Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Deskripsi Respon Imun Non Spesifik Kakap Putih (Lates calcarifer) yang Diberi Jintan Hitam (Nigella Sativa) Dan Uji Tantang Dengan Viral Nervous Necrosis Sonida, Aulia; Harpeni, Esti; Tarsim, Tarsim
AQUASAINS Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.711 KB)

Abstract

Asian seabass (Lates calcarifer) is one of the fish has a high economic value and widely cultivated in Indonesia. However, Asian seabass cultured constrains by infectious diseases such as Viral Nervous Necrosis (VNN). Application of antibiotics during cultured cause resistance and residues in the body of fish. Disease prevention method by use immunostimulant develop to enhances non-specific responses. The purposes of this research were to know the best dose of black cumin (Nigella sativa) that can increase the non-specific immune response of Asian seabass after injected by VNN. This research used four treatments (0 g black cumin/kg of feed, 25 g black cumin /kg of feed, 50 g black cumin/kg of feed and 75 g black cumin/kg of feed). Total leucocyte and differential leucocyte analyzed descriptively. The results showed that dose of 75 g black cumin/kg of feed is the best  for increase the non-specific immune response of Asian seabass which had been seen from the highest total leucocyte. However, there was no effect of administrated of black cumin to Asian seabass after injected with VNN which had been seen from the RPS.
Embriogenesis Dan Daya Tetas Ikan Pelangi (Melanotaenia parva) Pada Salinitas Yang Berbeda Mubarokah, Dahlia; Tarsim, Tarsim; Kadarini, Tutik
AQUASAINS Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.769 KB)

Abstract

Ikan hias adalah salah satu potensi  perikanan yang cukup besar di Indonesia. Budidaya ikan hias air tawar memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi dan berpeluang dapat meningkatkan devisa. Ikan hias dapat dijadikan alternatif usaha yang dapat memberikan keuntungan finansial. Ikan pelangi (Melanotaenia parva) merupakan salah satu ikan hias air tawar yang memiliki warna, bentuk dan ukuran yang menarik, serta mudah dibudidayakan. Budidaya ikan pelangi memiliki kendala terutama pada ketersediaan benih. Ketersediaan benih berhubungan dengan waktu penetasan telur yang membutuhkan waktu lama. Peningkatan salinitas dapat digunakan untuk meningkatkan ketersediaan benih ikan pelangi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap daya tetas dan lama waktu penetasan telur ikan pelangi. Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan salinitas yaitu 0; 2; 4; 6; 8; dan 10 ppt dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penetasan telur menggunakan salinitas yang berbeda berpengaruh terhadap lama embriogenesis. Telur ikan pelangi yang ditetaskan pada salinitas 4 ppt lebih cepat menetas dibandingkan dengan perlakuan lain. Kontras dengan lama waktu penetasan, ternyata salinitas  tidak berpengaruh terhadap daya tetas telur ikan pelangi. Penelitian ini menyarankan agar penggunaan air berkadar garam rendah disarankan untuk mempersingkat embriogenesis ikan pelangi.
KAJIAN EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa Oleifera Lam) SEBAGAI IMMUNOSTIMULAN UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS NON SPESIFIK UDANG VANNAMEI (Litopenaeus Vannamei) Pratama, Arbi Fadjri; Tarsim, Tarsim; Susanti, Oktora
Jurnal Masyarakat Akuakultur Indonesia Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Masyarakat Akuakultur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.311 KB)

Abstract

Udang merupakan salah satu komoditas utama dalam program industrialisasi perikanan budidaya dan merupakan komoditas unggulan untuk ekspor produk perikanan budidaya. Dampak dari peningkatan budidaya tersebut yaitu kualitas lingkungan yang menurun sehingga menyebabkan timbul beberapa penyakit pada udang. Pencegahan dan pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotik dan bahan kimia lainya, namun dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan dan resistensi terhadap patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ekstrak daun kelor terhadap imunitas non spesifik udang vannamei. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari-februari 2018 dengan menggunakan empat perlakuan yang diterapkan yaitu perlakuan A (0 mg/L ekstrak daun kelor), B (20 mg/L ekstrak daun kelor), C (30 mg/L ekstrak daun kelor) dan D (40 mg/L ekstrak daun kelor). Parameter yang diuji yaitu total hemocyte count, aktivitas fagositosis dan indeks fagositosis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor sebagai imunostimulan dapat meningkatkan respon imun udang vannamei dan konsentrasi terbaik adalah perlakuan D (40 mg/L ekstrak daun kelor).
Pengaruh Perendaman Benih Ikan Baung (Hemibagrus nemurus) pada Umur yang Berbeda dalam Hormon Pertumbuhan Rekombinan (Rgh) dengan Dosis yang berbeda terhadap Petumbuhan dan Kelulushidupan Saputra, Aji; Tarsim, Tarsim; Elisdiana, Yeni
Jurnal Masyarakat Akuakultur Indonesia Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Masyarakat Akuakultur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.521 KB)

