Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN PAJALE DI KECAMATAN WASILE KABUPATEN HALMAHERA TIMUR Teapon, Amiruddin; Hadun, Ramli; Sudjud, Suratman; Rasyid, Rusman
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jppg.v6i2.19746

Abstract

Seringkali aktivitas penggunaan lahan tidak dilaksanakan sesuai dengan potensi dan daya dukung lahan serta terbatasnya teknologi konservasi tanah sehingga berdampak buruk terhadap menurunya produktivitas dan kerusakan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis kesesuaian lahan untuk pengembangan tanaman pangan tanaman pangan PAJALE (padi, jagung dan kedelai); dan 2) merumuskan arahan pengelolaan lahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik dengan jarak observasi free survey. Analisis kesesuaian lahan menggunakan sistem klasifikasi kesesuaian lahan dengan menggunakan metode perbandingan antara kualitas dan karakteristik lahan dengan kriteria persyaratan tumbuh tanaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) kesuaian lahan sesuai untuk tanaman padi sawah meliputi kelas cukup sesuai (S2) seluas 196,3 ha (2,6%) dan sesuai marginal (S3) seluas 5.327,0 ha (69,2%). Selanjutnya lahan sesuai untuk tanaman kedelai terdiri dari kelas cukup sesuai (S2) seluas 2.547,5 ha (33,1%) dan sesuai marginal (S3) seluas 2.975,8 ha (38,7%), sedangkan lahan sesuai untuk tanaman jagung umumnya merupakan lahan kelas sesuai marginal (S3) dengan luas areal 5.523,3 ha (71,8%); dan 2) arahan pengelolaan lahan untuk meliputi pembuatan saluran irigasi dan drainase, pemberian kapur dan bahan organik tanah, pemberian pupuk Urea, SP-36 dan KCL atau pupuk majemuk seperti ponska serta pembuatan dam dan talud penahan banjir terutama pada daerah-daerah yang rawan banjir. Dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman pangan di Kecamatan Wasile, maka sebaiknya pengembangan lahan dilaksanakan pada lahan-lahan yang sesuai baik kelas cukup sesuai (S2) maupun sesuai marginal (S3) dengan mempertimbangkan dan melaksanakan arahan-arahan pengelolaan lahan terhadap faktor-faktor pembatas lahan.
EVALUASI POTENSI LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN HORTIKULTURA Teapon, Amiruddin; Hadun, Ramli
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Vol 6, No 4 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 6 No. 4 Oktober 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jppg.v6i4.23768

