Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Berat Organ Usus Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Pasca Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) pada Pakan Ersawati, Neti; Susari, Ni Nyoman Werdi; Setiasih, Ni Luh Eka
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (3) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.506 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.3.278

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tepung daun kelor dalam pakan terhadap berat organ usus tikus putih (Rattus norvegicus). Tepung daun kelor diberikan secara oral pada 20 ekor tikus yang dibagi dalam 4 kelompok yaitu 1 kelompok kontrol dan 4 kelompok perlakuan dengan konsentrasi 0%; 2,5%; 5,0%; 10% dan 20% masing-masing dengan 5 kali ulangan selama satu bulan. Tikus putih dibedah dan ditimbang organ ususnya. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANOVA (analysis of varian),dan dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan berat organ yang signifikan. Kesimpulan: Penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera) pada pakan tidak menyebabkan perubahan terhadap berat organ usus tikus putih (Rattus norvegicus).
Morfometri Usus Besar Kerbau Lumpur (Bubalus bubalis) di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat Yudeska, Citra; Susari, Ni Nyoman Werdi; Suatha, I Ketut; Heryani, Luh Gde Sri Surya
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (4) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.4.631

Abstract

Kerbau lumpur (Bubalus bubalis) merupakan salah satu jenis ternak yang cukup potensial dikembangkan di Pulau Lombok dengan iklim tropis berlahan kering karena kemampuan adaptasinya yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui morfometri usus besar kerbau lumpur di Pulau Lombok, sebagai informasi, pedoman dan acuan untuk penelitian selanjutnya. Metode penelitian dengan penentuan sampel secara acak sederhana. Organ usus besar dipisahkan dan disusun agar memudahkan penentuan batas dari bagian usus. Pengukuran morfometri berupa panjang dan lebar menggunakan pita ukur dengan satuan centimeter (cm) dan pengukuran berat organ dengan timbangan menggunakan satuan kilogram (kg). Sampel yang digunakan adalah lima organ usus besar dari kerbau lumpur dengan kisaran umur 2 hingga 4 tahun di Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian panjang usus besar kerbau lumpur Lombok adalah ±550,4 cm dan berat bersih usus besar adalah ±1,26 kg. Rata-rata panjang per bagian usus besar berupa; sekum 106,4 cm, kolon 289,4 cm, dan rektum 154,6 cm. Bagian usus besar kerbau lumpur Lombok paling panjang adalah kolon, kemudian rektum dan sekum. Lebar pada tiap bagian bervariasi; lebar sekum 8,82 cm, kolon 4,42 cm, dan rektum 4,36 cm. Bagian usus paling lebar adalah sekum. Usus besar memiliki ukuran yang bervariasi dengan koefisien keragaman antara 5,4-15,04%. Koefisien keragaman panjang usus besar lebih besar dibandingkan dengan nilai koefisien keragaman lebar yang berarti ukuran panjang usus besar lebih bervariasi.
Struktur Histologi dan Histomorfometri Usus Halus Bagian Jejunum Sapi Bali Eristiawan, I Gede Erick; Setiasih, Ni Luh Eka; Suastika, Putu; Heriyani, Luh Gede Sri Surya; Susari, Ni Nyoman Werdi
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (1) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.10.1.71

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui struktur histologi dan perbedaan histomorfometri jejunum sapi bali pada bagian anterior, medial, dan posterior. Sebanyak 10 sampel sapi bali betina berusia empat sampai lima tahun diambil di Rumah Potong Hewan Pesanggaran Denpasar digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Organ jejunum diambil pada bagian anterior, medial, dan posterior untuk selanjutnya difiksasi menggunakan larutan Neutral Buffered Formalin (NBF) 10%, kemudian diberi pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE) untuk dijadikan preparat histologi. Hasil pengamatan struktur histologi disajikan secara deskriptif kualitatif, sedangkan data histomorfometri disajikan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menemukan jejunum tersusun atas empat lapisan; tunika mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa. Pengukuran histomorfometri menunjukkan ketebalan tunika mukosa, submukosa, muskularis dan serosa pada bagian anterior secara berturut-turut 655,44±73,34 ?m, 191,98±25,78 ?m, 799,04±58,97?m, 122,68±32,90?m, pada bagian medial 726,04±52,87 ?m, 174,96±34,09 ?m, 885,14±69,74 ?m, 138,84±28,71 ?m dan pada bagian posterior 770,92±37,28 ?m, 211,08±27,99 ?m, 958,74±60,97 ?m, 273,2±46,56 ?m. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam ketebalan tunika mukosa antara bagian anterior dengan medial dan posterior, tunika submukosa antara bagian medial dengan posterior, tunika muskularis antara bagian anterior dengan posterior, tunika serosa antara bagian anterior dengan medial dan posterior, serta antara bagian medial dengan posterior, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan histomorfometri dari ketiga bagian jejenum sapi bali.
Morfometri Organ Usus Halus Kerbau Lumpur (Bubalus bubalis) di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat Santi, Elysabeth Vanessa Tirta; Susari, Ni Nyoman Werdi; Suatha, I Ketut; Heryani, Luh Gde Sri Surya
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (5) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.5.727

