Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DALAM TINDAKAN MELAKUKAN PAP SMEAR PADA WANITA USIA SUBUR Farida, Farida; Nurhidayah, Firda Oktafia
Journal Of Nursing Practice Vol 1 No 1 (2017): Journal Of Nursing Practice
Publisher : STIKes Surya Mitra Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/jnp.v1i1.21

Abstract

Kanker serviks adalah kanker yang mengenai leher rahim atau serviks. Angka kejadian terjadinya kanker serviks setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Dinkes Provinsi Jatim menyebutkan periode pada tahun 2013 sebanyak 11,25% wanita terkena kanker serviks. Untuk mengurangi angka kejadian kanker serviks dilakukan dengan cara deteksi dini kanker yakni pemeriksaan pap smear. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kanker serviks dengan tindakan  melakukan pap smear pada wanita usia subur di Desa Tulungrejo Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagng. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2017. Jenis penelitian menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah wanita usia subur di Desa Tulungrejo Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung dengan menggunakan tekhnik simple random sampling sebanyak 51 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square Test. Hasil penelitian dari 51 wanita usia produktif  sebagian besar berpengetahuan kurang dan dalam melakukan tindakan pap smear hampir seluruhnya tidak pernah melakukan tindakan pap smear sebanyak 49 orang (96,1%). Uji statistik Chi Square Test didapatkan nilai ρ=0.034 < α=0.05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, dimana ada hubungan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan tindakan melakukan pap smear pada wanita usia subur di Desa Tulungrejo Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung.       Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang kaker serviks dengan tindakan melakukan pap smear pada wanita usia subur, oleh karena itu agar dapat memberikan informasi yang lebih luas kepada masyarakat tentang kesehatan khususnya tentang kanker serviks.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI TINGKAT III Islamy, Aesthetica; Farida, Farida
Jurnal Keperawatan Jiwa Vol 7, No 1 (2019): Mei 2019
Publisher : PPNI JAWA TENGAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.169 KB) | DOI: 10.26714/jkj.7.1.2019.13-18

Abstract

Remaja putri sering mengalami gangguan menstruasi terutama pada tahun pertama setelah menarche.Gangguan terbanyak berupa keterlambatan siklus menstruasi (80%).Faktor risiko gangguan siklus menstruasi adalah hormonal, status gizi, Indeks Massa Tubuh (IMT), dan tingkat stres.Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi siklus menstruasi pada remaja putri tingkat III di STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung.Desain penelitian berupa analitik cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden.Analisis data dengan uji statistik Chi-square dan multivariate analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadapat hubungan antara tingkat stres (RP=4,7 (95% CI 1,1 – 20,0); p=0,015) dan status gizi (RP=2,8 (95% CI 1,6 – 4,8); p=0,026) dengan siklus menstruasi. Analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling besar pengaruhnya dalam siklus menstruasi adalah status gizi dan tingkat stres.Kesimpulan dari penelitian bahwa remaja putri yang mengalami stres dan memiliki status gizi tidak normal dapat berdampak pada siklus menstruasi. Rekomendasi bagi dinas kesehatan dan puskesmas diharapkan lebih meningkatkan pemberian informasi dalam peningkatan kesehatan reproduksi terutama pada gangguan siklus menstruasi. Kata kunci :cross-sectional, faktor risiko, menstruasi, status gizi, stres FACTORS THAT INFLUENCE THEMENSTRUATION CYCLE IN YOUNG WOMEN LEVEL III ABSTRACTMenstrual disorders was a common problem for teenagers. The menstrual cycle in adolescents was often irregular in the first year after menarche. Approximately 80% of teenage girls who experience delayed menstrual cycle and 7% who experienced menstruation faster. There were several factors that can cause menstrual cycle disorders including hormonal disorders, nutritional status, IMT, and stress. The aim of this research was to find out the most dominant factors which caused Menstruation Cycle in Young women. The study design was in the form of cross-sectional analytic with a total sample of 40 respondents. Data analysis with Chi-square and multivariate analysis. The results showed that there was a relationship between stress levels (RP = 4.7 (95% CI 1.1 - 20.0); p = 0.015) and nutritional status (RP = 2.8 (95% CI 1.6 - 4 , 8); p = 0.026) with the menstrual cycle. Multivariate analysis showed that the variables that had the greatest influence on the menstrual cycle were nutritional status and stress levels. The conclusion of the study is that young women who experience stress and have abnormal nutritional status can have an impact on the menstrual cycle. Recommendations for health offices and health centers are expected to increase information provision in improving reproductive health, especially in disorders of the menstrual cycle. Keywords: cross-sectional, risk factor, menstruation, nutritional status, stress
Pengetahuan Kanker Serviks Dalam Tindakan Melakukan Pap Smear Pada Wanita Usia: Di Desa Tulungrejo Kecamata Besuki Kabupaten Tulungagung Tahun 2017 Farida, Farida; Nurhidayah, Firda Oktafia
Journal Of Nursing Practice Vol. 1 No. 1 (2017): Journal Of Nursing Practice
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.42 KB) | DOI: 10.30994/jnp.v1i1.21