Abstract

Tanaman hortikultura pada khususnya jenis sayur-sayuran merupakan sumber pendapatan potensial bagi petani di Kota Tidore Kepulauan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi lahan dan pengelolaan lahan untuk pengembangan tanaman hortikultura strategis di wilayah transmigrasi Desa Koli Kecamatan Oba yang meliputi tanaman cabe merah keriting, tomat, bawang merah dan terung. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik dan metode survei tanah dengan jarak observasi survei bebas (free survey). Analisis kesesuaian lahan menggunakan sistem klasifikasi kesesuaian lahan FAO (1976) dengan menggunakan metode perbandingan (matching) antara kualitas dan karakteristik lahan dengan kriteria persyaratan tumbuh tanaman hortikultura. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi lahan sesuai (S) untuk pengembangan tanaman hortikultura terdapat seluas 1.185,2 ha (68,4%) dan tidak sesuai (N) seluas 548,2 ha (31,6%). Lahan sesuai kategori kelas cukup sesuai (S2) untuk tanaman cabe merah keriting, tomat dan terung terdapat seluas 504,5 ha (29,1%) dan kelas sesuai marginan (S3) seluas 680,7 ha (39,3%). Lahan sesuai untuk tanaman bawang merah umumnya kelas sesuai marginal (S3) dengan luas areal 1.185,2 ha (68,4%). Upaya pengelolaan lahan untuk memperbaiki faktor-faktor pembatas lahan meliputi pemberian air irigasi, pengolahan tanah dan pembuatan saluran drainase, pemberian kapur dan bahan organik tanah, pemberian pupuk Urea, SP-36 dan KCL atau pupuk majemuk seperti ponska dan pembuatan dam dan talud penahan banjir.
EVALUASI STATUS KESUBURAN KIMIA TANAH PADA BEBERAPA SUBGROUP TANAH DI KECAMATAN TIDORE TIMUR Amiruddin Teapon; Ramli Hadun
JURNAL AGRIMENT Vol 3 No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.077 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia tanah, status kesuburan tanah dan alternatif pengelolaan tanah untuk meningkatkan kesuburan tanah di Kecamatan Tidore Timur. Penelitian ini menggunakan metode survei tanah dengan sistem jarak observasi survei bebas. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada lapisan atas (0-30cm) dan lapisan bawah (30-60 cm). Analisis data dengan cara pemberian harkat sifat tanah menurut kriteria harkat sifat kimia tanah (PPT, 1993) dan status kesuburan tanah mengacu pada kriteria klasifikasi kesuburan tanah (PPT,1983). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata sifat kimia tanah pada lapisan atas (0-30 cm) meliputi kemasaman tanah (pH) tergolong netral (pH 6,7), c-organik tergolong sedang (2,20%), KTK tanah tergolong sedang (22,63 cmol(+)/kg), kejenuhan basah (KB) tergolong sedang (55%), unsur hara Nitrogen tergolong rendah (0,19%), Phospor tergolong sedang (31,79 mg/100g) dan Kalium tergolong sedang (21,09 mg/100g). Pada lapisan bawah (0-30 cm) kondisi kemasaman tanah (pH) tergolong agak masam (pH 6,4), c-organik tergolong rendah (1,56%), KTK tanah tergolong sedang (22,21 cmol(+)/kg), kejenuhan basah (KB) tergolong sedang (44%), unsur hara Nitrogen tergolong rendah (0,12%), Phospor tergolong sedang (27,45 mg/100g) dan Kalium tergolong rendah (19,443 mg/100g). Rata-rata satus kesuburan tanah lapisan atas (0-30 cm) tergolong sedang, sementara lapisan bawah (30-60 cm) tergolong rendah. Pengelolaan tanah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah melalui pemberian bahan organik dan pengapuran, dilanjutkan pemupukan dengan menggunakan pupuk Urea, SP36 dan KCL. Selain itu tindakan konservasi tanah meliputi penanaman legume covercroop dan tanaman pupuk hijau juga diperlukan dalam upaya mencegah erosi tanah, meningkatkan bahan organik dan unsur hara tanah terutama nitrogen dan meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah.
PENGARUH BATUAN INDUK DAN KIMIA TANAH TERHADAP POTENSI KESUBURAN TANAH DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA, PROVINSI MALUKU UTARA Himawan Bayu Aji; Amiruddin Teapon
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 22, No 3 (2019): November 2019
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v22n3.2019.p342-352

