Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ELECTION, STORAGE AND IODINE SALT QUALITY IN THE FAMILY LEVEL IN TIMBULHARJO VILLAGE, SEWON DISTRICT, BANTUL REGENCY, YOGYAKARTA laila, nurul; Waryana, Waryana; Mursyid, Abidillah
Kesmas Indonesia Vol 10 No 1 (2018): Jurnal Kesmas Indonesia
Publisher : Jurusan Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.726 KB) | DOI: 10.20884/1.ki.2018.10.1.625

Abstract

One factor of IDD (Iodine Deficiency Disorders) is the lack consumptionof iodine, eitheriodinecomes from foodorsaltthat has beenfortified withiodine. Behavior ofhousewivesin selectingandstoringsaltshould be appropriatetomaintainthe quality ofsalt. Objective of the research to determine the manner of selection, methods of storage, the quality of iodized salt, and the Differences in the quality of iodized salt by way of elections and salt storage by housewives.Type of research is observational research in the form of analytic survey with cross sectional study design. The sample was selected using proportional random sampling technique. Data were collected in May 2015 in the Mriyan Orchard by conduct home visits, with a total study population of 410 households and the number of samples used as much as 78 households. This research was analyzed using Chi-square test.The results showed differences in the quality of iodized salt by way of elections and salt storage in the Mriyan Orchard with a value of p <0.05. Based on the descriptive results, it is known that the election of salt housewife compliance (89.7%), as well as salt storage means compliance (70.5%), the quality of iodized salt in the Mriyan Orchard reach the target the use of iodized salt for all (92.3%). There is a differences in the quality of iodized salt by way of elections (p = 0.000). Then, there is a differences in the quality of iodized salt by salt storage (p = 0.003)
Aplikasi Model PRECEDE-PROCEED Pada Perencanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Berbasis Penilaian Kebutuhan Kesehatan Masyarakat Sutisna Sulaeman, Endang; Murti, Bhisma; Waryana, Waryana
Jurnal Kedokteran YARSI Vol 23, No 3 (2015): SEPTEMBER - DESEMBER 2015
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jky.v23i3.230

Abstract

Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program kesehatan. Model PRECEDE-PROCEED Green danKreuterdigunakansebagai model perencanaan program kesehatan berbasis penilaian kebutuhan masyarakat. Tujuan penelitian adalah mengaplikasikan model PRECEDE-PROCEED pada perencanaan program pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan berbasis penilaian kebutuhan. Sasaran penelitian adalah para pengambil kebijakan serta pelaksana program Desa Siaga di Dinas Kesehatan Kabupaten, Puskesmas, dan Desa. Metode penelitianyangdiggunakanadalahmetode kualitatif berupa studi kasus. Lokasi penelitianberadadi Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah dengan mengambil dua Desa Siaga. Hasil: Prioritas masalah kesehatan adalah Tuberkulosis (TB) dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Faktorpredisposisi meliputi tingkat pendidikan, pengetahuan, keyakinan, sertakepercayaan pada takhayul dan dukun. Faktor pendukung meliputi penyuluhan dan pelatihan, ketersediaan sarana kesehatan, jaminan kesehatan, dukungan dana, sumberdaya lokal, dan sumberdaya alam. Faktor penguat meliputi kepemimpinan, dukungan sosial, modal sosial, norma sosial, gotong royong, penghargaan, akses informasi kesehatan dan keteladanan. Kesimpulan: Model perencanaan PRECEDE-PROCEED dapat diaplikasikan pada perencanaan program pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan berbasis penilaian kebutuhan. Penyakit TB dan DBDdiidentifikasi oleh masyarakat sebagai prioritas masalah kesehatan. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan diarahkan pada upaya perubahan perilaku dengan mempertimbangkan faktor predisposisi, penguat dan pendukung.
Intervensi media video berpengaruh pada pengetahuan dan sikap remaja putri dalam mencegah kurang energi kronik Waryana, Waryana; Sitasari, Almira; Febritasanti, Danissa Wulan
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 4, No 1 (2019): AcTion Vol 4 No 1 Tahun 2019
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.033 KB) | DOI: 10.30867/action.v4i1.154

