Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

ANALISIS NILAI WILLINGNESS TO PAY PER QUALITY ADJUSTED LIFE YEAR TERAPI PENYAKIT MODERATE MASYARAKAT DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2019 Melviani; Setia Budi
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 4 No 1 (2020): Borneo Journal of Pharmascientech
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51817/bjp.v4i1.272

Abstract

Health services in Indonesia have not been maximized to cover the needs of patients who have moderate disease. Furthermore, Pharmacoeconomics approach is most recommended for cost and quality control namely Cost utility analysis. The interpretation of the cost-effectiveness ratio requires a cost-effectiveness threshold to determine whether a health technology is cost-effective or not. One approach that can be used is by finding the estimation of willingness to pay per quality adjusted life years. The research objective was to determine the estimation of willingness to pay per quality adjusted life year for the moderate disease community in Banjarmasin and to find out the factors that influence it. The research method used a cross-sectional approach. The survey was conducted tothe community in Banjarmasin in 2019 by using stated preference methods with the contingent valuation approach. The samplewas 100 respondents. The research instrument was questionnaire which was consisted of measuring the value of WTP using the dichotomous bidding game method, the measurement of utility used EQ-5D based on a hypothetical scenario of moderate disease utility value. Analysis used bivariate correlation analysis spearman. The findings showed that the average of WTP per QALY EQ-5D-5L was Rp. 19,538,910 and the analysis of the variable characteristics of the respondents to the WTP per QALY obtained R square 0.397 (p = 0.026), which means that 39% of the dependent variable together will affect WTP. per QALY. This research is expected to provide input on the CE-Threshold based on community preferences.
Inisiasi Protocorm Like Bodies (PLB) Dendrobium sylvanum Siti Malahayati; Noval Noval; Setia Budi
Jurnal Pelayanan Kefarmasian dan Sains Vol 2 No 2 (2022): Journal of Pharmaceutical Care and Sciences (JPCS)
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1095.236 KB) | DOI: 10.33859/jpcs.v2i2.184

Abstract

Genus of Dendrobium orchid produces secondary metabolites namely medicinal alkaloid, the main alkaloid in dendrobium is dendrobine. Orchid plant parts that contain secondary metabolites in large quantities are in the form of protocorm like bodies (PLB). This research is about how to do an initiation of PLB from the seed of Dendrobium sylvanum. The aim of this research is to determine the concentration of giberelin (GA3) in Murashige and Skoog (MS) medium for PLB optimal initiation. Seed culture was cultivated in MS medium supplemented with GA3 in 3 concentrations: GA3 1 ppm; GA3 2 ppm; and GA3 4 ppm. The result showed the concentration that can give the optimal growth is GA3 1 ppm based on the appeareance of PLB, colour of PLB, diameter of PLB, growth index, and anatomy of PLB.
Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Bunga Lai (Durio kutejensis) Setia Budi; Kunti Nastitia
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 3, No 2 (2022): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v3i2.9076