Abstract

ABSTRACT Effect of Source Rocks and Soil Chemical Towards Land Fertility Potential in Sula Kepulauan District, North Maluku Province. The study aimed to determine the condition of soil fertility potential. Parameters used as the basis of assessment of potential fertility of the soil were the type of main rock, weathering processes and mineral content of the native rock while chemically research was emphased on organic matter content, soil pH, CEC, base saturity and essential nutrients (N, P, K). General lithology in the study area were grouped into rocks and rock volkan sediman. Aluvio-marine sedimentary rocks and aluvio-collovium were deposition materials from a variety of rocks in the study contained a number of nutrients and organic matter. Meanhile volkan rocks included basalt and andesite-granidiorit neutral to alkaline. Contained elements that produced fertile lands both physically and chemically. Based on the analysis, the average soil was classified as slightly acid (pH 5.6). The lower layers of soil reaction on average relatively was acidic (pH 5.1). Soil organic matter in the form of organic-C showed the top layer of a low average (1.58%), whilst the layer below average was very low (0.83%). CEC soil layers above and below the average were moderate (20.66 me/100 g) and (19.6 me/100 g). Base saturations (KB) to these two layers of soil on top and below the average were classified as moderate (55%) and (51%). Levels of nitrogen (N-total) topsoil with layers below average are low valued (0.18%) and (0.11%). Classified as very low, phosporus level in both layers were above the average which were 5.40 ppm and 3.10 ppm respectively. Potassiums were very low in the second layer of 5.13 mg/100 g and 3.81 mg/100 g. The parameters used to assess soil fertility status were CEC, KB, P2O5 which were extracted with HCl 25%, and K2O was extracted with HCl 25% and C-organic soil. Potential assessment of soil fertility status based on lithology and soil chemistry acquired the status of soil fertility was low.Keywords: potential soil fertility, maint rock, chemical  ABSTRAK Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesuburan tanah potensial. Parameter yang dijadikan dasar penilaian potensi kesuburan tanah adalah jenis, proses pelapukan, dan kandungan mineral batuan induk sedangkan secara kimia penelitian ditekankan pada kandungan bahan organik, pH tanah, KTK, KB, dan unsur hara esensial (N, P, K). Secara umum litologi di wilayah studi dikelompokan ke dalam batuan sediman dan batuan volkan. Batuan sedimen aluvio-marine dan aluvio-koluvium merupakan bahan-bahan endapan dari berbagai batuan di wilayah studi yang banyak mengandung unsur hara dan bahan organik. Batuan volkan meliputi andesit-basal dan granidiorit bersifat netral sampai basa, mengandung unsur-unsur yang menghasilkan tanah-tanah subur baik secara fisik maupun kimia. Berdasarkan hasil analisis tanah pH rata-rata tergolong agak masam (pH 5,6). Lapisan bawah reaksi tanah rata-rata tergolong masam (pH 5,1). Bahan organik tanah dalam bentuk C-organik menunjukkan pada lapisan atas rata-rata rendah (1,58%), sementara lapisan bawah rata-rata sangat rendah (0,83%). KTK tanah lapisan atas maupun bawah rata-rata tergolong sedang (20,7 me/100 gram) dan (19,6 me/100 gram). Kejenuhan basa (KB) tanah pada keduan lapisan atas dan bawah rata-rata tergolong sedang yaitu (55%) dan (51%). Kadar nitrogen (N-total) tanah lapisan atas sama dengan lapisan bawah rata-rata tergolong rendah (0,18%) dan (0,11%). Kadar fosor (P2O5) tergolong sangat rendah, di kedua lapisan atas rata-rata sebesar 5,40 dan 3,10 me/100g. Unsur hara kalium (K2O) sangat rendah pada kedua lapisan 5,13 mg/100 gram dan 3,81 mg/100 gram. Parameter yang digunakan untuk menilai status kesuburan tanah yaitu KTK, KB, P2O5 yang diesktrak dengan HCl 25%, sedangkan K2O diekstrak dengan HCl 25% dan C-organik tanah. Penilaian potensi status kesuburan tanah berdasarkan litologi dan kimia tanah diperoleh status kesuburan tanah tergolong rendah.Kata kunci: kesuburan tanah potensial, batuan induk, kimia
Distribution and Number of Capilong (Calophyllum inophyllum) in Ternate Island of Indonesia Lily Ishak; Amiruddin Teapon; Nanjappa Ashwath; Reginawanti Hindersah; Mardiyani Sidayat
Cannarium Vol 19, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.275 KB) | DOI: 10.33387/cannarium.v19i1.3409

Abstract

Indonesia has a diverse of new and renewable energy sources including biofuels. Biofuels are promising eco-friendly energy sources generated from biological raw materials. Biofuels can also be derived from the seeds of  Capilong trees. However, the occurrence of Capilong trees in North Maluku has not been tapped to support a local economic income due to the lack of knowledge  of the local community. The present study was undertaken with the aim at investigating the distribution and number of Capilong trees across Ternate Island. A field investigation using a census method was held to collect data on the number and distribution of Capilong trees while observing the following parameters: stage of growth, topography, rock materials and landforms. The findings revealed that Capilong trees are mostly occurred in a tree group, while the seedling population number was low. Interestingly, Capilong trees have demonstrated a natural characteristic that are tolerance to various topography, rock materials and landforms condition. It is therefore recommended to cultivate the plant through a community development program and classify the plant as a potential species that can be used for land rehabilitation programs.
Pangan dalam Kebun, Model Pertanian Petani Kepulauan: Analisis karakteristik lahan dan pendapatan petani Pulau Ternate Buhari Umasugi; Amiruddin Teapon; Suratman Sudjud
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.99 KB) | DOI: 10.37637/ab.v5i2.953

