Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Score Indeks Massa Tubuh (IMT) Pada Anak Sekolah Dasar Kelas 5 Dan 6 di SDN 2 Bendilwungu Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung Tahun 2020 Suharyoto Suharyoto; Manggar Purwacaraka; Naimatur Rohmiati Anaharotin
Jurnal Keperawatan Vol 4 No 03 (2021): JURNAL KEPERAWATAN : JURNAL PENELITIAN DISIPLIN ILMU KEPERAWATAN
Publisher : STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46233/jk.v4i03.459

Abstract

Abstrak. Meningkatnya teknologi yang semakin canggih membuat tubuh menjadi jarang bergerak sehingga terjadi penurunan aktivitas fisik dan dapat meningkatkan prevalensi score indeks massa tubuh khususnya obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan score indeks massa tubuh (IMT) pada anak sekolah dasar kelas 5 dan 6 di SDN 2 Bendilwungu Sumbergempol Tulungagung Tahun 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cross-sectional. Subjek penelitian yang digunakan anak sekolah dasar kelas 5 dan 6 yang berjumlah 35 anak. Tekhnik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan tekhnik purposive sampling. Instrumen untuk pengambilan data tingkat aktivitas fisik dengan menggunakan lembar kuesioner PAQ-C (Physical Activity Questionnaire For Children) dan pengukuran antropometri. Kemudian data diolah dengan teknik Editing, Coding, Scoring, dan Tabulating. Selanjutnya dianalisa dengan uji statistik Sperman Rho. Hasil uji statistik Sperman Rho didapatkan nilai p= 0,000 < α 0.05 dimana ada hubungan tingkat aktivitas fisik dengan score indeks massa tubuh (IMT) pada anak sekolah dasar kelas 5 dan 6. Kesimpulkan dari hasil penelitian setelah dilakukan penelitian bahwa tingkat aktivitas fisik sangat berperan penting dalam membentuk score indeks massa tubuh (IMT). Abstract. Increasingly more sophisticated technology makes the body become less mobile so that there is a decrease in physical activity and can increase the prevalence of body mass index scores, especially obesity.This study aims to determine whether there is a relationship between the level of physical activity with body mass index (BMI) scores in grade 5 and 6 elementary school children in SDN 2 Bendilwungu Sumbergempol Tulungagung in 2020. The method used in this study is the cross-sectional method. The research subjects used were elementary school children grade 5 and 6, amounting to 35 children. The sampling technique of this study was using purposive sampling technique. Instrument for data collection on physical activity level using the PAQ-C (Physical Activity Questionnaire For Children) questionnaire sheet and anthropometric measurements. Then the data is processed by Editing, Coding, Scoring, and Tabulating techniques. Furthermore, it is analyzed by Sperman Rho statistical test. Sperman Rho statistical test results obtained p value = 0,000 <α 0.05 where there is a relationship between the level of physical activity and body mass index (BMI) scores in grade 5 and 6. So it can be concluded from the results of the study after conducting research that the level of physical is very important in shaping the body mass index score (IMT).
HUBUNGAN TINGKAT KEGAWATDARURATAN (TRIASE) DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD dr.ISKAK TULUNGAGUNG: CORRELATIONAL OF EMERGENCY LEVELS (TRIASE) WITH PATIENT'S FAMILY ANXIETY LEVEL IN THE EMERGENCY DEPARTMENT IN RSUD dr.ISKAK TULUNGAGUNG Manggar Purwacaraka; Shulhan Arief Hidayat; Farida
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 4 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v4i1.91

