Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MEMBUAT BIOCHAR DAN KOMPOS DARI BIOMASSA TANAMAN PADI Abdillah, Muhammad Helmy; Majid, Zuliyan Agus Nur Muchlis; Iswahyudi, Herry; Lukmana, Mila; Rahmawati, Linda; Widiyastuti, Dewi Amelia
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 4 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.837 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i4.4812

Abstract

Abstrak: Biomassa tanaman Padi manjadi masalah dalam sanitasi lahan rawa pasca panen, meskipun biomassa ini dapat digunakan untuk pembanah tanah dengan pemanfaatannya belum optimal. Kearifan lokal masyarakat suku Banjar yang sudah mulai ditinggalkan diduga menjadi penyebab masalah tersebut. Kearifan lokal ini mendorong penggunaan biomassa Padi secara optimal untuk membenahi tanah sub-optimal pada tanah-tanah di lahan rawa. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pembuatan biomassa Padi menjadi pembenah tanah dengan konsep kearifan lokal tajak-puntal-balik-hambur yang dikemas dalam teknologi sederhana berbentuk biochar dan kompos berbahan biomassa Padi. Metode yang digunakan pada kegiatan ini berupa pelatihan pada 36 orang masyarakat kecamatan Alalak yang pada akhir pelatihan dievaluasi pengetahuannya menggunakan formulir berisi pilihan ganda dengan pertanyaan sederhana terkait minat, kebermanfaatan dan materi pelatihan ini. Hasil menunjukkan bahwa 89% terbentuknya pemahaman baru tentang fungsi, cara pembuatan dan manfaat biochar dan kompos sehingga konsep kearifan lokal masyarakat Banjar tetap dilakukan dalam model yang baru. Pembuatan biochar dan kompos dapat mengurangi masalah sanitasi lahan pada lahan budidaya Padi dan menurunkan masalah tanah di lahan sub-optimal.Abstract: Paddy's biomass is a problem in post-harvest swampland sanitation. Even though this biomass can be used for various types of soil amendment, its utilization is not yet optimal. The local wisdom of the Banjarase that has begun to be abandoned is suspected to be the cause of the problem. This local wisdom encourages the optimal use of Paddy biomass to repair on swampy soils. This activity aims to increase knowledge on the manufacture to be soil amendment with the local wisdom concept as name tajak-puntal-balik-hambur which is packaged in a simple technology in the form of biochar and compost made from rice biomass. The method used in this activity was in the form of training for the community of Alalak sub-district as many as 36 people whose knowledge was evaluated using a form containing multiple choices with simple questions related to interest, usefulness, and training of this materials. The results of the activity show that 89% new understandings emerge on the function, manufacture and benefits of biochar and compost from rice biomass so that the concept of local wisdom Banjarase is still carried out in a new model. Making biochar and compost can reduce land sanitation problems in Paddy cultivation land and reduce soil problems in sub-optimal land
Kandungan Hidrogen Sianida (HCN) Daging Biji Karet Pada Berbagai Perlakuan Teknik Reduksi Linda Rahmawati; Hikma Ellya; Herry Iswahyudi
Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Teknologi Agro-Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Tanah Laut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1325.524 KB) | DOI: 10.34128/jtai.v4i2.49