Abstract

Ikan baung (Hemibagrus nemurus) merupakan ikan asli perairan Indonesia. Ikan baung hanya terdapat di perairan-perairan tertentu di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Lambatnya pertumbuhan dan kelulushidupan yang rendah menyebabkan rendahnya produksi ikan baung Penggunaan teknik rekayasa hormonal merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kelulushidupan. Tujuan dilakuannya penelitan ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman larva ikan baung dalam hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) pada umur berbeda dengan dosis yang beda. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAL) dengan kelompok umur 6, 12, dan 18 hari dan (kontrol) dosis 0 mg/L, 1 mg/L, 2mg/L, 4 mg/L. Dengan lama perendaman selama 30 menit yang sebelumnya di lakukan kejut salinitas (15 ppt) selama 2 menit. Hasil penelitian parameter pertumbuhan ( berat mutlak dan laju pertumbuhan harian ) pada kelompok umur 6, 12, dan 18 hari dengan perendaman rGH menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (0 mg/L) (P<0,05) dengan dosis terbaik dari masing masing kelompok umur yaitu 2 mg/L. Kemudian untuk parameter kelulushidupan semua dosis perlakuan rGH pada kelompok umur 6, 12, dan 18 hari menunjukkan hasil yang sama dengan kontrol (0 mg/L) (P>0,05). Dengan demikian perendaman larva ikan baung dalam rGH pada umur berbeda dengan dosis yang beda dapat meningkatkan pertumbuhan dan aplikasi teknologi ini dapat berguna untuk meningkatkan produksi budidaya ikan baung.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Tembakau (Nicotiana tobacum) sebagai Bahan Anestesi terhadap Kondisi Hematologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Arlanda, Revilarita; Tarsim, Tarsim; Chondro Utomo, Deny Sapto
Jurnal Masyarakat Akuakultur Indonesia Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Masyarakat Akuakultur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.545 KB)

Abstract

Ekstrak tembakau merupakan bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan anestesi dalam kegiatan transportasi  ikan. Tembakau mengandung senyawa flavonoid nikotin yang dapat menekan aktivitas ikan selama dilakukannya transportasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2018 di Laboratorium Peikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak tembakau (Nicotiana tabacum) terhadap komponen hematologi ikan nila (Oreochromis niloticus) pada sistem transportasi kering. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 konsentrasi ekstrak tembakau yaitu 0 ml/l, 1,6 ml/l, 6,3 ml/l dan 25,1 ml/l. Parameter uji yang diamati meliputi toksisitas ekstrak tembakau, waktu kecepatan pemingsanan, lama pulih sadar, kadar hematologi meliputi nilai hematokrit, total eritrosit, total leukosit, total monosit, total neutrofil, total limfosit, survival rate, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak tembakau memberikan pengaruh terhadap benih ikan nila setelah dilakukannya transportasi, konsentrasi 6,3 ml/l dan 25,1 ml/l menyebabkan kadar hematologi pada benih ikan nila melebihi dari kisaran optimum. 
Pengaruh Penambahan Tepung Daun Gamal (Gliricidia sepium) pada Pakan Buatan terhadap Sintasan dan Pertumbuhan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Syaputra, Renaldo; Santoso, Limin Santoso; Tarsim, Tarsim
Jurnal Masyarakat Akuakultur Indonesia Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Masyarakat Akuakultur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.914 KB)

Abstract

Ikan gurami menjadi salah satu ikan air tawar yang paling di minati masyarakat Indonesia. Harga pakan yang semakin meningkat mengakibatkan permasalahan dalam kegiatan budidaya ikan gurami, maka untuk menekan biaya pakan perlu dicari bahan baku pakan alternatif.  Salah satunya dengan memanfaatkan daun gamal sebagai bahan baku pakan. Daun gamal memiliki komponen pakan yang berkontribusi terhadap penyediaan materi dan energi untuk pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun gamal (Gliricidia sepium) pada pakan buatan terhadap sintasan dan pertumbuhan ikan gurami (Osphronemus gouramy). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu A (0 %), B (5 %.), C (10 %) dan D (15 %). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Anova. Pemberian pakan sebanyak dua kali sehari dengan feeding rate 5% selama 60 hari. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan penambahan tepung daun gamal (Gliricidia sepium) tidak memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap sintasan dan pertumbuhan ikan Gurami (Oshpronemus gouramy) dengan sintasan terbaik pada perlakuan C yaitu sebesar 94,45 % dan dengan pertumbuhan terbaik pada perlakuan C yaitu sebesar 1,13 g. 
Penggunaan Hormon Pertumbuhan Rekombinan (rGH) dalam Memacu Pertumbuhan Larva Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons) Sembiring, Anrey Arganta; Tarsim, Tarsim; C.U., Deny Sapto
Jurnal Masyarakat Akuakultur Indonesia Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Masyarakat Akuakultur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.789 KB)