Abstract

Produksi pertanian terutama pangan dan hortikultura (sayur) oleh petani di Pulau Ternate menyesuaikan dengan ketersediaan lahan sesuai karakteristik kepulauan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi karakteristik lahan dan jenis tanaman serta pendapatan budidaya tanaman pangan dan sayur dibawah tegakan tanaman perkebunan. Penelitian dilakukan di lapangan melalui pengamatan, wawancara dan kuesioner selanjutnya dilakukan analisis deskriptif untuk melihat peluang pengembangan usahatani.  Hasil penelitian menunjukkan 53 % lahan pertanian budidaya tanaman pangan dan sayur dilakukan pada bentuk lahan perbukitan dengan kemiringan lereng 3-8 (landai) ;  28% pada kemiringan lereng 8-15% (agak landai) dan hanya 9 % petani Kota Ternate mengusahakan tanaman pangan dan sayur pada lahan 0-3% (datar sampai agak datar). Jenis tanaman yang dibudidayakan secara tumpang sari dan sistem gilir adalah jenis sayuran petola, mentimun, kacang panjang (Paket I); Sayur kangkung cabut dan bayam (paket II); Tomat dan cabe (paket III) dan kacang tanah, jagung (paket IV); campuran sayur lilin, terong, pepaya dan pisang burung (paket V). Tanaman paket I lebih banyak diusahakan (44%), sedangkan peluang usaha berdasarkan harga dan permintaan konsumen adalah tanaman paket II (kangkung cabut dan bayam). Nilai rasio R/C dan rasio B/C usaha tani tanaman pangan dan hortikultura (sayuran) paket I sampai paket V di kebun cengkeh dan pala adalah >1, artinya menguntungkan untuk dikembangbangkan pada usaha tani petani kepulauan.
Kesesuaian Lahan Padang Rumput Imperata untuk Penggembalaan Di Provinsi Maluku Utara Dahlia Aprilia Soraya; Ramli Hadun; Amiruddin Teapon; Abdurrahman Hoda
Jurnal Pertanian Khairun Vol 1, No 2: (Desember, 2022)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jpk.v1i2.4788

Abstract

Imperata land usually left abandoned. Destruction of forest and abandonend land impacted to the expansion of the imperata lands. Imperata lands also trigger a fire. Therefore, this research pushed utilization of imperata lands for grazing.This research to study data of land sustainability and recommendation for development of grazing. Methodology used are purposive random sampling technic of land survey by spatial mapping and followed by physical and chemical test of soils. The suitable land for beef cattle herding system 2.114,8 ha, 1.822,9 ha for cowshed system, 1.822,7 ha for the development of animals forage, 1.557,0 ha for dry food producing plants, and 1.298,0 ha for peanut plants.Keywords: Land suitability, imperata, grazing.
Analisis Kapasitas Infiltrasi pada Beberapa Tipe Lahan Tegalan di Kelurahan Sasa Kecamatan Ternate Selatan Hartati, Tri Mulya; Teapon, Amiruddin; Wati, Indah; Vitri Indrawati, Urai Suci Yulies; Aji, Krishna
Agrikultura Vol 34, No 3 (2023): Desember, 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v34i3.47021

