Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Kondobuleng Folk Theater : Representation of Socio-cultural Identity of Bugis-Makassar Coastal Communities Ramli, Asia; Suminto, Suminto
The Journal of Educational Development Vol 6 No 3 (2018): October 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jed.v6i3.24281

Abstract

For the Bajo ethnic group in Teluk Bone, the folk theater named Kondobuleng is no longer known in its place of origin. However, this theater is found in Pangkajene and the Islands and is known as a dance. This theater is even well known as a folk theater performance in Paropo Village, Panakung Subdistrict, and Makassar City, because it is often performed by Sanggar Seni I Lolo Gading at various events and festivals. This study aims to describe and analyze the folk theater focusing on the representation of socio-cultural identity in the coastal communities of Bugis-Makassar in the performance of the folk theater Kondobuleng. Related to the focus of the study, the research background is Paropo Village of the Panakukang District, Makassar. This research used cultural approach with a qualitative analysis method. The results of the research show that the socio-cultural identity in Bugis-Makassar coastal society is represented in the Kondobuleng folk theater performed by Sanggar Seni I Lolo Gading Paropo through a system of sign language, scene, dialogue, character, costume, property, music, and song.
NILAI-NILAI BUDAYA MAKASSAR DALAM KARAKTER TOKOH PERTUNJUKAN TEATER THE EYES OF MAREGE Ramli, Asia
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 4, No 2 (2020): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v4i2.19132

Abstract

Pertunjukan teater The Eyes of Marege kolaborasi Teater Kita Makassar dengan Australian Performing Exhange dipentaskan pada OzAsia Festival tanggal 27 – 29 September 2007 di Playhouse Adelaide, dan tanggal 5 – 7 Oktober 2007 di Studio Opera House, Sydney. Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis fokus masalah: nilai-nilai budaya Makassar dalam karakter tokoh pada pertunjukan tersebut. Data dari jenis penelitian kualitatif ini diperoleh melalui observasi partisipatif, wawancara, dan dokumentasi. Hasil data dideskripsikan dan dianalisis berdasarkan pendekatan kebudayaan dan kajian semiotika teater. Adapun pola relasi antartokoh dianalisis dengan menggunakan model aktantial Greimas. Hasil menunjukkan bahwa karakter tokoh dalam pertunjukan teater The Eyes of Marege yang mewakili suku-bangsaMakassar mengandung nilai-nilai budaya Makassar, antara lain: nilai-nilai siri’ na pacce, nilai-nilai tausipakatau, nilai-nilai pangngadakkang, dan nilai-nilai islam.
Kondobuleng Folk Theater : Representation of Socio-cultural Identity of Bugis-Makassar Coastal Communities Ramli, Asia; Suminto, Suminto
The Journal of Educational Development Vol 6 No 3 (2018): October 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jed.v6i3.24281

Abstract

For the Bajo ethnic group in Teluk Bone, the folk theater named Kondobuleng is no longer known in its place of origin. However, this theater is found in Pangkajene and the Islands and is known as a dance. This theater is even well known as a folk theater performance in Paropo Village, Panakung Subdistrict, and Makassar City, because it is often performed by Sanggar Seni I Lolo Gading at various events and festivals. This study aims to describe and analyze the folk theater focusing on the representation of socio-cultural identity in the coastal communities of Bugis-Makassar in the performance of the folk theater Kondobuleng. Related to the focus of the study, the research background is Paropo Village of the Panakukang District, Makassar. This research used cultural approach with a qualitative analysis method. The results of the research show that the socio-cultural identity in Bugis-Makassar coastal society is represented in the Kondobuleng folk theater performed by Sanggar Seni I Lolo Gading Paropo through a system of sign language, scene, dialogue, character, costume, property, music, and song.
Tata Artistik Pertunjukan Teater The Eyes of Marege Ramli, Asia
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v6i1.32159

