Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENGARUH JENIS KATODA TERHADAP GAS HIDROGEN YANG DIHASILKAN DARI PROSES ELEKTROLISIS AIR GARAM Siregar, Munawar Alfansury; Umurani, Khairul; Damanik, Wawan Septiawan
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 21, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/mesin.v21i2.10386

Abstract

Produksi hidrogen dengan bahan baku air yang sedang dikembangkan ialah proses  elektrolisis. Tetapi karena proses elektrolisis membutuhkan energi listrik sebagai pemicu terjadinya  reaksi, sehingga proses ini memberikan  efisiensi yang relative rendah. Proses elektrolisis dapat dijalankan jika ketrsediaan akan sumber energi listrik yang murah lagi mudah didapatkan. Upaya menurunkan jumlah pemakaian energi listrik pada proses elektrolisis seperti pengujian dengan pariasi jarak katoda dan anoda, campuran elektrolit dan jenis elektroda yang digunakan terus dikembangkan agar dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, tetapi belum menuai hasil yang memuaskan. Oleh sebab itu penulis merasa perlu melakukan penelitian tentang pengaruh jarak katoda dan anoda terhadap tekanan gas yang di hasilkan pada proses elektrolisis air garam. Penelitian ini menggunakan sumber arus baterai 12V, dan jarak yang telah ditetapkan pada katoda dan anoda ialah 80 mm,120 mm dan 200 mm. Jenis elektroda yang digunakan Stainless steel, Aluminium dan Tembaga, dengan jumlah campuran garam yang terlarut dalam air ialah 250 gram dalam lima liter air, atau sekitar 50 gram perliter air. Hasil dari pengujian tekanan gas yang dihasilkan oleh elektroda yang berbahan stainless steel lebih tinggi dibandingkan oleh elektroda yang berbahan aluminium dan tembaga  dan semakin dekat jarak elektroda maka tekanan gas yang dihasilkan semakin tinggi. Dengan menggunakan manometer tabung U tekanan gas hidrogen diukur pada elektroda stainless steel pada sisi katoda jarak 80 mm sebesar 9733 Pa, tekanan klorin pada sisi anoda 9246 Pa, jarak 120 mm tekanan hydrogen pada sisi katoda 7884 Pa, tekanan klorin pada sisi anoda 7838 Pa, pada jarak 200 mm tekanan hydrogen pada sisi katoda  5937 Pa, tekanan klorin pada sisi anoda 6326 Pa. Sedangkan tekanan hydrogen pada elektroda Aluminium pada sisi katoda  9246.8 Pa, tekanan klorin pada sisi anoda  9052 Pa,  dan tekanan hidrogen pada elektroda Tembaga tekanan pada sisi katoda  6034 Pa, dan tekanan klorin pada sisi 5840 Pa. Hasil menunjukkan perbandingan tekanan pada jarak yang telah di tetapkan dan perbandingan tekanan pada setiap jenis elektroda
Analisa Energi pada Alat Desalinasi Air Laut Tenaga Surya Model Lereng Tunggal Siregar, Munawar Alfansury; Damanik, Wawan Septiawan; Lubis, Sudirman
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jrm.2021.012.01.21

Abstract

The use of solar energy every day is increasing due to the greater human need for energy. the application of solar desalination equipment is classified as a renewable technology that is very profitable because the energy used is obtained for free and does not cause damage to the environment. This study examines the performance of the solar desalination device with a single slope model with a passive system. It is hoped that greater energy absorption is expected to accelerate the process of evaporation of seawater in the evaporator so as to produce lots of clean water. The desalination tool on the surface of the wall is insulated using aluminum foil with a thickness of 20 mm. The highest solar intensity was obtained on the fifth day of testing, namely 420.85 W/m2 with the radiation heat transfer coefficient of 18.44 W/m2 oC, and the lowest solar intensity on the second day, namely 96.89 W/m2 with the lowest total outside heat transfer coefficient of 25.57 W/m2 oC. The highest evaporative heat transfer coefficient is 10.54 W/m2 oC and the lowest is 4.42 W/m2 oC. the lowest energy absorbed by the evaporator on the second day was 1.37 kWh. And the highest efficiency on the fifth day reached 58.89% and the lowest energy efficiency on the second day, namely 34.05%.
PENGARUH JENIS KATODA TERHADAP GAS HIDROGEN YANG DIHASILKAN DARI PROSES ELEKTROLISIS AIR GARAM Munawar Alfansury Siregar; Khairul Umurani; Wawan Septiawan Damanik
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 21, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/mesin.v21i2.10386