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi/ skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan Bunga Lai (Durio kutejensis). Bunga Lai memiliki potensi untuk dapat dikembangkan menjadi salah satu produk sedian farmasi, namun Bunga Lai masih kurang dikenal jika dibandingkan dengan jenis tanaman Durio zibethinus. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif yang bersifat eksperimental. Pada pengujian skrining fitokomia menggunakan metode kualitatif dan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode kuantitatif. Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna dan uji aktivitas antioksidan  menggunakan metode DPPH yaitu dengan cara mengukur penangkap radikal sintetik dalam pelarut polar. Metode DPPH (Difenil pikrilhidrazil) untuk mengukur daya peredaman sampel (ekstrak) terhadap radikal bebas DPPH yang akan bereaksi dengan atom hidrogen dari senyawa peredaman radikal bebas membentuk DPPH yang lebih stabil. Pada pengujian antioksidan bunga lai (Durio kutejensis) dengan menggunkan ekstrsk kental dengan kosentrasi berbeda beda yaitu : 10 mg/L, 20 mg/L, 40 mg/L, 80 mg/L, 100 mg/L, 150 mg/L. Didapatkan hasil % inhibisi Ekstrak Bunga Lai  berturut-turut 68,16% untuk formula I, 56,25% untuk formula II, dan 41,21% untuk formula III, sedangkan nilai IC50 sebesar 2,38 ppm. Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas antioksidan ekstrak bunga Lai memiliki nilai IC50 yang lebih rendah dibandingkan vitamin C. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan pada bunga Lai lebih tinggi dibandingkan dengan Vitamin C. Dapat disimpulkan, dilihat dari aktivitas antioksidannya ekstrak bunga Lai sangat berpotensi sebagai alternatif bahan antioksidan alami. Kata kunci : Durio; Kutejensis; Lai; Bunga Durian. ABSTRACTThis study aims to identify/screen phytochemicals and test the antioxidant activity of Flower Lai (Durio kutejensis). Flower Lai has the potential to be developed into a pharmaceutical product, but Flower Lai is still less well known when compared to Durio zibethinus. In this study, researchers used qualitative and quantitative methods that were experimental. The phytochemical screening test used qualitative methods and the antioxidant activity test used quantitative methods. The phytochemical screening method was carried out by observing the color test reaction using a color reagent and the antioxidant activity test using the DPPH method, namely by measuring synthetic radical scavengers in polar solvents. The DPPH (Diphenyl picrylhydrazil) method is used to measure the reducing power of the sample (extract) against DPPH free radicals which will react with hydrogen atoms of free radical scavenging compounds to form more stable DPPH. Free radical scavenging compounds that react with DPPH will become new radicals that are more stable or non-radical compounds. In testing the antioxidants of other flowers (Durio kutejensis) using a thick extract with different concentrations, namely: 10 mg/L, 20 mg/L, 40 mg/L, 80 mg/L, 100 mg/L, 150 mg/L. The results of the % inhibition of Flower Lai Extract were 68.16% for formula I, 56.25% for formula II, and 41.21% for formula III, while the IC50 value was 2.38 ppm. Based on the results of the study, the antioxidant activity of Lai flower extract has a lower IC50 value than vitamin C. This indicates that the antioxidant activity of Lai flower is higher than that of Vitamin C. Judging from its antioxidant activity, Lai flower extract has the potential as an alternative natural antioxidant. Keywords : Durio; Kutejensis; Lai; Flower Lai.
Inisiasi Protocorm Like Bodies (PLB) Dendrobium sylvanum Siti Malahayati; Noval Noval; Setia Budi
Jurnal Pelayanan Kefarmasian dan Sains Vol 2 No 2 (2022): Journal of Pharmaceutical Care and Sciences (JPCS)
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/jpcs.v2i2.184

Abstract

Genus of Dendrobium orchid produces secondary metabolites namely medicinal alkaloid, the main alkaloid in dendrobium is dendrobine. Orchid plant parts that contain secondary metabolites in large quantities are in the form of protocorm like bodies (PLB). This research is about how to do an initiation of PLB from the seed of Dendrobium sylvanum. The aim of this research is to determine the concentration of giberelin (GA3) in Murashige and Skoog (MS) medium for PLB optimal initiation. Seed culture was cultivated in MS medium supplemented with GA3 in 3 concentrations: GA3 1 ppm; GA3 2 ppm; and GA3 4 ppm. The result showed the concentration that can give the optimal growth is GA3 1 ppm based on the appeareance of PLB, colour of PLB, diameter of PLB, growth index, and anatomy of PLB.
Formulasi Dan Evaluasi Stabilitas Sediaan Lip Balm Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Amalia Ridhani; Setia Budi; Nurul Hidayah
Sains Medisina Vol 1 No 1 (2022): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.142 KB)

Abstract

Bibir merupakan bagian wajah yang terlihat harus dijaga dan diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan lip balm. Lip balm adalah kosmetik yang digunakan untuk mencegah bibir kering, pecah-pecah, dan kusam. Ekstrak buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dapat digunakan dalam formulasi lip balm karena mengandung flavonoid yang berguna sebagai antiinflamasi, antihipertensi, dan antioksidan serta membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pembengkakan. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi dan mengevaluasi stabilitas sediaan lip balm dari ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa). Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimental dengan desain studi kasus one-shot. Ekstrak buah Mahkota dewa diformulasikan ke dalam tiga formulasi, kemudian dilakukan uji stabilitas sediaan yang meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, stabilitas sediaan, daya lekat, dan kesukaan (Hedonic). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa semua formulasi memiliki stabilitas yang baik dan memenuhi persyaratan uji organoleptik dan homogenitas. Stabilitas pH dan adhesi tidak stabil tetapi masih memenuhi parameter. Uji kesukaan (Hedonic) menunjukkan bahwa formulasi 3 kurang disukai oleh responden. Jadi, terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil evaluasi uji pH dan kelengketan ketiga formulasi lip balm tersebut dengan nilai signifikan 0,027.
Formulasi dan Evaluasi Sediaan Lip Balm Ekstrak Buah Semangka (Citrullus lanatus) sebagai Sun Protection Ni Nyoman Risnayanti; Setia Budi; Mia Audina
Sains Medisina Vol 1 No 2 (2022): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.477 KB)