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan HCN pada daging biji karet setelah dilakukan perendaman dan perebusan. Tahapan penelitian dimulai sortasi biji karet, ekstraksi biji karet, reduksi HCN, dan analisis HCN. Penelitian merupakan percobaan di laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal. Faktor yang diteliti adalah teknik reduksi HCN pada daging biji karet terdiri dari 8 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Faktor yang diteliti adalah M untuk klon PB 260 dan R untuk klon PR 300. 0 (tanpa perendaman dan perebusan); 1 (Perendaman 24 jam); 2 (Perebusan 90 menit); dan 3 (Perendaman 24 jam + perebusan 90 menit). Kandungan HCN biji karet paling rendah terdapat pada klon PR 300 dengan perlakuan perendaman 24 jam dan perebusan 90 menit. Kata Kunci : biji karet, HCN, perebusan, perendaman
PENYULUHAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN OBAT DI PEKARANGAN SEBAGAI UPAYA KETAHANAN KELUARGA TERHADAP COVID-19 DI KECAMATAN ALALAK Muhammad Helmy Abdillah; Herry Iswahyudi; Mila Lukmana; Linda Rahmawati; Dewi Amelia Widiyastuti; Zuliyan Agus Nur Muchlis Majid
JURNAL PENGABDIAN AL-IKHLAS UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY Vol 7, No 1 (2021): AL-IKHLAS JURNAL PENGABDIAN
Publisher : Universitas Islam kalimantan MAB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.75 KB) | DOI: 10.31602/jpaiuniska.v7i1.5402

Abstract

Pencegahan dan pengobatan gejala Covid-19 terus diupayakan oleh semua pihak melalui berbagai tindakan, salah satunya mengkonsumsi hasil tanaman yang dikatagorikan sebagai tanaman obat. Hal ini dipercaya dapat meningkatkan imunitas maupun menyembuhkan gejala yang dirasa menyerupai gejala Covid-19 seperti demam, batuk, bersin, diare serta kelelahan letih dan lunglai. Tingginya minat terhadap hasil dan produk turunan dari tanaman tersebut membuat sebagian produk cukup sulit untuk ditemukan, oleh karena itu perlunya melakukan budidaya secara mandiri untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk yang dijual dipasaran. Kecamatan Alalak juga menjadi wilayah transit yang ingin melakukan perjalanan ke Marabahan, Banjabaru, Banjarmasin dan wilayah Kalimantan Tengah, sehingga mudahnya masyarakat setempat berinteraksi langsung dengan orang dari luar daerah. Oleh karena itu, dengan kondisi yang demikian perlu dilakukan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada pemanfaatan pekarangan sebagai tempat bertani sederhana, terlebih meninjau letak Kecamatan Alalak yang menjadi bagian wilayah strategis khusus Provinsi dan mewabahnya pandemi Covid-19 pada wilayah transmisi, guna membangun dan memperkuat ketahanan kesehatan keluarga. Tujuan kegiatan ini untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang teknik budidaya tanaman obat dan menilai kebermanfaatannya melalui metode analisis kualiatif - kuantitatif dengan pengisian angket pra dan pasca kegiatan. Hasil dari kegiatan ini adalah terdapat respon positif terhadap tingkat pengetahuan dan kebermanfaatan pasca kegiatan.
Penerapan Hidroponik Sistem Nutrient Film Technique (NFT) Di Politeknik Hasnur Linda Rahmawati; Herry Iswahyudi; Baimy Alexander
Agrisains: Jurnal Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Hasnur Vol 6 No 01 (2020): Agrisains: Jurnal Budidaya Tanaman Perkebunan
Publisher : Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Hasnur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46365/agrs.v6i01.371

Abstract

The development of aquaculture with a hydroponic system is now more and more chosen by the community because of the increasingly limited land, but also comparable to the increasing demand for water. Hydroponics with the Nutrient Film Technique (NFT) system can be used as a solution to the water needs needed in the cultivation of hydroponics plants. This study aims to design the hydroponic installation of the NFT system and grow plants in the NFT system. The study was conducted with the stages of making the hut, making the installation, seeding, making nutritional solutions and transferring seed to the installation. The research will be conducted for five months. Descriptive research with qualitative data obtained is the way of making the NFT system, plant growth speed and the amount of water needed. Making the installation begin with the construction of the hut and shade then arranges the installation. For lettuce, the harvest time is 38 days dan tomatoes 50 days after the plants are moved to the plant. The need for water in the NFT hydroponic system is 190 liters.
Losses Minyak Pada Stasiun Press di PT. Palmina Utama Syamsul Rizal; Linda Rahmawati
Agrisains: Jurnal Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Hasnur Vol 6 No 02 (2021): Agrisains: Jurnal Budidaya Tanaman Perkebunan
Publisher : Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Hasnur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46365/agrs.v6i02.400

Abstract

The press station is the main station for quoting oil from the pulp of palm oil (CPO). In the screw press, there are several things that need to be considered in order to determine the success of the extraction process, namely the percentage level of oil losses which is one of the benchmarks for the success of extraction at the press station. Some things that can affect the percentage level of oil losses at the press station are the amount of pressure on the press machine and the level of chopping blades in the digester. This observation is carried out by direct observation method at PT. Palmina Utama, using a purposive sampling method.samples taken for the analysis of oil losses at this press station are in the form of fiber, the persentage value of oil losses is determined by exstraction using soxhlet with n-hexane solvent. Samples for analysis were taken from five press machines at the press station in the form of fiber and taken three times each at three points, namely the left side, the middle side and the right side with an interval of two hours, then the samples were mixed and weighed as much as nine to ten gram. The highest oil losses in February were 4.48% and the lowest losses during February were 4.105%. Based on statistical analysis, that F-Count is smaller than F-table 5% and 1%. Thus, pressure does not affect at the percentage of oil losses.
PENGARUH LAMA PERENDAMAN STERILISASI EKSPLAN DAUN KARET (Hevea brasiliensis) SECARA IN VITRO Linda Rahmawati; Mila Lukmana
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 44, No 3 (2019)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v44i3.1783

Abstract

Penelitian sebelumnya diketahui formulasi sterilisasi untuk eksplan daun karet terbaik. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan perlakuan terbaik untuk formulasi lama perendaman terbaik pada sterilisasi eksplan daun karet. Penelitian ini menggunakan konsentrasi bahan sterilisasi yang sama dengan  variasi lama perendaman sebagai berikut: P1 (control);  P2 (fungisida 15 menit,  bakterisida 15 menit, bayclin 20%  1 menit, bayclin 5% selama 5 menit dan alkohol 70% 0,5 menit), P3 (Fungisida 30 menit, Bakterisida 30 menit, Bayclin 20%  2 menit,  Bayclin 5% selama 10 menit dan Alkohol 70% 1 menit) ; P4 ( Fungisida 45 menit, Bakterisida 45 menit, Bayclin 20%  3 menit,  Bayclin 5% selama 15 menit dan Alkohol 70% 2 menit) dan P5 (Fungisida 60 menit, Bakterisida 60 menit, Bayclin 20%  4 menit,  Bayclin 5% selama 20 menit dan Alkohol 70% 3 menit. analisa data dilakukan dalam dua cara yaitu secara kualitatif dan secara kuantitatif. Analisa data secara kualitatif yaitu dengan deskriptif. Sedangkan secara kuantitatif, data dianalisa dengan tabel, grafik, dan rumus. Hasil diperoleh bahwa kontaminasi tercepat terjadi pada hari ke 6 setelah tabur yaitu perlakuan P1 dengan jumlah eksplan terkontaminasi sebanyak 10 unit dan P2 sebanyak 4 unit eksplan. Perlakuan P4 merupakan perlakuan terbaik dimana  kontaminasi jamur sebesar 13,3% dan kontaminasi bakteri sebesar 40%, kontaminasi pada eksplan 53% dan kontaminasi pada media 20%.Kata kunci : Lama perendaman, sterilisasi, eksplan daun karet.
Teknik Budidaya Iler (Coleus atropurpureus. L. Benth) sebagai Herba untuk Penanganan Gejala (Demam dan Batuk) Penyintas Covid-19 Muhammad Helmy Abdillah; Mila Lukmana; Herry Iswahyudi; Linda Rahmawati; Zuliyan Agus Nur Muchlis Majid; Dewi Amelia Widiyastuti; Supian Supian; Niana Zakiah; Akhmad Ramadhani; Isna Fazriah
Jumat Pertanian: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Agustus
Publisher : LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32764/abdimasper.v3i2.2585

Abstract

Iler or jewer kotok is known as an ornamental plant because it has an attractive color and shape, but the research reported that the Iler extracts have secondary metabolite compounds that are beneficial for health recovery, especially relieving wounds, fever, and coughs. In addition, Iler extract can also be an organic insecticide for horticultural crops. The reported of Iler should be cultivated in the yard or agricultural land as an insert between the main crops. The purpose of this activity is to disseminate the benefits, propagation techniques, and processing of Iler into herbs to the symptoms of COVID-19 with the agricultural extension. The results of the benefit extension activities, propagation techniques, and processing of Iler parts for herbs were an understanding and increased knowledge about the benefits of leaf, cultivation techniques, and the stages of young stems for herbs.
Workshop Pembuatan Pelet Ikan Berbasis Black Soldier Fly Larva di PT Kharisma Inti Usaha Alan Dwi Wibowo; Novianti Adi Rohmanna; Zuliyan Agus Nur Muchlis Majid; Muhammad Arwani; Dessy Maulidya Maharani; Arief RM Akbar; Hikma Ellya; Rila Rahma Apriani; Nukhak Nufita Sari; Ronny Mulyawan; Linda Rahmawati; Danang Yugo Pratomo; Baimy Alexander; Hartoni Hartoni
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 4 (2022): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v7i4.954

Abstract

Black soldier fly larva merupakan salah satu agen pendegradasi limbah organik. PT KIU merupakan salah satu industri perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Salah satu limbah yang dihasilkan adalah solid decanter. Solid decanter dapat menjadi subtract yang tepat untuk black soldier fly larva (BSFL). Selain dapat emngurangi limbah organik, BSFL juga mengahasilkan biomassa dengan kandungan protein yang tinggi. Salah stau produk yang dapat diproduksi dari biomassa BSFL adalah pelet ikan. Produksi pelet ikan dirasa mampu mendukung sirkular ekonomi di PT KIU. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karywanan di PT KIU dalam mengelola pelet ikan berbasis BSFL. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan karwayan PT KIU. Kegiatan dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu analisis permasalahan, perumusan masalah, pelaksanaan, pendampingan, dan evaluasi. Pada proses pelaksanaan di lakukan kegiatan workshop dan pelatihan pembuatan pelet berbasis BSFL. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan PT KIU di bidang pemanfaatan BSFL sebagai pelet. Disamping itu juga dilakukan pembuatan scenario peningkatan pendapatan. Diestimasikan terdapat penambahan pendapatan sekitar 318.260 per bulan, atau sekitar Rp. 3.819.120/tahun untuk setiap pekerja dalam  kelompok yang terdiri dari 10 pekerja. Black Soldier Fly Larva Based Fish Pellet Making Workshop at PT Kharisma Inti Usaha Black soldier fly larva was one of the organic waste degrading agents. PT KIU was one of the palm oil plantation and processing industries. One of the wastes generated was a solid decanter. Solid decanters can be used as the substrate of black soldier fly larvae (BSFL). Besides BSFL reduced organic waste, BSFL also produces biomass with high protein content. One of the products that can be produced from BSFL biomass is fish pellets. The production of fish pellets could support the circular economy at PT KIU. The goal of this program was to increase the knowledge and skills of employees at PT KIU in managing BSFL-based fish pellets. In addition, this activity also aimed to improve the welfare of PT KIU employees. Activities are carried out through several stages: problem analysis, problem-solving, implementation, mentoring, and evaluation.  Workshops and training about how to make pellet was the main process. The results show that the knowledge and skills of PT KIU employees about the pellets production process are incresing. Besides that, a scenario for increasing revenue is also carried out. It is estimated that there will be an additional income of around 318,260 per month, or around Rp. 3,819,120/year for each worker in a group of 10 workers
IDENTIFIKASI PROFIL ASAM AMINO DAN LEMAK BLACK SOLDIER FLY LARVAE MENGGUNAKAN PAKAN BUNGKIL DAN SISA MAKANAN Zuliyan Agus Nur Muchlis Majid; Linda Rahmawati; Novianti Adi Rohmanna
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 33 No. 1 (2023): Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