Abstract

Kanker serviks adalah kanker yang mengenai leher rahim atau serviks. Angka kejadian terjadinya kanker serviks setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Dinkes Provinsi Jatim menyebutkan periode pada tahun 2013 sebanyak 11,25% wanita terkena kanker serviks. Untuk mengurangi angka kejadian kanker serviks dilakukan dengan cara deteksi dini kanker yakni pemeriksaan pap smear. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kanker serviks dengan tindakan melakukan pap smear pada wanita usia subur di Desa Tulungrejo Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagng. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2017. Jenis penelitian menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah wanita usia subur di Desa Tulungrejo Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung dengan menggunakan tekhnik simple random sampling sebanyak 51 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square Test. Hasil penelitian dari 51 wanita usia produktif sebagian besar berpengetahuan kurang dan dalam melakukan tindakan pap smear hampir seluruhnya tidak pernah melakukan tindakan pap smear sebanyak 49 orang (96,1%). Uji statistik Chi Square Test didapatkan nilai ρ=0.034 < α=0.05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, dimana ada hubungan antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan tindakan melakukan pap smear pada wanita usia subur di Desa Tulungrejo Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang kaker serviks dengan tindakan melakukan pap smear pada wanita usia subur, oleh karena itu agar dapat memberikan informasi yang lebih luas kepada masyarakat tentang kesehatan khususnya tentang kanker serviks.
Kepemimpinan Efektif dan Motivasi Kerja dalam Penerapan Komunikasi Terapeutik Perawat Farida Farida
Jurnal Ners Vol. 6 No. 1 (2011): April 2011
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.913 KB) | DOI: 10.20473/jn.v6i1.3963

