Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

RESPON PEMBERIAN DOSIS PUPUK KCL DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN GAHARU (Aquilaria crassna) DI POLIBAG Ansoruddin .; Sri Susanti Ningsih; Heri Hamdani Siagian
Bernas : Jurnal Penelitian Pertanian Vol 13, No 1 (2017): Bernas Februari 2017
Publisher : Bernas : Jurnal Penelitian Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.139 KB)

Abstract

Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah pemberian pupuk KCL (K) terdiri dari 3 taraf yaitu : K0 : 0 g/tanaman (kontrol), K1 : 75 g/tanaman, dan K2 : 150 g/tanaman. Faktor kedua adalah pemberian Pupuk Kandang Sapi (S) terdiri dari 3 taraf yaitu : S0: 0 kg/tanaman, S1: 0,5 kg/tanaman, S2: 1 kg/tanaman. Hasil penelitian pemberian pupuk KCL menunjukkan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman gaharu, dengan perlakuan pupuk Pupuk KCL terbaik pada dosis 150 g/tanaman (47,14 cm). Pemberian Pupuk Kandang Sapi menunjukan berpengaruh tidak nyata terhadap Pertumbuhan tanaman gaharu. Interaksi antara pengaplikasian pupuk KCL dan pupuk Kandang Sapi terhadap pertumbuhan bibit Tanaman Gaharu (Aquilaria crassna) menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap parameter yang diamati. Kata Kunci: Pupuk KCL, Pupuk Kandang Sapi, Gaharu
GROWTH RESPONSE AND YIELD OF ONION (Allium ascalonicum L) AGAINST CHICKEN MANURE FERTILIZER AND DIFFERENT OF CROPPING DISTANCE APPLICATION Andre Wahyu Pratama; Ansoruddin Ansoruddin; Sri Susanti Ningsih
Bernas : Jurnal Penelitian Pertanian Vol 14, No 3 (2018): Bernas October 2018
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1229.303 KB)

