Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Gambaran Pola Asuh Keluarga Pada Anak Remaja Di Kota Padang Panjang Agustika Antoni; Anisa Febristi
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 17, No 1 (2023): Vol 17 No. 01 JANUARI 2023
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v17i1.3991

Abstract

Pergaulan bebas dikalangan remaja sangat mengkhawatirkan. Remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung mengambil resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan matang .Penyebab remaja menerima penolakan dalam kelompok teman sebaya diakibatkan kemampuan berinteraksi remaja yang belum baik. Berinteraksi sendiri tidak cukup diartikan dengan bertegur sapa, tetapi lebih kepada pertahanan diri untuk tidak mengikuti pengaruh negatif teman sebaya sekaligus juga saling berbagi pengaruh positif terhadap kelompok teman sebaya. Remaja agar diterima dalam kelompok teman sebaya memerlukan keterampilan memberikan pengaruh posistif dalam kelompok teman sebaya sehingga keberadaannya diakui oleh anggota kelompok teman sebaya lainnya. Namun kasus yang ditemukan dilapangan, banyak remaja yang besar peranannya dalam kelompok teman sebaya justru memberikan pengaruh negatif terhadap anggota kelompok lainnya.Interaksi social yang mengakibatkan munculnya prilaku-prilaku maladaptive pada remaja seperti pemakaian NAFZA, prilaku LGBT, prilaku bullying, prilaku tawuran.Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Pola Asuh Keluarga pada remaja di kota Padang Panjang menggunakan kuesioner pola asuh dengan jumlah sampel 30 orang tua yang memiliki remaja  (n=30) dengan teknik accidental Sampling.Hasil yang dapat disimpulkan adalah bahwa Kota Padang Panjang merupakan yang di juluki Kota Serambi Mekkah dan kota pendidikan. yang mana di sana masih berlaku kontrol social pada masyarakat sehingga lingkungan dengan citra menjunjung nilai agama mengakibadkan masyarakat yang berperan sebagai orang tua memiliki pola asuh berpatokan kepada syariat agama sehingga membuat jati diri remaja memiliki podasi yang kuat dengan landasan agama.Kata Kunci: Orang Tua,Pola Asuh,Lingkungan,Jati Diri , Remaja.
PENTINGNYA EDUKASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN STATUS KESEHATAN DAN GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIJUNJUNG SUMATERA BARAT Agustika Antoni; Sri Oktarina; Anisa Febristi
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 1 (2023): Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i1.1855

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan berupa Pentingnya Edukasi DalamUpaya Meningkatkan Status Kesehatan dan Gizi Anak Balita di Pematang Panjang WilayahKerja Puskesmas Sijunjung. Mitra dalam kegiatan ini adalah Puskesmas Sijunjung dengansasaran adalah ibu-ibu hamil dan ibu balita yang datang ke Posyandu Permasalahan gizi dankesehatan terutama pada balita dapat dicegah melalui kegiatan edukasi yang diberikan melaluikegiatan Posyandu. Tujuankegiatan pengabdian adalah untuk menambah pengetahuanorangtua balita dan Ibu hamil mengenai perubahan perilaku gizi yang baik sehingga dapatmeningkatkan status kesehatan ibu hamil dan gizi anak balita. Hasil yang di dapat adalahbahwa pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil di desa Pematang Panjang sudah dikategorikan baik yaitu 100 % sebelum dan sesudah penyuluhan tentang gizi Ibu Hamil,sedangkan pengetahuan ibu balita tentang gizi anak balita di desa Pematang Panjang mayoritassudah di kategorikan baik yaitu 87,5 % sebelum penyuluhan tentang dan sesudah penyuluhanmeningkat menjadi 100 %. Program lanjutan dari PKM ini sebaiknya adalah membuat suatupengabdian masyarakat dalam membentuk swadaya masyarakat sebagai pendamping ibu hamildan ibu balita dalam menghidangkan makanan untuk ibu hamil bagi ibu hamil dan anak balitabagi ibu balita karena semua pihak yang terlibat selama ini seperti petugas kesehatan danswadaya masyarakat (Kader) sudah melakukan peningkatan pengetahuan cara menyajikanmakanan pada ibu hamil dan balita dalam upaya pencegahan Stunting di sijunjung.Kata kunci : Stunting, Status Kesehatan, Status Gizi, Posyandu
Gambaran Status Psikologis Orang Tua Terhadap Kejadian Stunting Di Wiliyah Kerja Kenagarian Pematang Panjang Kab.Sijunjung Tahun 2022 Anisa Febristi; Agustika Antoni
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 17, No 1 (2023): Vol 17 No. 01 JULI 2023
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v17i1.4184