Abstract

Introduction: The objective of this study was to identify effective leadership and the work motivation with the implementation of therapeutic communication,Methods: Design used in this study was descriptive design of the correlation with the approach cross sectional study. The population of this study was all of the practising nurse in the in-patient (hospitalized) ward at the Dr. Iskak Tulungagung hospital. All datas were taken by using the method of total population of the 98 practising nurses.Results: The result of this study showed that the big proportion of the practising nurses whose ages are less than 30 years old, graduated from Diploma, status are single (unmarried), duration of work was less or same as 6 years, generally never followed a training of communication, whereas effective leadership was in the good category and the category of work motivation wasn’t better. Analysis using chi-square with alpha 0,05 showed that there was relations between the age, old the work, effective leadership and the work motivation and the implementation of therapeutic communication. The marital status and training had not relationship with the implementation of therapeutic communication.Conclusion: It is suggested that hospital should encoverage nurse manager to promote therapeutic communication among nurses.
THE RELATION OF THE MOTHER'S KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF DIARRHEA TREATMENT AT INTEGRATED HEALTH POST KALIBATUR KALIDAWIR TULUNGAGUNG Farida Farida
NurseLine Journal Vol 1 No 1 (2016): May 2016
Publisher : Faculty of Nursing, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diarrhoea diseases is still a health problem in Indonesia, it can be seen from the high morbidity and mortality as well as the extraordinary events that are often encountered in the community. Diarrheal disease more dominant in children under five than in adults because her immune system is still weak. But there are a lot of mothers who have not been sufficiently able to provide good handling, this is because knowledge about the treatment of diarrhea in infants is low so it will affect the attitude in the treatment of diarrhea in children. This study aims to determine the relationship of knowledge about diarrhea with mothers attitude in diarrhea treatment. This type of research is an analytic correlation with cross sectional study. The study population is mothers in Integrated Health Post Kalibatur with total sampling technique with a number of 30 respondents. The result showed that 30 respondents were 21 (70%) of mothers who have a good knowledge and a positive attitude, while none of which have less knowledge with a positive attitude, Spearman rho test results obtained by value p = 0.000 smaller than alfa (0.05 ) which means that there is a relationship between knowledge of diarrhea with the attitude of mothers in the treatment of diarrhea in the Integrated Health Post Kalibatur Kalidawir Tulungagung subdistrict. It is recommended that health professionals, especially nurses to provide counseling about treatment of diarrhea in children under five in posyandu mother so that the mother's knowledge increased so as to have a positive attitude in the treatment of diarrhea.
Pendidikan Kesehatan dengan Media Audio Visual AIDS Berpengaruh terhadap Sikap Siap Siaga Menghadapi Bencana Gempa Bumi dan Tanah Longsor Aesthetica Islamy; Evi Tunjung Fitriani; Farida Farida
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 10, No 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.10.2.2022.431-436

Abstract

Indonesia berada di jalur khatulistiwa dengan tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi. Desa Nglurup, Kec. Sendang merupakan desa di Kabupaten Tulungagung yang berada di dataran tinggi. Daerah ini potensi rawan gempa bumi dan tanah longsor. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Oleh karena itu penelitian ini berfokus pada pemberian pendidikan kesehatan menggunakan media AVA. Tujuan penelitian adalah menganalisis dampak pemberian pendidikan kesehatan terhadap sikap siapsiaga masyarakat menghadapi bencana gempa bumi dan tanah longsor. Desain penelitian adalah Quasy Eksperimental dengan rancangan pre - post test group. Sampel adalah siswa kelas VI SDN 1 Nglurup  yang dipilih menggunakan Purposive sampling dan didapatkan sebanyak 39 responden Pengumpulan data menggunakan kuesioner pre-test dan post test tentang sikap kesiapsiagaan dalam bencana. Distribusi data tidak normal sehingga Teknik analisis data menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebelum dilakukan intervensi terdapat 19 responden (48,7%) memiliki sikap positif dan setelah intervensi naik menjadi 31 responden (79,5%). Hasil test statistic Wilcoxon menunjukkan nilai p 0.036 < α 0.05 yang berarti terdapat efek  pemberian intervensi berupa Pendidikan kesehatan terhadap sikap siapsiaga menghadapi bencana.    
HUBUNGAN TINGKAT KEGAWATDARURATAN (TRIASE) DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD dr.ISKAK TULUNGAGUNG: CORRELATIONAL OF EMERGENCY LEVELS (TRIASE) WITH PATIENT'S FAMILY ANXIETY LEVEL IN THE EMERGENCY DEPARTMENT IN RSUD dr.ISKAK TULUNGAGUNG Manggar Purwacaraka; Shulhan Arief Hidayat; Farida
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 4 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v4i1.91

