Elderly in Indonesia face a high prevalence of chronic diseases, particularly hypertension. This study aimed to enhance knowledge and skills among the elderly in managing hypertension through mung bean seed therapy. The method employed was participatory with an educational and practical approach, involving 20 elderly participants in Sumberporong Village, Malang Regency. Activities included interactive counseling, demonstrations, and hands-on practice of mung bean seed therapy. Data were collected through pre-tests, post-tests, and direct observation. Results showed significant improvements in understanding heart organ therapy targets on hand fingers (55%) and locating therapy points (80%). Practical skills in applying mung bean seeds increased by 80%. Hypertension management awareness rose from 40% to 95%. Participant satisfaction reached 95%, with 90% committing to apply the therapy and 85% willing to recommend it to others. The program's success was attributed to interactive teaching methods, direct demonstrations, and a practical approach aligned with cognitive and behavioristic learning theories. Increased self-efficacy among participants also contributed to the program's success. In conclusion, this program effectively improved knowledge and skills among the elderly in managing hypertension through mung bean seed therapy. Similar programs have the potential to be implemented in other communities to strengthen public health through a holistic and participatory approach. ABSTRAKLansia di Indonesia menghadapi prevalensi penyakit kronis yang tinggi, terutama hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lansia dalam mengelola hipertensi melalui terapi biji kacang hijau. Metode yang digunakan adalah partisipatif dengan pendekatan edukatif dan praktis, melibatkan 20 lansia di Desa Sumberporong, Kabupaten Malang. Kegiatan meliputi penyuluhan interaktif, demonstrasi, dan praktik langsung terapi biji kacang hijau. Data dikumpulkan melalui pre-test, post-test, dan observasi langsung. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman target terapi organ jantung di jari tangan (55%) dan cara mencari lokasi titik terapi (80%). Keterampilan praktis dalam menempelkan biji kacang hijau meningkat sebesar 80%. Kesadaran manajemen hipertensi meningkat dari 40% menjadi 95%. Tingkat kepuasan peserta mencapai 95%, dengan 90% berkomitmen untuk menerapkan terapi dan 85% bersedia merekomendasikan kepada orang lain. Keberhasilan program ini dikaitkan dengan metode pengajaran interaktif, demonstrasi langsung, dan pendekatan praktis yang sejalan dengan teori pembelajaran kognitif dan behavioristik. Peningkatan self-efficacy peserta juga berkontribusi pada keberhasilan program. Kesimpulannya, program ini efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lansia dalam mengelola hipertensi melalui terapi biji kacang hijau. Program serupa berpotensi diterapkan di komunitas lain untuk memperkuat kesehatan masyarakat melalui pendekatan holistik dan partisipatif.