Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : SAJARATUN : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah

MAKNA BELIS GADING GAJAH (SUE) DALAM TRADISI PERKAWINAN ADAT BUDAYA MASYARAKAT RAJAWAWO DI DESA EMBUZOZO KECAMATAN NANGAPANDA KABUPATEN ENDE Cantikma, Adriana Sucinta; Dentis, Yosef; Kusi, Josef
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 9 No 2 (2024): Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v9i2.5255

Abstract

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apa Makna Belis Gading Gajah (Sue) Dalam Tradisi Perkawinan Adat Budaya Masyarakat Rajawawo Di Desa Embuzozo Kecamtan Nangapenda?. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Makna Dari Belis Gading Gajah (Sue) Dalam Tradisi Perkawinan Adat Budaya Masyarakat Rajawawo Di Desa Embuzozo Kecamtan Nangapenda Kabupaten Ende. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan metodologi etnografi. Subjek penelitian terdiri dari 3 orang sebagai informan kunci dan 4 orang informan pendukung. Teknik pengumpulan data adalah: Reduksi data, Presentasi data, dan Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belis memiliki dua nilai, yaitu nilai historis dan budaya. Nilai historis dalam tradisi perkawinan adat budaya masyarakat Rajawawo merupakan salah satu tradisi yang diwariskan oleh leluhur terdahulu. Nilai budaya adalah bahwa semua masyarakat Rajawawo masih melaksanakannya tradisi peninggalan nenek moyang terdahulu. Benda yang diberikan oleh laki-laki kepada perempuan merupakan penghargaan kepada pihak perempuan. Benda tersebut berupa gading gajah, sapi, emas, dan uang yang merupakan warisan budaya leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi.
EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL CITA RASA MAKANAN KHAS KULINER UWI NDOTA ADAT SUKU KOTO DI DESA WAJO KECAMATAN KEO TENGAH KABUPATEN NAGEKEO Tolo, Maria Viana; Dentis, Yosef; Wasa, Damianus R.S
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 9 No 2 (2024): Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v9i2.5268

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana eksistensi tradisi uwi ndota sebagai kearifan lokal masyarakat Suku Koto?. (2) Bagaimanakah cita rasa makanan khas uwi ndota masyarakat Suku Koto?. (3) Apasajakah nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi uwi ndota masyarakat Suku Koto?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan; (1) Memberikan gambaran dari pelaksanaan tradisi uwi ndota sebagai kearifan lokal masyarakat Suku Koto. (2) Mengetahui cita rasa makanan khas uwi ndota masyarakat Suku Koto. (3) Menjelaskan nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi uwi ndota masyarakat Suku Koto. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Subjek dalam penelitian ini seluruh masyarakat kampung Wajo yang melaksanakan kegiatan adat uwi ndota. Teknik pengumpulan data di lakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles and Huberman, dengan komponenya, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka disimpulkan bahwa 1) Eksistensi yang tetap dipertahankan oleh masyarakat suku Koto yaitu: a) uwi ndota menjadi makanan khas tradisional yang kemunculannya dari jaman leluhur yang terus dipertahankan sampai sekarang; b) uwi ndota keberadaanya sampai sekarang yang menjadi simbol atau icon dan makanan tersebut disajikan sesajian untuk leluhur. 2) Cita rasa uwi ndota yaitu: a) uwi ndota mempunyai ciri khas aroma atau bau yaitu memiliki cita rasa yang enak dan wangi; b) uwi ndota merupakan makanan yang sangat disukai oleh semua kalangan dengan cita rasa yang nikmat dan enak karena dipadukan dengan rasa daging. 3) Nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi uwi ndota yaitu: a) nilai religius, kegiatan masyarakat yang meyakini terhadap kekuasaan tertinggi yang dikenal dengan sebutan “dewa reta ngga’e rade” dan “embu kajo sipo ri’a sagho modo kami” yang meyakini Tuhan kekuasaan tertinggi serta leluhur yang selalu menjaga kami; b) nilai sosial budaya, berkaitan dengan tradisi uwi ndota yakni kerjasama atau gotong royong yang menjadi tulang punggung dalam berkehidupan; c) nilai historis, sebagai peristiwa berulang yang diwariskan oleh leluhur sejalan dengan kepercayaan yang dilestarikan oleh generasi penerusnya.
MAKNA FILOSOFI TRADISI MASO LANGO (MASUK RUMAH BARU) DI DESA DULI JAYA KECAMATAN TITEHENA KABUPATEN FLORES TIMUR Ratu Kelen, Floribertus Yosua; Dentis, Yosef; Dhiki, Katarina
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 9 No 2 (2024): Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v9i2.5273