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan dan menganalisis fokus masalah tata artistic pertunjukan teater The Eyes of Marege hasil kolaborasi Teater Kita Makassar dengan Australian Performing Exchange yang pernah dipentaskan pada OzAsia Festival tanggal 27 – 29 September 2007 di Playhouse Adelaide, dan tanggal 5 – 7 Oktober 2007 di Studio Opera House, Sydney. Data dari jenis penelitian kualitatif ini diperoleh melalui observasi partisipatif, wawancara, dan dokumentasi. Hasil data dideskripsikan dan dianalisis mengacu pada analisis data Miles dan Huberman yang menggambarkan tiga alir utama dalam analisis, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil menunjukkan bahwa tata artistic pertunjukan teater The Eyes of Marege, antara lain tata panggung, tata kostum dan rias, tata property, tata music, dan tata cahaya. Di atas panggung dibangun set bagang multifungsional, menyimbolkan perahu, latar peristiwa, sebagai rumah, tempat pengintai, penjara, dan sebagai pintu masuk dan keluar aktor ke ruang sidang. Kostum tokoh dari Makassar menggunakan kostum adat Makassar, sarung, belah dada, celana barocci, jas tutup, baju koko, kopiah, baju pengantin Makassar. Kostum tokoh dari Aborigin menggunakan kostum adat Aborigin. Property menggunakan balasuji, oja’ simpa’, payung kematian, payung perkawinan, keranjang ikan parang, tombak, badik, giring-giring, dayung, passapu, karung beras, bola raga, tali merah, gelang perkawinan. Fungsi kostum sebagai alat identifikasi diri dalam kehidupan social dan budaya yang menandakan peran social masing-masing pemakainya. Beberapa alat music, antara lain:  gendang, gambus, kecapi, suling, rebana, kancing-kancing, puik-puik, gong.  Musik berfungsi sebagai latar peristiwa, membangun suasana dan emosi peran tokoh dalam setiap adegan. Tata cahaya diprogram secara komuputerisasi dan berfungsi untuk mendukung latar peristiwa, pergantian babak dan adegan, serta menandakan berbagai aksi dan kejadian alam.Kata kunci: tata artistic, teater 
Nilai-nilai Pendidikan dalam Pertunjukan Teater Rakyat Kondobuileng Asia Ramli
Publikasi Pendidikan Vol 11, No 2 (2021)
Publisher : Prodi PGSD FIP UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/publikan.v11i2.20451

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis nilai-nilai pendidikan dalam pertunjukan teater rakyat Kondobuleng. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan interdisiplin. Pendekatan ini mengkaji dan menganalis objek penelitian secara komprehensif. Teknik analisis data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, nilai pendidikan melalui sistem pewarisan, antara lain nilai adat pangngadakkang, nilai tau yang disebut sipakatau. Nilai adat istiadat ini terus ditanamkan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Kedua, nilai pendidikan melalui pembelajaran di Sanggar, antara lain: nilai siri’ na pace, yaitu saling menhgargai dan menghormati, sebagai nilai utama dan menjadi landasan falsafah hidup orang Bugis-Makassar. Nilai ini berkenaan dengan etik, beradab, berakhlak, sopan, jujur, dalam memelihara hubungan sesama manusia. Ketiga, nilai pendidikan melalui pertunjukan yaitu nilai estetis yang mengajarkan kepada kita untuk menghargai keindahan seni, keindahan moral, dan keindahan intelektual. Nilai ini direpresentasikan melalui estetika komunal yang komedial, spontan, inovatif, kreatif, komunikatif, dan menghibur. Kata kunci: nilai, pendidikan, teater
PEMANFAATAN LIMBAH ANORGANIK SEBAGAI SETTING DAN KOSTUM PADA PERTUNJUKAN TEATER “UJAN” PRODUKSI TEATER TITIK DUA Nurhayati M. Nur; Asia Ramli
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.463 KB) | DOI: 10.26858/bl.v1i2.35005

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses limbah anorganik sebagai setting dan kostum pada proses pertunjukan Teater “Ujan” produksi Teater Titik Dua UKM Seni UNM. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Data hasil penelitian ini berupa data deskriptif. Dengan pendekatan kualitatif ini, peneliti mengetahui dan mendeskripsikan objek yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian terhadap objek yang diteliti menunjukkan bahwa limbah anorganik sebagai setting dan kostum pada proses pertunjukan teater “Ujan” produksi Teater Titik Dua UKM Seni UNM: (1) sebagai set rumah; dan (2) sebagai kostum. Adapun proses pembuatan limbah anorganik sebagai setting dan kostum pada proses pertunjukan teater “Ujan” produksi Teater Titik Dua UKM Seni UNM, melalui: (1) merancang properti; (2) menentukan bahan; (3) membuat properti. Kata Kunci: Limbah Anorganik, Setting, Kostum, Teater “Ujan” AbstractThis study aims to identify and describe the process of inorganic waste as a setting and costume in the performance of the "Ujan" Theater production of the Teater Titik Dua UKM Seni UNM. The method used is a qualitative method, namely observation, interviews and documentation. The data from this research are descriptive data. With this qualitative approach, researchers know and describe the object under study. Based on the results of research on the object under study, it shows that inorganic waste as a setting and costume in the process of the theatrical performance "Ujan" produced by the Point Teater Titik Dua UKM Seni UNM: (1) as a house set; and (2) as a costume. The process of making inorganic waste as a setting and costume in the process of the theatrical performance "Ujan" produced by the Teater Titik Dua UKM Seni UN, through: (1) designing properties; (2) determine the material; (3) create properties. Keywords: Inorganic Waste, Setting, Costume, “Ujan” Theater
Pelatihan Teater Monolog Berbasis Cerita Lokal di SMK Telkom Makassar Andi Taslim Saputra; Asia Ramli; Arifin Manggau; Muh Kurniawan Adi Kusuma; Selfiana Saenal; Satriadi Satriadi; Faizal Erlangga Makawi
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 1, No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.683 KB) | DOI: 10.26858/srq.v1i2.36286