Abstract

Produksi hidrogen dengan bahan baku air yang sedang dikembangkan ialah proses  elektrolisis. Tetapi karena proses elektrolisis membutuhkan energi listrik sebagai pemicu terjadinya  reaksi, sehingga proses ini memberikan  efisiensi yang relative rendah. Proses elektrolisis dapat dijalankan jika ketrsediaan akan sumber energi listrik yang murah lagi mudah didapatkan. Upaya menurunkan jumlah pemakaian energi listrik pada proses elektrolisis seperti pengujian dengan pariasi jarak katoda dan anoda, campuran elektrolit dan jenis elektroda yang digunakan terus dikembangkan agar dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, tetapi belum menuai hasil yang memuaskan. Oleh sebab itu penulis merasa perlu melakukan penelitian tentang pengaruh jarak katoda dan anoda terhadap tekanan gas yang di hasilkan pada proses elektrolisis air garam. Penelitian ini menggunakan sumber arus baterai 12V, dan jarak yang telah ditetapkan pada katoda dan anoda ialah 80 mm,120 mm dan 200 mm. Jenis elektroda yang digunakan Stainless steel, Aluminium dan Tembaga, dengan jumlah campuran garam yang terlarut dalam air ialah 250 gram dalam lima liter air, atau sekitar 50 gram perliter air. Hasil dari pengujian tekanan gas yang dihasilkan oleh elektroda yang berbahan stainless steel lebih tinggi dibandingkan oleh elektroda yang berbahan aluminium dan tembaga  dan semakin dekat jarak elektroda maka tekanan gas yang dihasilkan semakin tinggi. Dengan menggunakan manometer tabung U tekanan gas hidrogen diukur pada elektroda stainless steel pada sisi katoda jarak 80 mm sebesar 9733 Pa, tekanan klorin pada sisi anoda 9246 Pa, jarak 120 mm tekanan hydrogen pada sisi katoda 7884 Pa, tekanan klorin pada sisi anoda 7838 Pa, pada jarak 200 mm tekanan hydrogen pada sisi katoda  5937 Pa, tekanan klorin pada sisi anoda 6326 Pa. Sedangkan tekanan hydrogen pada elektroda Aluminium pada sisi katoda  9246.8 Pa, tekanan klorin pada sisi anoda  9052 Pa,  dan tekanan hidrogen pada elektroda Tembaga tekanan pada sisi katoda  6034 Pa, dan tekanan klorin pada sisi 5840 Pa. Hasil menunjukkan perbandingan tekanan pada jarak yang telah di tetapkan dan perbandingan tekanan pada setiap jenis elektroda
Uji Eksperimental Kemampuan Lemari Pembeku Terhadap Beban Pendingin Menggunakan Energi Matahari Sudirman Lubis; Munawar Alfansury Siregar; Wawan Septiawan Damanik
Media Mesin: Majalah Teknik Mesin Vol 23, No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/mesin.v23i1.15717