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah: 1). Bagaimana proses tradisi maso lango (masuk rumah baru) di Desa Duli Jaya, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur? 2). Apa makna filosofi maso lango (masuk rumah baru) di Desa Duli Jaya, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur? Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1). Untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi maso lango (masuk rumah baru) di Desa Duli Jaya, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur. 2). Untuk mengetahui makna filosofi maso lango (masuk rumah baru) di Desa Duli Jaya, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek dalam penelitian ini terdiri dari 2 orang informan kunci dan 4 orang informan pendukung. Data dianalisis secara kualitatif yang terdiri dari tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data, dan tahap penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa proses pelaksanaan tradisi maso lamgo (masuk rumah baru) terdiri dari beberapa tahap, diantaranya: 1). Tahap awal sebelum pelaksanaan ritual maso lango (masuk rumah baru). 2). Tahap ritual maso lango (masuk rumah baru). 3). Tahap akir setelah ritual maso lango (masuk rumah baru). Dalam tradisi maso lango (masuk rumah baru) terdapat makna filosofi yang menjadi pedoman dan pegangan dalam kehidupan selanjutnya. Tradisi maso lango (masuk rumah baru) dimaknai sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada leluhur atas rezeki yang diberikan sehingga bisa membangun rumah baru.
TARIAN LEKE WAI WO’OT DALAM PERKAWINAN ADAT DI DESA WATULIWUNG KECAMATAN KANGAE KABUPATEN SIKKA Dentis, Yosef
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 5 No 1 (2020): Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v5i1.1348

Abstract

Konsep maupun praksis kebudayaan mengandaikan suatu sistem pengetahuan yang kompleks karena di dalamnya termanifestasi berbagai unsur budaya. Salah satu di antaranya adalah tentang ritual-ritual adat yang dipandang memiliki nilai yang inheren bagi masyarakatpendukungnya. Bertolak dari pokok pikiran di atas, maka permasalahan pokok yang diajukan di dalam riset ini adalah isi kesadaran masyarakat Watuliwung terhadap tarian Leke Wai Wo’ot dan relevansinya terhadap adat perkawinan pada masyarakat setempat. Tujuan dari Penelitian ini adalah membangun intimitas dan melestarikan kearifan budaya lokal. Identitas budaya lokal mengandaikan nilai-nilai persatuan, kekeluargaan, persaudaraan dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan perilaku manusia peristiwa atau tempat secara jelas dan akurat. Pengumpulan data melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kebudayaan yang dianggap sebagai abstraksi dari keseluruhan kecakapan bertindak manusia telah diwarisi dari generasi ke generasi. Tarian Leke Wai Wo’at dalam adat perkawinan lokal merepresentasikan internalisasi nilai persatuan kesatuan, kekerabatan dan kebersamaan dalam ikatan kolektivitas.
KEBIASAAN BO BEDIL PADA SAAT ORANG MENINGGAL DUNIA DI DESA GOLO WEDONG KECAMATAN KUWUS BARAT KABUPATEN MANGGARAI BARAT Atul, Pius Hadino; Dentis, Yosef; Djandon, Maria Gorety
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 7 No 1 (2022): Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v7i1.1962

Abstract

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana asal-usul kebiasaan bo bedil pada saat orang meninggal dunia? (2) Apa persepsi tua adat tentang perubahan dalam tradisi bo bedil pada saat orang meninggal dunia? Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui asal-usul kebiasaan bo bedil pada saat orang meninggal dunia (2) mengetahui persepsi tua adat tentang perubahan dalam tradisi bo bedil pada saat orang meninggal dunia.Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif, metode pengumpulan data menggunakan teknik: (1) Wawancara (2) Dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, pemaparan data, dan penarikan kesimpulan. Sesuai dengan fokusnya, maka yang menjadi subjek penelitian ini terdiri dari informan kunci daninforman pendukung, yang terdiri dari Tua golo, Tua tembongsekaligusTua teno, dan informan pendukung dari warga Desa Golo Wedong.Hasil penelitian menunjukan bahwa tradisi bo bedil pertama kali ada sejak zaman penjajahan dan persepsi tua adat mengenai perubahan dalam tradisi bo bedil, bahwa perubahan itu terjadi karena perkembangan zaman yang semakin pesat dengan munculnya teknologi baru untuk memudahkan segala kegiatan manusia.
ALAT MUSIK TRADISIONAL SASANDO DI TENGAH MARAKNYA INDUSTRI MUSIK MODEREN DI DESA BOLATENA KECAMATAN LANDU LEKO KABUPATEN ROTE NDAO Rully, Elda Elodia; Dentis, Yosef; Anita, Anita
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 8 No 1 (2023): Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v8i1.2889

