Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Penyederhanaan Sistem Pemanas Dan Cairan Yang Digunakan Pada Smoke Generator Untuk Alat Peraga Ilmu Aerodinamika amat chaeroni
Jurnal Teknologi Kedirgantaraan Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Teknologi Kedirgantaraan
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jtk.v7i1.52

Abstract

Alat uji wind tunnel saat dioperasikan tidak dapat memvisualisasikan kondisi aliran udara yang melewati benda uji seperti penampang airfoil sayap peawat terbang. Agar dapat terlihat aliran udaranya, maka perlu dibuat alat peraga simulasi kondisi aliran udara dengan asap, agar para mahasiswa mampu memahami dengan mudah kondisi aliran udara yang terjadi ketika melewati benda dengan berbagai macam bentuk permukaan.Alat peraga aerodinamika yang memiliki aliran asap disebut smoke tunnel yang memiliki dengan beberapa layer aliran asap yang dapat di atur jumlah layer aliran asap sesuai dengan kebutuhan. Alat yang menghasilkan asap untuk smoke tunnel adalah smoke generator. Saat ini memang sudah banyak yang memproduksi secara komersil smoke generator yang juga difungsikan sebagai alat disinfektan dengan menambahkan cairan disinfektan kedalam smoke generator.Untuk menyederhanakan cara kerja smoke generator dan juga menginformasikan cara pembuatannya, maka pada penelitian ini akan dijelaskan secara rinci cara pembuatan smoke generator yang murah dan mudah dengan menggunakan beberapa bahan yang sering dijumpai yaitu, cooling fan komputer, kawat nickelin, converter VAC ke VDC, sumbu kompor serta kontak plastik. Untuk menimbulkan asap pada smoke generator dapat menggunakan cairan yang mengandung minyak yang terdapat pada beberapa produk baby oil.
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Tentang Aeronautics Science Melalui Metode Demonstrasi Mini Wind Tunnel di SMK Angkasa 01 Halim Perdanakusuma Endah Yuniarti; Mufti Arifin; Amat Chaeroni; Syaiful Rifki
JURNAL Comunità Servizio : Jurnal Terkait Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, terkhusus bidang Teknologi, Kewirausahaan dan Sosial Kemasyarakatan Vol. 5 No. 2 (2023): OKTOBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/cs.v5i2.4700

Abstract

In the Aviation Vocational High School curriculum, especially in the Physics Subject there is the basic science of Aeronautics, namely Fluid Dynamics. One of the obstacles in studying fluid dynamics is the difficult depiction and the rare props. One of the props that are appropriate and used in the aviation is a wind tunnel. Community service activities in the form of demonstrations and assistance in making mini wind tunnels that have been carried out can be a solution to the problem of misconceptions about fluid dynamics in students of SMK Angkasa 01 Halim Perdanakusuma. The activity was carried out using a survey method regarding the profile of misconceptions about fluid dynamics, demonstration of the Bernoulli principle, and assistance in making a mini wind tunnel. The activity was attended by students of class X and XI which was held from 14 to 20 June 2022 which was divided into 2 (two) sessions, namely a wind tunnel demonstration and assistance in making a mini wind tunnel. Measurement of the level of understanding of Aeronautics Science was carried out 3 (three) times, namely before and after the demonstration and after assisting in the construction of a mini wind tunnel. The result of the first questionnaire is that most of the students have not studied Fluid Dynamics. The results of the second questionnaire were quite significant, where Aeronautics Science knowledge increased after participating in PKM activities. The results of the third questionnaire concluded that there had been a change in the level of Aeronautics Science knowledge of students who took part in making a mini wind tunnel. Keywords: Aeronautics science; Fluid Dynamic; mini wind tunnel;
Pembelajaran Dasar Teknologi Penerbangan Melalui Praktikum Fisika Sekolah Menengah Atas Mufti Arifin; Freddy Franciscus; Budi Aji Warsiyanto; Amat Chaeroni; Syarifah Fairuza; Ayu Martina; Muhammad Hadi Widanto; Rafika Arum Sari
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v6i1.9534

