Metta Puspita Dewi
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Wonogiri

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

MAKNA SIMBOLIK RITUAL SELAMATAN METHIK PARI DALAM PANDANGAN AGAMA BUDDHA DI DESA GEMBONGAN KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR Sindhu Kusalanana Minto; Metta Puspita Dewi; Marjianto Marjianto
SABBHATÃ YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya Vol 1 No 1 (2020): SABBHATA YATRA : Jurnal Pariwisata dan Budaya
Publisher : STABN Raden Wijaya Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/sabbhatayatra.v1i1.149

Abstract

Tujuan penelitian menjelaskan sejarah ritual selamatan methik pari,menjelaskan simbol ritual selamatan methik pari dan mengkaitkan makna simbolik selamatan methik pari dengan pandangan Agama Buddha. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Tempat penelitian di Desa Gembongan Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi tehnik dan triangulasi sumber. Teknik analisis data mengacu pada konsep Milles & Huberman dengan pengumpulan data, redusksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menjelaskan sejarah ritual selamatan methik pari,menjelaskan makna simbolik ritual selamatan methik pari, dan mengkaitkan makna simbolik ritual selamatan methik pari dengan pandangan Agama Buddha diwujudkan dalam bentuk (1) Pattidana yang digambarkan sesajian cokbakal; (2) Mahabuta 4 dan dana digambarkan dalam sesajian nasitakir; (3) Keharuman kebajikan yang digambarkan dalam bentuk persembahan dupa
IMPLIKASI TRADISI PATTIDANA PADA SOLIDARITAS UMAT BUDDHA DI DESA PURWODADI KECAMATAN KUWARASAN KABUPATEN KEBUMEN Dewi Agus Sriyani; Tri Yatno; Metta Puspita Dewi
Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, dan Agama Vol. 5 No. 2 (2019): Jurnal Pendidikan, sains sosial, dan agama
Publisher : STABN RADEN WIJAYA WONOGIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.82 KB) | DOI: 10.53565/pssa.v5i2.113

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan dan implikasi tradisi pattidana pada solidaritas umat Buddha di Desa Purwodadi. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Tempat penelitian dilakukan di Desa Purwodadi Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis yang digunakan terdiri dari mereduksi data, menyajikan dan memverifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Pelaksanaan tradisi pattidana di Desa Purwodadi dilaksanakan saat peringatan kematian, minggu pertama dan ketiga, dan sepekan penghayatan Dhamma (SPD); 2) Implikasi tradisi pattidana pada solidaritas umat Buddha di Desa Purwodadi yaitu: a) Umat Buddha mempunyai perasaan empati untuk melakukan tradisi pattidana dan membantu mendoakan leluhur; b) Membentuk ikatan kekeluargaan yang akrab dan solid; c) Saling mengingatkan dan memotivasi umat Buddha untuk memahami pattidana yang benar sesuai dengan ajaran Buddha; dan d) Memberikan pandangan benar bagi umat Buddha untuk selalu melakukan praktik pattidana kepada leluhur.
MANAJEMEN STRATEGI DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DHAMMASEKHA SADDHAPALA JAYA KABUPATEN TEMANGGUNG Metta Puspita Dewi
Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, dan Agama Vol. 6 No. 1 (2020): Jurnal Pendidikan, sains sosial, dan agama
Publisher : STABN RADEN WIJAYA WONOGIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.785 KB) | DOI: 10.53565/pssa.v6i1.159

Abstract

Dhammasekha strategy management begins with 1) strategy of formulation which is identify the power been found in teacher professionalism, capabillity in the arts and culture, facilities and infrastructure, positive image. Weaknesses of Dhammasekha include funding sources, There is no patent curriculum, location are not strategic, doesn’t have an operational permit and the motivation of human resource still weak. Dhammasekha has the opportunity to be preferred educational institute for Buddhists because support of 16 Buddhists temple but has the threat of competition with others as a educational institution which is more active and creative close by Dhammasekha location. 2) Strategic of implementation has been done by creating programs or policies, forming organization structure according with competencies and motivating 3) evaluate strategic has been done regullary by the chairman to measure Dhammasekha performance and take an corrective action through involve by stakeholder teachers,leaders and representative of students to support the improvement quality of the institution. Dhammasekha focused on member of buddhism to get theirs satisfication , build up commitment, and continous teamwork improvement.
PERAN DAN TANTANGAN PENYULUH AGAMA BUDDHA DI DESA KALIMANGGIS KECAMATAN KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG DALAM MENGENDALIKAN INGROUP FAVORITISM Metta Puspita Dewi
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol. 5 No. 2 (2019): JURNAL AGAMA BUDDHA DAN ILMU PENGETAHUAN
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/abip.v2i2.77