Abstract

ABSTRAK: Wanita yang sudah memiliki keluarga selain menjadi seorang istri dia memiliki peran lain yaitu menjadi seorang ibu. Peran ibu dan lingkungan sangat berperan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Latar belakang pendidikan ibu, keadaan fisik dan mental, kemampuan ibu untuk mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari serta dukungan keluarga berakumulasi dalam bentuk tumbuh kembang anak. Faktor yang dapat meningkatkan risiko gangguan terjadinya kesehatan mental, mulai dari kondisi psikologi, sosial, hingga biologi.Kesehatan mental seorang ibu dapat memengaruhi kondisi keluarga, pola asuh anak,dan status gizi anak. Permasalahan psikologis yang sering dialami oleh seorang ibu adalah tumbang sianak Tujuan pendekatan merupakan mengubah situasi yang problematis supaya identik membicarakan solusi dari pemasalahan.Teknik penelitian ini Deskriptif dengan pengambilan Acidental Sampling digunakan untuk memperoleh melihat gambaran status psikologis ibu terhadap kejadian Stunting. Subyek Penelitian adalah ibu yang memiliki anak bayi atau balita di kenagarian pematang panjang kuisioner Depression Ansiety Stress Scale(DASS42)dengan jumlah pertanyaan sebanyak 42 pertanyaan dengan pilihan jawaban yaitu “tidak pernah” diberi skor 0, “kadang-kadang/pernah sekali” diberi skor 1, “Sering” diberi skor 2, “sangat sering mengalami” diberi skor 3.Hasil penelitian didapatkan untuk skala depresi dan skala stress 100 % normal terhadap angka kejadian Stunting pada anak di kenagarian Pematang Panjang Kab.Sijunjung sedangkan untuk Skala Kecemasan sebagian Besar 70% mengalami kecemasan terhadap angka kejadian Stunting yang tinggi di kenagarian Pematang Panjang Kab.Sijunjung. Kata Kunci: Ibu,Balita,Psikologis,Stunting)
The Effect of Pre-Anesthesia Assessment on Patient Safety in the Operating Room Nopan Saputra; Yance Komela Sari; Anisa Febristi
Health and Medical Journal Vol 6, No 1 (2024): HEME January 2024
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v6i1.1367

Abstract

Background: The development of the science of anesthesia provides consideration in administering the type of anesthesia used. The pre-anesthesia assessment is the basis for planning the findings on the monitor during and after anesthesia. The completeness of the pre-anesthesia assessment has an important role in patient safety, if the anesthetic assessment is not properly completed it allows errors in the operation process. Patient safety goals are the main requirement to be implemented in all hospitals accredited by KARS. Patient safety goals intend to drive specific improvements in patient safety. This goal highlights problematic areas of health care. The wrong-site, wrong procedure and wrong-patient surgery are something that is worrying and not uncommon in the hospital. This error resulted from ineffective communication between members of the surgical team, not involving the patient in site marking, and no procedure for verifying the surgical site. Objective: The study aims to see the effect of the completeness of the pre-anesthesia assessment on patient safety. Methods: The research design is a cross-sectional study. The population in this study were patients who underwent surgery with a total sample of 70 people. Data processing through the stages of editing, coding, entry, and cleaning. Univariate analysis and bivariate analysis used the chi-square test with a 95% degree of confidence α = 0.05. Results: The results showed that the completeness of the pre-anesthesia assessment was complete with a percentage of 88.6%. Good patient safety with a percentage of 65.7%. There was no significant relationship between the completeness of the pre-anesthesia assessment and patient safety (p=0.076). Conclusions: To improve the implementation of pre-anesthesia assessments, hospitals need to review the completeness of filling out pre-anesthesia assessments by anesthesiologists before patients are operated on, to prevent errors in improving patient safety. Prepare facilities and infrastructure for the needs of patient safety programs by accreditation standards.
PENERAPAN TERAPI SUPORTIF TERHADAP PENURUNAN QUARTER LIFE CRISIS SCALE PADA REMAJA YANG TINGGAL DIPANTI ASUHAN AL-IHSAN KAMPUNG OLO NANGGALO PADANG TAHUN 2022 Anisa Febristi; Agustika Antoni
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 6, No 2 (2023): November 2023
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v6i2.2225