Abstract

Kerbau lumpur merupakan jenis kerbau yang berada di Pulau Lombok, yang kerap dimanfaatkan daging dan tenaganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfometri organ usus halus (duodenum, jejenum, ileum) pada kerbau lumpur di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pengukuran morfometri berupa panjang, lebar, serta berat organ. Sampel penelitian diambil dari lima ekor kerbau lumpur yang berusia antara 2 - 4 tahun. Organ usus halus didapat dari tempat pemotongan hewan Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Organ tersebut kemudian ditentukan batas tiap bagiannya dimulai dari duodenum yang diawali dengan akhir pilorus abomasum, berbentuk memanjang menyerupai kurva C dilanjutkan dengan jejenum dengan bentuk bergelombang yang ditandai dengan adanya arteri mesenterika dan diakhiri dengan ileum dengan bentuk lebih lurus serta tidak terdapat penggantung. Organ diukur panjang dan lebar menggunakan pita ukur bersatuan centimeter (cm), selanjunya mengukur berat menggunakan timbangan digital bersatuan gram (g). Data yang diperoleh dianalisis dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) secara deskriptif kuantitatif. Hasil pengukuran total panjang usus halus kerbau lumpur di Pulau Lombok yaitu 1.084 cm dengan panjang perbagiannya (duodenum, jejenum, dan ileum) berturut-turut yaitu 109 cm; 791,4 cm; 184,4 cm dan lebar berturut-turut yaitu 2,7 cm; 3,18 cm; dan 3,24 cm dengan rata-rata berat 3,04 kg sehingga jejenum merupakan bagian usus halus terpanjang. Nilai koefisien keragaman panjang dan lebar usus halus berkisar antara 2,53%-18,85% dimana koefisien keragaman lebar lebih besar dibandingkan koefisien keragaman panjang yang menandakan ukuran lebar usus halus lebih bervariasi.
Struktur Histologi dan Histomorfometri Duodenum Sapi Bali Betina Dewasa Putra, I Komang Susila Semadi; Suastika, Putu; Susari, Ni Nyoman Werdi; Setiasih, Ni Luh Eka
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (1) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.10.1.82

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur histologi, histomorfometri, dan perbedaan struktur histologi serta histomorfometri duodenum sapi bali. Penelitian ini menggunakan 10 ekor sapi bali betina berumur 4-5 tahun yang dipotong di Rumah Potong Hewan Pesanggaran Denpasar. Sampel duodenum diambil pada tiga bagian berturut-turut yaitu bagian kranial, desenden dan asenden, kemudian sampel difiksasi dengan larutan Neutral Buffered Formalin (NBF) 10% yang selanjutnya dibuat preparat histologi dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE). Hasil pengamatan struktur histologi disajikan secara deskriptif kualitatif, sedangkan data histomorfometri disajikan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan, struktur histologi duodenum tersusun atas empat lapisan, yaitu tunika mukosa, submukosa, muskularis dan serosa. Perbedaan struktur histologi duodenum pada bagian kranial, desenden dan asenden ditemukan pada bentuk vili, ada tidaknya nodul limfoideus (payer’s patch), kontinuitas lamina muskularis mukosa dan kepadatan kelenjar Brunner. Pengukuran histomorfometri menunjukkan bahwa ketebalan tunika mukosa, submukosa, muskularis dan serosa pada bagian kranial berturut-turut 490,12 ± 55,604 ?m, 1283,00 ± 223,716 ?m, 1905,74 ± 282,900 ?m, 263,30 ± 14,837 ?m, pada bagian desenden berturut-turut 591,02 ± 66,854 ?m, 554,36 ± 62,573 ?m, 972,36 ± 110,316 ?m, 215,78 ± 23,190 ?m dan pada bagian asenden berturut-turut 655,70 ± 87,828 ?m, 420,14 ± 101,476 ?m, 808,78 ± 120,716 ?m, 143,50 ± 27,804 ?m. Histomorfometri tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis dan serosa menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara bagian kranial dengan desenden dan asenden. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara bagian desenden dengan asenden pada tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, tetapi terdapat perbedaan yang signifikan pada ketebalan tunika serosa.
Morfometri Organ Testis dan Epididimis Kerbau Lumpur (Bubalus bubalis) Asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat Wardana, Raden Roro Allamanda Ardia; Susari, Ni Nyoman Werdi; Heryani, Luh Gde Sri Surya
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (4) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.4.566