Abstract

Abstrak : Kecemasan merupakan respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Selama proses perawatan, kecemasan tidak hanya dirasakan oleh seorang pasien, namun dapat juga dialami oleh keluarga pasien. Keluarga pasien merupakan salah satu pemegang penuh keputusan, ketika pasien dalam keadaan darurat maupun kritis dan harus diberikan penanganan segera. Tujuan penelitian untuk mengetahui Hubungan Tingkat Kegawatdaruratan (Triase) dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik cross-sectional, penelitian dilaksanakan di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Iskak Tulungagung. Sampel penelitian ini adalah keluarga pasien dengan teknik consecutive sampling, didapatkan sampel 30 responden. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner HARS. Data diolah dengan cara editing, coding, scoring, tabulating dan analisis dengan uji statistik Spearman’s rho. Hasil penelitian uji statistik Spearman’s rho, didapatkan nilai p = 0,000 untuk uji hubungan tingkat kegawatdaruratan (triase) dengan tingkat kecemasan keluarga pasien. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa semakin tinggi tingkat kegawatdaruratan (triase) pasien maka akan mempengaruhi kecemasan keluarga pasien. Rekomendasi bagi rumaah sakit khususnya di Instalasi Gawat Darurat diharapkan lebih meningkatkan komunikasi antara tenaga kesehatan dengan keluarga pasien. Untuk mereduksi kemungkinan kecemasan oleh keluarga. kata kunci : tingkat kegawatdaruratan (triase), tingkat kecemasan Abstract : Anxiety is an emotional response to an assessment that describes a state of worry, anxiety, fear, restlessness accompanied by various physical complaints. During the treatment process, anxiety is not only felt by a patient, but can also be experienced by the patient's family. The patient's family is one of the full decision makers, when the patient is in an emergency or critical condition and must be given immediate treatment. The purpose of the study was to determine the Correlation of Emergency Levels (Triase) with Patient's Family Anxiety Level in the Emergency Department in RSUD dr. Iskak Tulungagung. This Study design was association analytic with a cross-sectional approach, the research was carried out in the Emergency Installation of RSUD dr. Iskak Tulungagung. The sample of this study was the patient's family with consecutive sampling technique, obtained a sample of 30 respondents. Data were collected using the HARS questionnaire. The data were analyzed by Spearman's rho statistical test. The results showed that 12 respondents (40%) entered the yellow triage and 9 respondents (30%) had moderate levels of anxiety. The results of the bivariate test obtained p value = 0.000 which means that there is a relationship between the level of emergency (triage) and the level of anxiety of the patient's family with a correlation coefficient of -0.748 which means that the higher the respondent's emergency, the higher the respondent's anxiety level. This negative result occurs because the coding for the first emergency level is Red Triage, while the code for the first level of anxiety is not anxious. There is a significant relationship, this can be caused because when there are respondents who enter the red triage, the family's assumption is that the patient's hope for recovery is getting smaller so that family anxiety increases. The conclusion of this study is that the higher the level of emergency (triage) of the patient, the higher the level of anxiety of the patient's family. Recommendations for hospitals, especially in the Emergency Room, are expected to further improve communication between health workers and patients' families. To reduce the possibility of anxiety by the family. Keywords : Level Of Emergency (Triage), Anxiety Level
Pemberian Pertolongan Pertama Metode Rice dalam Penurunan Skala Nyeri Cedera Tendon Achilles Manggar Purwacaraka; Farida Farida; Nabilla Mayasari
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 11 No 3 (2021): Juli 2021
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v11i3.1500

Abstract

Cedera tendon Achilles pada pemain bolabasket sangat sering terjadi, nyeri yang ditimbulkan sangat mengganggu, hal ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami gangguan sensori berupa nyeri hebat dan emosi yang tidak menyenangkan. Penatalaksanaan yang murah, cepat dan non farmakologis untuk menangani hal tersebut adalah dengan pemberian metode RICE / Rest, Ice, Compression, Elevation. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian metode RICE terhadap penurunan skala nyeri pada cedera tendon achilles pada pemain bolabasket. Desain Penelitian Pre-Experiment One-group Pre-Post Test ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh metode RICE terhadap penurunan skala nyeri pada atlet yang mengalami cedera tendon Achilles. Sampel penelitian sebanyak 32 responden dalam rentan waktu tanggal 7 Mei - 7 Juni 2019. Hasil penelitian menyebutkan bahwa rata-rata skala nyeri sebelum diberikan metode RICE yaitu 5,12 sedangkan rata-rata skala nyeri sesudah diberikan metode RICE yaitu 3,72. Hasil Paired t Test dari kedua data tersebut didapatkan nilai p=0.000 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan pemberian metode RICE terhadap penurunan skala nyeri pada atlet cedera Achilles tendon di SMAN 1 Blitar. Metode RICE menurunkan nyeri dengan menghambat kecepatan hantaran impuls nyeri ke otak sehingga nyeri yang dirasakan berkurang, kepada para atlet, guru olahraga, dan pelatih diharapkan untuk menerapkan metode RICE tersebut untuk penanganan pertama pada cedera.
The Effect of Health Education on The Behavior of Early Handling of Injuries With The Rice Method In Futsal Players Manggar Purwacaraka; Aesthetica Islamy; Farida Farida; Ria Anggraini; Lasman Lasman
Prisma Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram Vol 11, No 1: January 2023
Publisher : IKIP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/j-ps.v11i1.6720