As the world's largest palm oil producer, Indonesia has enormous potential for producing palm kernel expeller waste. Only 7% of Indonesia's palm kernel expeller (PKE) is processed into animal feed. It is necessary to utilize both wastes from palm oil processing and the workers' environment to support certification in palm oil plantations. This research aims to identify amino acid and lipid profile, total protein, fat, feeding rate, and survival rate BSFL using a palm kernel expeller for feed. The feed experiment in this research was PKE, fermented PKE, PKE with food waste, and fermented PKE with food waste as a control. The optimum result was fermented PKE with food waste with a protein total of 51.45%. Using BSFL for feed should have high protein content and low fat. The fat of BSFL fermented PKE with food waste is lower than BSFL with food waste. The feeding rate, survival rate, and BSFL mass are lower than BSFL with food waste. BSFL has the potential to reduce PKE waste and domestic food waste. The amino acid profile of BSFL PKE with household food waste consists of L-Glutamic Acid, L-Leucine, L-Arginine, L-Tyrosine, L-Valine, and L-Phenylalanine. L-Glutamic acid was the highest amino Acid in BSFL (36.396 g/kg). The type of amino Acid in BSFL is suitable for animal feed. The lipids in BSFL PKE with household food waste are lauric acid, oleic acid, unsaturated fat, monounsaturated fat, palmitic acid, myristic acid, and linoleic acid. The highest content of lipids is lauric acid (12.126%). The type of fat in BSFL can be used to produce biodiesel. Keywords: black soldier fly larvae, palm kernel expeller, amino acid profile, fat profile, household food waste
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Besar (Capsicum annum L.) pada Tanah Mineral Rawa dengan Perlakuan Sekam Padi: Growth and Production of Big Chili Plants (Capsicum annum L.) In Swamp Mineral Soil with Rice Husk Treatment Mila Lukmana; Supian Supian; Indriani Indriani; Linda Rahmawati; Harry Iswahyudi; Muhammad Helmy Abdillah
Jurnal Agrisistem Vol. 19 No. 1 (2023): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr.v19i1.255

Abstract

Minat konsumsi masyarakat di Kalimantan Selatan terhadap Cabai Besar (Capsicum annuum L.) sangat tinggi, namun produksinya masih rendah dan menurun di tahun 2021 dibandingkan 2020. Faktor kemasaman tanah menjadi sebab rendahnya hasil tersebut karena tanah dalam kondisi pelapukan yang lanjut. Sekam padi menjadi material organik berlimpah yang biasa digunakan petani, namun pemanfaatannya belum tepat guna dari sisi bentuk sekam padi yang diaplikasikan, sebab secara empiris belum terbukti memperbaiki tanah mineral rawa sehingga meningkatkan produski tanaman Cabai Besar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menetapkan bentuk yang tepat dalam mengaplikasikan sekam padi sehingga pertumbuhan dan produksi Cabai Besar di tanah mineral rawa dapat meningkat. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain rancangan acak kelompok satu faktor yakni bentuk sekam padi yang diaplikasikan yaitu, P0 (kontrol); P1 (sekam mentah); P2 (arang sekam); P3 (abu sekam) dengan takaran 250 g per polibag dengan tanah seberat 3 kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian abu sekam padi dapat meningkatkan pertumbuhan Cabai Besar dibandingkan perlakuan arang sekam padi maupun sekam padi mentah, namun produksi terbaik pada aplikasi arang sekam. Dari hasil penelitian ini, dapat direkomendasikan bahwa untuk meningkatkan hasil tanaman Cabai Besar yang dibudidayakan di tanah mineral rawa dapat diberikan arang sekam padi.