Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pemodelan Spasial Peak Ground Acceleration dan Prediksi Luas Genangan Tsunami di Kota Bengkulu Dewi Susiloningtyas; Della Ayu Lestari; Supriatna Supriatna
Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 2 (2020): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.44168

Abstract

Abstrak Kota Bengkulu merupakan salah satu kota yang berada pada pesisir barat Pulau Sumatera yang mendapat pengaruh dari pertemuan  Lempeng  Indo-Australia  dan  Lempeng  Eurasia  serta  Patahan  Mentawai.  Kondisi  ini  menyebabkan  Kota  Bengkulu rawan akan bencana gempa bumi dan tsunami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola spasial kawasan rawan gempa bumi dan tsunami sebagai salah satu upaya mitigasi bencana. Kawasan rawan gempa bumi diamati dengan mencari Peak Ground Acceleration (PGA) gempa bumi di Kota Bengkulu  pada tahun 2010 hingga 2018 sedangkan kawasan rawan tsunami diamati dengan mencari luas genangan tsunami dalam 3 skenario yaitu ketinggian gelombang  5 meter, 20 meter dan 25 meter dari garis pantai. Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  wilayah  terbangun  eksiting  yang  memiliki  resiko  tertinggi  berada  bagian  pesisir selatan Kota Bengkulu dengan  wilayah  PGA tinggi serta genangan tsunami yang luas dari tinggi gelombang tsunami 25 meter.Wilayah ini berada pada Kecamatan Kampung Melayu dengan prediski luas terdampak sebesar 653,69 Ha. Abstract Bengkulu City is one of the cities on the west coast of Sumatra Island which has been influenced by the Indo-Australian Plate  and  the  Eurasian  Plate  as  well  as  the  Mentawai  Fault.  This  condition  makes  Bengkulu  City  prone  to  earthquakes  and tsunamis. The purpose of this study is to determine the spatial pattern of earthquake and tsunami prone areas as one of the disaster mitigation efforts. Earthquake-prone areas were observed by looking for the Peak Ground Acceleration (PGA) of earthquakes in Bengkulu City from 2010 to 2018 while tsunami-prone areas were observed by looking for the area of tsunami inundation in 3 scenarios, namely the wave height of 5 meters, 20 meters and 25 meters from the coastline . The results showed that the highly developed area with the highest risk was the southern coast of Bengkulu City with a high PGA area and a large tsunami inundation from a tsunami wave height of 25 meters. This area is located in the Kampung Melayu sub-district with a predisposition of an affected area of 653.69 hectares.
PERUBAHAN AKTIVITAS NELAYAN DI URK, PROVINSI FLEVOLAND SETELAH PEMBANGUNAN AFSLUITDIJK Shasa Chairunnisa; Dewi Susiloningtyas; Tuty Handayani; Titin Siswantining
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 1 (2021): JFMR VOL 5 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.01.5

Abstract

Afsluitdijk adalah tanggul laut terbesar yang dibangun oleh pemerintah untuk mengatasi masalah banjir di Belanda. Pembangunan Afsluitdijk menyebabkan beberapa perubahan pada lingkungan dan komunitas pesisir di sekitarnya, salah satunya adalah komunitas nelayan di Urk, Provinsi Flevoland, Belanda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan kegiatan penangkapan ikan setelah pembangunan Afsluitdijk. Penelitian ini dilakukan di Desa Urk, Provinsi Flevoland, Belanda pada Mei - Juni 2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dari wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan lingkungan akuatik yang awalnya merupakan air asin menjadi air tawar. Terdapat beberapa nelayan yang masih bertahan hidup untuk menangkap ikan di perairan sekitar Urk dan Harlingen setelah pembangunan, tetapi ada juga yang beralih profesi dan pindah ke daerah lain di Belanda. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perubahan pada kondisi lingkungan perairan dan ekonomi nelayan, serta nelayan harus beradaptasi dengan kondisi baru setelah pembangunan Afsluitdijk.
The Influence of Fishing Assets and Migration Time to Catch Squid Fisheries on Seasons Variability Dewi Susiloningtyas; Mennopatria Boer; Luky Adrianto; Fredinand Julianto
Indonesian Journal of Geography Vol 46, No 1 (2014): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1127.161 KB) | DOI: 10.22146/ijg.4987

Abstract

This paper was based on primary data from Lombok squid fishermen communities. The presence of fishermanmigrants in fishing activities at salura island is very important for their livelihood. The purpose of this study wasdetermined the catch in different season influenced by the duration time of migration and fishing assets. Fishing assetsdescribed of number of fishing gear, number of boat, and number of engine. Duration time described are length of stayat located of migration and frequency of migration. Data were analyzed by regression statistic analysis. The results is thatfishing assets of fishing gear have influenced to cacth both on east monsoon and west monsoon season. Then lengthof stay at the destination of migration affect the catch too, when the squid are abundant in the east monsoon season.
Spatial Dynamics Model of Land Availability and Population Growth Prediction in Bengkulu City Della Ayu Lestari; Dewi Susiloningtyas; Supriatna Supriatna
Indonesian Journal of Geography Vol 52, No 3 (2020): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijg.44591

Abstract

Bengkulu City is the center for almost all activities and has a high population growth rate. Because of the high population growth rate, human needs for space and land will increase. Land availability will continue to decline, while it cannot increase the existing area. This will impact the carrying capacity of the environment, so it needs predictions for land availability. This study used a spatial dynamics model which is an analysis of the dynamic system model and the suitability of the built-up area. The carrying capacity to reach excellent quality when the length of the built-up area is 30-70% of the total area that can be used. The results showed that the built-up area will reach 70% in 2030, which means it will exceed the environmental carrying capacity threshold. The results showed there were differences between the distribution patterns of built-up area in the spatial dynamics model and Spatial Planning Bengkulu City in 2032 at Kampung Melayu Subdistrict, Selebar Subdistrict, Singaran Pati Subdistrict, and Sungai Serut Subdistrict.
Wilayah Potensi ikan pelagis pada variasi kejadian ENSO dan normal di Selat Sunda Yulianti Nurkhairani; Supriatna Supriatna; Dewi Susiloningtyas
Journal of Geography of Tropical Environments Vol 2, No 1 (2018): February
Publisher : Open Journal System

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (942.041 KB) | DOI: 10.7454/jglitrop.v2i1.32

Abstract

Letak geografis Indonesia mengakibatkan perikanan di Selat Sunda turut terkena dampak dari dinamika iklim global. Salah satunya yaitu fenomena ENSO (El Nino-Southern Oscillation) di Samudera Pasifik yang mempengaruhi musim dan perairan laut di Indonesia. Perikanan di Selat Sunda memiliki komoditi berupa ikan pelagis yang wilayah potensialnya dapat diperkirakan dari parameter-parameter oseanografi berupa suhu permukaan laut (SPL) dan konsentrasi klorofil-a di perairan laut. Dinamika parameter oseanografi secara spasial dan temporal akibat variasi fenomena ENSO dapat diidentifikasi dari citra satelit Aqua yang membawa sensor MODIS. Informasi wilayah potensi ikan pelagis dibutuhkan untuk membantu efektifitas kegiatan perikanan dan menambah produksi perikanan tangkap. Parameter-parameter oseanografi bulanan di Selat Sunda ditampal berdasarkan 4 variasi musim dalam setahun pada setiap variasi fenomena ENSO dan diklasifikasikan berdasarkan kelas potensial sedang, potensial, dan sangat potensial. Hasilnya, wilayah potensi ikan pelagis yang sangat potensial di Selat Sunda pada fenomena La Nina dan El Nino lebih besar dibanding pada kondisi normal dan terjadi pada musim timur hingga peralihan II. Sebarannya berada di Samudera Hindia di sebelah barat Selat Sunda. Kata kunci: Pelagis, Potensial, La Nina, El Nino, Selat Sunda
Jangkauan Pelayanan Pasar Tradisional berdasarkan Karakteristik Lokasi dan Karakteristik Konsumen di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur Widi Nur Fajri; Dewi Susiloningtyas; M.H. Dewi Susilowati
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 12 (2021): Prosiding 12th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.948 KB)

Abstract

Jangkauan Pelayanan Pasar Tradisional berdasarkan Karakteristik Lokasi dan Karakteristik Konsumen di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur
POTENSI LESTARI IKAN LAYANG (Decapterus spp) YANG DIDARATKAN DI PEMANGKAT, KALIMANTAN BARAT Dona Setya; Dewi Susiloningtyas; Nurulludin Nurulludin
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 15, No 1 (2023): (APRIL) 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.15.1.2023.33-40

Abstract

Ikan layang merupakan jenis ikan yang paling banyak tertangkap di Laut Natuna Utara dan didaratkan di PPN Pemangkat. Perkembangan produksi ikan layang yang di daratkan di Pemangkat mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2009 sampai tahun 2017 (Data Produksi PPN Pemangkat). Usaha penangkapan ikan layang di Laut Natuna Utara menunjukkan kearah over fishing dengan produksi semakin menurun tetapi upaya penangkapan meningkat. Tujuan penelitian ini untuk menyusun opsi  pengelolaan terbaik pada perikanan purse seine di Pemangkat dengan menggunakan  Model Fox pada Surplus produksi dan data 10 tahun dari PPN Pemangkat. Hasil perhitungan surplus produksi Model Fox menunjukkan besaran Maximum Suistainable Yield (MSY) pada Laut Natuna Utara yaitu 2.412.016 kg dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 1.929.612 kg/tahun dan upaya optimumnya sebesar 18.170 upaya.Ukuran rata-rata mata jaring di PPN Pemangkat yaitu 1cm dan belum sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Pengawasan pemerintah terhadap penggunaan dimensi alat tangkap yang dilarang oleh PERMEN-KP No.18/ 2021 perlu terus ditingkatkan. Pengelolaan terbaik lainnya dengan pengaturan upaya penangkapan dan alat tangkap seperti tahun 2010 yaitu 32 kapal dengan trip 388 kali per tahun.
Suitability of Mangrove Tourism Areas in Cilamaya Wetan District, Karawang Regency Angga Kurniawansyah; Dewi Susiloningtyas; Masita Dwi Mandini Manessa
Forum Geografi Vol 37, No 1 (2023): July 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v37i1.19852

