Donny Fransiskus Manalu, Donny Fransiskus
Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN BATU PECAH GRANIT PULAU BANGKA TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON BERPORI SEBAGAI BAHAN PENUTUP HALAMAN Elysa Dwita; Donny Fransiskus Manalu; Fadillah Sabri
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 5 No 2 (2017): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1202.726 KB)

Abstract

Perkembangan penggunaan beton sebagai bahan penutup halaman mengakibatkan makin berkurangnya daerah resapan air. Diperlukan penerapan bahan penutup halaman yang mampu meloloskan air yaitu seperti perkerasan berupa beton berpori. Benda uj dibuat berdasarkan perencanaan campuran beton dengan menghilangkan penggunaan agregat halus. Digunakan agregat kasar batu pecah granit lokal dengan ukuran agregat 10mm–20mm. Variasi proporsi campuran semen:agregat 1:3, 1:4, 1:5, 1:6 dan faktor air semen (fas) sebesar 0,3, 0,35, dan 0,4. Benda uji kuat tekan dibuat dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan benda uji porositas dibuat dengan ukuran diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur beton 7 hari dan 28 hari, sedangkan pengujian porositas dilakukan pada umur beton 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beton berpori umur 7 hari kuat tekan tertinggi terjadi pada proporsi semen:agregat 1:3 dengan fas 0,4 yaitu sebesar 4,38 MPa, dan beton berpori umur 28 hari kuat tekan tertinggi terjadi pada proporsi semen:agregat 1:3 dengan fas 0,4 yaitu sebesar 5,24 MPa. Nilai porositas terbesar terjadi pada proporsi semen:agregat 1:3 fas 0,35 dan fas 0,4 sebesar 11%. Campuran beton berpori dengan proporsi semen:agregat pada penelitian dapat diaplikasikan sebagai bahan penutup halaman yang mana masih mampu difungsikan untuk peresapan, namun tidak disarankan untuk dilalui oleh kendaraan atau beban berlebih.
PENGARUH SUBTITUSI SEMEN DENGAN ABU CANGKANG KERANG LOKAN (GALOLNIA EXPANSA) DAN PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON SEPTIAN MAULANA; DONNY FRANSISKUS MANALU; INDRA GUNAWAN
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 5 No 2 (2017): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.749 KB)

Abstract

Meningkatnya penggunaan semen sebagai bahan perekat beton dalam dunia kontruksi akan meningkatkan produksi industri semen yang berakibat semakin meningkatnya polutan gas emisi Co2 dan meningkatnya kerusakan alam dari hasil penambangan bahan penyusun semen itu sendiri. Faktor lemahnya beton tehadap kuat tarik, menyebabakan beton memerlukan bahan komposit lain dalam upaya menutupi kelemahan beton tersebut. Penelitian ini meninjau penggunaan serbuk kerang sebagai subtitusi perekat semen karena komposisi bahan penyusun cangkang semen memiliki kemiripan dengan bahan dasar semen serta penggunaan serat sabut kelapa dalam upaya penanganan kelemahan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh subtitusi abu cangkang kerang lokan terhadap semen dan serat dari sabut kelapa pada campuran beton terhadap peningkatan kuat tekan dan kuat tarik belah. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi industri bahan bangunan. Abu yang digunakan memiliki 3 variasi subtitusi terhadap semen yakni 2,5%, 5%, dan 7,5%. Sedangkan Serat yang digunakan memiliki 3 variasi penambahan serat sabut kelapa pada campuran beton yakni 0,5%, 1%, dan 1,5% dengan panjang serat 3 cm , yang keduanya disubtitusi silang sehingga didapat 9 variasi gabungan. Umur beton yang digunakan adalah 28 hari. Hasil Penelitian dengan persentase yang baik adalah pada proporsi campuran dengan persentase 0,5% S+5% A untuk kuat tekan, dan pada 0,5% S+2,5% A untuk kuat tarik belah sehingga Subtitusi abu cangkang kerang lokan dan Penambahan serat sabut kelapa berpengaruh baik terhadap mutu beton pada persentase penambahan tertentu.
KESESUAIAN HIDROGRAF SATUAN SINTETIK TERHADAP HIDROGRAF SATUAN TERUKUR(STUDI KASUS SUB SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI PEDINDANG BAGIAN TENGAH) Gustama Gustama; Fadillah Sabri; Donny Fransiskus Manalu
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 6 No 1 (2018): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.018 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v6i1.1263