Abstract

Aktivitas kesenian sempat mati suri selama masa pandemi di tahun 2019 yang diakibatkan oleh covid-19, baik yang ada di masyarakat umum, maupun di lingkungan sekolah. Dalam konteks pendidikan seni yang dilaksanakan di sekolah tentunya mendapatkan dampak negatif yang besar. Dampak tersebut adalah pembelajaran seni akan kesulitan dalam pelaksanaan praktek. Pasca pandemi, lahir beragam metode-metode pengajaran dalam lingkup seni, khususnya teater. Pelaksanaan pembelajaran praktek teater yang menyesuaikan kondisi covid tentu harus dilaksanakan di sekolah. Hampir dua tahun pembelajaran teater dilaksanakan secara daring sejak covid masuk di Indonesia. Pada tahun 2022, aturan pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dicabut kemudian pelaksanaan pembelajaran diarahkan untuk tatap muka. Sehingga, sekolah kemudian dibuka kembali dalam pengajaran tatap muka. Akibat lamanya proses pembelajaran secara daring, sebagian besar guru-guru mengalami kendala dalam pengajaran praktek karena pembelajaran secara tatap muka dibutuhkan waktu untuk menyesuaikan kembali dan pengetahuan teater secara praktek mulai tumpul serta perlu di asah kembali. Atas dasar hal itu, pelatihan teater monolog menjadi satu bentuk atau upaya untuk pembelajaran teater setelah pandemi. Pada masa pandemi terdapat keterputusan pengetahuan sekaligus siswa mulai mendapatkan budaya baru, sehingga pelatihan ini mencoba mengangkat cerita lokal agar siswa mengetahui dan mendapatkan pengetahuan sejarah pahlawan lokal yaitu cerita kepahlawanan Datu Museng ketika di masa penjajahan. Pelatihan teater monolog ini akan dilaksanakan di sekolah SMK Telkom Makassar. Metode pelatihan yang dilaksanakan yakni, (1) mengidentifikasi cerita lokal yaitu cerita Datu Museng; (2) Proses kreatif: a. pembuatan dan pembedahan naskah, b. dramatik reading, c. blocking, d. memadukan musik dan properti, e. pemantapan aksi, dialog, musik, setting dan properti; dan terakhir adalah (3) Penyajian Pertunjukan.  
Pelatihan Teater Rakyat Koa-Koayang pada Remaja Non-Produktif Komunitas Budaya Sossorang di Tinambung Sulawesi Barat Asia Ramli; Rahma M; Khaeruddin Khaeruddin; Andi Taslim Saputra
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 1, No 1 (2022): Jan-Jun
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.66 KB) | DOI: 10.26858/srq.v1i1.33473

Abstract

Pertumbuhan penduduk semakin cepat dan tinggi sampai hari ini, hal itu dapat dilihat dari angka kelahiran yang mencapai angka tinggi. Kondisi ini menyebabkan terjadinya beragam permasalahan di masyarakat. Hal itu terjadi dikarenakan subyek (orang) tidak diimbangi oleh berkembangnya jumlah lowongan pekerjaan. Kejadian itu tentunya mempengaruhi bertambahnya angka pengangguran atau dapat dikatakan tidak produktif, termasuk para remaja di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat. Remaja ini kemudian digolongkan sebagai masyarakat yang non-produktif. Dalam kondisi ini membuat para remaja ini melakukan perilaku permasalahan sosial. Salah satu cara untuk meredam permasalahan sosial di Kecamatan ini adalah dengan memberikan pelatihan teater pada remaja non-produktif Komunitas Budaya Sossorang di Tinambung Sulawesi Barat sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dasar-dasar teater meliputi olah tubuh, olah rasa dan olah vokal serta dasar-dasar pemeranan sehingga peserta dapat mementaskan Teater Rakyat Koa-koayang secara sederhana. Pelatihan ini dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, alat untuk refleksi, mengubah dan mengajarkan sesuatu yang bernilai bagi para remaja non-produktif dengan menggunakan model pelatihan Teater Rakyat Koa-koayang. Pelaksanaan pelatihan dengan model pendampingan kepada peserta atau mitra agar pelatihan lebih aktif, kreatif dan menyenangkan. 
PENDOKUMENTASIAN TARI PABBITTE PASSAPU KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA (Sebagai Upaya Pelestarian Tari Tradisional) Rahma M; Asia Ramli; Muh. Kurniawan
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v1i3.38940