Abstract

This research was conducted in Dusun Benteng Jaya Village, Sei Balai Subdistrict, Batu Bara District, Province North Sumatera with altitude of place 5 m asl, flat topography and climate type C. The research was conducted in May 2017 to 2017. This research was arranged based on Factorial Randomized Block Design with 2 treatment factors and 3 replications. The first factor is the dosage of chicken manure (A) fertilizer with 4 levels: A0 0 kg / plot, A1 = 0.5 kg / plot, A2 = 1.0 kg / plot and A3 = 1.5 kg / plot. The second factor was treatment of crop distance (J), with 3 levels ie J0 = 20 cm x 20 cm (25 plants per plot), J1 = 20 cm x 25 cm (20 plants per plot), and J3 = 20 cm x 50 cm (10 plants per plot). The results of the treatment of chicken manure have a significant effect on the growth and production of onion, with the best dose at 1.5 kg / plot (A3)treatment. Different plant distance treatment significantly affected on growth and production of onion, with the best cropping distance 20 cm x 50 cm (J3). The interaction between chicken manure application and different cropping distance treatment on growth and production of onion showed no significant effect on all parameters observed.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK MUTIARA DAN PUPUK ORGANIK CAIR GDM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) Bagus Syahputra Rambe; Sri Susanti Ningsih; Heru Gunawan
Bernas : Jurnal Penelitian Pertanian Vol 15, No 2 (2019): Bernas July 2019
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.22 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK mutiara dan pupuk organik cair GDM terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah. Penelitian akan dilaksanaan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian UNA Kisaran, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara dengan Ketinggian tempat 17 m dpl, Penelitian dari Maretsampai Mei 2018. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan 4 taraf perlakuan. Faktor pertama pupuk NPK Mutiara (N) terdiri dari 4 taraf: N0 = 0 kg/ha (0 g/plot), N1 = 100 kg/ha (10 g/plot), N2 = 200 kg/ha (20 g/plot), N3 = 300 kg/ha (30 g/plot). Faktor kedua POC GDM (O), terdiri dari 3 taraf, yaitu O0 = 0 cc/liter air), O1 = 2 cc/liter air, O2 = 4 cc/liter air. Penggunaan pupuk NPK Mutiara berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada semua umur amatan, produksi per tanaman dan produksi per plot tanaman bawang merah. Pemberian pupuk organik cair berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada semua umur amatan, produksi per tanaman dan produksi per plot tanaman bawang merah.Interaksi pupuk NPK Mutiara dan pupuk organik cair tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah.
PENGARUH BERBAGAI MEDIA DAN TIAMIN TERHADAP PERTUMBUHAN STEK PUCUK KENTANG (Solanum tuberosum L.) Koko Billklinton Sitorus; Sri Susanti Ningsih; Syafrizal Hasibuan
Bernas : Jurnal Penelitian Pertanian Vol 16, No 1 (2020): Bernas February 2020
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.654 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun I, Desa Ujung Teran, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Tanah Karo, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 dan berakhir pada bulan Februari 2019. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah pemberian media tanam di bagi atas 5 taraf yaitu : M0 : Cocopeat (100%), M1 : Arang Sekam (100%), M2 : Cocopeat (50%) + Arang Sekam (50%), M3 : Cocopeat (25%) + Arang Sekam (75%), dan M4 : Cocopeat (75%) + Arang Sekam (25%). Faktor kedua adalah pemberian tiamin atas 4 taraf yaitu : T0 : 0,0 ppm, T1 : 0,5 ppm, T2 : 1,0 ppm, dan T3 : 1,5 ppm. Parameter yang diamati adalah jumlah pucuk hidup, jumlah pucuk mati, jumlah pucuk berakar, panjang pucuk (cm), panjang akar (cm), jumlah daun. Hasil penelitian pemberian media tanam menunjukkan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah pucuk hidup pada semua umur amatan, jumlah pucuk mati pada semua umur amatan, jumlah pucuk berakar pada parameter amatan, panjang pucuk (cm) pada semua umur amatan, panjang akar (cm) pada parameter amatan, jumlah daun pada semua umur amatan dan pemberian tiamin menunjukkan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah pucuk hidup pada semua umur amatan, jumlah pucuk mati pada semua umur amatan, jumlah pucuk berakar pada parameter amatan, panjang pucuk (cm) pada semua umur amatan, panjang akar (cm) pada parameter amatan, jumlah daun pada semua umur amatan. Sedangkan interaksi antara pemberian media tanam dan pemberian tiamin menunjukkan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah pucuk hidup pada semua umur amatan, jumlah pucuk mati pada semua umur amatan, jumlah pucuk berakar pada parameter amatan, panjang pucuk (cm) pada semua umur amatan, panjang akar (cm) pada parameter amatan, jumlah daun pada semua umur amatan.
EFFECT OF SOME TYPE CULTIVATING MEDIUM AND LIQUID SUPPLEMENT FERTILIZER APPLICATION ON GROWTH AND YIELD OF PEPPER (Piper nigrum L.) IN POLYBAG Raja Doli Syaifuddin Hasibuan; Ansoruddin Ansoruddin; Sri Susanti Ningsih
Bernas : Jurnal Penelitian Pertanian Vol 14, No 3 (2018): Bernas October 2018
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.324 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Sei Renggas, Jl. Gajah, Kec. Sei Renggas, Kab. Asahan pada ketinggian 15 m dari permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2017. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan. Faktor pertama aplikasi media tanam terdiri dari 3 taraf: M1 =Topsoil + sekam padi, M2 = Topsoil + sekam padi + arang sekam (1: 1: 1), M3 = Topsoil +sekam padi + pupuk kandang sapi (1: 1: 1). Faktor kedua pemberian Pupuk Pelengkap Cair (PPC), terdiri dari 3 taraf. P0 = tanpa PPC (0 ml/liter air/plot), P1 = PPC SuperVit (2 ml/liter air/plot), P2 = PPC NASA (2 ml/liter air/plot). Pemberian media tanam berpengaruh terhadap pertambahan tinggi tanaman pada semua umur amatan dan pertambahan luas daun pada umur 4 dan 8 MST. Pemberian pupuk pelengkap cair berpengaruh terhadap pertambahan tinggitanaman pada semua umur amatan, pertambahan luas daun pada umur 4 dan 8 MST dan pertambahan jumlah daun. Tidak terjadi interaksi antara pemberian media tanam dan pupuk pelengkap cair terhadap pertumbuhan bibit tanaman lada.
RESPON PEMBERIAN PUPUK KOTORAN BURUNG PUYUH DAN PUPUK BOKASI ENCENG GONDOK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) Riska Fitriani Manurung; Cik Zulia; Sri Susanti Ningsih
Bernas : Jurnal Penelitian Pertanian Vol 15, No 3 (2019): Bernas October 2019
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.493 KB)