Abstract

Mata pelajaran fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA) membutuhkan praktikum untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep teori fisika dan aplikasinya, akan tetapi terdapat beberapa hambatan diantaranya butuh contoh konkret, keterbatasan laboratorium, keterbatasan alat dan bahan praktikum, alokasi waktu yang terbatas, dan pelaksanaan praktikum yang jarang. Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) oleh Fakultas Teknologi Kedirgantaraan Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma dilaksanakan dari tanggal 29 November 2022 sampai dengan 19 Januari 2023 dalam bentuk praktikum fisika ke Madrasah Aliyah (MA) Sahid Bogor, SMA Bintara Depok, SMAK Ign. Slamet Riyadi Jakarta, dan SMAN 109 Jakarta. PkM ini bertujuan untuk mengenalkan teknologi penerbangan dan menawarkan solusi beberapa hambatan tersebut. Kegiatan dilaksanakan dalam 8 (delapan) sesi praktikum dengan tiap sesi terdiri dari 10 (sepuluh) modul dan tiap kelompok siswa bergiliran melaksanakan praktikum yang dipandu oleh dosen dan mahasiswa. Hasil PkM ini menunjukkan bahwa tim pelaksana melalui kegiatan PkM berhasil memberi pengalaman praktikum kepada 259 peserta sebanyak 5-8 modul dalam waktu 90-120 menit dan mendorong ketertarikan 63% peserta pada praktikum fisika. Modul dengan alat praktikum sederhana dan cara penyampaian yang menarik terbukti mudah dipahami oleh siswa meskipun masih perlu pengembangan dengan penambahan waktu dan jenis modul serta pengaturan pergantian antar kelompok yang lebih baik.Physics subject in senior high school requires practicum to increase students' understanding of the theoretical concepts of physics and their applications, but there are several obstacles including the need for concrete examples, limited laboratories, lack of practicum tools and materials, limited time allocation, and a rare practicum implementation. Community service by the Faculty of Aerospace Technology Marshal Suryadarma University was carried out from 29 November 2022 to 19 January 2023 in the form of physics practicum at Madrasah Aliyah (MA) Sahid Bogor, SMA Bintara Depok, SMAK Ign. Slamet Riyadi Jakarta, and SMAN 109 Jakarta aim to introduce aviation technology and offer solutions to some of these obstacles. The activity was carried out in 8 practicum sessions with each session consisting of 10 modules and each group of students took turns carrying out practicums guided by lecturers and students. The results of this PkM show that the implementing team, through PkM activities, succeeded in providing practical experience to 259 participants with 5-8 modules in 90-120 minutes and encouraging 63% of participants' interest in physics practicum. Modules with simple practicum tools and interesting delivery methods are proven to be easy for students to understand, although they still need development by addition of time and types of modules as well as better arrangements for switching between groups.
Analisa Perancangan Smoke Tunnel Portable Sebagai Alat Visualisasi Airflow Wind Tunnel Chaeroni, Amat; Sugiharto, Agus
Jurnal Teknologi Kedirgantaraan Vol 7 No 2 (2022): Jurnal Teknologi Kedirgantaraan
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jtk.v7i2.61

Abstract

Cara memahami tentang benda-benda yang bergerak didalam aliran udara ada banyak sekali macamnya, seperti alat uji terowongan angin (wind tunnel). Agar dapat terlihat aliran udaranya, maka perlu dibuat alat peraga simulasi aerodinamika yang mampu memvisualisasikan kondisi airflow atau aliran udara dengan menggunakan asap, sehingga praktikan mampu memahami dengan mudah kondisi aliran udara yang terjadi ketika melewati benda dengan berbagai macam bentuk permukaan seperti penampang airfoil. Alat peraga simulasi wind tunnel dengan menggunakan asap dinamakan smoke tunnel. Akses untuk merubah posisi benda yang diuji didalam test section smoke tunnel sangat penting agar dapat dilakukan perubahan posisi selama proses pengujian. Dari beberapa jenis bentuk nozzle (cerobong asap) yang diuji, didapat bentuk yang paling ideal yaitu bentuk cerobong asap yang lurus dengan diameter kecil yaitu Ø4 mm berjumlah 19 buah disusun dari bawah keatas dengan jarak antar cerobong asap 10 mm. Posisinya berada di tengah ke arah benda uji searah dengan aliran udara. Ukuran chamber sebagai test section adalah 40 cm x 24 cm x 8 cm. Ukuran smoke tunnel secara keseluruhan adalah 65 cm x 24 cm x 8 cm, dimensi tersebut termasuk ukuran yang kecil sehingga bisa di kategorikan sebagai alat yang portable dan dapat di operasikan dimanapun termasuk didalam kelas sebagai alat peraga simulasi ilmu aerodinamika.
Analisis Kekuatan Struktur Sayap Pesawat UAV Jatayu-01 Dengan Variasi Ketebalan Skin Dan Berat Pesawat Pada Keadaan Cruise Dengan Metode Elemen Hingga Saleh H, Muhammad Fahmi; Hadi W, Muhammad; Chaeroni, Amat; Rosadi, Imron
Jurnal Mahasiswa Dirgantara Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Mahasiswa Dirgantara
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jmd.v2i2.28

Abstract

Struktur pada sayap pesawat terbang harus memiliki kekuatan struktur yang baik dan optimal karena memiliki fungsi untuk mentransfer serta menahan beban-beban yang terjadi pada pesawat agar komponen pada pesawat tidak mengalami kegagalan. Struktur yang dibuat harus memiliki kekuatan maksimal dengan bobot seringan mungkin. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis kekuatan struktur sayap pesawat dengan memvariasikan ketebalan skin 1 mm, 1,5 mm, dan 2 mm serta variasi terhadap berat pesawat saat keadaan cruise dengan pembebanan 68,67 N, 80,78 N, dan 85,69 N dengan melakukan simulasi uji lengkung atau bending. Struktur sayap menggunakan laminate composite yang terdiri dari kayu balsa sebagai kulit (skin) serta styrofoam dan carbon unidirectional sebagai inti (core). Simulasi uji bending dilakukan pada program perangkat lunak atau software Abaqus CAE dengan tujuan mengetahui hasil tegangan dan displacement pada struktur sayap. Pada variasi ketebalan skin 1 mm diperoleh tegangan sebesar 3,85 MPa serta displacement 0,57 mm. Lalu pada variasi ketebalan skin 1,5 mm dan 2 mm diperoleh nilai tegangan masing-masing sebesar 3,75 MPa dan 3,63 MPa serta displacement masing-masing sebesar 0,53 mm dan 0,5 mm. Pada variasi berat 1 dengan pembebanan 68,67 N diperoleh tegangan sebesar 3,75 MPa serta displacement sebesar 0,53 mm. Pada variasi berat 2 dengan pembebanan 80,78 N diperoleh tegangan sebesar 4,42 MPa serta displacement sebesar 0,62 mm. Lalu pada variasi berat 3 dengan pembebanan 85,69 N diperoleh tegangan sebesar 4,69 N serta displacement sebesar 0,66 mm. Untuk mengetahui keamanan dari struktur sayap, dilakukan perhitungan dengan menggunakan margin of safety dan kriteria kegagalan hashin. Berdasarkan hasil perhitungan, struktur sayap pesawat masih aman dengan hasil nilai perhitungan margin of safety menunjukkan hasil angka diatas satu dan hasil dari kriteria kegagalan hashin menunjukkan hasil angka di bawah nol
Proses Modifikasi Alat Anemometer Pada Alat Peraga Mini Wind Tunnel Azzahra, Melinda; Chaeroni, Amat; Rosadi, Imron; Endarti, Evi
Jurnal Mahasiswa Dirgantara Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Mahasiswa Dirgantara
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jmd.v2i2.32

Abstract

Seiring berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan yang cukup pesat, termasuk pada bidang aerodinamika dibutuhkan alat yang dapat menguji bentuk aerodinamis dari suatu rancangan yang telah didesain disebut terowongan angin (wind tunnel). Wind tunnel merupakan alat uji yang digunakan untuk mensimulasikan keadaan kondisi airfoil pada saat berinteraksi dengan aliran udara. Airfoil adalah bentuk dari suatu sayap pesawat dua dimensi yang dapat menghasilkan gaya angkat (lift) atau efek aerodinamika ketika melewati suatu aliran udara. Benda uji airfoil dapat terangkat oleh kecepatan angin dari putaran propeller pada alat peraga wind tunnel. Sehingga dibutuhkan alat untuk mengukur kecepatan aliran udara yaitu Anemometer. Dibuatnya tugas akhir ini, untuk mengetahui proses modifikasi alat anemometer yang lebih praktis dari sebelumnya sesuai dengan alat peraga wind tunnel dan untuk mengetahui hasil pengukuran kecepatan aliran udara pada saat airfoil terangkat. Proses pengujian ini menggunakan metode sensor windmill sebagai pengambilan data dengan posisi sensor windmill ditempatkan di daerah ke-II dengan jarak 10 cm dari honeycomb ke sensor windmill dan jarak 17 cm dari sensor windmill ke leading edge airfoil dan sensor hold untuk mengetahui pada saat airfoil terangkat pertamakalinya. Pengujian Dari hasil pengujian diperoleh hasil pengukuran pada masing-masing airfoil, pada airfoil NACA 4412 memperoleh kecepatan aliran udara dari pengujian pertama 9,0 m/s, pengujian kedua 9,7 m/s, pengujian ketiga 9,9 m/s, pengujian keempat 10,2 m/s dan pengujian kelima 11,0 m/s. Pada airfoil NACA 2412 memperoleh kecepatan aliran udara dari pengujian pertama 10,7 m/s, pengujian kedua 11,12 m/s, pengujian ketiga 11,8 m/s, pengujian keempat 11,4 m/s, dan pengujian kelima 11,8 m/s. Maka airfoil NACA 2412 lebih cepat terangkat dibandingkan airfoil NACA 4412 dengan melihat nilai rata-rata dalam lima pengujian dari airfoil NACA 4412 memperoleh hasil pengukuran 9,96 m/s dan airfoil NACA 2412 memperoleh hasil pengukuran 11,38 m/s.
Pengoperasian dan Pemeliharaan Smoke Generator serta Smoke Tunnel Sederhana Sebagai Alat Peraga Penunjang Pembelajaran Aerodinamika dengan Elektronika pada Siswa Menengah Kejuruan Agustianingsih, Riskha; Amat Chaeroni; Ayu Martina; Agus Sugiharto; Tri Susilo; Evi Endarti
Jurnal Bakti Dirgantara Vol. 1 No. 2 (2024): Jurnal Bakti Dirgantara
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/jr32bw24

Abstract

Pendidikan vokasi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dirancang untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja dengan menyesuaikan kurikulum sesuai kebutuhan industri, khususnya dalam bidang aeronautika yang berkembang pesat. Tantangan utama yang dihadapi SMK adalah keterbatasan fasilitas dan alat peraga, terutama dalam bidang aerodinamika dan elektronika. Alat peraga, seperti smoke generator dan smoke tunnel, sangat penting untuk mendukung pemahaman konsep yang sulit dipahami secara abstrak. Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) oleh Jurusan Teknik Aeronautika Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan di SMK dengan menyediakan alat peraga praktis dan pelatihan yang relevan. Program ini melibatkan dosen dan mahasiswa dari universitas serta siswa SMKN 4 Depok dalam kegiatan yang mencakup sesi pengenalan, praktik langsung, dan evaluasi pemahaman. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman siswa, dengan 97% siswa memperoleh skor 70-100 setelah kegiatan, dibandingkan dengan 52% sebelum kegiatan. Evaluasi menggunakan skala Likert menunjukkan bahwa 68% responden sangat setuju dengan pemahaman materi, 64% merasa alat peraga membuat pembelajaran lebih menarik, dan 76% menyatakan alat peraga berguna untuk percobaan aerodinamika. Program ini berhasil meningkatkan pemahaman konsep aerodinamika secara keseluruhan dan dianggap efektif dalam mendukung pembelajaran di SMK. 
Modifikasi Alat Peraga Smoke Tunnel Portable meidah, selsa; Amat Chaeroni; Evi Endarti
Jurnal Mahasiswa Dirgantara Vol. 3 No. 2 (2024): Jurnal Mahasiswa Dirgantara
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jmd.v3i2.61

Abstract

Wind tunnel adalah alat yang digunakan untuk penelitian dan kajian terhadap objek dalam aliran udara. Salah satu eksperimen yang dilakukan dengan wind tunnel adalah smoke visualization, atau dikenal juga sebagai smoke tunnel. Smoke tunnel portabel merupakan alat peraga dalam ilmu aerodinamika yang digunakan untuk mempelajari efek aliran udara yang bergerak melewati objek uji, dengan visualisasi menggunakan asap (smoke). Visualisasi ini memungkinkan pengamatan langsung terhadap aliran udara tanpa bantuan perangkat lunak atau media lainnya. Dalam percobaan ini, objek uji yang digunakan adalah airfoil. Pada alat peraga smoke tunnel portable, proses visualisasi asap dilakukan dengan menggunakan smoke generator yang menghasilkan asap, kemudian disalurkan ke area uji melalui nozzle. Modifikasi smoke tunnel ini bertujuan untuk meningkatkan desain dan memaksimalkan aliran asap, yang sebelumnya belum sepenuhnya membentuk aliran laminar. Modifikasi dilakukan dengan memperpanjang ukuran alat peraga menjadi 888 mm x 346 mm x 192 mm, serta menambahkan komponen baru seperti inlet cowl dan honeycomb. Untuk memastikan keberhasilan eksperimen, smoke tunnel portable harus memiliki kecepatan aliran udara yang stabil dan rendah, agar aliran asap tetap terlihat jelas. Alat peraga ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran yang efektif, baik dalam kelas maupun praktikum, untuk memudahkan pemahaman mengenai prinsip-prinsip aerodinamika dan bagaimana aliran udara melewati objek
Analisis Kelaiktabrakan Dari Struktur Kolom Yang Diisi Dengan Foam Dan Tanpa Foam Terhadap Beban Pada Subfloor Helikopter Difa Rasyidah, Azzahra; Afandi Sitompul, Sahril; Chaeroni, Amat
Jurnal Mahasiswa Dirgantara Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Mahasiswa Dirgantara
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jmd.v2i1.1