Abstract

Bibir merupakan salah satu bagian kulit yang perlu dijaga kelembabannya, sehingga diperlukan sediaan yang dapat digunakan untuk melindungi dan menjaga kesehatan bibir dari paparan sinar matahari menggunakan tabir surya atau sun protection. Semangka mengandung karotenoid (likopen) yang bertindak sebagai penghambat UV. Lip balm adalah kosmetik yang digunakan untuk mencegah kekeringan dan melindungi bibir dari paparan radiasi sinar UV. Tujuan penelitian mengetahui ekstrak buah semangka dapat diformulasikan sebagai sediaan lip balm, mengetahui terdapat perbedaan karakteristik pada sediaan lip balm dengan basis carnauba wax pada konsentrasi 4%, 6%, dan 8 %, mengetahui formula lip balm memiliki aktivitas sebagai sun protection factors (SPF). Metode penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental dengan rancangan one-shot case study. Ekstrak buah semangka diformulasikan menjadi tiga formula dan selanjutnya dilakukan evaluasi sediaan meliputi uji organoleptis, homogenitas,pH, daya sebar, daya lekat dan uji aktivitas spf. Hasil penelitian sediaan lip balm ekstrak semangka pada formulasi 3 menunjukkan perbedaan tekstur dibandingkan formulasi 1 dan 2. Hasil uji homogenitas, pH, daya sebar, dan daya lekat menunjukkan bahwa semua formulasi memenuhi spesifikasi. Hasil uji aktivitas menunjukkan nilai SPF sebesar 20,06. Berdasarkan analisis data menunjukkan adanya perbedaan signifikan dari hasil evaluasi fisik sediaan lip balm pada formula 1, 2 dan 3. 
Identifikasi Senyawa Kimia Dan Penetapan Kadar Flavonoid Total Pada Tingkatan Fraksi Daun Hapa-Hapa (Flemingia macrophylla) Citra Agustiani Kusuma; Kunti Nastiti; Setia Budi
Sains Medisina Vol 1 No 2 (2022): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.062 KB)