Abstract

Futsal game is one type of sport with physical activityand high risk of injury. Accuracy in providing first aid is influenced by the helper's behavior. Help  optimal and appropriate can reduce the worsening of the injured area. The purpose of the research  This objective is to determine the effect of health education on early injury management behavior using the RICE method for futsal players. The research design used was the Pre Experiment with the One-Group Pre-post Test Design approach. The population of this study is all futsal players in Selorejo Village, Ngunut District, Tulungagung Regency, totaling 33 people. The research sample was all futsal players in Selorejo Village, Ngunut District, Tulungagung Regency, totaling 33 respondents. Research instrument form questionnaire sheet. Data processing in the form of editing, coding, scoring, tabulating, and data analysis using the Wilcoxon non-parametric testtest with the SPSS program. The results of this study indicate that the behavior of handling injuries before being given health education who have good behavior amounted to 7 respondents (21%). While the behavior of handling injuries after being given health education, most of them had good behavior with a total of 16 respondents (49%). Statistical test results obtainedρ value 0.003 with α 0.05. This study proves that there is an effect of health education on early injury handling behavior with the RICE method for futsal players in Selorejo Village, Ngunut District, Tulungagung Regency. Therefore, providing health education for early treatment of injuries using the RICE method is an alternative solution that can be applied in providing health education to futsal players because it is proven to be able to improve the behavior of futsal players in treating early injuries.
Hubungan Pemberdayaan Keluarga Dengan Kemampuan Keluarga Merawat Ibu Nifas Amita Audilla; Nurhidayati; Manggar Purwacaraka; Rio Ady Erwansyah
PROFESSIONAL HEALTH JOURNAL Vol 4 No 1 (2022)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPPM) STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/phj.v4i1.340

Abstract

Pemberdayaan keluarga merupakan intervensi keperawatan yang dirancang dengan tujuan untuk mengoptimalkan kemampuan keluarga sehingga anggota keluarga memiliki kemampuan secara efektif merawat anggota keluarga dan mempertahankan kehidupan mereka. Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung sampai 42 hari. Perawatan diri pada masa nifas diperlukan karena pada masa nifas wanita akan banyak mengalami perubahan pada dirinya, baik fisik maupun psikologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberdayaan keluarga dengan kemampuan keluarga merawat ibu nifas, selain itu juga untuk meningkatkan pengetahuan, perilaku, dan sikap keluarga dalam memberikan pemberdayaan untuk merawat ibu nifas. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional, jumlah sampel 40 ibu nifas. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proposional sampling dengan menggunakan rumus besar sampel. Instrument yang digunakan dalam peneitian ini yaitu dengan menggunakan lembar kuesioner untuk mengukur pemberdayaan keluarga dan kemampuan keluarga merawat ibu nifas yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hubungan pemberdayaan keluarga dengan kemampuan keluarga merawat ibu nifas setelah diuji menggunakan independent T-Test didapatkan hasil p value 0,000. P value 0,000 < (α = 0,05), maka H0 ditolak yang artinya ada hubungan pemberdayaan keluarga dengan kemampuan keluarga merawat ibu nifas di Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung
Video Edukasi Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan Membuka Jalan Nafas Untuk Menambah Pengetahuan Mahasiswa Sarjana Keperawatan Tingkat Akhir Sebagai Pemberi Pertolongan Pertama Di Masyarakat Manggar Purwacaraka; Rio Ady Erwansyah; Shulhan Arief Hidayat
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2023): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i2.1248

