Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Medika Saintika

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN JENIS KELAMIN PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK KEPADA PASIEN Vino Rika Nofia
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 7, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/782220162017%p1

Abstract

Perilaku perawat saat berkomunikasi terapeutik dengan pasien berhubungan dengan apa yang diketahui perawat dan seharusnya berbuat seperti yang diketahuinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Jenis Kelamin Perawat dengan  Penerapan Komunikasi Terapeutik kepada Pasien. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini telah dilakukan di Ruangan Rawat Inap Interne dan Bedah RSUD Pariaman dimulai bulan September 2015 - bulan Februari 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Ruangan Rawat Inap Interne dan Bedah RSUD Pariaman yang berjumlah 33 orang. Sampel diambil secara total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner untuk diisi langsung oleh responden. Tahap pengolahan data melalui editing, coding, entry, cleaning dan tabulating dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian univariat menunjukkan responden dengan penerapan komunikasi terapeutik yang kurang baik yaitu 57,6%, responden dengan tingkat pengetahuan yang rendah mengenai komunikasi terapeutik yaitu 72,7%, dan responden dengan jenis kelamin perempuan 69,7%, laki-laki 30,3%. Dan hasil penelitian bivariat menggunakan uji chi square terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan perawat dengan penerapan komunikasi terapeutik  (p = 0,019), terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin perawat dengan penerapan komunikasi terapeutik (p = 0,021). Kesimpulan penelitian ini bahwa semakin baik pengetahuan perawat maka pelaksanaan komunikasi terapeutik semakin baik, dan pelaksanna komunikasi terapeutik lebih baik pada perawat perempuan dibandingkan pada perawat laki-laki. Kata Kunci : Komunikasi terapeutik, pengetahuan, jenis kelamin
EFEKTIVITAS REBUSAN DAUN SALAM TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL PADA PASIEN HIPERKOLESTEROLEMIA vino rika nofia
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 9, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v9i1.143

Abstract

Era teknologi yang serba canggih membuat pergeseran budaya masyarakat yang tidak bisa memfilter terhadap perubahangaya hidup perilaku konsumsi makanan yang beresiko menimbulkan penyakit degeneratif seperti makanan atau minuman manis, asin, berlemak tinggi, makanan yang dipanggang atau dibakar, diawetkan, berkafein, dan berpenyedap rasa.Makanan tinggi lemak jenuh menyebabkan timbunan kolesterol dalam darah penyebab arterosklerosis, pencetus terjadinya hiperkolesterolemia,sebaiknya diimbangi dengan makanan yang mengandung banyak serat dan antioksidan seperti buah-buahan dan sayuran.Pemberian rebusan daun salamadalah metode rehabilitasi untuk kasus penurunan kadar kolesterol dalam darah.Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Lubuk Lubuk Buaya didapatkan angka kejadian hiperkolesterol menempati urutan ke tiga setelah hipertensi dan ispa. Jumlah pasien hiperkolesterolenemia pada tahun 2017, bulan Januari 25 orang, Februari 27 orang dan  Maret sebanyak 34 orang dan tahun 2016 sejumlah 325 kasus. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan pendekatan pre- post test design  group untuk melihat efektifitas perbedaan pemberian rebusan daun salam terhadap penurunan kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterol. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2017 sampai Februari 2018 di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya. Populasi seluruh penderita Hiperkolesterol, dimana sampel adalah 24 orang penderita hiperkolesterol dimana 6 untuk kelompok perlakuan menggunakan terapiterapi rebuasn daun salam. Hasil penelitian di dapatkan rata-rata perbedaan kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterolemia sebelum dan sesudah diberikan intervensi selama 14 hari ditemukan setelah diberikan intervensi rebusan daun salam didapatkan rerata perbedaan penurunan kadar kolesterolnya 55 Mg/dl. Ada pengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol pada penderita hiperkolesterolemia.A sophisticated technological era makes a shift in the culture of people who can not filter on the perubahangaya live consumption behavior of foods that are at risk of causing degenerative diseases such as food or beverages sweet, salty, high fat, baked or burned foods, preserved, caffeinated, and flavored. Foods high in saturated fats cause cholesterol deposits in the blood that causes arterosclerosis, the originator of hypercholesterolaemia, should be balanced with foods containing lots of fiber and antioxidants such as fruits and vegetables. Provision of decoction of Syzygium polyanthum leaves is a method of rehabilitation for cases of decreased cholesterol in blood. Preliminary study results conducted at Lubuk Lubuk Buaya Community Health Center found that the incidence of hypercholesterolemia ranked third after hypertension. The number of hyperkolesterolnemia patients in 2017, January 25 people, February 27 people and March as many as 34 people and in 2016 number 325 cases. This research uses quasi experiment method with pre-post test design group approach to see the effectiveness of difference of decoction of bay leaves to decrease cholesterol level in hypercholesterol patient. This research was conducted from December 2017 to February 2018 in the working area of Lubuk Buaya Health Center. Population of all hypercholesterol patients, where the sample was 24 people with hypercholesterolemia where 6 for treatment group using Syzygium polyanthum. The result of this study was to find the average difference of cholesterol level in hypercholesterolemia patients before and after intervention for 14 days after the intervention of Syzygium polyanthum decoction showed that the mean difference of the decrease of cholesterol level was 55 Mg / dl. There is an influence on the decrease in cholesterol levels in patients with hypercholesterolaemia.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN SKIZOFRENIA Dwi Christina Rahayuningrum; Vino Rika Nofia; Ratna Indah Sari Dewi
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 12, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v12i1.1105