Abstract

Remaja adalah individual yang memikirkan masa depan ada perasaan kwatir yang hadir atas ketidakpastian menenai kehidupan yang akan mendatang seperti karir dimasa depan , adaptasi tempat kerja mana yang dia hadapi, tentang pasangan hidup,rancangan kesejahteraan hidup, tekanan dari keluarga terkait karir dan perbandingan dengan teman sebaya yang memiliki progress kehidupan lebih matang. Perasaan kwatir yang dimiliki oleh remaja ini dinamakan Quarter Life Crisis menurut (Atwood 2008) Fase yang dialami ini diawali pada rentang usia 18- 29 tahun. Quarter Life Crisis merupakan individual yang mengalami berbagai permasalahan psikologis, merasa terombang- ambing dan mengalami krisis emosional apalagi jika remaja tersebut tinggal dipanti asuhan terkait mimpi dan harapan,tantangan kepentingan akademis serta kehidupan pekerjaan dan karier kedepanya merasa tidak yakin dengan kemampuan yang dimiliki, selalu membandingkan dirinya dengan orang lain, biasanya akan menarik diri dengan lingkungannya akibadnya kepercayaan diri yang terus menurun akan memberikan dampak yang lebih besar terhadap individu (Robinson, Demetre, and Litman 2017).Intervensi yang dapat membantu individual dalam situasi Quarter Life Crisis adalah menemukan cara untuk membangkitkan semangat baru dengan terapi kelompok Suportif. Hal ini disebabkan individu di dalam kelompok tersebut memiliki permasalahan yang sama dan dapat saling berbagi sehingga memunculkan Insight baru mengenai perilaku yang lebih adaptif.Metode: Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini digunakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian quasi experiment dengan metode one group pretest posttest design, yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa pembanding. Pertama pengukuran tes awal (pre-test) kuisioner Quarter Life Crisis Scale.Jika didapat kan skore rendah maka diberikan perlakuan dalam jangka waktu yaitu Terapi Suportif dengan 4 sesi yang akan diobservasi dengan menggunakan buku kerja, setelah itu dilakukan pengukuran kembali (post-test) Menggunakan kuisioner yang sama. Lebih dari setengah (75,0%) anak remaja yang tinggal di Panti Asuhan Al-Ihsan Kampung Olo Mengalami Tingkat Quarter Life Crisis yang tinggi (Pre Test) terhadap apa yang akan dialami nanti nya . Lebih dari setengah (68,8%) anak remaja yang tinggal di Panti Asuhan Al-Ihsan Kampung Olo Mengalami Tingkat Quarter Life Crisis rendah sesudah diberikan intervensi. Hasil Uji Statistik disapatkan nilai pValue < α (P=0,029) berarti pada alfa 5% terlihat adanya perbedaaan yang signifikan antara sebelum dan sesuadah diberikan intervensi Therapy Supotif pada Remaja Yang Tinggal dipanti Asuhan Al-ihsan Kampung Olo NanggaloKata kunci : Remaja,Panti Asuhan,Quarter Life Crisis Scale,Therapy Suportif
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA Shinta Dewi Kasih Bratha; Anisa Febristi; Raden Surahmat; Salis Miftahul Khoeriyah; Yafi Sabila Rosyad; Ainil Fitri; Yohanes Andy Rias
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 11 (2020): JURNAL KESEHATAN - Special Issue Hari Kesehatan Nasional 2020
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v11i0.399