Abstract

Ingroup favoritsm merupakan sudut pandang individu yang melihat anggota didalam kelompok yang diikuti lebih baik dibandingan kelompok lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran dan tantangan penyuluh dalam mengelola ingroup favoritsm sebagai bagian manajemen umat. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di Desa Kalimanggis Kabupaten Temanggung. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Temuan penelitian adalah konflik yang terjadi di level puncak menyebabkan manajer lini pertama atau tokoh berselisih paham. Umat yang dinaungi oleh Sangha ber-vinaya ketat cenderung lebih eksklusif. Peran penyuluh dalam mengelola ingroup favoritsm yaitu dengan membentuk komitmen organisasi dan solidaritas umat melalui kegiatan selapanan. Penyuluh memberikan wejangan Dhamma untuk keharmonisan. Penyuluh mengelola ingroup favoritsm sebagai upaya kemajuan organisasi dan filter terhadap elemen baru. Tantangan penyuluh adalah penurunan kualitas pembinaan, penurunan jumlah umat, keterbatasan pengetahuan tentang keragaman ritual dan kesulitan mereda dominasi sebagian tokoh serta kegiuran umat terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
ETIKA KOMUNIKASI DAN CITRA DHARMADUTA DALAM UPAYA MENUMBUHKAN MORALITAS UMAT BUDDHA (Studi Kasus di Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara) Sugandi Sugandi; Metta Puspita Dewi; Suharno Suharno
Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Vol. 5 No. 2 (2019): JURNAL AGAMA BUDDHA DAN ILMU PENGETAHUAN
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/abip.v2i2.82

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menunjukan bahwa: Etika Komunikasi dan Citra Dharmaduta mempunyai peran penting dalam upaya menumbuhkan moralitas umat Buddha menjadi lebih baik. Memiliki etika komunikasi dan citra yang merupakan salah satu upaya untuk mengupayakan moralitas umat Buddha penelitian ini memiliki tujuan mendeskripsikan etika komunikasi dan citra Dharmaduta dalam upaya menumbuhkan moralitas umat Buddha di Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, etika komunikasi dan citra Dharmaduta dalam upaya menumbuhkan moralitas umat Buddha di Desa Tegal Maja Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara antara lain, memberikan Dhammadesana, aktif melakukan diskusi Dhamma, sikap dan perilaku, membantu memecahkan permasalahan pada umat, aktif memberikan pembinaan.
Implementasi Teknik Komunikasi Penyuluh Agama Buddha Dalam Menguatkan Nilai-Nilai Moderasi Beragama Di Kabupaten Banjarnegara Metta Selyna; Metta Puspita Dewi; Manggala Wiriya Tantra
Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, dan Agama Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Pendidikan, Sains Sosial, dan Agama
Publisher : STABN RADEN WIJAYA WONOGIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/pssa.v4i1.423

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teknik komunikasi yang digunakan penyuluh agama Buddha, implementasi teknik komunikasi dalam menguatkan nilai-nilai moderasi beragama, serta tanggapan umat terkait nilai-nilai moderasi beragama yang disampaikan oleh penyuluh agama Buddha di Kecamatan Pagentan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Berlokasi di Vihara Vajra Bumi Mertha Bodi, Vihara Genta Dharma Prabassa, Vihara Dhammasari, dan Vihara Metta Mandala. Subjek pada penelitian ini yaitu penyuluh agama Buddha, ketua vihara, tokoh agama Buddha, tokoh agama islam, dan pemerintah kecamatan pagentan. Pengumpulan data dilaksanakan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian menggunakan triangulasi dan referensi. Hasil penelitian menunjukan teknik komuniasi yang digunakan oleh penyuluh agama Buddha di Kecamatan Pagentan mengacu pada Peraturan Direktorat Jendral Nomor 298 Tahun 2017 yaitu teknik komunikasi informatif, teknik komunikasi persuasif, dan teknik komunikasi koersif. Penyuluh agama Buddha di Kecamatan Pagentan menguatkan nilai-nilai moderasi beragama melalui implementasi teknik konunikasi informatif, teknik komunikasi persuasif, dan teknik komunikasi koersif. Selain itu peneliti memiliki temuan baru teknik komunikasi yang digunakan yaitu dengan bercerita dan bernyanyi lagu buddhis. Teknik komunikasi tersebut dilakukan secara langsung dengan bertatap muka di vihara atau saat anjangsana dan tidak langsung dilakukan dengan media WhatsApp. Tanggapan umat Buddha berkaitan dengan implementasi teknik komunikasi penyuluh agama Buddha dalam menguatkan nilai-nilai moderasi beragama di Kecamatan Pagentan yakni umat merasa mendapatkan pengayoman dan binaan secara agama. Kata kunci: Teknik Komunikasi, Penyuluh Agama Buddha, Moderasi Beragama
Improving Students’ Vocabulary Mastery: Strategy, Obstacles, and Problems Urip Widodo; Sudarto Sudarto; Walyono Walyono; Tri Suyatno; Metta Puspita Dewi
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 5 (2022): October Pages 6401-7346
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i5.3867

