Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Campuran Minyak Wijen (Sesamum indicum L.) dan Apsa 80 Sebagai Bahan Pelapis Terhadap Mutu dan Masa Simpan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Desak Ngakan Nyoman Mita Dewi; I Made Supartha Utama; Pande Ketut Diah Kencana
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 8 No 2 (2020): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.583 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2020.v08.i02.p15

Abstract

Buah manggis merupakan salah satu produk hortikultura yang mudah rusak dan memiliki umur simpan yang relatif singkat. Kemampuan campuran APSA 80 dan minyak wijen dengan konsentrasi yang berbeda sebagai bahan pelapis untuk menjaga kualitas dan memperpanjang masa simpan buah manggis yang diuji selama penyimpanannya. Tujuan penelitian ini ialah untuk menemukan konsentrasi terbaik dari campuran APSA 80 dan minyak wijen sebagai bahan pelapis untuk buah manggis. Minyak wijen paling tahan terhadap ketengikan karena mengandung antioksidan alami dan asam oleat yang tinggi. APSA 80 sebagai penyebar dan mampu merekatkan bahan campuran serta sebagai pengemulsi. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga faktor perlakuan yaitu ragam konsentrasi pelapis dari APSA 80 dengan konsentrasi 0%, 0.03%, dan 0.06%, konsentrasi pelapis dari minyak wijen dengan konsentras 0%, 0.5%, dan 1% serta suhu penyimpanan menggunakan suhu ruang (28±2oC) dan suhu dingin (10±1oC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan SdA2M2 (konsentrasi APSA 80 0.06% dan konsentrasi minyak wijen 1% pada suhu dingin) adalah konsentrasi bahan pelapis terbaik untuk menjaga kualitas dan memperpanjang masa simpan buah manggis. Kedua formulasi bahan pelapis tersebut mampu mempertahankan buah manggis selama 25 hari dimana warna aril masih berwarna putih, warna kulit ungu kemerahan dan tekstur kulit belum mengeras. Mangosteen is one of the horticultural products that easily damages and has a relatively short shelf-life. The abilities of the mixed of APSA 80 and sesame oil with different concentrations as coting materials to maintain the quality and extend the self-life of mangosteen fruits were tested during storage. The main objective was to find the best mixed concentrations of the APSA 80 and Sesame oil as coating material for mangosteen fruits. Sesame oil is known to be the most resistant to rancidity because it contains natural antioxidants and high oleic acid. APSA 80 is as a spreader and gluing the mixed material and as an emulsifier. The experimental design used in this study was a Completely Randomized Design with three factors, namely the concentration of APSA 80 (0%, 0.03%, and 0.06%), the concentration of sesame oil (0%, 0.5%, 1%) and storage temperatures (28 ± 2oC and 10 ± 1oC). The result showed that the mixed concentrations of 0.06% APSA 80 and 0.5 % sesame oil, as well as the mixed concentrations of 0.06% APSA 80 and 1.0 % sesame oil were the best coating materials to maintain quality and extend the self-life of mangosteen fruits. The both formulations of the coatings maintain the self life for 25 days at where the colors of the arils were snowy white, the color of skin surfaces were redish purple, and the pericarps were not yet hardenings.
Pengaruh Suhu dan Waktu Pengeringan terhadap Karakteristik Kimia serta Sensori Teh Daun Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata BUSE-KURZ.) I Kadek Wirawan; Pande Ketut Diah Kencana; I Made Supartha Utama
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 8 No 2 (2020): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.121 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2020.v08.i02.p08