Abstract

Pentingnya peranan kerbau lumpur di Nusa Tenggara Barat menyebabkan keberadaan kerbau lumpur harus ditingkatkan melalui program inseminasi buatan. Organ testis dan epididimis memiliki peranan penting dalam memproduksi spermatozoa yang membantu proses fertilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfometri organ testis dan epididimis kerbau lumpur. Penelitian ini menggunakan lima sampel organ testis dan epididimis kerbau lumpur asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Organ testis diukur panjang, lingkar, bobot, dan volume sedangkan epididimis diukur panjang dan lingkar. Panjang dan lingkar organ diukur dengan pita ukur (cm), bobot organ ditimbang dengan timbangan digital (g), dan volume organ diukur dengan gelas ukur (cm3). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil pengukuran testis kiri dan kanan meliputi panjang, lingkar, bobot, dan volume secara berturut-turut yaitu 10,06±3,93 cm; 9,89±4,04 cm; 8,07±1,23 cm; 7,88±1,43 cm; 67,4±8,14 g; 67,19±7,94 g; dan 61±11,4 cm3; 58,4±10,52 cm3 sedangkan panjang dan lingkar organ epididimis kiri dan kanan berturut-turut yaitu 13,29±4,17 cm; 13,21±4,21 cm; 3,30±0,53 cm; dan 3,11±0,50 cm. Ukuran rata-rata morfometri organ testis dan epididimis kerbau lumpur baik kiri maupun kanan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Morfometri Panjang dan Lingkar Organ Penis dan Skrotum Kerbau Lumpur Asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat Paramitha, Ni Putu Dyah Giana; Susari, Ni Nyoman Werdi; Heryani, Luh Gde Sri Surya
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (4) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.4.613

Abstract

Keadaan patologis organ reproduksi dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan ukuran pada organ reproduksi. Penis dan skrotum merupakan organ penting dari sistem reproduksi jantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfometri penis dan skrotum pada kerbau lumpur jantan sehingga dapat menjadi acuan dalam studi reproduksi dan penanganan keadaan patologis pada organ reproduksi kerbau lumpur. Penelitian ini menggunakan lima sampel organ penis dan skrotum kerbau lumpur jantan dewasa berumur diatas dua tahun yang berasal dari Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Data kuantitatif diambil dengan cara melakukan pengukuran lingkar dan panjang penis dan skrotum dengan menggunakan pita ukur bersatuan centimeter (cm). Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk mencari rataan, standar deviasi dan koefisien keragaman. Hasil penelitian panjang dan lingkar penis yaitu 32,2±7,94 cm dan 7,80±1,11 cm, dengan koefisien keragaman 21,66% dan 14,23%. Sedangkan panjang dan lingkar skrotum yaitu 16,0±1,58 cm dan 28,6±3,20 cm, dengan koefisien keragaman 7,87% dan 11,19%. Terdapat variasi panjang dan lingkar penis dan skrotum pada kerbau lumpur.
PCS-7 Lead Detection in Blood and Liver of Cattle sold in the Traditional Market of Denpasar City I Ketut Berata; Ni Nyoman Werdi Susari; I Wayan Sudira; I Made Kardena
Hemera Zoa Proceedings of the 20th FAVA & the 15th KIVNAS PDHI 2018
Publisher : Hemera Zoa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.253 KB)

Abstract

Lead contamination in many foods is reported to endanger consumers' health. Beef as one of the food of animal origin can be contaminated by lead mainly due to the maintenance of cattle in contaminated areas. Balinese cattle that are kept in urban landfills are reported to be contaminated with high levels of lead in the blood and in other tissues with lower levels [4]. The threat of human health from eating foods that contain leads can cause anemia because leads can substitute iron in hemoglobin [2]. Lead poisoning can also cause malfunction of various organs such as liver, kidney [1], lungs, spleen [7] and brain [9] in the form of cognitive impairment [5]. The high threat due to contamination of leads to health, then the meat health check should also be made on the presence of leads. One of the inspection efforts on the presence of lead contamination in beef, then the place of sale in the traditional market is a good location for sampling examination.
Pengaruh Suplementasi Khitosan Dan Kuning Telur Terhadap Kadar Total Kolesterol Dan Profil Lipoprotein Serum Ayam Tjokorda Sari Nindhia; Ni Nyoman Werdi Susari; I Nyoman Suarsana
Jurnal Sain Veteriner Vol 24, No 2 (2006): DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.429

Abstract

.
Prevalence of Musculoskeletal Disorders in Kintamani Dog Deborah Bianti Purwanto; Ni Nyoman Werdi Susari; I Ketut Puja
Veterinary Science and Medicine Journal Vol 3 No 2 (2015)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.348 KB)

Abstract

Kintamani dog is the emerging breed of dog from Bali Indonesia. The study was conducted to determinethe prevalence of the type of musculoskeletal disorders in Kintamani dogs based on the data presented atmany veterinary clinics in Bali during a period of five years from January 2009 to December 2013. A totalof 475 samples was obtained and their variations in prevalence were analyzed on the basis of age and sex.The prevalence of musculoskeletal disorders in Kintamani dogs included accidental wound (3.2%), arthritis(1.3%), lameness (0.8%), nail injury (0.2%), and hip dysplasia (0.0%). Based on this study we concludedthat Kintamani dog could be expected not susceptible to musculoskeletal disorders.