Abstract

Abstrak : Kecemasan merupakan respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Selama proses perawatan, kecemasan tidak hanya dirasakan oleh seorang pasien, namun dapat juga dialami oleh keluarga pasien. Keluarga pasien merupakan salah satu pemegang penuh keputusan, ketika pasien dalam keadaan darurat maupun kritis dan harus diberikan penanganan segera. Tujuan penelitian untuk mengetahui Hubungan Tingkat Kegawatdaruratan (Triase) dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik cross-sectional, penelitian dilaksanakan di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Iskak Tulungagung. Sampel penelitian ini adalah keluarga pasien dengan teknik consecutive sampling, didapatkan sampel 30 responden. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner HARS. Data diolah dengan cara editing, coding, scoring, tabulating dan analisis dengan uji statistik Spearman’s rho. Hasil penelitian uji statistik Spearman’s rho, didapatkan nilai p = 0,000 untuk uji hubungan tingkat kegawatdaruratan (triase) dengan tingkat kecemasan keluarga pasien. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa semakin tinggi tingkat kegawatdaruratan (triase) pasien maka akan mempengaruhi kecemasan keluarga pasien. Rekomendasi bagi rumaah sakit khususnya di Instalasi Gawat Darurat diharapkan lebih meningkatkan komunikasi antara tenaga kesehatan dengan keluarga pasien. Untuk mereduksi kemungkinan kecemasan oleh keluarga. kata kunci : tingkat kegawatdaruratan (triase), tingkat kecemasan Abstract : Anxiety is an emotional response to an assessment that describes a state of worry, anxiety, fear, restlessness accompanied by various physical complaints. During the treatment process, anxiety is not only felt by a patient, but can also be experienced by the patient's family. The patient's family is one of the full decision makers, when the patient is in an emergency or critical condition and must be given immediate treatment. The purpose of the study was to determine the Correlation of Emergency Levels (Triase) with Patient's Family Anxiety Level in the Emergency Department in RSUD dr. Iskak Tulungagung. This Study design was association analytic with a cross-sectional approach, the research was carried out in the Emergency Installation of RSUD dr. Iskak Tulungagung. The sample of this study was the patient's family with consecutive sampling technique, obtained a sample of 30 respondents. Data were collected using the HARS questionnaire. The data were analyzed by Spearman's rho statistical test. The results showed that 12 respondents (40%) entered the yellow triage and 9 respondents (30%) had moderate levels of anxiety. The results of the bivariate test obtained p value = 0.000 which means that there is a relationship between the level of emergency (triage) and the level of anxiety of the patient's family with a correlation coefficient of -0.748 which means that the higher the respondent's emergency, the higher the respondent's anxiety level. This negative result occurs because the coding for the first emergency level is Red Triage, while the code for the first level of anxiety is not anxious. There is a significant relationship, this can be caused because when there are respondents who enter the red triage, the family's assumption is that the patient's hope for recovery is getting smaller so that family anxiety increases. The conclusion of this study is that the higher the level of emergency (triage) of the patient, the higher the level of anxiety of the patient's family. Recommendations for hospitals, especially in the Emergency Room, are expected to further improve communication between health workers and patients' families. To reduce the possibility of anxiety by the family. Keywords : Level Of Emergency (Triage), Anxiety Level
PENGARUH TERAPI REFLEKSI KAKI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI KECAMATAN CAMPURDARAT KABUPATEN TULUNGAGUNG Angga Miftakhul Nizar; Farida Farida
Jurnal Penelitian Vol 4, No 1 (2022): JURNAL PENELITIAN
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47710/jp.v4i1.152