Abstract

A widely used method for analyzing river flow for flood forecasts is hydrograph unit. The hydrograph unit is a direct runoff hydrograph that can be created when there are AWLR record data, debit measurements and rainfall data. Synthetic Unit Hydrograph (SUH) is a unit hydrograph derived based on river data in the same watershed or nearby watershed but has the same characteristics, ie HSS Gama I, HSS Nakayasu, Limasan HSS, HSS Snyder and HSS SCS. Of the two hydrographs, there will be suitability of the hydrograph form that is going to be made. Sub territory of Pedindang River Basin has four flood incidents, namely, date 23-24 February 2016; March 2-3, 2016; March 3-4, 2016; and date 5-6 March 2016. In the analysis of each flood event, the peak discharge of synthetic unit hydrograph is very different from the peak discharge of the measured unit hydrograph. The average peak discharge of synthetic unit hydrograph occurs in the range of 2 or 3 hours, while the measured unit hydrograph of Pedindang River occurs in the range of 7 or 8 hours. In four flood events it is stated that, HSS Gama I approaches RMSE value (validation <10%) to HST form of Pedindang River with value: RMSE incidence I (23,601%); RMSE incidence II (16.315%); RMSE incidence III (50,400%); RMSE incidence IV (22.322%). With this result, it is stated that there is no synthetic unit hydrograph model that has compatibility with the measured unit hydrograph of Pedindang River.
STUDI KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN MENGGUNAKAN POTONGAN LIMBAH SPANDUK SEBAGAI BAHAN TAMBAH Usman Usman; Donny Fransiskus Manalu; Yayuk Apriyanti
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 6 No 1 (2018): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.767 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v6i1.1269

Abstract

Bertambahnya jumlah penduduk yang ada di Indonesia, bertambah juga kebutuhan manusia akan struktur bangunan, terutama beton. Beton, selain baja dan kayu, juga sangat banyak dipakai secara luas sebagai salah satu bahan bangunan, seperti bangunan gedung perkantoran, perhotelan, rumah sakit, dan lain sebagainya. Jadi, hampir setiap pembangunan memanfaatkan beton sebagai bahan utama dalam pembangunan tersebut. Adapun salah satu alasan penggunaan beton adalah beton termasuk bahan yang awet, tahan aus, tahan kebakaran, tahan terhadap pengkaratan atau pembusukan oleh lingkungan, dan juga biaya perawatan murah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton dengan menggunakan potongan limbah spanduk sebagai bahan tambah. Serat spanduk yang dipakai pada penelitian ini adalah serat spanduk yang berbahan dasar polyvinylclorida dan terdapat serat nylon didalam spanduk. Serat spanduk berukuran persegi panjang dengan panjang 35 mm dan lebar 10 mm. Mutu beton yang direncanakan sebesar f’c 20 MPa. Persentase penambahan spanduk sebesar 0%, 0,15% dan 0,45% dari perbandingan berat rencana beton. Umur beton yang digunakan yaitu 7 dan 28 hari untuk kuat tekan, sedangkan kuat tarik belah beton umur 28 hari. Hasil penelitian kuat tekan beton umur 7 berturut-turut sebesar 19,355 MPa, 15,114 MPa, dan 13,141 MPa, umur 28 hari berturut-turut sebesar 20,413 MPa, 17,985 MPa dan 12,942. Nilai kuat tarik belah beton umur 28 hari berturut-turut sebesar 2,467 MPa, 2,161 MPa dan 2,220 MPa. Penambahan serat spanduk untuk bahan tambah beton tidak baik untuk pembuatan beton karena kuat tekan dan kuat tarik belah beton selalu menurun.
PERENCANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN ATAP LAPANGAN OLAHRAGA UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG MENGGUNAKAN STRUKTUR BUSUR Ray Makkawaru; Donny Fransiskus Manalu; Endang Setyawati Hisyam
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 6 No 2 (2018): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.085 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v6i2.1295

Abstract

Wide span building is kind of building that need large space without any poles in the centre. Roof building construction is wide span structure that overshadow footsal, basketball and volley field in Bangka Belitung University. Arc structure become one of construction structures that often used in wide span buildings. In this planning, steel constructions using LRFD method. The result from this planning is dimention of gording using canal profil type 150.75.6.5.10 with quality of steel is BJ41. For trekstang/sargod using plain steel with diameter mm. Portal rafter using round profil PSB 10 inch diameter and coloumn using WF profil 458.417.30.50 with quality of steel is BJ41. Base plate dimentions is (600x600) mm with 32 mm thick for 16 bolts with inch diameter and 10 mm endplate for 6 high quality bolts type A490 with mm diameter. Dimentions of pedestal coloumn is (1400x1400) mm, 1400 mm high with 40 25-100 main reincforcement and 13-400 crossbar with fc’ 25 Mpa, fy 400 MPa. Dimentions of footplate pondations is (2100x2100)mm with 600 mm thick, pondations reinforcement using plain steel diameter and stek reinforcement using 16D29 with fc’=25 Mpa, fy=400 Mpa.
KAJIAN KEANDALAN KULONG RETENSI KACANG PEDANG SEBAGAI PENGENDALI BANJIR KOTA PANGKALPINANG Mega Tresnanda; Fadillah Sabri; Donny Fransiskus Manalu
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 5 No 1 (2017): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1161.963 KB)