Abstract

Banyaknya kejadian Out of Hospital Cardiac Arrest (OHCA) menjadi ancaman keselamatan. Peran individu di sekitar korban krusial untuk meningkatkan kelangsungan hidup. Pengetahuan masyarakat tentang RJP masih rendah. Mahasiswa keperawatan berperan penting sebagai tenaga terlatih dalam melakukan RJP. Penggunaan video edukasi efektif membantu mahasiswa belajar dengan cepat dan mengembangkan keterampilan. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan masukan yang dapat direkomendasikan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya  mahasiswa tentang Resusitasi Jantung Paru (RJP). Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat menggunakan metode sosialisasi video  edukasi RJP secara daring melalui aplikasi WhatsApp. Sasaran kegiatan ini adalah 56 mahasiswa keperawatan STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung Guna melihat nilai bagaimana pengetahuan peserta pengabdian, maka sebelum dan setelah kegiatan pengabdian, peserta akan diminta untuk mengisi kuesioner yang dibuat tentang prosedur resusitasi jantung paru. Hasil penelitian menunjukkan skor pengetahuan pre-test didapatkan nilai rata-rata 74,14  dengan   nilai   minimal   dan   maksimal   67-83. Setelah   diberikan sosialisasi video edukasi RJP skor pengetahuan post-test didapatkan hasil rata-rata 85,55 dengan skor minimal dan maksimal 75-100. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh tim pengabdi dapat disimpulkan bahwa Sosialisasi video edukasi dalam memberikan bantuan hidup dasar (BHD) seperti Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan jalan nafas kepada  mahasiswa terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dalam memberikan RJP. Educational Video on Cardio Pulmonary Resuscitation (CPR) and Opening the Airway to Increase Knowledge of Final Level Nursing Undergraduate Students as First Aid Providers in the Community The number of Out of Hospital Cardiac Arrest (OHCA) incidents has become a safety threat. The role of the individual around the victim is crucial to increase survival. Public knowledge about CPR is still low. Nursing students play an important role as trained personnel in performing CPR. The effective use of educational videos helps students learn quickly and develop skills. This service aims to provide knowledge to STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung students regarding cardiopulmonary resuscitation procedures through educational video media. The method of implementing community service activities uses the online socialization method of RJP educational videos through the WhatsApp application. The target of this activity is 56 nursing students at STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung. In order to see the value of how knowledgeable the service participants are, before and after the service activity, participants will be asked to fill out a questionnaire made about cardiopulmonary resuscitation procedures. The results showed that the pre-test knowledge score obtained an average value of 74.14 with a minimum and maximum value of 67-83. After being given the socialization of the CPR educational video, the post-test knowledge score obtained an average result of 85.55 with a minimum and maximum score of 75-100. Based on the activities carried out by the service team, it can be concluded that the dissemination of educational videos in providing basic life support (BHD) such as Cardio Pulmonary Resuscitation (CPR) and airways to students has proven effective in increasing knowledge in providing CPR
HUBUNGAN SUPERVISI OLEH TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) HANDSCOON DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT Dr. ISKAK TULUNGAGUNG : RELATIONSHIP BETWEEN SUPERVISION AND COMPLIANCE OF THE USE OF HANDSCOON PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE) IN NURSING ACTION, INDEPENDENCE WARDS, RSUD Dr. ISAK, TULUNGAGUNG Manggar Purwacaraka; aesthetica islamy; suharyoto suharyoto; suciati suciati
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v5i1.131

