 tahun. Masalah pada perancangan alat penyadapan adalah kadar besi dan kekuatan kayu. Kedua masalah tersebut menyebabkan alat penyadap karet tersebut mudah rusak, sehingga ketika melakukan penyadapan dengan alat tersebut akan menyebabkan kulit pohon karet menjadi rusak.   Kata Kunci: budidaya karet, QFD, kano, perancangan produk Abstract Rubber plantation is a very important commodity that hold role in Indonesia, especially in Langkat, because about 70% of the main commodities in this district are of agriculture and plantation sector. Aside from being a source of employment for about 1 million people in Langkat, these commodities also make a significant contribution as a source of local revenue from non-oil, sector the raw material suppliers of rubber and play an important role in encouraging the growth of new economic centers in the territories rubber development. To produce a high at quality of rubber, it will need the management and technology of rubber cultivation. This study aims at identifing the factors that influence the design of rubber tapping tool. Tapping is one of the main activities of rubber cultivation to open the latex vessels in the bark so that the latex is flowing fast. The speed of latex flow will be reduced when the dose of latex liquid in the skin is reduced. To obtain a good result of tapping, tapping must follow certain rules in order to obtain high production, profitable, and sustainable while maintaining plant health factors. The results showed that the type of micro-enterprises dominate total type of business in the city of Medan about 33,5% by the age of the business more than 10 years. In the design of the rubber tapping tool, the main issues are the level of iron and wood strength. Both of these problems cause the rubber tapper tool easily damaged, so when use the tool, the skin of rubber tree is damaged.   Keywords: rubber cultivation, QFD, kano, product design
Penyusunan Kebutuhan Perancangan Mesin Hemodialisis Menggunakan Kansei Engineering Serta Aplikasi QFD dan TRIZ Khawarita Siregar; Rosnani Ginting; Ikhsan Siregar
Media Teknika Vol 12, No 1 (2017)
Publisher : Sanata Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/mt.v12i1.941

Abstract

Means of public health is a component in accelerating the improvement of public health degree. Hospitals as health facilities have a very strategic role in providing quality services in accordance with established standards and can reach the whole community. One installation that needs improvement is the quality of instalasai Hemodialysis. The number of patients is increasing every year must be accompanied by improvement of quality of service installation. Based on observations, there were some complaints of patients on hemodialysis installation services. This study intends to improve the quality of care in hemodialysis installations by crafting needs hemodialysis machine design using Kansei Engineering, as well as the application of Quality Function Deployment (QFD) and TRIZ. Kansei Engineering is used to ensure that a service fulfills the desired emotional response. Subsequently used QFD to improve customer satisfaction by improving the quality of services installation hemodialysis. Results of QFD point to contradictions, namely repair and maintenance service of the machine with the alert medics and repair and maintenance of the machine with the cleanliness and comfort of installation. The results showed that the installation of Hemodialysis Patients in fact want a friendly atmosphere of doctors, nurses, and the reception clerk and the condition of hemodialysis machines and devices work properly.
Determination of Optimal Production Number by Considering the Use of Raw Materials Using Goal Programming Approach Ikhsan Siregar
Computer Engineering and Applications Journal Vol 7 No 3 (2018)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.644 KB) | DOI: 10.18495/comengapp.v7i3.263

Abstract

The company produces PVC pipes in Medan city is experiencing problems in the form of a higher number of requests compared to the production number. This is because the company does not have a good production plan which is the results in not meeting consumer demand. For this reason, a good and integrated production planning is needed by using the goal programming method. Production planning carried out with goal programming aims to maximize company profits. The results shows that by using the goal programming method, the optimal production number was obtained at each type of 2-inch ECO JIS D pipe products of 42851 units, 3-inch ECO JIS D pipe products of 54445 units and 4 inches of ECO JIS D pipe products 24480 units. In addition, by using this method the company profits about Rp. 446,620,100 is greater than the actual method applied by the company.
STUDI APLIKASI DISTRIBUTION RESOURCE PLANNING DALAM PENDISTRIBUSIAN PRODUK MI INSTAN PADA PT. “X” DI TANJUNG MORAWA Muhammad Fakhri Akbar; Abdul Jabbar Mirza Rambe; Ikhsan Siregar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.091 KB)