Abstract

ABSTRAKPenderita skizofrenia akan mempengaruhi kualitas hidupnya seperti penurunan fungsi motorik, fungsi verbal, IQ. Fenomena yang ditemukan adalah pasien skizofrenia terlihat tidak dihargai, dianggap gila dan keluarga terlihat tidak begitu memperhatikan pengobatan pasien. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien skizofrenia. Desain penelitian yang digunakan adalah deskritip kolerasi dengan pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian pasien skizofrenia yang berjumlah 1.035 orang dengan teknik sampel accidental sampling yang berjumlah 91 orang. Hasil penelitian 52,7% responden dengan kualitas hidup kurang baik, 50,5% responden tidak mendapat dukungan keluarga, terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien skizofrenia (p<0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat hubungan dukungan keluarga  dengan kualitas hidup pasien skizofrenia. Disarankan kepada pihak Rumah sakit memberikan sosialisasi penyuluhan kepada keluarga dalam memberikan dukungan kepada anggota, serta mengembangkan program intervensi pada keluarga seperti kegiatan home visite agar kualitas hidup pasien skizofrenia dapat ditingkatkan.Kata Kunci : Dukungan Keluarga; Kualitas Hidup; Skizofrenia ABSTRACTSchizophrenic sufferers will affect their quality of life such as decreased motor function, verbal function, IQ. The phenomenon found was that schizophrenic patients looked disrespected, considered crazy and their families did not pay much attention to the patient's treatment. This study aims to analyze the relationship between family support and quality of life in schizophrenic patients. The research design used was descriptive correlation with a cross sectional study approach. The population of this study was 1,035 schizophrenic patients with a sample accidental sampling technique, amounting to 91 people. The results of the study were 52.7% of respondents with poor quality of life, 50.5% of respondents did not get family support, there was a relationship between family support and quality of life for schizophrenic patients (p <0.05). The conclusion in this study is that there is a relationship between family support and quality of life in schizophrenia patients. It is recommended that the hospital provide counseling to families in providing support to members, and develop intervention programs for families such as home vision activities so that the quality of life of schizophrenia patients can be improved.Keywords: Family Support; Quality of Life; Schizophrenia
PSIKOEDUKASI KELUARGA MENINGKATKAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELLITUS Dwi Happy Anggia Sari; Vino Rika Nofia; Hidayati Hidayati; Yessy Aprihatin; Mike Asmaria
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 13, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v13i2.1593

Abstract

Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit kronik dengan angka kejadian yang terus meningkat. Data Riskesdas pada tahun 2018 menunjukkan prevalensi penyakit diabetes mellitus mengalami peningkatan dari 6,9% menjadi 8,5%. Kondisi ini terjadi salah satunya karena kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh psikoedukasi keluarga dalam meningkatkan kepatuhan diet pada penderita Diabetes Mellitus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain quasi experiment  pre dan post test without control group dengan jumlah sampel 30 orang. Berdasarkan uji pair t-test diperoleh hasil ada peningkatan dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet pada pasien setelah dilakukan psikoedukasi keluarga dengan p-value= 0,000. Sehingga dengan pemberian psikoedukasi keluarga yang tepat akan meningkatkan kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus.