Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Penerapan Teknologi RFID untuk Purwarupa Pencatatan Presensi Mahasiswa di Laboratorium Komputer Robby Tan; Djoni Setiawan Kartawihardja; Ivan Christian
Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence Vol. 3 No. 2 (2017): October
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1124.594 KB) | DOI: 10.20473/jisebi.3.2.122-128

Abstract

Abstrak— Kehadiran mahasiswa merupakan salah satu bagian daripada proses akademik. Saat ini, Fakultas Teknologi Informasi masih menggunakan sistem pencatatan kehadiran mahasiswa dengan cara tanda tangan pada Daftar Hadir Mahasiswa dan Dosen (DHMD) yang kemudian setiap kehadiran mahasiswa akan dicatat kembali pada Sistem Akademik Terpadu (SAT). Proses penandatanganan DHMD ini kemungkinan dapat menyebabkan hilangnya konsentrasi mahasiswa karena diperlukan beberapa saat untuk tanda tangan sebelum kembali memperhatikan penjelasan dosen. Selain itu, sering terdapat kesalahan tanda tangan dalam arti mahasiswa menanda tangani baris presensi milik mahasiswa yang lain. Dalam menemukan solusi untuk masalah tersebut, dilakukan pembuatan purwarupa pencatatan presensi kehadiran yang tetap dapat dipantau oleh dosen sekaligus meminimalkan proses terjadinya kesalahan. Penelitian ini memanfaatkan teknologi RFID yang sudah dimiliki oleh dosen dan mahasiswa yaitu kartu dosen dan kartu tanda mahasiswa (KTM). Proses identifikasi kartu dan pembuatan proses jalannya pencatatan presensi secara digital dapat membantu proses akademik berjalan dengan baik. Simpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah data yang disimpan dalam RFID telah berhasil dibaca dan dibuat dalam bentuk data kehadiran secara digital.Kata Kunci— Presensi Mahasiswa, Purwarupa, RFIDAbstract—Student presence is one of many the academic process. Currently, Information Technology Faculty still uses student signature in Daftar Hadir Mahasiswa dan Dosen (DHMD) as proof of attendance. Every week, DHMD will be collected and student presence data will be inserted in Sistem Akademik Terpadu (SAT). The DHMD signing process is likely to lead to a loss of student concentration as it may take a while for the signature before returning to the lecturer's explanation. In addition, there are often signature errors in the sense that students sign other students' presences. In finding a solution to the problem, a prototype of presence attendance system is constructed so lecturer can monitor the while minimizing the process of the error occurring. This research utilizes RFID technology in form of the lecturer card and student identity card (KTM). The process of card identification and creating the flow process of capture digital presence can help the academic process work well. The conclusion of the research that has been done is the data stored in RFID has been successfully read and made in the form of digital attendance data.Keywords— Student Presence, Prototype, RFID
PERAN INFOGRAFIS SEBAGAI PENUNJANG DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA Wenny Franciska Senjaya; Oscar Karnalim; Erico Darmawan Handoyo; Sulaeman Santoso; Robby Tan; Maresha Caroline Wijanto; Doro Edi
ABDIMAS ALTRUIS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.055 KB) | DOI: 10.24071/aa.v2i1.2136

Abstract

Pengembangan Pola Berpikir Sistematis Melalui Pengenalan Pemrograman Visual Pada Peserta didik Tingkat Menengah Atas Robby Tan; Maresha Caroline Wijanto; Oscar Karnalim; Setia Budi; Mewati Ayub; Diana Trivena Yulianti; Hendra Bunyamin; Sendy Ferdian Sujadi; Rossevine Artha Natasya
Altruis: Journal of Community Services Vol. 2 No. 4 (2021): Altruis
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/altruis.v2i4.18427

Abstract

Systematic thinking is a process of thinking that should be introduced from early age. While developing such thinking, students will learn how to solve a task by breaking it down to smaller tasks and complete them one by one. There are many activities that can support such thinking. One of them is to program visually. Visual programming is usually featured with drop-down blocks where students are only required to choose which process or logic needed than then put them in the play board. A training of such activity was done in a high school at Bandung, Indonesia with Scratch. Students were first introduced with Scratch, a software that is expected to help them think systematically. For conducting the training itself, several stages were followed. It started with introduction, and then followed by lecture and case-based practice. To engage students with the practice, the case study is COVID-19 where students are expected to deliver relevant information creatively, such as developing a game of social distancing, spray vs virus, etc. Evaluation shows that via this training, students were able to further develop their own systematic thinking via the creation of Scratch projects. Further, they believed that this training is interesting and can help them to study in the high school.
Service Learning in Teachers and Students Mentoring for 2020 Bebras Challenge in Pandemic Era at Maranatha Bebras Bureau Christian University Mewati Ayub; Maresha Caroline Wijanto; Adelia Adelia; Billy Susanto Panca; Doro Edi; Julianti Kasih; Hapnes Toba; Risal Risal; Meliana Christianti; Robby Tan; Daniel Jahja Surjawan
Journal of Innovation and Community Engagement Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jice.v2i2.3802

Abstract

Bebras Challenge is a competition for elementary to high school students to educate informatics and computational thinking, followed by sixty countries all over the world. Bebras Indonesia Community in coordination with the International Bebras Committee holds the challenge yearly. Indonesia has participated in the Bebras Challenge since 2016. Faculty of Information Technology Maranatha Christian University as a Bebras Bureau has also been involved in the challenge since 2016. To prepare students for Bebras Challenge, Maranatha Bebras Bureau holds a teacher workshop yearly. The Teacher Workshop supports teachers to strengthen students in practicing Bebras tasks. Data on students who participated in the Bebras Challenge at Maranatha Bebras Bureau indicates increasing numbers from 2016 until 2020. This paper describes a service learning for mentoring teachers and students in the Bebras Challenge, which was held in the pandemic year 2020. Teacher mentoring was using a service learning approach, where the lecturers provided training to the teachers and then the teachers would share their knowledge back to their students. There were advantages and disadvantages of the execution during the pandemic. Although in a distance learning condition, teachers and students were still enthusiastic to participate in Bebras Challenge. The number of students who followed the 2020 Bebras Challenge nearly five times compared to 2019 in the Maranatha Bebras Bureau. The scores of elementary school students who followed the challenge showed very good results. On the other side, the results of junior and senior high school students were not as good as the scores of elementary school students.
PENGENALAN DESIGN-THINKING MENGGUNAKAN CANVA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH TINGKAT ATAS Robby Tan; Oscar Karnalim; Maresha Caroline Wijanto; Diana Trivena Yulianti; Risal Risal; Doro Edi; Teddy Marcus Zakaria; Sendy Ferdian Sujadi; Rossevine Artha Nathasya
Abdimas Siliwangi Vol 5, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : IKIP SILIWANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/as.v5i2.9707

Abstract

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam dunia pendidikan mempengaruhi proses penyampaian dan cara belajar siswa. Pola pembelajaran yang dahulu merupakan teacher-centered learning bergeser ke student-centered learning. Salah satu bagian dari pergeseran pola belajar ini adalah semakin dalamnya integrasi (TIK) dalam pendidikan. Pengajar akan menggunakan TIK dalam menjelaskan materi-materi yang diberikan dan siswa akan menggunakan TIK untuk membuat tugas-tugas yang diberikan. Canva merupakan salah satu kakas yang dapat digunakan sebagai media dan penyampaian pembelajaran dengan konsep design-thinking. Konsep pembelajaran tersebut diusung dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang ditujukan untuk siswa sekolah menengah tingkat atas (SMA). Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara daring secara paralel untuk tujuh kelas tingkat XI yang diawali dengan penyampaian materi kemudian dilanjutkan dengan pembuatan proyek Canva secara berkelompok. Tema yang diusung pada pembuatan proyek ini adalah pengembangan budaya wisata dan kuliner yang ada pada daerah masing-masing anggota kelompok. Melalui proyek ini, siswa diajak untuk saling berkolaborasi secara daring untuk menggabungkan ide dan kreativitas sehingga menghasilkan sebuah karya yang dengan memperhatikan target dan point-of-view audiensi. Evaluasi dari kegiatan yang dilaksanakan menunjukkan bahwa materi yang diberikan dapat menarik minat siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dapat berguna selama proses pembelajaran di sekolah.
Pembelajaran Computasional Thinking melalui Program Gerakan Pandai untuk Guru dan PKBM Mewati Ayub; Maresha Caroline Wijanto; Robby Tan; Daniel Jahja Surjawan; Hapnes Toba; Meliana Christianti; Doro Edi; Hendra Bunyamin; Adelia Adelia; Risal Risal
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7 No 3 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v7i3.13430

Abstract

Program Gerakan Pandai yang digagas oleh Bebras Indonesia dengan dukungan Google bertujuan untuk membuat guru mulai menjadi guru penggerak dalam menyemaikan dan menumbuh-kembangkan kemampuan Computational Thinking (CT). Melalui gerakan PANDAI ini, diharapkan guru mengenal CT dan memperkenalkan CT kepada para siswa, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan  berpikir komputasional yang bersifat kritis dan kreatif. Biro Bebras Maranatha menjalankan program Gerakan Pandai dalam dua batch yang dimulai pada bulan September 2020 sampai dengan Desember 2021. Pelatihan guru  batch1 diikuti oleh 148 guru, sedangkan batch2 diikuti 394 guru. Indikator guru yang berhasil menerapkan kemampuan CT adalah guru yang melaksanakan  paling sedikit 4 sesi microteaching dalam dua semester. Guru yang tuntas melakukan microteaching untuk batch1 ada 110 orang (74%), dan batch2 ada 184 guru (47%), dengan persentase rata-rata 60.5% untuk seluruh batch. 
PELATIHAN COMPUTATIONAL THINKING UNTUK GURU SDK 6 BPK PENABUR BANDUNG MELALUI BEBRAS TASK DAN AKTIVITAS UNPLUGGED Mewati Ayub; Hendra Bunyamin; Oscar Karnalim; Robby Tan; Maresha Caroline Wijanto; Doro Edi; Julianti Kasih; Andreas Widjaja; Adelia; Meliana Christianti; Wenny Franciska Senjaya; Swat Lie Liliawati; Rossevine Artha Nathasya
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol. 5 No. 3 (2024)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v5i3.3799

Abstract

Konsep computational thinking (CT) diperlukan dalam dunia digital saat ini agar setiap orang dapat belajar dan bekerja secara cerdas. Untuk membangun kembali interaksi antar guru dan siswa yang terkendala pada saat pandemi Covid 19, maka interaksi yang efektif antar guru dan siswa dalam pembelajaran pasca pandemi dapat dilakukan dengan menerapkan CT dalam pembelajaran.  Pelatihan CT untuk guru-guru SDK 6 BPK Penabur dilakukan dengan tujuan agar setiap guru dapat menerapkan konsep CT dan aktivitas unplugged dalam pembelajaran yang bersifat interaktif. Pelatihan guru yang dilaksanakan secara luring pada 15 Maret 2024 dan 22 Maret 2024, diikuti oleh 30 orang peserta. Setelah materi konsep CT, Bebras task, dan aktivitas unplugged disampaikan, guru diberi tugas kelompok untuk membuat rencana penerapan CT dalam mata pelajaran serta membuat rencana aktivitas unplugged untuk membantu siswa dalam menerapkan CT dalam persoalan sehari-hari. Hasil dari tugas kelompok yang dibuat peserta menunjukkan nilai rata-rata sangat baik dalam penerapan CT dan aktivitas unplugged. Sebagian besar peserta berpendapat penerapan CT sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam pembelajaran di tingkat sekolah dasar untuk melatih anak berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari.
Implementasi Realtime Cloud Service dalam Pengelolaan Nilai Tugas Akhir Mahasiswa Lydia Noviani Kusumo; Maresha Caroline Wijanto; Robby Tan; Yudita Royandi
Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi Vol 9 No 2 (2023): JuTISI
Publisher : Maranatha University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jutisi.v9i2.6566