Abstract

PT. “X” merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan mi instan. PT. “X” memiliki rantai distribusi dari central supply facilities (CSF) di Tanjung Morawa ke distribution center (DC) yang berada di Banda Aceh, Lhokseumawe, Pematang Siantar, Pekanbaru, Padang, dan Palembang. Proses pendistribusian pada PT. “X” mengalami kendala dalam proyeksi permintaan pada masing-masing distribution center (DC) pada masa yang akan datang sebab masih cenderung menggunakan metode trial dan error. Hal ini menyebabkan terjadinya keterlambatan pengiriman dan kekurangan jumlah produk pada distribution center sehingga tidak terpenuhinya permintaan pelanggan. Penyelesaian permasalahan pendistribusian dilakukan dengan melakukan peramalan data permintaan pada setiap DC, melakukan perhitungan order quantity, perhitungan frekuensi pemesanan, perhitungan safety stock, dan penyusunan DRP Worksheet. Metode DRP memberikan aliran produk dari central supply facilities (CSF) ke setiap DC pada waktu dan jumlah yang sudah terintegrasi, sehingga dapat menjaga kelancaran pengiriman barang untuk memenuhi kebutuhan serta meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan melalui perencanaan pendiristribusian yang memproyeksikan kebutuhan yang akan datang sehingga dapat mengurangi stock out. Penggunaan distribution resource planning (DRP) menyebabkan penurunan frekuensi jumlah pemesanan dari 242 pemesanan menjadi 177 pemesanan dengan persentasi penurunan sebesar 26,86%. Perhitungan safety stock dilakukan sebagai acuan pemesanan kembali pada masing-masing distribution center. Hasil perhitungan safety stock untuk masing-masing distribution center adalah 338 kotak pada distribution center Banda Aceh, 1.219 kotak untuk distribution center Lhokseumawe, 125 kotak untuk distribution center Pematang Siantar, 14 kotak untuk distribution center Pekanbaru, 508 kotak untuk distribution center Padang, 671 kotak untuk distribution center Palembang.
IMPLEMENTASI STUDI PREVENTIVE MAINTENANCE FASILITAS PRODUKSI DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA PT. XYZ Jeffrynardo Pranoto; Nazaruddin Matondang; Ikhsan Siregar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.844 KB)

Abstract

Kelancaran produksi suatu industri manufaktur perlu didukung oleh mesin produksi yang handal. Salah satu aspek permasalahan ini yaitu kegiatan perawatan teratur pada fasilitas produksi. PT. XYZ sebagai salah satu produsen bola lampu di Indonesia tentunya sangat bergantung pada kehandalan permesinan dalam kegiatan produksi. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah pengembangan manajemen perawatan PT. XYZ pada lini produksi dimana frekuensi kerusakan mesin masih tinggi. Fokus penelitian ini pada mesin-mesin dengan frekuensi breakdown terbesar yaitu mesin vakum dan mesin sealing. Metode penelitian yang digunakan adalah Reliability Centered Maintenance untuk mendapatkan interval perawatan optimum. Metode ini merangkum 7 tahapan pengolahan data mulai dari seleksi sistem dan pengumpulan informasi, penentuan batasan sistem, deskripsi sistem dan blok diagram fungsi, penentuan kegagalan sistem, kemudian dilanjutkan ke analisis FMEA (Failure Mode Effect Analysis) dan LTA (Logic Tree Analysis). Hasil yang diperoleh berupa suatu tindakan perawatan yang tepat pada komponen-komponen kritis yang termasuk ke dalam kategori Condition Directed dan Time Directed. Analisa kualitatif pada metode Reliability Centered Maintenance meliputi pengidentifikasi jenis perawatan, penyebab kerusakan dan efek kegagalan yang terjadi. Dari hasil penelitian, didapatkan beberapa tindakan perawatan yang harus dilakukan pada komponen kritis yang bersifat Condition Directed dan jadwal pergantian optimum komponen kritis yang bersifat Time Directed. Dari simulasi sistem perawatan usulan dengan metode RCM ini didapatkan potensi penurunan tingkat downtime sebesar 34,91% .
PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI PADA PT. XYZ Atania Pandia; Sukaria Sinulingga; Ikhsan Siregar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.465 KB)