Abstract

This study aims to document dance as a form of preservation of traditional dance with a theoretical approach. Dance documentation includes data collection carried out directly in Tanatoa Village by meeting the original actors, then conducting interviews and demonstrations and recording dances, then processing data by recording in the form of writing. dance moves in detail, descriptions of the moves accompanied by photos and floor patterns, as well as dissemination by documenting the results of this research in the form of reports and conducting scientific publications at national seminars, in the form of proceedings and journals and publishing on social media YouTube so that it can be easily accessed by students and the general public and included in the library, both regional and faculty libraries, so that students and the general public can easily obtain data related to the Pabitte Passapu Dance, which consists of 12 varieties, namely i, Akkokoroa, Angngibeng, Appakeha, Appalotteng, Sekko Taji, Paganti, A, pabitte, Tannang ulumanu, A,laga, Angngera Seha' complete with photos and floor patterns.Keyword: Dance documentation, Pabitte Passapu danceThis study aims to document dance as a form of preservation of traditional dance with a theoretical approach. Dance documentation includes data collection carried out directly in Tanatoa Village by meeting the original actors, then conducting interviews and demonstrations and recording dances, then processing data by recording in the form of writing. dance moves in detail, descriptions of the moves accompanied by photos and floor patterns, as well as dissemination by documenting the results of this research in the form of reports and conducting scientific publications at national seminars, in the form of proceedings and journals and publishing on social media YouTube so that it can be easily accessed by students and the general public and included in the library, both regional and faculty libraries, so that students and the general public can easily obtain data related to the Pabitte Passapu Dance, which consists of 12 varieties, namely i, Akkokoroa, Angngibeng, Appakeha, Appalotteng, Sekko Taji, Paganti, A, pabitte, Tannang ulumanu, A,laga, Angngera Seha' complete with photos and floor patterns.Keyword: Dance documentation, Pabitte Passapu dance
Pentas Teater Koa-Koayang Bagi Komunitas Budaya Sossorang di Tinambung Sulawesi Barat Asia Ramli; Rahma. M; Khaeruddin Khaeruddin; Andi Taslim Saputra
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat SEMINAR NASIONAL 2022:PROSIDING EDISI 5
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPertumbuhan penduduk semakin cepat dan tinggi sampai hari ini, hal itu dapat dilihat dari angka kelahiran yang mencapai angka tinggi. Kondisi ini menyebabkan terjadinya beragam permasalahan di masyarakat. Hal itu terjadi dikarenakan subyek (orang) tidak diimbangi oleh berkembangnya jumlah lowongan pekerjaan. Kejadian itu tentunya mempengaruhi bertambahnya angka pengangguran atau dapat dikatakan tidak produktif, termasuk para remaja di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat. Remaja ini kemudian digolongkan sebagai masyarakat yang non-produktif. Dalam kondisi ini membuat para remaja ini melakukan perilaku permasalahan sosial. Salah satu cara untuk meredam permasalahan sosial di Kecamatan ini adalah dengan memberikan pelatihan teater pada remaja non-produktif Komunitas Budaya Sossorang di Tinambung Sulawesi Barat sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dasar-dasar teater meliputi olah tubuh, olah rasa dan olah vokal serta dasar-dasar pemeranan sehingga peserta dapat mementaskan Teater Rakyat Koa-koayang secara sederhana. Pelatihan ini dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, alat untuk refleksi, mengubah dan mengajarkan sesuatu yang bernilai bagi para remaja non-produktif dengan menggunakan model pelatihan Teater Rakyat Koa-koayang. Pelaksanaan pelatihan dengan model pendampingan kepada peserta atau mitra agar pelatihan lebih aktif, kreatif dan menyenangkan. Keyword: Pelatihan, Peredam Permasalahan Sosial, Koa-koayangAbstract