Abstract

Final Project is one of the requirements that must be fulfilled by students to complete their studies at the university. In this case study in a non-technical study program at a private university, each student will be accompanied by two supervisors and will be tested by two examiners. Students will face three trials and each lecturer needs to give an assessment, both the process and the product. The grade of the product is also prioritized because this study program expects that each student can produce a product that has added value for society. With so many things involved and manual recording, it is necessary to create a final assignment grade management system. To simplify implementation, the system is created by utilizing a realtime cloud service, namely Firebase. Firebase is a service from Google to make it easier for developers to develop applications on various platforms. Data is stored in JSON and synchronized in real time to each user. This system can be accessed by Admins and Lecturers, this system is also equipped with a Dashboard as a recapitulation of existing data, trial reminders via email, and data import-export. Based on the survey conducted, it easier for Admins and Lecturers to manage final assignments.
PELATIHAN GURU DAN TANTANGAN BEBRAS 2024 UNTUK PENGENALAN COMPUTATIONAL THINKING DI BIRO BEBRAS MARANATHA Wijanto, Maresha Caroline; Toba, Hapnes; Ayub, Mewati; Karnalim, Oscar; Tan, Robby; Natasya, Rossevine Artha; Senjaya, Wenny Franciska; Adelia; Edi, Doro; Bunyamin, Hendra; Kasih, Julianti; Yulianti, Diana Trivena; Widjaja, Andreas; Johan, Meliana Christianti; Surjawan, Daniel Jahja; Zakaria, Teddy Marcus; Risal; Kandaga, Tjatur
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v6i2.5237

Abstract

Pemahaman siswa terhadap konsep Computational Thinking (CT) masih tergolong rendah, sementara pengenalan terhadap CT menjadi krusial di era digital saat ini. Tantangan Bebras menjadi sarana edukatif yang efektif untuk memperkenalkan CT melalui berbagai soal (Bebras task) yang bersifat aplikatif dan menantang. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa dalam CT melalui pembekalan guru dan pelaksanaan Tantangan Bebras 2024. Mitra kegiatan adalah guru dan siswa dari jenjang SD, SMP, dan SMA yang tergabung dalam Biro Bebras Maranatha. Metode yang digunakan meliputi lokakarya nasional, pelatihan guru, technical meeting, pelaksanaan Tantangan Bebras, dan evaluasi prestasi siswa. Hasil menunjukkan peningkatan partisipasi peserta sebanyak 4.429 siswa dari 136 sekolah, meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Sebanyak 165 siswa berhasil meraih peringkat 1–6, dengan sebagian besar berasal dari sekolah yang mengikuti Gerakan PANDAI. Evaluasi juga menunjukkan bahwa pembekalan guru efektif meningkatkan kesiapan dalam mengenalkan CT kepada siswa. Kegiatan ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pelatihan guru dan Tantangan Bebras dapat menjadi strategi efektif untuk memperluas pemahaman dan kemampuan siswa dalam CT.
Pembelajaran Computasional Thinking melalui Program Gerakan Pandai untuk Guru dan PKBM Ayub, Mewati; Wijanto, Maresha Caroline; Tan, Robby; Surjawan, Daniel Jahja; Toba, Hapnes; Christianti, Meliana; Edi, Doro; Bunyamin, Hendra; Adelia, Adelia; Risal, Risal
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7 No 3 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v7i3.13430

Abstract

Program Gerakan Pandai yang digagas oleh Bebras Indonesia dengan dukungan Google bertujuan untuk membuat guru mulai menjadi guru penggerak dalam menyemaikan dan menumbuh-kembangkan kemampuan Computational Thinking (CT). Melalui gerakan PANDAI ini, diharapkan guru mengenal CT dan memperkenalkan CT kepada para siswa, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan  berpikir komputasional yang bersifat kritis dan kreatif. Biro Bebras Maranatha menjalankan program Gerakan Pandai dalam dua batch yang dimulai pada bulan September 2020 sampai dengan Desember 2021. Pelatihan guru  batch1 diikuti oleh 148 guru, sedangkan batch2 diikuti 394 guru. Indikator guru yang berhasil menerapkan kemampuan CT adalah guru yang melaksanakan  paling sedikit 4 sesi microteaching dalam dua semester. Guru yang tuntas melakukan microteaching untuk batch1 ada 110 orang (74%), dan batch2 ada 184 guru (47%), dengan persentase rata-rata 60.5% untuk seluruh batch.Â