Abstract

PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perakitan transformator, yang berproduksi berdasarkan pesanan (make-to-order). Perusahaan sering mengalami keterlambatan penyelesaian order dari waktu yang telah ditetapkan. Pada tahun 2011 terjadi sampai sepuluh kali  keterlambatan penyelesaian order yaitu  satu kali pada bulan Januari, Februari, April, Mei, September, Oktober, dan dua kali pada bulan November dan Desember. Hal ini terjadi disebabkan sistem perencanaan operasional yang kurang terintegrasi dengan mempertimbangkan kapasitas produksi. Dengan adanya jadwal induk produksi yang berfungsi sebagai basis dalam penentuan jadwal proses operasi di lantai pabrik, dan jadwal alokasi sumber daya untuk mendukung jadwal pengiriman produk kepada konsumen, maka perusahaan akan dapat melakukan kegiatan produksi secara terencana dan terkendali. Oleh sebab itu, PT. XYZ memerlukan perencanaan jadwal induk produksi transformator agar dapat melakukan pengendalian kegiatan produksi secara terintegrasi. Metode yang digunakan dalam pemecahan masalah adalah dengan melakukan penyusunan jadwal induk produksi (JIP) dalam upaya memenuhi jadwal pengiriman produk kepada pelanggan. Hasil penyusunan jadwal induk produksi menunjukkan semua produk yang dipesan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan konsumen atau dengan kata lain tidak ditemukan keterlambatan penyelesaian order pada lantai produksi dan juga dapat diperoleh rencana kapasitas kasar yang dibutuhkan perusahaan.
PENILAIAN PROSES PERAKITAN PRODUK SAKLAR DENGAN METODE QFD DI PT X Akhmad Bajora Nasution; Rosnani Ginting; Ikhsan Siregar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.542 KB)

Abstract

PT X adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi peralatan  listrik, seperti saklar, sekring, dan stopkontak. Permasalahan yang terjadi pada perusahaan adalah adanya pemborosan waktu dan biaya dalam proses produksi saklar 805 karena penggunaan komponen perakitan yang tidak memiliki nilai tambah, berukuran kecil, dan mudah rusak. Hal tersebut dapat menyebabkan waktu perakitan menjadi lebih panjang, sehingga unit cost produk menjadi tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi penyebab terjadinya pemborosan waktu dan biaya dalam proses perakitan produk. Permasalahan ini dipecahkan dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). QFD digunakan untuk mendapatkan suatu matriks yang menghubungkan antara atribut proses perakitan dengan karakteristik teknis produk. Karakteristik teknis produk yang memiliki nilai tertinggi menunjukkan bahwa karakteristik teknis tersebut menjadi fokus permasalahan yang dihadapi perusahaan, sedangkan atribut proses perakitan yang memiliki nilai tertinggi merupakan hal-hal yang harus diperbaiki untuk mengatasi permasalahan yang ada. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa kinerja karakteristik teknis yang memperoleh nilai tertinggi adalah karakteristik teknis waktu perakitan dengan nilai tingkat kesulitan 5,  derajat kepentingan 27 serta perkiraan biaya 22 dan biaya perakitan dengan nilai tingkat kesulitan 5,  derajat kepentingan 25 serta perkiraan biaya 23, sedangkan atribut proses perakitan yang memperoleh nilai relative weight tertinggi adalah variabel kaki part 805 mudah patah dengan nilai relative weight 16,538 dan komponen 8433, 8433 N, 805 A dan 3303 sebagai komponen penyusun saklar 805 perlu diselaraskan dengan nilai relative weight 16,318.
Aplikasi Fuzzy Linear Programming untuk Produksi Bola Lampu di PT XYZ Hendra Suantio; A. Jabbar M. Rambe; Ikhsan Siregar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.547 KB)