Abstract

Penggunaan mesin pembeku saat ini sudah menjadi kebutuhan masayarakat luas, dikarenakan sangat membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Beban pendingin yang diberikan sangat mempengaruhi kinerja mesin Pembeku, baik dari konsumsi energi listrik maupun kemampuan yang akan meningkatkan waktu pemakaian sistem yang lebih lama. Beban pendingin yang akan digunakan akan disesuaikan dengan kapasitas dari sumber energi yang digunakan yaitu berdaya 410 WP. Dengan kapasitas lemari pembeku yang digunakan berdaya 1/4 PK yang akan ditingkatkan kemapuannya/efisiensi untuk dapat digunakan dan menggantikan lemari pembeku berenergi listrik berbayar. Pengujian dilakukan dengan membandingkan data penggunan listrik PLN dan listrik bersumber dari panel surya. Hasil menunjukkan bahwa temperatur box pendingin akan lebih cepat menurun jika menggunakan arus listrik PLN, hal ini dikarenakan arus listrik PLN selalu konstan dan ketika digunakan, berbeda halnya penggunaan listrik dari panel surya yang bergantung dengan perubahan cuaca. Tegangan arus listrik diawal waktu pngujian 27,3 Volt dan akan terus meningkat hingga puncaknya pada siang hari hingga mencapai 36,1 Volt. Koefisien kemampuan kerja mesin juga di uji, yaitu pada saat penggunaan arus listrik PLN nilai COP pada temperatur 25oC hanya mecapai  2,2286 sedangkan dengan menggunakan arus listrik dari panel surya mampu mencapai 2,4663 dan bersamaan akan berangsur turun ketika mencapai temperatur 0oC. Hal ini dikarekan keuntungan penggunaan arus listrik yang bersumber dari energi matahari murah pada pencapaian yang sama
Pelatihan Penggunaan Sensor HMC 5883L Sebagai Petunjuk Arah Kiblat Sumatera Utara Sudirman Lubis; Faisal Irsan Pasaribu; Partaonan Harahap; Wawan Septiawan Damanik; Rahmad Syukur Siregar; Munawar Alfansury Siregar; Puja Rizqy Ramadhan; Soulthan Saladin Batubara
IHSAN : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Ihsan (Oktober)
Publisher : University of Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/ihsan.v2i2.5336

Abstract

Cara kerja dari sensor HMC 5883L sebagai pendamping kompas analog penunjuk arah mata angin dan penunjuk arah kiblat. Mengetahui kemampuan kerja sensor HMC 5883L untuk hasil pembacaan arah pada layar LCD dan tampilan LED light. Mendapatkan arah kiblat yang akurat dan tampilan arah yang baik agar mudah dipahami pengguna. Dapat sebagai pendamping data kompas RHI yang berada pada Lembaga OIF UMSU. Pada penelitian yang dilakukan pengujian pada sensor kompas HMC 5883L dapat membaca 8 arah mata angin yang telah ditampilkan pada layar LCD dalam bentuk jumlah derajat dalam angka dan batas antara arah sisi Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Utara dan Timur Laut. Pada setiap arah dan batas mata angin, selain ditampilkan pada layar LCD batas dari kedelapan arah mata angin juga di tunjukkan pada lampu LED yang menyala sesuai dengan jumlah mata angin sebanyak 8 buah. Kemampuan pembacaan sensor HMC 5883L cukup baik dikarenakan selisih pembacaan sudut kemiringan arah kiblat yang masih dalam kategori aman yaitu 7o sementara rentang jarak aman kemiringan arah kiblat di Indonesia yaitu 5o.
The Design and Qibla Direction by Using the Hmc 5883 L Sensor as a Compass Rhi in the UMSU Science Laboratory (OIF) Sudirman Lubis; Faisal Irsan Pasaribu; Wawan Septiawan Damanik; Munawar Alfansury Siregar; Irpansyah Siregar; Edi Sarman Hasibuan
Budapest International Research in Exact Sciences (BirEx) Journal Vol 2, No 3 (2020): Budapest International Research in Exact Sciences, July
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birex.v2i3.1077

Abstract

The level of accuracy of a measuring instrument is expected to be good because it is expected to provide information that can be used as a reference and benchmark in research and application in public life. The use of a compass measuring device in determining the direction of the wind and the location of the magned earth may vary from year to year such as the compass analog and digital. Both offer good reading results with the same way of working utilizing magnetic poles north and south as a reference point. HMC 5883L sensor is one measuring tool that is able to detect the direction of the compass with the same way of working from analog and digital compasses. By using Arduino Uno as a microcontroller as a central control that is able to change the information received from the HMC 5883L sensor into an easy-to-understand form of data. Qibla is more accurate by comparing the reading results of both. The results of the HMC 5883L compass sensor reading will be visualized in the form of the pointer, the pointer light and will be changed in numerical form. All data changed in the form of work is the result of an order from Arduino Uno received from the HMC 58883L sensor. A total of eight LED lights are used as a pointer to the compass and are connected with data obtained from the sensor.
Kajian Pengaruh Ketebalan Kaca Evaporator Terhadap Energi Yang Diserap Kolektor Pada Proses Desalinasi Air Laut Wawan Septiawan Damanik; Munawar Alfansury Siregar; Sudirman Lubis; Ahmad Marabdi Siregar
Rekayasa Material, Manufaktur dan Energi Vol 4, No 2: September 2021
Publisher : Fakultas Teknik UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/rmme.v4i2.8071