Abstract

Hypertension is a contributor to death from non-communicable diseases by 60%. The purpose of this study was to determine the effect of giving foot reflexology therapy on blood pressure in the elderly in Campurdarat District. The research design used a quasi-experimental approach with a pre-post test design approach. The number of research samples was 116 respondents who were selected using purposive sampling. The results showed that the difference in mean blood pressure before and after foot reflexology therapy was 14 mmHg for systolic and 11 mmHg for diastolic. Based on the statistical paired T Test where the level of significance or p (0.05) obtained a P value of 0.001 so that the P value value, therefore there is the Effect of Foot Reflexology Therapy on Blood Pressure in Hypertensive Elderly in Campurdarat District, Tulungagung Regency in 2022. The results of This study proves that reflection therapy can reduce blood pressure in the elderly with hypertension. The provision of foot reflexology therapy must be balanced with regular exercise, control of diet, and consumption of drugs according to indications to get optimal results.  
Pemberian Pertolongan Pertama Metode Rice dalam Penurunan Skala Nyeri Cedera Tendon Achilles Manggar Purwacaraka; Farida Farida; Nabilla Mayasari
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 11 No 3 (2021): Juli 2021
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v11i3.1500

Abstract

Cedera tendon Achilles pada pemain bolabasket sangat sering terjadi, nyeri yang ditimbulkan sangat mengganggu, hal ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami gangguan sensori berupa nyeri hebat dan emosi yang tidak menyenangkan. Penatalaksanaan yang murah, cepat dan non farmakologis untuk menangani hal tersebut adalah dengan pemberian metode RICE / Rest, Ice, Compression, Elevation. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian metode RICE terhadap penurunan skala nyeri pada cedera tendon achilles pada pemain bolabasket. Desain Penelitian Pre-Experiment One-group Pre-Post Test ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh metode RICE terhadap penurunan skala nyeri pada atlet yang mengalami cedera tendon Achilles. Sampel penelitian sebanyak 32 responden dalam rentan waktu tanggal 7 Mei - 7 Juni 2019. Hasil penelitian menyebutkan bahwa rata-rata skala nyeri sebelum diberikan metode RICE yaitu 5,12 sedangkan rata-rata skala nyeri sesudah diberikan metode RICE yaitu 3,72. Hasil Paired t Test dari kedua data tersebut didapatkan nilai p=0.000 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan pemberian metode RICE terhadap penurunan skala nyeri pada atlet cedera Achilles tendon di SMAN 1 Blitar. Metode RICE menurunkan nyeri dengan menghambat kecepatan hantaran impuls nyeri ke otak sehingga nyeri yang dirasakan berkurang, kepada para atlet, guru olahraga, dan pelatih diharapkan untuk menerapkan metode RICE tersebut untuk penanganan pertama pada cedera.
Deep Breathing Relaxation Berpengaruh terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Yitno Yitno; Farida Farida
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 11 No 3 (2021): Juli 2021
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v11i3.1548

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu kelompok non communicable disease yang morbiditas dan mortalitasnya meningkat setiap tahunnya. Berbagai terapi non farmakologis dapat digunakan untuk mempercepat penurunan tekanan darah, salah satunya melalui deep breathin relaxation. Penelitian dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh deep breathing relaxation terhadap penurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimental “one group pre-post test design”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang menderita hipertensi di Posyandu Lansia Desa Sawo. Sampel penelitian dipilih menggunakan purposive sampling dan didapatkan sebanyak 31 responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian.Variabel independen dalam penelitian ini adalah deep breathing relaxation sedangkan variabel dependen adalah tekanan darah. Instrumen menggunakan lembar observasi untuk pengukuran tekanan darah. Analisis data dengan uji Paired T Test. Hasil penelitian didapatkan tekanan darah rata-rata untuk sistolik sebelum perlakuan adalah 152,87 mmHg dan diastolik adalah 95,48 mmHg. Setelah perlakuan tekanan darah rata-rata untuk sistolik adalah 148,74 mmHg dan diastolik adalah 92,90 mmHg. Hasil uji Paired T Test didapatkan p value sistolik (0,004) < α (0,05) dan p value untuk diastolik (0,009) < α (0,05). Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa deep breathing relaxation berpengaruh secara signifikan dalam menurunkan tekanan darah penderita hipertensi di Posyandu Lansia Desa Sawo. Deep breathing relaxation dapat digunakan oleh perawat sebagai intervensi nonfarmakologis yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah.