Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JEPA (Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis)

Partisipasi Penduduk dalam Kampung Wisata dengan Menerapkan Theory of Planned Behavior Alfianita Pramudyawardani; Rachman Hartono
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 2, No 5 (2018)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.402 KB) | DOI: 10.21776/ub.jepa.2018.002.05.2

Abstract

Pada hakikatnya pembangunan kepariwisataan tidak bisa lepas dari sumber daya dan keunikan komunitas lokal, baik berupa elemen fisik maupun non fisik (tradisi dan budaya), yang merupakan unsur penggerak utama kegiatan wisata itu sendiri sehingga semestinya kepariwisataan harus dipandang sebagai kegiatan yang berbasis komunitas atau berbasis masyarakat lokal. Agrowisata Petik Jeruk, Kampung Wisata Tani, dan Kampung Organik adalah lokasi penelitian yang digunakan dengan populasi 119 rumah diseluruh lokasi. Dari jumlah populasi yang ada, 93 orang yang diambil menjadi responden. Dari 93 responden yang tersebar di tiga lokasi kurangnya niat untuk berpartisipasi, namun responden tetap ingin melanjutkan berpartisipasi dalam kampung wisata. Sehingga peneliti tertarik untuk melihat fenoma tersebut. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis pengaruh variabel sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku terhadap partisipasi melalui perantara niat dalam kampung wisata di tiga lokasi yang berbeda. (2) Menganalisis pengaruh niat terhadap partisipasi penduduk dalam kampung wisata di tiga lokasi yang berbeda. (3) Menganalisis pengaruh secara langsung antara kontrol perilaku terhadap perilaku partisipasi penduduk dalam kampung wisata di tiga lokasi yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penduduk di tiga lokasi berniat untuk terus berpartisipasi dalam kampung wisata. Sikap penduduk di Agrowisata Petik Jeruk dan di Kampung Wisata Tani adalah positif, sedangkan di Kampung Organik adalah ragu-ragu. Norma subjektif penduduk di Agrowisata Petik Jeruk dan Kampung Wisata Tani adalah ragu-ragu, sedangkan di Kampung Organik negatif. Kontrol perilaku penduduk di tiga lokasi adalah ragu-ragu. Niat penduduk di tiga lokasi adalah positif
Strategi Adaptasi Perubahan Iklim: Faktor yang Mempengaruhi dan Manfaat Penerapannya Moh. Wahyudi Priyanto; Hery Toiba; Rachman Hartono
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 5, No 4 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2021.005.04.19

Abstract

Perubahan iklim dianggap sebagai salah satu masalah lingkungan karena dapat menurunkan produktivitas dan pendapatan petani, sehingga petani harus menerapkan strategi adaptasi untuk meminimalkan dampak negatif perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi adaptasi petani, faktor yang mempengaruhi itu, dan menilai manfaat penerapan strategi adaptasi terhadap produktivitas dan pendapatan petani. Penelitian ini dilakukan di Dusun Sekarputih dan Pendem, Desa Pendem, Kota Batu dengan jumlah sampel sebesar 80 petani padi. Alat analisis yang digunakan yaitu regresi logistik untuk menilai faktor yang mempengaruhi keputusan petani, dan t-test untuk menilai manfaat penerapan strategi adaptasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi adaptasi perubahan iklim yang diterapkan petani di Dusun Sekarputih dan Pendem pada saat musim kemarau adalah menggunakan varietas adaptif musim kemarau. Keputusan petani untuk menerapkan strategi adaptasi dipengaruhi oleh faktor pendidikan, keaktifan dalam kelompok tani, sumber bibit, orientasi panen, dan informasi cuaca. Uji t-test menunjukan bahwa petani yang menerapkan strategi adaptasi memperoleh produktivitas dan pendapatan lebih tinggi dari petani yang tidak menerapkan strategi adaptasi.
Energy Drink Perception, Consumption, And Knowledge Level Among University Students (A Case At Agricultural Faculty, The University Of Brawijaya) Lygi, Yasmin; Hartono, Rachman; Prasetyaningrum, Dian Islami
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2024.008.03.33

Abstract

Energy drinks containing caffeine, taurine, and other vitamins and minerals are popular among Indonesians, especially students, for their claimed benefits of increased energy, concentration, and alertness. The hype of assignments acquired by a student made them the habit of staying awake at night and boosting their energy during exams and assignments, which exacerbated that potential consumption. However, excessive and continuous consumption of these drinks can lead to harmful effects, such as kidney disorders. Descriptive quantitative methods were used to analyze data obtained by 140 agriculture students at Brawijaya University through an online questionnaire by G-Form. The relationship was tested using Chi-Square and SPSS software. The result shows that the level of energy drink consumption among students is relatively low, with a proportion of 22.14% from 140 respondents. A Chi-square test was performed to analyze the relationship between consumption level and gender with a p-value of 0.000, indicating a significant difference between consumption level and gender. Respondents' perceptions of energy drinks tend to be evenly distributed, as the proportions are almost equal. The majority of respondents have a low level of knowledge regarding energy drinks. This is evidenced by the proportion of respondents with a low level of expertise, which is 80%. The knowledge level analysis about consumption level yielded a p-value of 0.722, indicating no significant difference. When reclassified based on gender, it shows a p-value of 0.002 for low knowledge level and a p-value of 0.046 for high knowledge level, which means gender is not a moderate variable.