Abstract

Latar Belakang: Penderita Skizofrenia seringkali mengalami kekambuhan setelah kembali ke masyarakat. Hal ini menjadi persoalan serius karena banyak faktor yang mennjadi pencetus kekambuhan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil-hasil penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan pasien skizofrenia.Metode: Penelitian ini menggunakan strategi penelusuran artikel penelitian dari tahun 2015 hingga 2020 dengan database pubmed dan google scholar dan menggunakan kata kunci tertentu. Sebanyak 14 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dinilai dengan Duffy’s Critical Apraisal Approach sehingga terpilih 8 artikel yang masuk ke dalam superior average dengan rata-rata skor 278.Hasil: Hasil telaah pada 8 artikel menunjukkan bahwa  sebagian besar faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan antara lain karakteristik pasien, kepatuhan minum obat (6 artikel), dan dukungan sosial (5 artikel).Simpulan: Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan skizofrenia antara lain karakteristik responden (pendidikan, pekerjaan, usia, riwayat keluarga), kepatuhan minum obat, dukungan social dan dukungan keluarga
SKRINING KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI, KOLESTROL DAN DIABETES MILITUS PADA MASYARAKAT USIA MIDLE AGE (45-59 TAHUN) WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS KOTA PADANG TAHUN 2023 Nurhamidah Rahman; Anisa Febristi; Yusran Lubis
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 2 (2023): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i2.2144

Abstract

Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit kronis dengan durasi yang panjang dengan prosespenyembuhan atau pengendalian kondisi klinisnya yang umumnya lambat. Di tingkat komunitas telahdiinisiasi pembentukan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM dimana dilakukan deteksi dini faktorrisiko, penyuluhan dan kegiatan bersama komunitas untuk menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.Kegiatan skrining kesehatan ini bertujuan untuk mendeteksi dini factor risiko yang ditimbulkan daripenyakit Hipertensi, kolesterol dan Diabetes Mellitus pada lansia di wilayah kerja Puskesmas AndalasPadang. Hasil dari pengabdian skrining kesehatan ini didapatkan sebanyak 5 (18,5%) respondenmempunyai nilai gula darah diatas normal, 19 (70,3%) responden mempunyai nilai kolesterol diatas normaldan sebanyak 9 (33.3%) responden yang nilai asam uratnya diatas normal serta dari 27 responden yangdilakukan skrining yang mempunyai tekanan darah diatas normal sebanyak (14.8%). Dari kegiatan inipeneliti dapat menarik kesimpulan pentingnya pemeriksaan dini kesehatan untuk deteksi dini kesehatanlansia, dan kepada lansia yang mempunyai hasil pemeriksaan diatas normal disaran untuk memeriksakankesehatan lebih lanjut ke puskesmas atau kepelayanan kesehatan lainnyaKata Kunci: Screening kesehatan, Hipertensi, kolesterol, Diabetes Mellitus
SOSIALISASI PENDAMPINGAN KADER “RELASI” REGULASI EMOSI TERHADAP PENURUNAN TINGKAT PRILAKU MALADAPTIVE PADA REMAJA YANG TINGGAL DIPANTI ASUHAN AL-HURUL AIN BUNGOPASANG KOTO TANGAH Anisa Febristi; Rika Amran
Jurnal Abdimas Saintika Vol 5, No 2 (2023): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v5i2.2141