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut 1) Bagaimana upaya mengatasi alat musik Tradisional Sasando di tengah maraknya Industri alat musik moderen di Desa Bolatena Kecamatan Landu Leko Kabupaten Rote Ndao. 2) Apa nilai-nilai yang terkandung dalam alat musik Sasando di Desa Bolatena Kecamatan Landu leko Kabupaten Rote Ndao. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui alat musik tradisional Sasando di tengah maraknya industri musik moderen 2) untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam alat musik Sasando di desa Bolatena Kecamatan Landu Leko Kabupaten Rote Ndao. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: pengumpulan data, redukasi data, (data reducation ), pengajian data (dispalai data ) dan verifikasi atau penarikan kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) upaya mengatasi alat musik Tradisonal Sasando di tengah maraknya indutri musik moderen yaitu: (1) upaya upacara adat 2) melalui penjemputan tamu penting yang berasal dari luar daerah 3) upaya mengajak siswa siswi dan kaum remaja untuk mempelajari alat musik Sasando. Sementara itu nilai-nilai yang terkandung dalam alat musik Sasando, 1) Nilai budaya 2) Nilai histori 3) Nilai estetik.
DINAMIKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DALAM RITUS LOHOR ME DESA TEKA IKU KECAMATAN KANGAE KABUPATEN SIKKA Dentis, Yosef
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 8 No 1 (2023): Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v8i1.2993

Abstract

Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena manusia adalah pendukung keberadaan suatu kebudayaan. Manusia lahir dan hidup di dalam suatu kebudayaan tertentu. Hidup manusia tidak hanya berjalan, tetapi dia mengerti ,menguasai dan campur tangan terhadap lingkungannya. Manusia diciptakan oleh kebudayaan tertentu dan didalam lingkungan kebudayaan tertentu. Manusia lahir didunia ini belum dikatakan manusia melainkan harus dijadikan manusia. Kebudayan suatu masyarakat harus senantiasa memiliki fungsi yang dapat menunjang pemenuhan kebutuhan bagi para anggota pendukung kebudayaan. Bertolak dari pokok pikiran di atas maka permasalahan yang dipaparkan dalam riset ini adalah berakar dari dinamika sosial budaya yang membawa dampak pada tatanan inovasi kehidupan masyarakat di desa Teka Iku Kecamatan Kangae Kabupaten Sikka Tujuan dari penelitian ini adalah memotret pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan yang membawa pada perubahan pola perilaku dan tingkahlaku yang mengandalkan pendekatan sosial budaya pada masyarakat masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan mendeksripsikan perilaku manusia dan identitas lingkungan yang secara factual dan jelas. Pengumpulan data melalui Teknik wawancara, dokumentesi, observasi . hasil penelitian menunjukan bahwa kebudayaan sebagai sesuatu yang sangat urgen dan nyata komunikasi masyarakat yang membentuk kepribadian kebudayaan yang selalu membawa pada perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan kehidupan zaman. Dinamika sosial budaya masyarakat desa Teka Iku adalah bentuk gerak hidup dan mobilitas interaksi nyata yang selalu membawa pada perubahan.
RITUAL LODONG ANA : PENGUKUHAN MARGA ANAK SUKU LIWUN DI DESA BALUKHERING KECAMATAN LEWOLEMA KABUPATEN FLORES TIMUR Liwun, Antonius Dugo; Dentis, Yosef; Sulaiman, Hasti
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 8 No 2 (2023): Sajaratun. Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v8i2.3629