Abstract

The objectives of this research are to: (1) elaborate the teacher strategy in improving students’ English vocabulary mastery; (2) analyze the obstacles faced by teacher in improving students’ English vocabulary mastery; (3) elaborate the difficulties faced by students in mastering English Vocabulary. This research is a qualitative research which is a kind of a case study. The subject of the research is the students at the primary level which is amount 13 students. In collecting the data is used observation, interview, and documentation. Validity test uses triangulation technique and resources. Data analysis technique uses 3 stages namely data reduction, data display, and conclusion. The results of this research are as follows: (1) teacher’s strategy in improving students’ English vocabulary mastery are by using games and audio-visual learning media; (2) the obstacles faced by teacher in improving students’ English vocabulary mastery are the diversity of the primary students in Pagentan the limitation of English text book in the Pagentan Buddhist Sunday school; (3) the difficulties faced by students in mastering English Vocabulary are lack ability in pronunciation, to write, and to spell.
A Semiotics Study on Siwa-Buddha Faith In Blitar East Java The Temples and Their Ornaments: English Prasetyo, Lery; Sutrisno, Sutrisno; Dewi, Metta Puspita
ELS Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities Vol. 5 No. 1 (2022): March
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.503 KB) | DOI: 10.34050/elsjish.v5i1.20079

Abstract

Brahmaraja Triloka Pura Community as the preserver of the Siwa-Buddha faith has a valuable and important concept depicted through various symbols in its temples. This study aims to reveal the meaning of the temples and their ornaments in the area of Brahmaraja Triloka Pura Community. This study shows that there are main temples in the area, namely Siwa/Daha, Brahma/Jenggala, and Wisnu/Kediri. Then the ornaments found consisted of dragons, makaras, woman statues. Those temples and ornaments symbolize some main concepts of the teachings including Triloka Pura as the last Majapahit, worshiping and respecting ancestors in the sangkan paraning dumadi system, and the combined elements of father and mother in the Siwa-Buddha concept.
Religious Moderation and Diversity Management in Maintaning The Existence of The Brahmaraja Triloka Pura Community Dewi, Metta Puspita; Prasetyo, Lery; Sutrisno, Sutrisno
ELS Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities Vol. 5 No. 1 (2022): March
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.567 KB) | DOI: 10.34050/elsjish.v5i1.20145

Abstract

The Brahmaraja Triloka Pura Community is a group of individuals who can maintain their existence amidst the issue of intolerance. The members identify themselves as Shiva Buddha adherents. The members of the Triloka Pura Brahmaraja Community believe themselves to be the descendants of the last Majapahit. They have temples as a form of the ancestral tomb located in Ponggok District, Blitar Regency. The inauguration of the Brahmaraja Triloka Pura temple was attended by adherents of Islam, Hinduism, Buddhism, Catholicism, and Confucianism. Moderation of religion is reflected through tolerance, acceptance, and respect for the members' beliefs. There are even several types of places of worship in one temple complex such as the Brahma Caturmuka and kelenteng. Surface-level diversity lies in social status, age, gender, ethnicity, and religion. The deep level of diversity lies in the values, ideologies, and motives of each member in conducting worship at the temple. Diversity management which is applied through religious moderation maintains harmonious relations with all creatures, even the invisible ones, anti-discrimination, and orientation to the homogeneity of Majapahit descent from a blend of Javanese, Balinese, and Chinese.
Budaya Organisasi Dhammasekha Saddhapala Jaya sebagai Lembaga Pendidikan Nonformal Agama Buddha Dewi, Metta Puspita
Cendekia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 15 No. 1 (2021): April 2021
Publisher : Center of Language and Cultural Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30957/cendekia.v15i1.669

Abstract

Dhammasekha Saddhapala Jaya is a non-formal Buddhist religious education route organized by a Buddhist education foundation. Dhammasekha Saddhapala Jaya aims at instilling faith, morality and improving the quality of Buddhist human resources. An organizational culture that develops in accordance with Buddhist values ​​includes belief in Buddha's teachings (saddha), morality (sila), willingness (dana), self-sacrifice (paricagga), enthusiasm (viriya), loving-kindness (metta), and respect for all the citizens of Dhammasekha. Spiritual guidance for students is balanced with skills, arts, and culture. Dhammasekha provides support for teachers to obtain education and training to improve teacher professionalism. Dhammasekha maintains several quality components, including focusing on customers, teamwork, education, and continuous improvement to improve the quality of Dhammasekha Saddhapala Jaya.