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu pengeringan terhadap karakteristik kimia dan sensorik teh daun bambu Tabah. Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor, yaitu faktor suhu pengeringan (50o C dan 60o C) dan faktor waktu pengeringan (1 jam, 2 jam, dan 3 jam). Perlakuan diulang tiga kali untuk mendapatkan 18 unit percobaan. Parameter yang diamati adalah kadar air, pH, total asam, total fenol, dan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi suhu dan lama pengeringan daun teh bambu Tabah memiliki pengaruh berbeda nyata terhadap kadar air, pH, total asam, total fenol, warna, penerimaan keseluruhan, tetapi tidak memiliki pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma dan rasa, dengan perlakuan terbaik ini, kadar air, pH, asam total, fenol total, warna, aroma, rasa dan penerimaan keseluruhan ditemukan kadar air 6,881%, pH 6,6, total asam 0, 73%, total fenol 84,01mg / 100g, warna 4,33, aroma 4,40, rasa 3,93, dan penerimaan keseluruhan 4,07. This study aimd to determine the effect of temperature and drying time on the chemical and sensory characteristics of Tabah bamboo leaf tea. This study was designed using a Completely Randomized Design (CRD) with two factors, namely the drying temperature factor (50oC and 60oC) and the drying time factor (1 hour, 2 hours, and 3 hours). The treatment was repeated three times to obtain 18 experimental units. The parameters observed were water content, pH, total acid, total phenol, color, aroma, taste, and overall acceptance tested organoleptically. The results showed that the interaction of temperature and duration of drying of Tabah bamboo tea leaves had significantly different effects on water content, pH, total acid, total phenol, color, overall reception, but did not have a significantly different effect on aroma and taste. with this combained best treatment, the water content, pH, total acid, total phenol, color, aroma, taste and overall acceptance were found water content 6,881 %, pH 6,6, total acid 0, 73%, total phenol 84,01mg / 100g,color 4,33, aroma 4.40, taste 3,93, and overall acceptance 4,07.
Pengaruh Larutan Disinfektan dan Pengemasan Atmosfer Termodifikasi Menggunakan Film Plastik Terperforasi Terhadap Susust Bobot dan Mutu Buah Cabai Merah Besar (Capsicum annuum L.) Selama Penyimpanan Gede Oka Mandana; I Made Supartha Utama; Ni Luh Yulianti
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 1 No 1 (2013): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.941 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jenis larutan disinfektan sebagai bahan pencuci dan perbedaan persentase perforasi kemasan film plastik polyprophylene (PP) yang mampu memperlambat kemunduran mutu buah caber merah besar selama penyimpanan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor. Faktor pertama adalah jenis larutan disinfektan dengan tiga taraf perlakuan yaitu; tanpa disinfektan (Do), perendaman dalam 200 ppm larutan potassium sorbat (Ds) dan perendaman dalam 300 ppm larutan klorin (Dk). Faktor kedua adalah persentase perforasi kemasan dengan empat taraf perlakuan yaitu; 0% perforasi (Po), 0.3% perforasi (P0.3), 1.0% perforasi (P1.0) dan 3.0% perforasi (P3.0). Penelitian ini menggunakan jenis plastik polypropylene berukuran 30 cm x 20 cm dengan ketebalan 0.06 mm. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali dengan 280-300 gr buah untuk setiap unit percobaan. Sebagai pembanding disiapkan kontrol yaitu buah cabai merah besar tanpa perlakuan disinfektan dan pengemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman di dalam 300 ppm klorin dengan perforasi kemasan sebesar 3% (DkP3) secara signifikan mampu menekan susut bobot dan tingkat pembusukan pada buah cabe merah besar dibandingkan perlakuan lainnya dan kontrol. The aim of this research was to determine the type of disinfectant solution to wash the large-red chili fruit and the percentage of perforation plastic film packaging polypropylene perforation (PP) which are able to decelerate the quality deterioration of the chili fruit during storage. This research used a completely randomized with two factors of treatments. The first factor was isinfectant solution with three stage treatments which is consisted of three different treatments, namely without treatment of disinfectants (Do), submersion in 200 ppm solution of potassium sorbate (Ds) and submersion in 300 ppm chlorine solution (Dk). The second factor was the percentage of perforation of plastic film packaging with four different levels of treatments, namely without perforation (Po), with 0.3% perforation (P0.3), with 1.0% perforation (P1.0) and with 3.0% perforations (P3.0). The experiment used a plastic film type of polypropylene with dimension of 30 cm x 20 cm and 0.06 mm thickness. Each treatment was repeated three times with 280 – 300 g fruits for each experimental units. Control was prepared using chili fruits without disinfectant and packaging as comparison. The result indicated that the chili fruits submerged in 300 ppm chlorine and packed in the 3 % perforated plastic films bags gave significant reduction in weight loss and intensity of of decay compare than other treatments and control.
Mempertahankan Mutu Buah Tomat Segar dengan Pelapisan Minyak Nabati Nirma Yopita Sari Tarigan; I Made Supartha Utama; P.K. Diah Kencana
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 4 No 1 (2016): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.326 KB)

Abstract

The purpose of this study was to study the effect of emulsion of vegetable oil as coating materials, on the quality and shelf life of different stages of fresh tomatoes during storage at room temperature. The maturity levels of tomato fruits were varied, namely breaker stage, turning stage, pink stage and red stage. The mixed emulsion in water of 0,5%, sesame oil and 0,5%, lemongrass oil was used in this experiment. Additional materials used to make the emulsion were 0,5% oftween 80, 0,5% of oleic acid, and 3% of ethanol. Control fruits without treatments are also prepared for comparison. The experiment was performed using a factorial Completely Randomized Design (CRD) with two factors. The first factor was the use of coating treatment consisted of two levels: coating and without coating. The second factor was the stage of maturity of tomatoes consisted of stage 2, stage 3, stage 4, and stage 5. The results showed that coating the tomato fruits with treatment of the mixed emulsion of sesame oil and lemongrass oil significantly affected the quality and storage life. The coating of tomatoes of the turning stage 3 gave the best results which was able to reduce the pH, color, TPT and total acid.
PENGARUH EMULSI MINYAK NABATI SEBAGAI BAHAN PELAPIS PADA BUAH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) TERHADAP MUTU DAN MASA SIMPANNYA Made Arya Nugeraha Inggas; I Made Supartha Utama; Gede - Arda
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 1 No 2 (2013): Agustus
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.367 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ragam emulsi minyak nabati di dalam air, sebagai bahan pelapis, terhadap mutu dan masa simpan buah tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) di dalam suhu ruang (27-300C). Ragam emulsi sebagai perlakuan dalam penelitian ini adalah emulsi minyak kelapa (E1), emulsi minyak biji bunga matahari (E2), emulsi minyak wijen (E3), dan emulsi minyak kanola (E4) dengan konsentrasi sama yaitu minyak nabati 0,5%. Bahan tambahan yang digunakan untuk pembuatan emulsi adalah tween 80 1%, asam oleat 0,5 %, alkohol 3%. Sebagai pembanding, buah tomat juga diberikan perlakuan lilin pelapis komersial Wax Brogdex dengan konsentasi yang sama (E5) serta buah tomat tanpa diberi pelapisan sebagai kontrol (E0). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis emulsi minyak sebagai bahan pelapis berpengaruh sangat nyata terhadap masa simpan dan mutu buah tomat selama penyimpanan pada suhu ruang. Perlakuan pelapisan dengan emulsi minyak wijen (E3) memberikan pengaruh terbaik dimana mampu menekan perubahan berat, dan intensitas pembusukan serta mempertahankan kekerasan, bila dibandingkan dengan kontrol dan emulsi berbahan Wax Brogdex selama penyimpanan. Sedangkan pelapisan dengan emulsi minyak biji bunga matahari (E2) adalah perlakuan terbaik kedua dalam menekan perubahan berat dan mempertahankan kekerasan, namun, intensitas pembusukan masih rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan emulsi minyak lainnya. The purpose of this study was to determine the effect of a variety of vegetable oil emulsions in water, as a coating material, on the quality and shelf life of tomato fruit (Lycopersicon esculentum Mill.) at room temperature (27-300C). Oil emulsion treatments in this study were palm oil (E1), sunflower seed oil (E2), sesame oil (E3), and canola oil (E4) emulsions with the same concentration of 0.5%. Additional materials that were used in making emulsion were 1% tween, 0.5% oleic acid and 3% alcohol. For comparison, the separate tomato fruits were coated with Brogdex Wax commercial (E5) with the same concentration as the oil emulsions, and without any coating material as controls (E0). This study used a Completely Randomized Design (CRD) with three replications. The results showed that the types of oil emulsions as well as brogdex wax and controls significantly affected the shelf life and quality of tomato fruit during storage at room temperature. Coating with sesame oil emulsion (E3) resulted in the highest reduction on the weight change, and intensity of decay, and the change of texture, when compared with controls and Wax Brogdex emulsions during storage at room temperature. While coating with sun flower seed oil emulsion (E2) was the second best in reducing the changes of weight and texture; however, the average of decay intensity was still higher than other oil emulsion treatments.
Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah sebagai Pelapis Buah Mangga Arumanis terhadap Mutu Selama Penyimpanan pada Suhu Kamar I Gede Manthika Utama; I Made Supartha Utama; I.A. Rina Partiwi P.
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 4 No 2 (2016): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.393 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh ragam konsentrasi lilin lebah dalam basis emulsi 0.5% minyak wijen dan 0,5% minyak sereh terhadap perubahan mutu buah mangga Arumanis selama penyimpanan pada suhu kamar (26-32oC). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan ragam konsentrasi lilin lebah 0% sebagai control, 1%, 2%, dan 3%. Parameter mutu yang diamati adalah parameter fisik-kimia yang terdiri atas susut bobot, intensitas kerusakan, kekerasan, total padatan terlarut dan total asam, serta parameter sensoris yang dilakukan oleh 10 orang panelis terhadap tingkat kesukaan aroma, warna, rasa dan tekstur daging buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelapisan buah mangga Arumanis dengan konsentrasi lilin lebah berbeda secara nyata berpengaruh terhadap perubahan mutu selama penyimpanan pada suhu kamar. Pelapisan buah dengan konsentrasi lilin lebah 2% adalah terbaik dalam memperlambat perubahan fisik buah dan memberikan nilai sensoris kesukaan terbaik terhadap aroma, warna, rasa dan tekstur daging buah selama penyimpanan. The objective of this research was to study the effect of various concentrations of beeswax in the baseemulsion of 0.5% sesame oil and 0.5% lemongrass oil on the quality of Arumanis mango fruits duringstorage at room temperature (26-32oC). This study used a Completely Randomized Design (CRD) withvarious concentrations of beeswax, namely 0% as control, 1%, 2% and 3%. Quality parameters measured were physical-chemical changes consisting of weight loss, spoilage intencity, hardness, total soluble solids and total acidity, as well as sensory parameters were evaluated by 10 panelists on the preferences of aroma, color, flavor and texture of the fruit flesh. The results showed that the coating of Arumanis with different concentrations of beeswax significantly affected the quality changes during storage of the fruit at the room temperature. Coating the fruit with a concentration of 2% beeswax gave the best result in slowing the physical changes and provided the best values of the sensory preferences on aroma, color, flavor and texture of the fruit flesh during the storage of coated fruit.
Pengaruh Ketebalan dan Suhu Pengeringan Terhadap Karakteristik Fisik dan Sensoris Buah Naga Merah Kering Dinda Mar'atuzzahwa; I Made Supartha Utama; I Putu Surya Wirawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p06

Abstract

ABSTRAK Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) merupakakan jenis tanaman tropis yang dapat beradaptasi dengan perubahan cuaca serta produksi buah setiap musimnya sangat berlimpah. Pengeringan merupakan proses mengurangi kadar air pada bahan agar bahan dapat disimpan relatif lama. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketebalan dan suhu pengeringan terhadap karakteristik fisik dan sensoris buah naga merah kering. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAK) dengan 2 faktor yakni suhu pengeringan (60 °C, 70 °C dan 80 °C) dan ketebalan buah (0,5 cm, 0,75 cm, dan 1,00 cm). Setiap unit kombinasi perlakuan terdiri dari 9 irisan buah naga merah segar dan setiap kombinasi perlakuan diulang pengujiannya sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati meliputi kadar air, aktivitas air, tekstur, rendemen, color difference, total padatan terlarut, dan uji organoleptik. Data hasil penelitian ini diuji dengan pengujian sidik ragam, jika didapati hasil perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan pengujian Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketebalan dan suhu pengeringan memberikan pengaruh yang nyata terhadap karakter fisik dan sensoris buah naga merah kering. Perlakuan terbaik didapat dari perlakuan ketebalan 0,75 cm dan suhu pengeringan 80 oC dengan nilai kadar air 13,75%, aktivitas air 0,65, tekstur 36,48 kg (force), rendemen 16,28 %, color difference 23,03 ?E, total gula 8,30 oBrix, dan nilai uji organoleptik warna 3,44, aroma 3,40, tekstur 4,84, rasa 4,84, dan nilai kombinasi tingkat kesukaan 4,84. Abstract Red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) is a type of tropical plant that can adapt to changes in weather and fruit production every season is very abundant. Drying is the process of reducing the moisture content in the material so that the material can be stored relatively long. This study was conducted to find out the effect of drying thickness and temperature on the physical characteristics and sensorical characteristics of dried red dragon fruit. This research method used a Randomized Block Design (RBD) with 2 factors namely drying temperature (60 °C, 70 °C and 80 °C) and fruit thickness (0.5 cm, 0.75 cm, and 1 cm). Each treatment combination unit consists of 9 slices of fresh red dragon fruit and each combination of treatment is repeated 3 times. Parameters observed include water content, water activity, texture, yield, color difference, total dissolved solids, and organoleptic tests. The data of this study was tested with analysis of variance, if significant differences were found, followed by Duncan's testing. The results of the study provided the results that the thickness and drying temperature exerted a noticeable influence on the physical and sensory character of dried red dragon fruit. The treatment of a thickness of 0.75 cm and a drying temperature of 80 oC exerts a significant effect on the yield of dried dragon fruit. best with a water content value of 13.75 %, water activity of 0.65, texture of 36.48, yield of 16.28 %, color difference of 23.03, total sugar of 8.30 oBrix, and organoleptic test value of 3.44, aroma of 3.40, texture of 4.84, taste of 4.84, and favorite level combination value of 4.84.
Strategi Pengembangan Agribisnis Beras Putih Organik Dengan Pendekatan Analisis SWOT Dan Matrik QSPM (Studi Kasus: PT Bali Sri Organik) Ade Lanang Juliana; I Made Supartha Utama; Ni Nyoman Sulastri
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 10 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2022.v10.i01.p14

Abstract

ABSTRAK Berdasarkan kesadaran konsumen tentang pentingnya keamanan pangan dan pola hidup sehat merupakan peluang pasar bagi produsen produk pangan organik di Provinsi Bali. Dalam upaya memanfaatkan peluang tersebut PT Bali Sri Organik perlu berstrategi dalam mengembangkan agribisnis beras organiknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi alternatif dan strategi prioritas yang dapat dijalankan oleh PT Bali Sri Organik dalam pengembangan agribisnis beras organik. Responden dalam penelitian ini dipilih secara purposive dan teknik snowball sampling sesuai dengan keahlian dan pengetahuannya tentang penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan survey, wawancara dan pembagian kuesioner kepada PT Bali Sri Organik, kelompok tani, lembaga pemasaran yang terlibat, serta konsumen secara umum. Data sekunder diperoleh dari pustaka-pustaka studi, sebagai sarana pendukung agar dapat memahami masalah yang diteliti dan sebagai kajian terhadap penelitian yang sedang dijalankan. Segmentasi pasar beras organik menggunakan analisis cluster (K-means) dan analisis crosstab. Perumusan strategi alternatif dan strategi prioritas menggunakan analisis SWOT dan analisis matrik QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alternatif strategi yang dapat dilaksanakan oleh PT. Bali Sri Organik dalam pengembangan agribisnis beras organik adalah meningkatkan akses pasar baik lokal, nasional dan internasional; meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil produksi; mengintegrasikan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi, panen, penanganan pascapanen dan konversi produk; meningkatkan kerjasama dalam sistem rantai nilai global, meningkatkan keterampilan sumber daya manusia pada subsistem produksi, panen, pascapanen dan konversi produk; meningkatkan kinerja internal control system dan membangun komitmen yang kuat dalam melaksanakan peran masing-masing rantai dengan baik. Strategi prioritas yang dapat dijalankan oleh PT Bali Sri Organik adalah meningkatkan sistem kreasi nilai melalui sistem rantai nilai yang integrated dan kolaboratif dan meningkatkan integrasi nilai-nilai kearifan lokal berkaitan aspek sosiologis dan ekologis. ABSTRACT Consumer awareness of the importance of food safety and a healthy lifestyle is a market opportunity for producers of organic food products in Bali Province. Taking advantage of these opportunities, PT Bali Sri Organik needs to be strategic in developing its organic rice agribusiness. The purpose of this research was to find out the alternative and priority strategies that can be implemented by PT Bali Sri Organik in the development of organic rice agribusiness. Respondents in this study were selected purposively and based on snowball sampling techniques according to their expertise and knowledge. Primary data collection is conducted by conducting surveys, interviews, and distribution of questionnaires to PT Bali Sri Organik, farmer groups, marketing agencies involved, as well as consumers in general. Secondary data is obtained from the literature review, as a supporting tool in order to understand the problems studied and as a study of the research being conducted. Organic rice market segmentation was carried out using cluster analysis (K-means) and crosstab analysis. The formulation of alternative and priority strategies using was using SWOT and QSPM matrix analysis. The results showed alternative strategies that can be implemented by PT. Bali Sri Organik in the development of organic rice agribusiness is to improve market access both local, national and international; improve productivity and quality of products; integrate technology to improve the efficiency and effectiveness of production, harvesting, post-harvest handling and product conversion; increase cooperation in global value chain systems, improve human resources skills in production subsystems, harvesting, post-harvest and product conversion; improve internal control system performance and build a strong commitment in carrying out the role of each chain well. The priority strategy that can be implemented by PT Bali Sri Organik is to improve the value creation system through an integrated and collaborative value chain system and improve the integration of local wisdom values related to sociological and ecological aspects.
Pengaruh Pelapisan Emulsi Minyak Wijen dan Minyak Sereh terhadap Mutu dan Massa Simpan Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis lour) Andri Frans Kalvin Gurning; I Made Supartha Utama; Ni Luh Yulianti
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 7 No 2 (2019): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.544 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2019.v07.i02.p03