Abstract

Perkembangan remaja, kegagalan menyelesaikan sebuah tugas perkembangan, terkait perilaku sosial yangbertanggung jawab, dapat membuat remaja rentan melakukan perilaku agresif atau melakukan kekerasanyang lazim disebut sebagai prilaku yang maladaptive. Jika emosi negatif yang dirasakan dapat dirubahmenjadi emosi yang positif agar tidak disalurkan kepada perilaku yang agresif seperti perilaku Maladaptive.Kemampuan mengendalikan diri dan mampu mengontrol emosi adalah bentuk ciri individu yang memilikikematangan emosi. Proses belajar menuju kematangan emosi melalui proses interaksi dengan lingkungan,pada kenyataannya ada juga remaja yang tidak mampu untuk mencapai kematangan emosi tersebut.Tujuanlain dari program ini adalah untuk mengubah emosi negatif menjadi emosi positif adalah kemampuanindividu untuk menilai dan bertanggung jawab terhadap emosi-emosi yang dirasakannya, sehingga individutersebut dapat membuat keputusan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari setengah (68,8%)anak remaja yang tinggal di Dipanti Asuhan Al-Hurul Ain Bungopasang Koto Tangah tergolong memilikiprilaku yang maladaptive dengan menggunakan skala Maladaptive Behavior Index-Vineland AdaptiveBehavior Scale.Beberapa contoh prilaku maladaptive yang dapat diutarakan oleh remaja adalah Terlalubergantung pada orang lain, Lebih suka menyendiri, Suka marah2, Tidak suka melihat keramaian, Tidaksuka makan rame2, Memiliki kesulitan makan, Suka sedih, Tidak bersemangat, Implusif (bertindak tampaberfikir), Suka mengejek, Berbohong , Keras kepala, Egois, Menyontek, Tidak sopan, Suka bolos. Makadiberikan sosialisasi tentang”RELASI” Regulasi Emosi kepada remaja yang beresiko memiliki prilakuyang maladaptive.Setelah diperikan edukasi tentang regulasi emosi Baru nanti dipilih satu sampai 2 orangutuk dijadikan kader ‘RELASI”di Dipanti Asuhan Al-Hurul Ain Bungopasang Koto Tangah. Disarankanpada responden dan Kader melakukan dan menilai yang (skrining) prilaku adik jika sudah mengarah kemaladaptive akan cepat malekukan intervensi yang sudah diajarkan sehingga mampu mencegak prilakumaladaptive yang lebih berbahaya bagi masa depanyaKata Kunci: Remaja, Maladaptive Behavior Index-Vineland Adaptive Behavior Scale,Panti Asuhan Al-Hurul Ain Bungopasang Koto Tangah.
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MIDDLE AGE 45-59 DI NAGARI SILONGO KECAMATAN LUBUK TAROK Rikayoni, Rikayoni; Rahmi, Dian; Febristi, Anisa
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 7, No 2 (2024): November 2024
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v7i2.3018

Abstract

Pola makan merupakan kebiasaan makan sehari–hari dan perilaku yang paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi seseorang. Hal ini disebabkan karena kualitas dan kuantitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan masyarakat. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang (Kemenkes RI, 2014.)  Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada middle age 45-59 tahun di Nagari Silongo  Kec. Lubuk Tarok.Desain penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden dengan teknik pengambilan sampel Total Sampling.. Hasil penelitian menujukkan bahwa pola makan responden yang buruk dengan kejadian hipertensi sebanyak 14 orang (82,4%), pola makan responden yang buruk dengan tidak mengalami hipertensi sebanyak 3 orang (17,6%).  pola makan responden yang baik dengan kejadian hipertensi  sebanyak 3 orang (23,1%), dan pola makan responden yang baik dengan tidak mengalami hipertensi sebanyak 10 orang (76,9). Dengan uji statistic nilai p= 0,004 (p<0,05) artinya terdapat hubungan antara pola makan  dengan kejadian hipertensi pada middle age 45-59 tahun) di Nagari Silongo Kec Lubuk Tarok.Kata Kunci : Pola Makan, Kejadian Hipertensi
Study Fenomenologi Terhadap Pengalaman Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga Dengan Gangguan Jiwa Di Rumah Dian Rahmi; Rikayoni; Anisa Febristi
Nan Tongga Health And Nursing Vol. 20 No. 1 (2025): Nan Tongga Healt And Nursing
Publisher : Universitas Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59963/nthn.v20i1.456

Abstract

Mental disorders are health conditions that affect how individuals think, feel, and behave. According to the World Health Organization (WHO, 2022), one in eight people reported a prevalence of schizophrenia or psychosis of 7 per mille. Mental disorders are health problems that not only affect individuals but also families as the primary caregivers. Families are responsible for ensuring medication adherence, assisting patients with daily activities, monitoring behavioral changes, and providing emotional support. This caregiving process is inseparable from various challenges, such as psychological burden, limited knowledge, social stigma, and barriers to accessing mental health services. Each family has different caregiving experiences. The heavy psychological burden experienced by families of people with mental disorders often leads to inadequate support provided to patients. This study aimed to explore the experiences of families in caring for a member with mental disorders at home. A qualitative approach with a phenomenological design was employed. Eight participants were selected through purposive sampling, with inclusion criteria of having a family member diagnosed with a mental disorder and living in the same household. Caring for a family member with a mental disorder imposes a multidimensional burden on families; however, they strive to endure through coping strategies and support from mental health nurses. The findings highlight the importance of family psychoeducation, family support groups, spiritual guidance, social advocacy, and community education to reduce stigma.