Abstract

PT XYZ merupakan perusahaan yang memproduksi bola lampu. Permintaan pasar yang tinggi menyebabkan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan tersebut dikarenakan perencanaan produksi yang tidak optimal. Dari data, diketahui bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pasar pada produk bola lampu merek Stanlee Star G-20 sebesar 8% dan S-25 sebesar 18,32% sedangkan bola lampu merek Dai-Ichi G40 diproduksi melebihi permintaan pasar sebesar 9,1%. Hal ini menyebabkan perusahaan kehilangan opportunity profit. Perencanaan produksi bola lampu diteliti dengan tujuan agar perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar sesuai dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Metode perencanaan produksi yang digunakan adalah metode fuzzy linear programming dengan metode simpleks. Dengan menggunakan Fuzzy Linear Programming dapat diperoleh nilai optimum jumlah produk bola lampu yang diproduksi sesuai permintaan pasar dan sesuai dengan keterbatasan sumber daya produksi. Sumber daya yang diteliti adalah kapasitas produksi, waktu kerja, dan bahan baku. Nilai interval logika fuzzy yang digunakan adalah t = 0 dan t = 1. Penyelesaian metode simpleks dilakukan dengan menggunakan software LINGO 13. Hasil penilitian menunjukkan bahwa permintaan pasar terpenuhi untuk ketiga merek bola lampu. Kapasitas produksi mencukupi sehingga tidak diperlukan penambahan jumlah mesin, sedangkan waktu kerja dan bahan baku tidak mencukupi. Perusahaan dapat menentukan jumlah bahan baku dan waktu kerja yang diperlukan dengan menggunakan nilai λ yaitu sebesar 0,536. Nilai λ digunakan untuk menentukan skala terbesar nilai interval t untuk setiap kendala bahan baku dan waktu kerja yaitu 0,464. Aplikasi fuzzy linear programming meningkatkan keuntungan sebesar 7,39% dari konsep linear programming biasa.
PERENCANAAN PRODUKSI DAN KAPASITAS JANGKA MENENGAH PADA PT X David Hertanto; Dini Wahyuni; Ikhsan Siregar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.072 KB)

Abstract

. Pada era globalisasi ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan suatu perencanaan produksi dan kapasitas  yang terintegrasi sehingga dapat meningkatkan  kemampuan perusahaan dalam memenuhi tuntutan permintaan dan kualitas produk dari konsumen yang semakin kritis dalam memilih produk. Dalam menentukan rencana produksi dan kapasitas ini perlu dilakukan perhitungan permintaan untuk menyusun rencana produksi, perhitungan kapasitas tersedia, kapasitas yang dibutuhkan, serta langkah-langkah yang harus diambil terkait dengan pengaturan kapasitas agar perusahaan memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung rencana produksi tersebut. Metode perhitungan rencana kapasitas dilakukan dengan menggunakan metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP). Dari hasil pengolahan yang dilakukan, didapatkan bahwa Work Center II pada lini produksi water based paint dan Work Center III pada lini produksi solvent based paint mengalami bottleneck dan menjadi constraint pada kemampuan produksi perusahaan secara keseluruhan. Akibatnya, kapasitas tersedia pada lini produksi water based paint  pada periode Januari, Februari, September, Oktober, November, dan Desember 2013 tidak mencukupi. Kondisi ini juga terjadi pada lini produksi solvent based paint yaitu pada periode November dan Desember 2013. Antisipasi terhadap kondisi tersebut dilakukan dengan melakukan pengaturan kapasitas yaitu dengan memindahkan beban produksi dari periode yang telah mencapai batas sumber daya perusahaan ke periode dimana sumber daya yang dimiliki berlebih. Dari hasil pengaturan kapasitas, diketahui bahwa kapasitas yang telah disediakan perusahaan masih mampu digunakan untuk memenuhi seluruh permintaan pada periode Januari sampai dengan Desember 2013.
ANALISIS KEBUTUHAN KAPASITAS UNTUK MEMENUHI PENYELESAIAN ORDER DI PT. APINDOWAJA AMPUH PERSADA Fakhrurrozy Lubis; Sukaria Sinulingga; Ikhsan Siregar
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 3 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.038 KB)

Abstract

PT. Apindowaja Ampuh Persada merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan suku cadang (spare part) untuk mesin kelapa. Pola aliran proses pada PT. Apindowaja Ampuh Persada bersifat job shop, sehingga masing-masing produk memiliki aliran proses yang berbeda. Tingginya jumlah permintaan spare part Main Shaft membuat pihak perusahaan mengalami masalah untuk memenuhi permintaan konsumen yang berakibat pihak perusahaan melakukan kebijakan untuk melakukan jam kerja tambahan (lembur) dan sub kontrak kepada perusahaan lain. Rought Cut Capacity Planning merupakan analisis untuk menguji ketersediaan kapasitas fasilitas produksi yang tersedia didalam memenuhi jadwal induk produksi (MPS). Kesimpulan dari penelitian ini diperoleh bahwa dari tujuh tenaga kerja dan empat stasiun kerja untuk memproduksi spare part Main Shaft ini terdapat dua stasiun kerja yang mengalami kekurangan kapasitas produksi yaitu pada proses pengelasan dan pemboringan. Total biaya produksi untuk pembuatan spare part Main Shaft berjumlah Rp. 864.920,-.