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Universitas Asahan, dengan topografi datar dan tinggi tempat ± 15 m dpl. Tipe iklim Oldeman termasuk tipe iklim E1 dan jenis tanah Alluvial. Curah hujan antara 1.917 mm—3.884 mm, dengan rata-rata curah hujan tahunan 2.900 mm. Suhu berkisar 20,4—32,7° C dan kelembaban udara antara 82% - 94%.  Penelitian rencana dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei 2017. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah Pupuk Kotoran Burung Puyuh (P) terdiri dari 3 taraf yaitu : P0 :  0 kg/tanaman (kontrol), P1 :  1 kg/tanaman, dan P2 :  2 kg/tanaman. Faktor kedua adalah pemberian Pupuk Bokashi Eceng Gondok (B) terdiri dari 4 taraf yaitu : B0:  0 Kg/tanaman, B1:  1 Kg/tanaman, B2:  2 Kg/tanaman, , B3:  3 Kg/tanaman. Hasil penelitian pemberian Pupuk Kotoran Burung Puyuh menunjukkan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, berat segar per tanaman, dan berat segar per plot tanaman selada, dengan perlakuan pupuk Pupuk Kotoran Burung Puyuh terbaik pada dosis 2 kg/tanaman. Pemberian Pupuk Bokashi Eceng Gondok menunjukan berpengaruh nyata terhadap Pertumbuhan tanaman, dengan dosis perlakuan terbaik pada dosis 3 kg/tanaman Interaksi antara pengaplikasian pupuk Kotoran Burung Puyuh dan Pupuk Bokashi Eceng Gondok Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L) menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap parameter yang diamati.
ANALISIS KESEGARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA PERLAKUAN TEKNOLOGI OZON Syafrizal Hasibuan; Intan Zahar; Sri Susanti Ningsih
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3626

Abstract

White oyster mushrooms (Pleurotus ostreatus) have nutritional content, are high in protein and low in fat. Oyster mushroom storage depends on physical factors such as temperature, humidity, light, pH of the growing medium, and air. Fresh harvested mushrooms contain a fairly high water content, making it easy for the mushrooms to rot quickly and not last long. This research was structured based on a factorial randomized block design (RAK) with 3 replications. Ozone is flowed to the mushrooms with varying concentrations of 0 ppm and 150 ppm within 10 minutes, 20 minutes and 30 minutes. The results of the research show that administering ozone at a concentration of 150 ppm for 30 minutes can break down the H2O molecule so that the metabolic process is hampered or even stopped so that the water content in the mushrooms is reduced and can reduce the activity of microorganisms in the mushrooms so that the mushrooms can survive for 6 days after harvest in this condition. fresh. Key-words: White Oyster Mushroom (Pleurotus Ostreatus), Ozone, Plasma Technology INTISARIJamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) memiliki kandungan nutrisi, tinggi protein, dan rendah lemak.  Penyimpanan jamur tiram tergantung pada faktor fisik seperti suhu, kelembaban, cahaya, pH media tanam, dan udara. Jamur segar hasil panen mengandung kadar air yang cukup tinggi sehingga memudahkan jamur cepat busuk dan tidak dapat bertahan lama. Penelitian ini dilakukan berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 3 ulangan. Ozon dialiri ke jamur dengan variasi kosentrasi 0 ppm dan 150 ppm dalam waktu 10 menit, 20 menit dan 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Ozon dengan konsentrasi  150 ppm selama 30 menit dapat memecahkan molekul H2O sehingga proses metabolisme menjadi terhambat bahkan berhenti karena kadar air pada jamur menjadi lebih berkurang dan dapat mengurangi kegiatan mikroorganisme pada jamur sehingga jamur dapat bertahan selama 6 hari setelah panen dalam keadaan segar.  Kata kunci: Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus), Ozone, Teknologi Plasma 
Teknik Menentukan Dosis Tepat Dengan Menggunakan Alat Watt Meter Untuk Aplikasi Pupuk Organik Cair Pada Tanaman Sayuran Di Desa Perk. Sei Bejangkar: Pengabdian Syafrizal Hasibuan; Sri Susanti Ningsih; Armaniar; Dermawan; Cik Zulia
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 1 (Juli 2025 -
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i1.1549

Abstract

Pupuk organik cair merupakan pupuk yang terbuat dari bahan organik yang berbentuk cairan yang dipergunakan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan. Hampir 80 % seluruh petani kurang percaya akan khasiat pupuk organik cair yang dibuatnya karena tidak mengetahui cara aplikasi pupuk organik cair dengan tepat dan belum menampakan hasil yang optimal pada tanaman yang dibudidayakan. Umumnya para petani hanya disuruh buat tetapi sewaktu aplikasi ke tanaman jarang mau mengaplikasikan ketanaman sehingga tetap membeli pupuk kimia karena takut terjadinya gagal panen. Dengan menggunakan alat watt meter dapat mengetahui dosis yang tepat untuk dapat mengaplikasikan pupuk organik cair secara tepat dan benar dengan menunjukan dilayar pada tulisan power 35 – 41 watt dapat menunjukan hasil panen yang optimal.