Abstract

Daun hapa-hapa (Flemingia macrophylla) secara empiris digunakan masyarakat dalam mengatasi permasalahan kulit seperti flek dengan cara mencampurnya bersama bedak dingin. Hasil skrining menunjukkan adanya Flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan akan meningkat dengan tingginya kadar flavonoid. Adanya korelasi antara antioksidan dan flavonoid, maka perlu dilakukan penetapan kadar flavonoid. Diketahui kadar pada ekstrak sebesar 64,4 mg QE/g, sedangkan penelitian pada tingkatan fraksi belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengidentifikasi senyawa kimia dan mengetahui kadar flavonoid total pada tingkatan fraksi daun Hapa-Hapa (Flemingia macrophylla). Penelitian ini menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Metode fraksinasi adalah ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan air. Penapisan fitokimia menggunakan uji fitokimia, dan kadar flavonoid total ditentukan dengan spektrofotometri UV-Vis. Hasil uji kualitatif, fraksi n-heksan mengandung fenolik, flavonoid, steroid, dan antrakuinon. Pada fraksi etil asetat mengandung alkaloid, flavonoid, fenolik, tanin, terpenoid, antrakuinon, dan saponin. Pada fraksi aquadest mengandung flavonoid, fenolik, terpenoid, antrakuinon dan saponin. Sedangkan uji kuantitatif menunjukkan kadar flavonoid total fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi aquadest masing-masing adalah 23,3 mg QE/g; 28,5 mg QE/g; dan 13,9 mg QE/g. kesimpulan dari penelitian ini, fraksi etil asetat mengandung lebih banyak senyawa kimia serta memiliki kadar flavonoid tertinggi dibanding fraksi lainnya.
Formulasi Balm Stick Minyak Atsiri Cengkeh (Syzygium aromaticum) dan Uji Aktivitas Anti Radang dengan Metode Granuloma Pouch Method Nella Wiyana; Setia Budi; Rohama Rohama
Sains Medisina Vol 1 No 5 (2023): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak atsiri cengkeh (Syzygium aromaticum) memiliki banyak kegunaan, salah satunya sebagai anti peradangan. Eugenol pada minyak atsiri cengkeh merupakan kandungan yang  bekerja sebagai anti peradangan. Balm stick dibuat karena dapat memudahkan penggunaannya dan tidak mengotori tangan, sehingga sediaan  langsung bersentuhan pada daerah yang akan diobati. Tujuan pada penelitian ini mengetahui sifat fisik dan aktivitas anti peradangan dari sediaan balm stick minyak atsiri cengkeh, yang kemudian didapatkan sediaan balm stick minyak atsiri cengkeh yang baik secara fisik dan memiliki aktivitas anti peradangan. Metode yang digunakan merupakan penelitian eksperimental. Sediaan balm stick dibuat menjadi 3 formulasi dengan variasi konsentrasi minyak atsiri cengkeh, yaitu 2,5%, 5%, dan 10%. Sediaan balm stick dievaluasi fisik dan diuji aktivitas anti radang dengan metode granuloma pouch. Hasil pengamatan uji organoleptis didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dari setiap formulasi, hasil uji homogenitas didapatkan sediaan homogen. Hasil uji pH didapatkan pH yang sesuai dengan pH normal kulit manusia, uji daya oles sediaan dapat dioleskan dan menempel baik pada kulit. Uji aktivitas anti radang didapatkan memiliki aktivitas sebagai anti radang. Dapat disimpulkan setiap formulasi sudah memenuhi persyaratan dari evaluasi fisik sediaan. Formulasi yang optimal berdasarkan uji aktivitas anti radang adalah formulasi 3 dengan konsentrasi minyak atsiri cengkeh sebesar 10%.
Formulasi Spray Scant Diffuse dan Uji Aktivitas Anti Bau Herna Fauziah; Setia Budi; Nur Hidayah
Sains Medisina Vol 1 No 5 (2023): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bau badan merupakan masalah yang cukup penting dan dapat menganggu aktivitas seseorang. Mengetahui evaluasi fisik dan aktivitas yang optimal pada sediaan spray scant diffuse Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Sediaan spray scant diffuse dibuat menjadi 3 formulasi dengan variasi konsentrasi bahan kimia. Sediaan spray scant diffuse dievaluasi fisik dan dilakukan uji aktivitas anti bau. Berdasarkan uji organoleptis didapatkan hasil tidak jauh berbeda dari setiap formulasi, hasil uji homogenitas semua sediaan homogen. Hasil uji pH didapatkan pH yang sesuai dengan rentang pH sediaan spray 4,5-6,5. Uji viskositas hasil formulasi I, II, dan III sudah memenuhi persyaratan. Uji pola penyemprotan hasil dari ketiga formulasi memiliki pola penyemprotan yang baik sesuai dengan persyaratan uji pola penyemprotan. Uji aktivitas anti bau hasil formulasi I dapat menghilangkan bau. Sedangkan pada formulasi II dan III hanya sedikit bau yang hilang. Setiap formulasi sudah memenuhi persyaratan dari evaluasi fisik sediaan. Formulasi yang stabil berdasarkan uji aktivitas anti bau adalah formulasi I dengan konsentrasi hidrogen peroksida 300 ml dan natrium bikarbonat 150 mg.
Formulation and Evaluation of Chitosan as Disintegrant for Fast Disintegrating Tablet with Fennel Seed Extract (Foeniculum vulgare) Adam Ferdian Sigit Pratama; Setia Budi; Melviani Melviani
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Vol 20, No 1 (2023): Jurnal Ilmu Farmasi & Farmasi Klinik
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/jiffk.v20i1.7272

Abstract

Kitosan merupakan polimer yang berasal dari cangkang hewan laut yang berpotensi digunakan sebagai disintegran. Kitosan diformulasikan dengan ekstrak biji adas menjadi sediaan Fast Disintegrating Tablet (FDT) ini untuk meningkatkan efektifitas terapi pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kitosan sebagai disintegran pada sifat fisik FDT Ekstrak Biji Adas. Metode penelitian menggunakan metode quasi experimental dengan rancangan one-group post-test only. Dibuat 4 formula FDT dengan variasi jumlah kitosan yaitu 6 (F1), 12 (F2), 18 (F3) dan 24 (F4). Tablet dievaluasi secara organoleptis, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, waktu pembasahan, dan waktu disintegrasi. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif dan statistik menggunakan one-way ANOVA dilanjutkan post-hoc tukey. Hasil evaluasi fisik dihasilkan tablet berwarna coklat tua, berbau aromatik adas, rasa pahit pedas, dan bentuk bulat. F2 memiliki kekerasan 3,3 kg kerapuhan 0,56% waktu hancur 162 detik pembasahan 10,08 menit dan disintegrasi 54 detik memenuhi semua ketentuan tablet FDT. F1, 3, dan 4 tidak sesuai dengan persyaratan tablet FDT. Kitosan 4% dapat digunakan sebagai disintegran dan memberikan pengaruh aspek kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan waktu pembasahan.