Abstract

Abstrak   Masih sering ditemukan perawat yang tidak patuh dalam menggunakan Alat pelindung diri (APD), padahal APD berfungsi untuk melindungi diri terhadap bahaya infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada petugas di rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan supervisi tim PPI dengan kepatuhan perawat menggunakan APD handscoon. Jenis penelitian analitik dengan teknik cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 30 perawat yang dipilih dengan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen lembar observasi yang berisi ceklis kepatuhan penggunaan APD dan penilaian efektivitas supervisi yang dinilai dari parameter ketepatan waktu, akurasi, bersifat memberikan petunjuk dan teknis operasional serta dapat diterima. Penelitian diambil pada bulan Februari sampai dengan April 2019. Pengambilan data dilakukan secara observasi, data diolah dan dianalisis dengan uji Fisher's Exact Test. Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat keefektifan supervisi Tim PPI IPCN sebanyak 80% dan kepatuhan perawat sebanyak 83,3%, hal ini menandakan bahwa supervisi dan penggunaan APD handscoon ada hubungan secara bermakna dengan nilai p=0,003. Supervisi berkontribusi besar mempengaruhi perawat dalam menggunakan APD handscoon karena akan memberikan dorongan kepada perawat untuk menggunakan APD handscoon secara efektif dan jika supervisi dilakukan secara terus-menerus maka akan menjadikan perawat menjadi terbiasa untuk patuh dalam menggunakan APD handscoon. Disarankan pada Tim PPI IPCN untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan keefektifan dari supervisi untuk memperoleh hasil kepatuhan penggunaan APD handscoon yang lebih baik lagi Abstract Nurses are still often found who are not compliant in using personal protective equipment (PPE), even though PPE functions to protect themselves against the dangers of nosocomial infections that can occur in hospital staff.  The purpose of this study was to determine the correlation between the supervision by Team of Infection Prevention and Control Nurse (IPCN) With Obedience Use of Personal Protective Equipment (PPE) . Type of this research is analytical research with cross sectional techniques. The number of research samples were 30 nurses who were selected by purposive sampling. Data collection uses an observation sheet instrument that contains checklists for compliance with the use of PPE and an assessment of the effectiveness of supervision as assessed by the parameters of timeliness, accuracy, giving instructions and operational techniques and acceptable. Research was taken in February to April 2019. Data were collected by observation, the data is processed and analyzed by Fisher's Exact Test. The result showed that the effectiveness of the supervision team of PPI IPCN as much as 80% and obedience nurse as much as 83.3%, it indicates that there are significant correlation between supervision and use of PPE  with p = 0.003. Supervision contribute greatly affect nurses in using PPE  because it will give a support to the nurse to use PPE  effectively and if supervision is done continuously, it would make nurses become accustomed to obey in using PPE . It suggested to the team of PPI IPCN to maintain and even improve the effectiveness of supervision to gain better result of Obedience Use of Personal Protective Equipment (PPE)
Differences in Offline and Online Learning Methods for Cardiac Pulmonary Resuscitation (CPR) Knowledge and Skills In Final Level Nursing Undergraduate Students Manggar Purwacaraka
Prisma Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram Vol 11, No 3: July 2023
Publisher : IKIP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/j-ps.v11i3.8097

Abstract

The survival rate in cases of cardiac arrest outside the hospital is still low, besides that the public's knowledge about CPR is still limited, and there is a critical time limit for performing CPR. Therefore, the role of lay people, including nursing students, in CPR is important. Improving the knowledge and skills of nursing students in CPR through effective learning methods, one of which is using offline and online methods. This study aims to see differences in learning methods between offline and online methods in increasing the knowledge and skills of Cardiac Pulmonary Resuscitation (CPR) in students of STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung. This research is a quasy experimental research with a posttest only control design approach. The research sample consisted of 56 students who were divided into two groups. The research instrument used questionnaires and observation sheets with statistical tests using Mann Whitney. The results showed that learning methods using both offline and online methods could significantly increase respondents' knowledge about CPR (p=0.002) but did not show a significant difference in respondents' skills in performing CPR (p=0.052). The two learning methods both offline and online have their respective effectiveness, where the online method is more effective in increasing students' knowledge and skills on RJP.
Edukasi Terapi Bermain Dengan Metode Video Pada Anak Disabilitas Intelektual Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Shulhan Arief Hidayat; Manggar Purwacaraka; Rio Ady Erwansyah
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2023): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i2.1267