Abstract

The testing of desalination equipment is based on the increasing level of human need for the use of clean water. Improvement methods continue to be carried out with the aim of increasing the yield of clean water from desalination equipment. This research was conducted experimentally by providing a copper collector in a desalination device with a harpan to make it easier to absorb heat so that the water in the evaporator expands faster. By providing a variable difference in glass thickness, it is hoped that it can provide information that a good glass thickness can be applied to desalination equipment. The variation of the glass thickness is 4 mm and 5 mm with the same glass surface area. The results show that glass with a smaller thickness will make the desalination tool faster in absorbing heat energy. However, some conditions may also be considered to avoid damage to the glass. With the wind speed on the fourth day of testing which is 5.67 m/s and strong solar intensity reaching 397.14 W/m2, the energy absorbed by the collector reaches 3.72 kW/day on a glass thickness of 4 mm. Meanwhile, at a different thickness of 5 mm, the energy absorbed by the collector only reaches 2.72 kW/day. This shows that the difference in glass thickness plays a role in determining the occurrence of conduction heat transfer from outside the evaporator into the evaporator chamber.
Mamfaatkan Limbah Skrap Aluminium Untuk Knalpot Sepeda Motor Vega ZR Tahun 2011 Guna Mengurangi Polusi Udara Arie Pranata; Ahmad Marabdi Siregar; Budi Dharma; Wawan Septiawan Damanik; Arya Rudi Nasution
Rekayasa Material, Manufaktur dan Energi Vol 4, No 2: September 2021
Publisher : Fakultas Teknik UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/rmme.v4i2.8077

Abstract

The number of motorized vehicles increases from year to year, the exhaust gases generated from these motorized vehicles cause air pollution by 70 to 80 percent, so efforts need to be made to control exhaust gas emissions. Considering the danger of exhaust gas emissions, the effort that needs to be made to control and reduce air pollution is the engineering and modification of the exhaust gas lines. Engineering and modification of exhaust gas lines, namely by innovating the exhaust by adding aluminum scrap. Researchers will conduct experiments and manufacture of tools and initial testing on motorized vehicles to see and observe the composition of exhaust gases produced from standard exhausts. The elements to be observed are the CO value, HC value, and CO2 value as comparison data. The tool that will be used to observe and see these elements is the Gas Analyzer. From the results of testing and analysis, data on exhaust emission tests with an average engine speed of 4000 rpm, and with an exhaust pipe temperature of 40 oC to 45 oC, were obtained. After testing the standard exhaust, then testing the modified exhaust and the addition of scrap 60 gr, 70 gr, and 80 gr aluminum obtained the best conclusion to reduce the danger of exhaust emissions from the modified exhaust added 60 gr aluminum scrap and when compared to the exhaust. the standard CO yield fell to 11.7%, HC fell to 4.26%, and CO2 fell to 1.59%.
Pengujian Modul Solar Charger Control (SCC) Pada Teknologi Pembuangan Sampah Pintar Wawan Septiawan Damanik; Faisal Irsan Pasaribu; Sudirman Lubis; Chandra A Siregar
-
Publisher : RELE (Rekayasa Elektrikal dan Energi) : Jurnal Teknik Elektro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (990.444 KB) | DOI: 10.30596/rele.v3i2.6491