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh campuran konsentrasi yang berbeda antara minyak wijen dan minyak sereh dalam air sebagai bahan pelapis pada kualitas buah jeruk selama penyimpanan pada suhu kamar. Konsentrasi emulsi minyak wijen bervariasi 0%, 0.5%, dan 1% dalam kombinasi minyak serah 0%, 0.5%, 1%, dan 1.5%. Bahan tambahan yang digunakan untuk membuat emulsi adalah 1% dari tween 80, 0.5% asam oleat, dan alkohol 3%. Buah kontrol tanpa perlakuan juga disiapkan untuk perbandingan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan campuran minyak wijen dan minyak sereh signifikan mempengaruhi mutu dan masa simpan buah jeruk. Konsentrasi gabungan dari 0.5% minyak wijen dan 0.5% minyak sereh memberikan hasil terbaik yang mampu mengurangi susut bobot, kerusakan pembusukan, perubahan pH dan total padatan terlarut jus buah, dan kekerasan buah. Kata kunci : jeruk, mutu, masa simpan, konsentrasi, pelapisan emulsi.
Pengaruh Pelapisan Gel Lidah Buaya dengan Campuran Asam Askorbat dan Kalium Sorbat terhadap Susut Bobot, pH dan Organoleptik Buah Melon Potong Segar Ni Wayan Sulasmi; I Made Supartha Utama; I Gusti Ketut Arya Arthawan
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 9 No 2 (2021): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2021.v09.i02.p02

Abstract

ABSTRAK Buah melon yang telah mengalami pengolahan minimal memiliki sifat mudah rusak (perishable) dengan masa simpan yang relative singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh pelapisan gel lidah buaya dengan campuran asam askorbat dan kalium sorbat terhadap susut bobot, pH dan organoleptik buah melon potong segar atau proses minimal. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari dua faktor perlakuan yaitu konsentrasi asam askorbat (0%, 1.5% dan 3%) dan kalium sorbat (0%, 0.2% dan 0.4%). Percobaan ini diulang sebanyak tiga kali dengan suhu penyimpanan 5±2?C. Hasil penelitian menunjukkan asam askorbat dan kalium sorbat berpengaruh nyata terhadap nilai susut bobot, pH dan atribut organoleptik buah melon potong segar. Asam askorbat dan kalium sorbat mampu menghambat kehilangan bobot, mempertahankan nilai organoleptik dan menurunkan nilai pH sehingga aktivitas pertumbuhan jamur dan kapang terhambat pada buah potong tersebut. Gel lidah buaya dengan penambahan asam askorbat 3% dan kalium sorbat 0,2% merupakan perlakuan yang memberikan nilai atribut organoleptik terbaik selama penyimpanan. Kombinasi ini mampu mempertahankan nilai warna dan tekstur hingga hari ke 14 serta mempertahankan aroma hingga hari ke 10. ABSTRACT Melon fruit which is undergone a minimal process is easy to damage (perishable) with short shelf life. This study aims to determine the effect of coating aloe vera gel with a mixture of ascorbic acid and potassium sorbate on weight loss, pH, and organoleptic of fresh-cut melons. This study using a completely randomized design (CRD consisted of two treatment factors, namely ascorbic acid (0%, 1.5%, and 3%) and potassium sorbate (0%, 0.2% and 0.4%)). The experiment was replicated three times with a storage temperature of 5 ± 2?C. The results showed that ascorbic acid and potassium sorbate significantly affected the weight loss, pH, and organoleptic values ??of fresh-cut melons. Ascorbic acid and potassium sorbate can inhibit weight loss, maintain organoleptic values ??, and reduce the pH value of fresh-cut melons so that the activity of fungal and mold growth is inhibited. Aloe vera gel with the addition of 3% ascorbic acid and 0.2% potassium sorbate was the treatment that gave the best organoleptic value during storage. This combination can maintain the value of color and texture up to day 14 and maintain aroma until day 10.