Abstract

Gangguan perkembangan akibat disabilitas intelektual menciptakan hambatan dalam kehidupan individu, terutama dalam keterampilan sosial. Terapi bermain merupakan cara efektif untuk mengatasi interaksi sosial yang kurang adaptif pada anak dengan disabilitas. Media video juga menjadi salah satu media pembelajaran efektif yang meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anak-anak disabilitas. Dengan menggunakan media video, anak-anak dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka. Pengabdian ini bertujuan untuk  membatu meningkatkan keterampilan sosial pada anak-anak dengan disabilitas melalui edukasi terapi bermain dengan media video edukasi. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat menggunakan metode observasi pada kegiatan terapi bermain. Sasaran kegiatan ini adalah 36 siswa SD SLB C Kabupaten Tulungagung Guna melihat nilai keterampilan  peserta pengabdian, maka sebelum dan setelah kegiatan pengabdian, peserta akan observasi kemampuan keterampilan sosial sesudah dan sebelum edukasi terapi bermain dengan metode video. Hasil pengabdian menunjukkan skor keterampilan sosial pre-test didapatkan nilai rata-rata 69,67 dengan nilai minimal dan maksimal   53-88, setelah   diberikan edukasi terapi bermain dengan metode video skor keterampilan sosial post-test didapatkan hasil rata-rata 74,61 dengan skor minimal dan maksimal 55-93. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh tim pengabdi dapat disimpulkan bahwa penggunaan media video dan strategi pengajaran interaktif dapat meningkatkan keterampilan sosial dan pengetahuan anak-anak dengan disabilitas. Maka dari itu penting untuk mengintegrasikan strategi pengajaran interaktif dengan penggunaan media audio visual guna meningkatkan efektivitas pembelajaran. Educational Play Therapy Using Video Methods for Children with Intellectual Disabilities to Improve Social Skills  Developmental disabilities due to intellectual disability create barriers in an individual's life, especially in social skills. Play therapy is an effective way to deal with less adaptive social interactions in children with disabilities. Video media is also one of the effective learning media that increases the knowledge and skills of children with disabilities. By using video media, children can improve their understanding and skills. This service aims to help improve social skills in children with disabilities through play therapy education with educational video media. The method of implementing community service activities uses the observation method in play therapy activities. The target of this activity is 36 students from SD SLB C Tulungagung Regency. In order to see the value of the skills of the service participants, before and after the service activities, participants will observe the ability of social skills after and before play therapy education using the video method. The results showed that the pre-test social skills score obtained an average value of 69.67 with a minimum and maximum value of 53-88. After being given play therapy education using the video method, the post-test social skills score obtained an average result of 74.61 with a score minimum and maximum 55-93. Based on the activities carried out by the service team, it can be concluded that the use of video media and interactive teaching strategies can improve the social skills and knowledge of children with disabilities
Pendidikan Kesehatan Pencegahan Penularan HIV AIDS pada Kelompok Remaja di Tulungagung Rio Ady Erwansyah; Amita Audilla; Manggar Purwacaraka; Shulhan Arief Hidayat; Angga Miftakhul Nizar; Wiwid Yuliastuti; Aesthetica Islamy
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2023): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i3.1253

Abstract

HIV/AIDS merupakan penyakit yang menjadi momok bagi manusia di seluruh dunia, dimana kekebalan tubuh penderita menurun sehingga penderita rentan mengalami berbagai macam penyakit dan komlpikasi lainnya, apalagi sampai detik ini belum ada obat yang mampu menyembuhkan HIV/AIDS. Ironisnya, jumlah kasus AIDS tertinggi terjadi pada remaja kelompok usia 20 sampai 29 tahun yang mengindikasikan mereka telah terinfeksi HIV sejak 5 hingga 10 tahun sebelumnya, dimana saat itu mereka masih pada tahap remaja pertengahan. Pengabdian ini bertujuan memberikan Pendidikan kesehatan kepada remaja mengenai pencegahan penularan HIV AIDS. Jumlah siswa yang terlibat dalam kegiatan ini sebanyak 100 orang. Tahapan yang diterapkan dalam pelaksanaan pengabdian ini terbagi dalam persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan pre dan post test. Pengetahuan remaja mengalami perubahan positif yang signifikan (65%) yang sebelumnya 35%. Hasil menunjukkan bahwa peserta yang telah menerima edukasi Pendidikan kesehatan mengalami  peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan penularan HIV AIDS. Kegiatan Pendidikan kesehatan ini memberikan pengetahuan mengenai cara pencegahan HIV AIDS kepada remaja dan pemahaman remaja tentang status kesehatan yang baik. Kegiatan Pendidikan kesehatan ini memberikan efek positif kepada para remaja guna keberlangsungan hidup yang lebih baik.  Kegiatan ini perlu dilakukan karena mengingat akan manfaatnya. Health Education on Prevention of HIV AIDS Transmission in Youth Groups in Tulungagung HIV/AIDS is a disease that is a scourge for humans all over the world, where the patient's immune system decreases so that sufferers are susceptible to various kinds of diseases and other complications, especially since until now there is no drug that can cure HIV/AIDS. Ironically, the highest number of AIDS cases occurred in adolescents in the age group of 20 to 29 years which indicated that they had been infected with HIV since the previous 5 to 10 years, at which time they were still in their mid-adolescence stage. This service aims to provide health education to adolescents regarding the prevention of HIV AIDS transmission. The number of students involved in this activity was 100 people. The stages applied in the implementation of this service are divided into preparation, implementation and evaluation. Methods of data collection is done by pre and post test. Adolescent knowledge experienced a significant positive change (65%) from 35% previously. The results show that participants who have received health education experience increased knowledge about preventing the transmission of HIV AIDS. This health education activity provides knowledge on how to prevent HIV AIDS to adolescents and adolescents' understanding of good health status. This health education activity has a positive effect on adolescents for a better life. This activity needs to be done because of its benefits