Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Kajian Bentuk Dan Fungsi Tari Gandrung Giri Kusuma Di Desa Ungasan, Badung. Dewi, Ni Luh Diah Candra; Ruastiti, Ni Made; Suminto, Suminto
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 4 No 1 (2024): Jurnal IGEL Vol 4 No 1 2024
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jijod.v4i1.3204

Abstract

Tari Gandrung Giri Kusuma merupakan salah satu tarian sakral yang berada di Pesambyangan Pura Batu Pageh Desa Adat Ungasan Kabupaten Badung, tari tersebut menjadi objek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam Tari Gandrung Giri Kusuma dan memperkenalkan kepada masyarakat luas. Menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pada penelitian ini membahas mengenai bentuk dan fungsi Tari Gandrung Giri Kusuma, maka dalam penelitian ini menggunakan teori estetika dan teori fungsional untuk menganalisis objek. Tari Gandrung Giri Kusuma merupakan tari yang menggambarkan Sang Hyang Dedari, ditarikan oleh satu orang penari perempuan. Tari Gandrung Giri Kusuma menggunakan tata rias minimalis dan busana yang digunakan hampir sama dengan busana tari Legong. Tari Gandrung Giri Kusuma menggunakan musik iringan bambu atau Gamelan Gandrung. Tari Gandrung Giri Kusuma dipentaskan setiap rahina Kajeng Kliwon, Kliwon, dan Tumpek Wayang di Pesambyangan Pura Batu Pageh Desa Adat Ungasan. Adapun bentuk yang diuraikan yaitu mengenai penari, struktur, ragam gerak, tata rias, tata busana, musik iringan, tempat pementasan, properti. Adapun fungsi yang diuraikan yaitu fungsi primer dan fungsi sekunder.
PENCIPTAAN KARYA TARI "TANOH LADO" Yoga, Ni Made Galuh Citra; Sutapa, I Ketut; Suminto, Suminto
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 4 No 1 (2024): Jurnal IGEL Vol 4 No 1 2024
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jijod.v4i1.3241

Abstract

TANOH LADO merupakan karya seni tari kontemporer yang bersumber dari keresahan terhadap kemunduran pertanian tanaman lada di Lampung Pulau Sumatera, menggambarkan pembawaan tentang kehidupan petani lada. Ide karya ini dilatarbelakangi dengan fenomena sosial yaitu hubungan pertanian. Proses atau tahapan penciptaan yang dilalui meliputi: (1) Ngawirasa (inspirasi), (2) Ngawacak (eksplorasi), (3) Ngarencana (konsepsi) (4) Ngawangun (eksekusi), (5) Ngebah (produksi). Karya ini diwujudkan dalam bentuk tari kontemporer yang terdiri dari lima orang penari putri dengan menggambarkan karakter masing-masing yaitu petani dan hama. Struktur karya ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu awal, isi, dan akhir. Iringan tari yang digunakan pada karya ini menggunakan instrument media aplikasi MIDI (Musical Insturment Digital Interface)dengan menggabungkan musik kontemporer dan tambahan musik–musik ciri khas Lampung sebagai pembawa suasana tempat. Tari “TANOH LADO” ini menggunakan tata rias minimalis untuk karakter petani menciptakan kesan sederhana dan alami, sesuai dengan kehidupan sehari-hari petani lada di Lampung dan menggunakantata busana yang sederhana yaitu atasan kemben dengan motif Tapis Lampung, penggunaan kain Tapis Lampung pada atasan kemben menunjukkan upaya untuk menonjolkan ciri khas budaya Lampung dalam kostum tari. Hasil dari proses penciptaan tari “TANOH LADO” dipentaskan di Gedung Natya Mandala Institut SeniIndonesia Denpasar.
The Concept of Tri Hita Karana in Kakawin Siwaratrikalpa as a Means to Interpret Life Suminto, Suminto; Kustiyanti, Dyah
Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/lekesan.v6i1.2445

Abstract

  Old Javanese literature, especially Kakawin Siwaratrikalpa, has an essential role among the Hindu community in Bali, not only because of its captivating story elements but also because it is essential for human life as it contains artistic values, religious values, moral teachings (ethics), manners, character education, philosophy, law, and morals. Tri Hita Karana is a concept of balancing the relationship between humans and God, humans and others, and humans and their natural environment to achieve prosperity and harmony in life in the world. Human life has undergone significant changes due to the changing times. The demands of modern life have brought human behavior to problems that need attention. The advancement of science and technology has caused a shift in social values, which has led humans to promiscuity, moral decline, the conflict between religious communities, lifestyle changes, environmental degradation, exploitation of natural resources, and even environmental destruction. This research is qualitative descriptive research by applying the concept of Tri Hita Karana. The source of the data is scientific, meaning that apart from observing texts, researchers are trying to observe and understand empirical phenomena directly in people's lives. The theory used is the theory of Human Relations. The results of the discussion prove that the three parts of the Tri Hita Karana concept are always related and cannot be separated. Humans, as the main actors in life, must continue to seek and strive for a safe, peaceful, and happy life.