Abstract

Sebagai daerah hilir dari DAS Baturusa dengan pusat kota berbentuk cekungan, salah satu hal yang bisa dilakukan Kota Pangkalpinang dalam upaya pengendalian banjir adalah melakukan pengaturan debit banjir dengan kulong retensi. Namun pada banjir Februari 2016 lalu, Kulong Retensi Kacang Pedang Kota Pangkalpinang meluap. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian terhadap keandalan Kulong Retensi Kacang Pedang sebagai pengendali banjir. Analisis dilakukan pada wilayah kajian Sub Sub DAS Rangkui. Tahapan analisis yaitu analisis debit banjir, analisis penelusuran aliran, analisis keandalan kulong, dan analisis pengendalian banjir. Analisis debit banjir HSS Gama I menggunakan data hujan Februari 2016 dan hujan rancangan Distribusi Probabilitas Log Normal kala ulang 2, 5, 10, 25, serta 50 tahun. Analisis penelusuran aliran digunakan untuk mengetahui debit outflow. Analisis keandalan dilakukan dengan membandingkan volume tampungan akhir terhadap volume tampungan maksimum kulong. Analisis pengendalian yang dilakukan berupa penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan normalisasi kulong. Hasil analisis kondisi eksisting dengan volume tampungan 1.173.330 m3 menunjukkan bahwa Kulong Retensi Kacang Pedang andal untuk menampung volume aliran banjir kala ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan banjir 8 Februari 2016. Namun, pada kala ulang 25 tahun keandalan 92,68%; kala ulang 50 tahun keandalan 83,87%; dan banjir 9 Februari 2016 keandalan 82,54%. Setelah dilakukan normalisasi kulong dengan pengerukan sedalam 2,222 m dari elevasi rata-rata eksisting 5,843 m sampai rata-rata elevasi 3,621 m maka diperoleh volume tampungan menjadi 1.800.005 m3. Pada kondisi pengendalian ini Kulong Retensi Kacang Pedang mampu menampung seluruh volume aliran banjir rancangan dan volume banjir Februari 2016.
KAPASITAS LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON DENGAN BAJA Yuyu Oktarinata; Indra Gunawan; Donny Fransiskus Manalu
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 8 No 2 (2020): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.381 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v8i2.2003

Abstract

Penggunaan baja ringan dalam dunia konstruksi sering digunakan sebagai rangka atap pada bangunan. Untuk mengembangkan penggunaan baja ringan dalam dunia konstruksi, maka dilakukan penelitian tentang penggunaan baja ringan sebagai tulangan pada balok beton bertulang. Penelitian ini dilakukan dengan pengujian kuat lentur pada balok beton bertulang dengan mutu beton 17 MPa yang dibebani 2 titik pembebanan. Benda uji terdiri dari 4 variasi; dimana variasi A adalah balok dengan tulangan baja konvensional (rangkap), variasi B adalah balok dengan tulangan baja ringan (rangkap), variasi C adalah balok dengan tulangan baja ringan (tunggal), dan variasi D adalah kombinasi tulangan baja konvensional di daerah tekan dan baja ringan di daerah tarik. Berdasarkan analisis teoritis, nilai momen lentur untuk variasi A = 3,726 kNm, B = 5,460 kNm, C = 5,460 kNm, dan D = 6,780 kNm; nilai lendutan untuk variasi A = 0,791 mm, B = 0,575 mm, C = 0,532 mm, dan D = 0,655mm. Berdasarkan hasil pengujian, nilai kuat lentur untuk variasi A = 16,313 MPa, C = 10,679 MPa, dan D = 13,309 MPa; nilai momen lentur untuk variasi A = 13,199 kNm, B = 9,561 kNm, C = 8,913 kNm, dan D = 11,248 kNm; nilai lendutan untuk variasi A = 2,173 mm, B = 2,420 mm, C = 2,187 mm, dan D = 2,420 mm. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa balok variasi A memiliki nilai kuat lentur dan momen lentur yang lebih besar dengan nilai lendutan yang lebih kecil dibandingkan dengan balok variasi B, C, dan D.