Abstract

The research described here was conducted at the Tangkolak Marine Center (TMC) tourist attraction in Cilamaya Wetan District, Karawang Regency, Indonesia in November and December 2019. This research aimed to analyze the suitability of the mangrove tourism area using PlanetScope sensor Dove-R satellite imagery. The research method consisted of literature review, observation, calculation of the NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) formula using PlanetScope sensor Dove-R satellite imagery, and direct measurements of transects and sample plots. The variables used were thickness, density, mangrove types, biota objects, tides, area characteristics, and accessibility. The results showed that mangrove tourism in TMC could be classified into two categories: suitable (65%-80%) and conditionally-compliant. According to the classification, the area is characterized by a mangrove thickness of up to 175.0 meters, a mangrove density between 15-25 tree/100 m2, 3-5 types of mangrove species, and associated biota including mudskipper fish, shrimp, crab, and crane. Meanwhile, the other area classified as conditionally compliant is characterized by a thickness of up to 48.2 meters, a mangrove density of 5-10 tree/100 m2, 2 species of mangrove, and associated biota in the form of mudskipper fish, shrimp, and crab. The research highlights the successful application of remote sensing data, specifically PlanetScope satellite imagery, for studying mangrove tourism areas, indicating its potential as a valuable alternative data source for such investigations.
WILAYAH POTENSI IKAN PELAGIS PADA VARIASI KEJADIAN ENSO DAN NORMAL DI SELAT SUNDA Nurkhairan, Yulianti; Supriatna, Supriatna; Susiloningtyas, Dewi
Jurnal Geografi Lingkungan Tropik (Journal of Geography of Tropical Environments) Vol. 2, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia's geographical location resulted in the fisheries in the Sunda Strait also affected by global climate dynamics. One of them is the ENSO (El Nino-Southern Oscillation) phenomenon in the Pacific Ocean that affects the seasons and marine waters in Indonesia. The fishery in the Sunda Strait has a commodity of pelagic fish where potential area can be estimated from oceanographic parameters such as sea surface temperature (SST) and chlorophyll-a concentration in marine waters. The dynamics of the spatial and temporal parameter of oceanography due to the variation of ENSO phenomena can be identified from Aqua satellite images carrying the MODIS sensor. Information on potential areas of pelagic fish is needed to help the effectiveness of fishery activities and increase the production of capture fisheries. Monthly oceanographic parameters in the Sunda Strait are overlayed based on 4 seasonal variations in a year on each variation of the ENSO phenomenon and are classified by moderate, potential, and very potential classes. As a result, the potential areas of very potential pelagic fish in the Sunda Strait in the La Nina and El Nino phenomena are greater than in normal conditions and occur in the east seasons until the second transition. The spread is in the Indian Ocean to the west of the Sunda Strait.
Analisis Kesiapan Implementasi Aplikasi Fish Auction Information System (FAIS) Menggunakan Model E-Learning Readiness Sofiyan Muji Permana; Dewi Susiloningtyas; Sri Suryo Sukoraharjo; Rais Rozali
Jurnal Kelautan Nasional Vol 18, No 3 (2023): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkn.v18i3.13476

Abstract

Informasi pelelangan ikan dapat diterima secara langsung dan cepat dengan melalui aplikasi Fish Auction Information System (FAIS). Sebelum diterapkan secara menyeluruh di seluruh pelabuhan perikanan, diperlukan informasi kesiapan peserta lelang untuk menggunakan aplikasi FAIS. Pengamatan secara langsung di pelabuhan Muara Angke menunjukkan bahwa informasi pelelangan ikan diterima secara manual dan memakan waktu yang lama. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kesiapan peserta lelang terhadap penggunaan aplikasi FAIS dengan model E-Learning Readiness (ELR) di pelabuhan Muara Angke. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode kuantitatif dengan model ELR dari Aydin dan Tasci, yang terdiri dari empat faktor: pengetahuan, keterampilan, modal, dan respon. Subjek penelitian terdiri dari 30 responden. Penelitian ini memberikan informasi dan gambaran kesiapan peserta lelang untuk menggunakan aplikasi FAIS. Berdasarkan analisis data, skor indeks kesiapan peserta lelang berada pada indeks level 3 dengan kategori "Siap, namun perlu sedikit peningkatan". Pengetahuan, keterampilan, modal, dan respon dari peserta Lelang dapat menggunakan aplikasi FAIS perlu sedikit peningkatan. Dukungan pengembangan teknologi dan dukungan pelatihan diperlukan untuk meningkatkan kesiapan peserta lelang.