Abstract

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana proses ritual Lodong Ana sebagai pengukuhan marga anak suku Liwun di Desa Balukhering Kecamatan Lewolema Kabupaten Flores Timur? 2) Apa makna dari ritual Lodong Ana sebagai pengukuhan marga anak suku Liwun di Desa Balukhering Kecamatan Lewolema Kabupaten Flores Timur? 3) Apa fungsi dari ritual Lodong Ana sebagai pengukuhan marga anak suku Liwun di Desa Balukhering Kecamatan Lewolema Kabupaten Flores Timur? Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui proses, makna dan fungsi dari ritual Lodong Ana sebagai pengukuhan marga anak suku Liwun di Desa balukhering Kecamatan Lewolema Kabupaten Flores Timur. Penelitian ini menggunkan metode penelitian deskriptif kualitatif.Subjek dalam penelitian ini 1 orang kepala suku dan 2 orang ibu-ibu yang pernah mengalami atau melaksakan ritual Lodong Ana sebagai informan kunci sedangkan informan pendukung terdiri dari satu orang kepala keluarga yang mewakili keluarga yang pernah melakukan ritual Lodong Ana dan dua orang para tetua dari suku Liwun. Karena mereka inilah yang berhubngan langsung dengan pelaksanaan ritual Lodong Ana. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1) Reduksi Data 2) Penyajian Data (Display) 3) Penarikan Kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: ritual Lodong Ana yang dilakukan oleh suku Liwun merupaka ritual pengukuhan marga anak yang baru lahir menjadi anggota suku Liwun yang sah menurut adat. Dalam Ritual Lodong Ana memiliki tiga tahapan dalam pelakasanaanya, yaitu pra upacara, upacara inti, dan upacara penutup. Fungsi ritual Lodong Ana dalam masyarakat adat Desa Balukhering khususnya suku Liwun yaitu fungsi religi , fungsi solidaritas dan fungsi persatuan.
ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBUATAN RUMAH ADAT PADA MASYARAKAT KAMPUNG WOLOROWA KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA Itu, Maria Andriani; Dentis, Yosef; Se, Bonaventura R. Seto
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 9 No 1 (2024): Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v9i1.4372

Abstract

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah proses pembuatan rumah adat pada masyarakat Kampung Wolorowa Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada? 2) Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dalam proses pembuatan rumah adat di Kampung Wolorowa Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada? Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui bagaimanakah proses pembuatan rumah adat pada masyarakat Kampung Wolorowa Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada. 2) Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dalam proses pembuatan rumah adat di Kampung Wolorowa Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Sarasedu dengan jumlah informan sebanyak 3 orang key informan (tokoh adat, tokoh masyarakat dan masyarakat). Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1) pengumpulan data, 2) Reduksi Data, 3) Display Data (penyajian data), 4) Verifikasi (penarikan kesimpulan). Hasil penelitian menunjukan bahwa: Rumah adat (sa,o adha) adalah rumah adat yang pada dasarnya berbentuk seperti panggung dan material pembangunan mengunakan kayu, bambu, alang-alang, ijuk dan batu. Rumah adat di kampung Wolorowa tediri dari tiga bagian yaitu, ruang inti (one), ruang tengah (teda one) dan ruang depan (teda wewa). Ada tiga tahap dalam proses pembuatan rumah adat yaitu persiapan, inti dan penutup, dan 6 nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam proses pembuatan rumah adat yakni nilai pendidikan karakter Religius, Peduli Sosial, Tanggung Jawab, Kedisiplinan, Demokratis, Dan Kreatif. Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam proses pembuatan rumah adat tersebut memberikan dampak positif bagi masyarakat yang terlibat dalam proses pembuatan rumah adat.
HISTORIOGRAFI DESA TEKA IKU DALAM REKAM JEJAK POTRET LAWATAN SEJARAH DAN KEMAH ILMIAH MAHASISWA SEJARAH FKIP UNIVERSITAS FLORES Dentis, Yosef
Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Vol 9 No 1 (2024): Sajaratun : Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37478/sajaratun.v9i1.4566

Abstract

Penelitian ini membahas tentang rekam jejak potret perjalanan aktivitas mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah dalam Kemah Ilmiah dan Lawatan Sejarah ,Historiografi Dinamika Kehidupan Masyarakat Desa Teka Iku Kecamatan Kangae Kabupaten Sikka. Masyarakat nusantara adalah bentukan masyarakat atau hasil pembentukan melalui proses waktu panjang yang telah ditempuh oleh semua kelompok masyarakat menurut jenis dan intensitas pengaruh berlainan. Konsep masyarakat Indonesia tumbuh dari suatu proses perjalanan masa yang panjang oleh betukan sejarah,k keanekaragaman dan keseragaman tradisi, serta modernisasi untuk sampai pada keadaan seperti sekarang ini. Tentang hal itu, kajian tentang masyarakat Indonesia sudah banyak dilakukan oleh para ilmuwan, termasuk ilmuwan sosial.Pada masa konolial iala memperoleh pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan penduduk pribumi untuk berbagai kepentingan pemerintah jajahan, sedangkan dalam masa mengisi kemerdekaan ini bertujuan untuk meningkatkan persatuan dan mendukung pembangunan melalui modernisasi masyarakat Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan mendeksripsikan perilaku manusia dan identitas lingkungan yang secara factual dan jelas. Pengumpulan data melalui Teknik wawancara, dokumentesi, observasi . hasil penelitian menunjukan bahwa kebudayaan sebagai sesuatu yang sangat urgen dan nyata komunikasi masyarakat yang membentuk kepribadian kebudayaan yang selalu membawa pada perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan kehidupan zaman dalam sejarah perjalanan manusia.