Abstract

Abstrak— Sumber energi baru dan terbarukan dimasa mendatang akan memiliki peran yang sangat penting mengingat kebutuhan akan energi saat ini masih memanfaatkan energi fosil yang ketersediaannya semakin hari semakin menipis. Salah satu energi terbarukan yang banyak dimanfaatkan yaitu energi matahari, mengingat energi matahari merupakan energi yang tidak ada habisnya. Dengan bantuan solar sel untuk merubah energi matahari menjadi energi listrik, namun pada malam hari pasokan listrik akan berhenti dikarenakan tidak adanya sinar matahari dimalam hari, maka dibutukhan baterai sebagai alat penyimpan arus listrik sementara sebagai sumber energi listrik dimalam hari.Adupun metode yang digunakan solar sel merubah energi matahari menjadi energi listrik yang diteruskan ke solar charger controller lalu disimpan pada baterai dan dari output solar charger controller arus dialirkan ke beban utama yang berupa arduino uno. Dan dari hasil pengujian yang dilakuan dapat disimpulkan bahwa alat bekerja sesuai tujuan yang diharapkan.Bahwasanya arus listrik yang disimpan pada baterai tetap stabil 12Volt dan sangguap untuk menjalankan peralatan tempat sampah pintar saat tidak ada pasokan listrik dari solar sel dimalam hari.Kata kunci:  Energi Baru Dan Terbarukan, Solar Sel, Solar Charger Controller,Arduino UnoAbstract— Renewable energy sources in the future will have a very important role considering that the current energy needs are still utilizing fossil energy whose availability is increasingly depleting. One of the renewable energies that is widely used is solar energy, considering that solar energy is an endless energy. With the help of solar cells to convert solar energy into electrical energy, but at night the electricity supply will stop due to the absence of sunlight at night, a battery is needed as a temporary storage device for electricity as a source of electrical energy at night. There is also a method used by solar cells to convert solar energy into electrical energy which is transmitted to the solar charger controller and then stored in the battery and from the output of the solar charger controller, the current flows to the main load in the form of Arduino Uno. And from the results of the tests carried out, it can be concluded that the tool works as expected. That the electric current stored in the battery remains stable at 12Volt and ready to run smart trash can when there is no electricity supply from solar cells at night.Keywords:     Renewable Energy, Solar Cells, Solar Charger Controller, Arduino Uno
Pemberdayaan/Pengelolaan Ikan Dengan Pemanfaatan Box Pendingin Pada Kelompok Masyarakat Pesisir Di Kecamatan Percut Sei Tuan Sudirman Lubis; Munawar A Siregar; Wawan Septiawan Damanik; Irpansyah Siregar; Edi Sarman Hasibuan; Muhammad Arif
ABDI SABHA (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Vol. 2 No. 2 (2021): Juni
Publisher : CERED Indonesia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/jas.v2i2.312

Abstract

Penggunaan mesin pembeku saat ini sudah menjadi kebutuhan masayarakat luas, dikarenakan sangat membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Beban pendingin yang diberikan sangat mempengaruhi kinerja mesin Pembeku, baik dari konsumsi energi listrik maupun kemampuan yang akan meningkatkan waktu pemakaian sistem yang lebih lama. Semakin besar beban pendingin akan meningkatkan penggunaan energi listrik saat pengoperasian. Hal ini sangat megkhawatirkan dimasa kedapanya dimana isu menipisnya sumber energi fosil yang saat ini menjadi prioritas penghasil energi listrik semakin banyak  dan memenuhi media. Beberapa tahun terakhir, energi matahari diisukan menajadi jawaban dari masalah tersebut. Dimana energi panas dari matahari dimanfaatkan untuk menggerakkan proton dan elektron pada suatu media penel surya untuk menghasilkan energi listrik yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhaan masyarakat banyak. Hal ini menjadai daya tarik peneliti untuk membuat sebuah inovasi pemanfaatan energi matahari pada sebuah sistem lemari pembeku. Dilihat dari roadmap penelitian terkait dengan energi matahari dan sistem kompresi uap pada lemari pemebeku yang dilansir beberapa tahun terakhir, belum banyak dilakukan inovasi pembaruan dalam penggunaan sumber energinya. Beban pendingin yang akan digunakan akan disesuaikan dengan kapasitas dari sumber energi yang digunakan yaitu berdaya 410 WP. Dengan kapasitas lemari pembeku yang digunakan berdaya 1/4 PK yang akan ditingkatkan kemapuannya/efisiensi untuk dapat digunakan dan menggantikan lemari pembeku berenergi listrik berbayar. Hal ini diharapkan berguna bagi khalayak masyarakat dan menyumbang ilmu pengetahuan dan membantu mewujudkan roadmap universitas dimasa kedepan.