Fenomena permasalahan pengelolaan sampah di Pasar Simpang, Desa Mulyasari, Bayongbong, Garut, masih menjadi tantangan utama dalam pengelolaan lingkungan, mengingat pasar berfungsi sebagai pusat ekonomi masyarakat. Pengelolaan sampah yang kurang tepat umumnya berupa plastik, botol, kaca, kertas, sisa makanan, dan lainnya menjadi ancaman serius karena berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Kondisi ini dapat membahayakan kesehatan masyarakat, menimbulkan penyakit kulit, gangguan pernapasan, kualitas air yang berbau tidak sedap, bahkan meningkatkan risiko banjir. Untuk menjawab permasalahan tersebut, dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat melalui kolaborasi mahasiswa KKN 2025, dosen IMDA Garut, aparat desa, masyarakat, serta para pedagang di Pasar Simpang. Kegiatan meliputi edukasi interaktif melalui Lokakarya 1 dan sosialisasi langsung kepada pedagang dan pembeli. Selain itu, kerja sama dengan pengelola pasar dan TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) dijalin guna menjamin keberlanjutan program. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah, perubahan perilaku pedagang yang lebih proaktif, serta terciptanya lingkungan pasar yang lebih bersih. Dengan pendekatan edukatif dan dukungan fasilitas yang memadai, program ini diharapkan menjadi model pengelolaan sampah berkelanjutan di pasar tradisional lainnya, sehingga tercipta lingkungan yang lebih bersih dan mendukung kebijakan pengelolaan sampah ramah lingkungan.