Abstract

Ikan blackghost adalah ikan hias air tawar yang bernilai ekonomis tinggi. Pertumbuhan ikan yang lambat menjadi kendala dalam memenuhi permintaan pasar sehingga dibutuhkan pemberian hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) agar dapat meningkatkan pertumbuhan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan black ghost. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2017di Laboratorium Perikanan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Ikan yang digunakan memiliki panjang awal 0,5 cm dan berat awal 0,01 g dengan lama pemeliharan 35 hari di akuarium berukuran 15x15x25 cm sebanyak 8 ekor per akuarium. Penelitian menggunakan 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan yaitu larva ikan blackghost tanpa perendaman rGH(A) dan larva ikan blackghost yang direndam hormon rGH sebanyak 1 mg/L, 3 mg/L, dan 5 mg/L (B, C, dan D). Parameter yang diamati yaitu pertumbuhan panjang, berat mutlak, kelangsungan hidup dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan pemberian hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) pada setiap perlakuan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang dan berat mutlak, tetapi tidak berbeda nyata terhadap kelangsungan hidup larva ikan blackghost. Kesimpulan yang didapat, pemberian hormon pertumbuhan rekombinan (rGH) sebesar 5 mg/L merupakan dosis terbaik bagi pertumbuhan panjang dan berat larva ikan black ghost karena meningkatkan pertumbuhan larva secara signifikan.
Pengaruh Suhu yang Berbeda terhadap Daya Tetas dan Perkembang Embrio Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus) Naskuroh, Nurul Zikra; Tarsim, Tarsim; Hudaidah, Siti
Jurnal Masyarakat Akuakultur Indonesia Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Masyarakat Akuakultur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.913 KB)

Abstract

Suhu berpengaruh signifikan terhadap daya tetas dan larva ikan. Suhu tinggi dapat mengganggu aktivitas enzim, suhu rendah dapat mempengaruhi metabolisme telur  dan menghambat proses penetasan pada telur dan perkembangan larva.  .Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu  terhadap hasil daya tetas, perkembangan embrio dan lama waktu penetasan telur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan(25 ℃, 26℃, 27 ℃ dan 28 ℃) dan tiga kali ulangan. Parameter yang diamati meliputi perkembangan embrio telur, daya tetas telur, dan lama waktu penetasan telur. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik rgam dilanjutkan dengan uji lanjut BNT (Beda Nytaa Terkecil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap  daya tetas telur, dan lama waktu penetasan telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tetas tertinggi dengan nilai 93% pada suhu 26℃ , kelangsungan dan lama waktu penetasan telur tercepat dengan nilai 12,93 jam pada suhu 26℃.
EFEKTIFITAS PENAMBAHAN ASAM AMINO PADA PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN SIDAT, Anguilla bicolor (McCelland, 1844) Pratama, Ricky Hadi; Tarsim, Tarsim; Yudha, Indra Gumay
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.507 KB) | DOI: 10.23960/jrtbp.v7i2.p835-844

Abstract

Eel is one of the fisheries commodity that have not been rearing widelyin Indonesia. Constraint that occured in rearing eel is slow growth. A way to accelerate eel growth isfeeding with enrichment by using an amino acids. An amino acids can be used directly by eel for cell growth and the formation of body tissue. An amino acid that is used from the stingrays are not utilized by people  because it has no economic value to production activities. This research was aimed to study the growth rate of eel whichis fed with enrichment of an amino acids derived from stingray extract. The method in this research used completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 3 replications. The measure of eel that usedare 26-28 cm, the average weight is 28 grams and an amino acids dosage that used are 0 ml, 0.5 ml and 1 ml. It use FR 3% which is given at night to support the characteristic of eel that is nocturnal (active at night). The analyze result from the parameters that have been observed, there is not a significant effect (P> 0.05) and the fed with enrichment by using an amino acids with the dosage used hasn't been able to be utilized as fish feed mixture to increase growth rate.
INFLUENCES OF LAMP IRRADIATION EXPOSURE ON GROWTH AND SURVIVAL OF JUVENILE SNEAKHEAD FISH Channa striata (Bloch, 1793) Triyanto, Triyanto; Tarsim, Tarsim; Utomo, Deny Sapto Chondro
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.467 KB) | DOI: 10.23960/jrtbp.v8i2.p1029-1038

Abstract

The research has been conducted by February to March 2018 in the Laboratory of Aquaculture, Faculty of Agriculture, Lampung University. The research aim of this to acknowledge the influences of lamp irradiation exposure on growth and survival of juvenile sneakhead fish (Channa striata). This research used a completely randomized design with five treatments, A (12B;12D), B (9B;15D), C (6B;18D), D (3B;21D), and E (0B;24D) with three replications. The research showed that the effect of the length of light irradiation exposure has a significant effect on growth and survival of juvenile snakehead fish. The best treatment found in treatment D, that the resulted highest value of weight growth (5,46 g), daily weight growth (0,121 g/day), length growth (5,37 cm), daily length growth (0,119 cm/day), and survival rate of 97%.