Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Madani: Multidisciplinary Scientific Journal

Implementasi Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Dalam Upaya Mengatasi Permukiman Kumuh di Kelurahan Dutulanaa Kecamatan Limboto Neviya Ardana Katili; Irawaty Igirisa; Romy Tantu
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 1, No 11 (2023): Desember
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10251215

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana implementasi program Kota Tanpa Kumuh di Kelurahan Dutulanaa Kecamatan Limboto dan (2) Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) di Kelurahan Dutulanaa Kecamatan Limboto. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitan kualitatif, dengan teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan dilapangan bahwa: (1) Implementasi program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) di Kelurahan Dutulanaa Kecamatan Limboto memiliki mekanisme pelaksanaan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) berdasarkan Prosedur Operasional Standar (POS) penyelenggaraan infrastruktur skala lingkungan KOTAKU yang terdiri dari beberapa tahapan antara lain: (a) perencanaan, tahap ini telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman operasional standar (POS) program KOTAKU. (b) pelaksanaan, tahapan ini sudah dilaksanakan dengan baik ditandai dengan adanya kerja sama antara pelaksana program dan juga partisipasi dari masyarakat kelurahan. (c) monitoring dan evaluasi sudah baik, ditandai dengan masyarakat selalu diikut sertakan dalam pelaksanaan kegiatan ini dan tahapan ini sudah sesuai dengan petunjuk teknis dan pedoman KOTAKU. (2) Faktor-faktor yang menentukan kebijakan dalam implementasi program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) di Kelurahan Dutulanaa Kecamatan Limboto dilihat dari empat aspek, yaitu (a) komunikasi sudah baik, ditandai dengan hubungan antara masyarakat dan pelaksana program komunikasinya terjalin dengan sangat baik. (b) sumber daya sudah baik, ditandai dengan terpenuhinya sumber daya manusia dan sumber daya pendanaan dalam pelaksanaan kegiatan program sehingga berjalan dengan baik. (c) disposisi sudah baik, ditandai dengan pemerintah kelurahan dan masyarakat memiliki sikap tanggung jawab dan sopan dalam penyelenggaraan program KOTAKU. (d) struktur birokrasi sudah baik, ditandai dengan masyarakat dan tim pelaksana selalu berkoordinasi dan bekerja sama dalam penyelesaian program KOTAKU.
Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan di Desa Bongoime Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango Basalama, Fitria Ananda; Igirisa, Irawaty; Tuhopi, Rustam
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 2, No 4 (2024): Madani, Vol. 2, No. 4 2024
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.11104299

Abstract

The aim of the research is to determine: Implementation of the Family Hope Program (PKH) Policy in Bongoime Village, Tilongkabila District, Bone Bolango Regency, with research sub-focuses namely: Communication, Resources, Disposition/Attitude of Implementers and Bureaucratic Structure. This research approach The type of research in this thesis is Qualitative Descriptive Research. Qualitative descriptive research is a type of research that observes and captures factually and actually the real world and examines the behavior of individuals, groups and their daily experiences, as well as studying, explaining or interpreting a case in its context naturally without any intervention from outside parties. Based on the results of the Family Hope Program Implementation Process in Bongoime Village, Tilngkabila District, Bone Bolango Regency, it was deemed necessary to improve the Implementor in several aspects, namely, Communication, resources, attitude of the implementer, and Bureaucratic structure so that the Implementation of this policy is achieved in accordance with the stated objectives. desired. This implementation process is measured by aspects of communication, resources, disposition/attitude of implementers and bureaucratic structure and is assessed as being in accordance with existing regulations.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah (Studi di Tempat Pengolahan Sampah 3R ( TPS 3R ) Kelurahan Wongkaditi Barat, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo Muhdar, Siti Nur Aisa Binti; Igirisa, Irawaty; Sulila, Ismet
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 2, No 6 (2024): Madani, Vol 2, No. 6 2024
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.11574967

Abstract

This research aims to find out how to increase individual abilities, increase the ability to work in groups/team work & increase the ability to create links or social networks. The approach used is quantitative with descriptive research type. Data collection uses interviews, observation and documentation. Data analysis uses the Miles and Huberman model. The results of this research show that community empowerment through waste management at the 3R waste processing site (TPS 3R) Wongkaditi Village, North City District, Gorontalo City has been carried out quite well, namely with various efforts and cooperation carried out to increase community awareness and participation in waste management. Various parties are involved in this process, including local governments, schools, universities, environmental NGOs, local communities, and the private sector. The local government, through the Environmental Service, plays an important role in providing incentives to TPS 3R managers, providing operational support facilities, and organizing award programs for successful environmental initiatives. Apart from that, related institutions such as educational institutions, environmental NGOs and private companies are also actively involved in providing support and facilitating cooperation between communities. Collaboration includes knowledge exchange, implementation of training programs and workshops, campaigns via social media, and the establishment of cross-institutional coordination forums.