Abstract

Kelaiktabrakan (crashworthiness) merupakan suatu kemampuan dari struktur kendaraan untuk berdeformasi dengan gaya yang terkontrol dan memberikan ruang yang cukup untuk penumpang sehingga membatasi kemungkinan cedera selama peristiwa tabrakan terjadi. Lalu lintas penerbangan di Indonesia mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan frekuensi penggunaan pesawat terbang tentunya akan meningkatkan kemungkinan kejadian kecelakaan. Konsep kelaiktabrakan pesawat terbang menjadi hal penting yang perlu mendapat perhatian untuk mencegah kerusakan struktur dan cedera pada penumpang. Desain kelaiktabrakan struktur pesawat berada pada tahapan desain awal yang terintegrasi kedalam proses desain pesawat secara keseluruhan menggunakan simulasi Abaqus CAE. Struktur subfloor pada pesawat terbang menjadi bagian yang digunakan untuk menyerap energi kinetik tabrakan dalam kasus pembebanan vertikal pada pesawat terbang. Crash box merupakan komponen pada subfloor yang akan menyerap energi kinetik tabrakan dengan mengubahnya menjadi deformasi plastis. Dimana bentuk octagonal dengan kecepatan 15 m/s memiliki nilai Pmax paling tinggi yaitu 12223.8 kN. Mendapatkan nilai crushing force efficiency (CFE) terbesar dari model Crashbox Square dengan variasi kecepatan 5m/s yaitu bernilai 0.91 dan model Crashbox octagonal dengan variasi kecepatan 5m/s bernilai 0.85.
Pelatihan Mekanisme Cara Kerja Contra-Rotating Pada Propeller Pesawat Terbang Agus Sugiharto; Amat Chaeroni; Martina, Ayu; Muhamad Jayadi
Jurnal Bakti Dirgantara Vol. 2 No. 2 (2025): Jurnal Bakti Dirgantara
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/54vhz343

Abstract

Pendidikan vokasi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dirancang untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja dengan menyesuaikan kurikulum sesuai kebutuhan industri, khususnya dalam bidang aeronautika yang berkembang pesat. Tantangan utama yang dihadapi SMK adalah keterbatasan fasilitas dan alat peraga, terutama dalam bidang aerodinamika dan elektronika. Alat peraga seperti contra rotating propeller, sangat penting untuk mendukung pemahaman konsep yang sulit dipahami secara abstrak. Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) oleh Jurusan Teknik Aeronautika Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan di SMK dengan menyediakan alat peraga praktis dan pelatihan yang relevan. Program ini melibatkan dosen-dosen dan dua mahasiswa AMTO dari Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma serta 30 siswa/i SMK Penerbangan Bakti Nusantara Bekasi dalam kegiatan yang mencakup sesi pengenalan, praktik langsung, dan evaluasi pemahaman. Hasil pre-test dan post-test menunjukan peningkatan signifikan dalam pemahaman siswa, dengan Program ini behasil meningkatkan pemahaman konsep secara keseluruhan dan dianggap efektif dalam mendukung pembelajaran di SMK, sebanyak 48% siswa memperoleh skor pre-test dalam rentang 10-60, sedangkan 52% mencapai skor 70-100. Namun, setelah kegiatan, terjadi peningkatan signifikan, dengan 70% siswa memperoleh skor 70-100 pada post-test, dan hanya 30% yang berada di rentang 10-60. Hasil ini mengindikasikan bahwa program ini secara signifikan meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep kinerja contra-rotating propeller pada pesawat terbang, serta efektivitas alat peraga dalam pembelajaran.   Vocational education in SMK is designed to prepare students to enter the workforce by adjusting the curriculum to industry needs, especially in the rapidly developing field of aeronautics. The main challenge faced by SMK is the limited facilities and teaching aids, especially in the fields of aerodynamics and electronics. Teaching aids, such as contra rotating propellers, are essential to support the understanding of concepts that are difficult to understand abstractly. The Community Service Program by the Aeronautical Engineering Department of Marshal Suryadarma Air Force University aims to improve the quality of education in SMK by providing practical teaching aids and relevant training. This program involves AMTO lecturers and students from Marshal Suryadarma Air Force University and students of Bakti Nusantara Aviation Vocational School Bekasi in activities that include introductory sessions, hands-on practice, and understanding evaluation. The results of the pre-test and post-test showed a significant increase in student understanding, with this program successfully improving overall conceptual understanding and being considered effective in supporting learning in school.