Abstract

Pengembangan lahan tegalan di Kelurahan Sasa Kecamatan Ternate Selatan melibatkan pengolahan tanah secara intensif sehingga memiliki struktur tanah yang renggang dengan porositas yang tinggi. Demikian juga dengan kondisi alami tanahnya yang bertekstur lempung dan berpasir dapat menyebabkan meningkatnya laju infiltrasi serta turut menentukan ketersediaan air yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas infiltrasi, infiltrasi kumulatif dan karakteristik tanah yang memengaruhi kapasitas infiltrasi. Penelitian ini menggunakan metode percobaan lapangan dengan menggunakan double ring infiltrometer dalam mengukur laju infiltrasi. Analisis data meliputi laju infiltrasi aktual, kapasitas infiltrasi dan infiltrasi kumulatif. Hasil penelitian menunjukkan lahan tegalan dengan olah tanah minimum (Tg-Otm) memiliki kapasitas infiltrasi lebih rendah dibandingkan dengan lahan tegalan tanpa olah tanah (Tg-Tot) dan lahan tegalan dengan olah tanah intensif (Tg-Oti), demikian juga dengan infiltrasi kumulatifnya. Kondisi tersebut terjadi karena lahan tegalan dengan olah tanah minimum (Tg-Otm) memiliki tekstur tanah agak halus, bahan organik tanah rendah, berat volume tanah lebih tinggi, berat jenis partikel lebih rendah, porositas tanah sedang, kadar air tanah lebih tinggi dan permeabilitas tanah agak lambat.
Analysis of the availability and water requirements of dryland farming and the water needs of residents in Hiri Island, Ternate City, North Maluku Hadun, Ramli; Umasugi, Buhari; Sudjud, Suratman; Teapon, Amiruddin
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 11 No. 3 (2024)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2024.113.6017

Abstract

Dryland farming is one of the main agricultural models farmers use on the islands of North Maluku, so it is very dependent on the availability of rainwater. The water for crops is available in the rainy season, and drought is experienced in the dry season, one of which occurs on Hiri Island. This study aimed to analyze the availability and water needs of plants based on land characteristics and use to provide information for the development of dryland farming on Hiri Island. The method for calculating water availability used the land water balance approach using rainfall data for the last ten years, while the analysis of plant water needs was based on the soil moisture content and plant coefficient approach. The results of the analysis of water availability based on the land water balance of 2,236.4 mm with an average monthly rainfall of 186.4 mm and according to the type of land use on Hiri Island show that the highest available water in agroforestry was 40.92% in the secondary forest was 39.04%, in coconut, plantations was 35.72%, in fields was 35.18%, and undergrowth was 34.67%. Plant cultivation businesses must meet the water needs of plants to increase production. The people on Hiri Island need 29,340 L of water to fulfill their daily needs.
The relationships between soil compaction and soil physical-chemical-biological characteristics: A case study from volcanic agricultural soils of Entisol and Ultisol in North Maluku Province of Indonesia Ishak, Lily; Teapon, Amiruddin; Hindersah, Reginawanti; Nurmayulis, Nurmayulis; Erwin, Erwin; Hartati, Tri Mulya
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 11 No. 3 (2024)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2024.113.6049

Abstract

Soil compaction has been recognized as a form of soil degradation that mostly deteriorates agricultural soil health worldwide from various climatic conditions and soil management. Heavy compaction can occur in agricultural soils due to intensive tillage, where its effects on soil properties have been the focus of many studies. The present study was undertaken to assess whether soil compaction occurs in agricultural soils adopting no-tillage systems and how the link between soil compaction and chemical-biological characteristics could be. A field investigation was carried out in two different locations that have different soil types, Entisol in Maitara Island and Ultisol in Halmahera Island, North Maluku Province. Sixteen undisturbed and disturbed soil samples were collected from each location grown with cassava and taken to the laboratory for analysis. Soil components observed included soil texture, bulk density, particle density, total porosity, soil permeability, soil organic matter (SOM), total nitrogen (N), phosphorous (P) availability, and phosphate-solubilizing bacteria (PSB). The findings revealed linear relationships between soil compaction and sand fraction, SOM, PSB, and available P, but none were found in soil total N. These results confirmed the importance of soil compaction management in food crop agricultural systems, particularly when soil carbon is low, to promote soil health. As the inconsistent correlation of soil compaction and chemical-biological properties was found in these two soil types, further investigation is necessary.