Abstract

Community-based interventions to overcome chronic energy malnutrition among women of childbearing age and pregnant women can be done with communication, education, and information. Video can be useful for education purpose. The goal of this study was to determine whether video may have different effect to knowledge and attitude on preventing energy malnutrition among teenage girls compared to food model intervention. The Research a quasi experiment with pre-post test with control group design was conducted in Tridadi Village, Sleman in May 2018. Teenage girls in intervention group were asked to view video specifically developed for the study. Knowledge and attitude on energy malnutrition was assessed right after the intervention. Data were analyzed using paired and independent t-test. The results a total of 54 teenage girls completed the study. The pretest average score on knowledge was 7,09 in the control group, and 7,70 in the intervention group. The pretest average score of attitudes was 24,11 in the control group and 25,00 in the intervention group. While the post test average score on knowledge was 7,37 in the control group and 8,44 in the intervention group. The average post test score of attitude was 26,70 in the control group and 28,38 in the treatment group. The results showed that video intervention has different effect on knowledge (p= 0,00) and attitude (p= 0,01) on chronic energy malnutrition prevention compared to education with food model. Conclusion, there are difference knowledge and attitude between video intervention group and food model education group on chronic energy malnutrition prevention among teenage girls. Intervensi melalui pendekatan komunitas untuk penanggulangan kekurangan energi kronis (KEK) pada wanita usia subur dan ibu hamil dapat dilakukan melalui komunikasi, informasi, dan edukasi. Intervensi video dapat menjadi alternatif pemecahan masalah tersebut khususnya untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap pencegahan KEK pada remaja putri. Penelitian bertujuan untuk mengetahui  perbedaan  pengetahuan dan sikap remaja putri  dalam pencegahan kurang energi kronik (KEK)  antara yang diintervensi penyuluhan dengan media  video dan dengan   food model. Penelitian ini adalah eksperimen semu dengan menggunakan rancangan pre-post test with control group design. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2018. Remaja putri pada kelompok intervensi diberikan perlakuan menonton video yang sebelumnya telah dikembangkan untuk studi ini. Pengetahuan dan sikap dinilai setelah proses menonton video Analisis data menggunakan independent sample t- test. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pemberian media video terhadap perubahan pengetahuan (p= 0,00) namun tidak pada sikap pencegahan kurang energi kronis (p= 0,01). Kesimpulan, terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap remaja putri antara grup media  video dan grup media food model dalam edukasi tentang pencegahan kurang energi kronik pada remaja putri.
Pengaruh Implementasi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penanggulangan Masalah Kurang Energy Protein Terhadap Partisipasi dan Kemandirian Masyarakat dan Kasus Kurang Energy Protein di Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul Propinsi D.I Yogyakarta Waryana, Waryana
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 12, No 02 (2020): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v12i02.3122

Abstract

Latar Belakang : Kasus gizi buruk dan Kurang Energy Protein masih banyak ditemukan di masyarakat. Keadaan ini menunjukkan bahwa program pemerintah dalam menanggulangi masalah Kurang Energy Protein belum berhasil dengan optimal. Perlu upaya lain untuk memperbaiki program penanggulangan masalah tersebut. Proram berbasis pemberdayaan masyarakat merupakan alternatif yang tepat. Penelitian ini untuk menganalisis pengaruh penerapan penanggulangan masalah Kurang Energy Protein berbasis Pemberdayaan masyarakat  terhadap Partisipasi  dan Kemandirian masyarakat serta kasus Kurang Energy Protein. Metode : Jenis Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain pre-post test with contol dengan diperkuat dengan data kualitatif. Responden penelitian ini adalah, kader posyandu, tokoh masyarakat, ibu balita dan balita di 44 posyandu di Desa Poncosari dan Trimurti Kecamatan Srandakan. Analisis data dilakukan  dengan uji statistic teknik t test sampel bebas. Hasil : Ada pengaruh implementasi pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan masalah Kurang Energy Protein berbasis pemberdayaan masyarakat terhadap partisipasi masyarakat dan kemandirian masyarakat (p<0,05). Masyarakat berpartisipasi datang ke posyandu dengan dorongan ingin mengetahui perkembangan berat badan anak, kesehatan anak, dan informasi  gizi dan kesehatan dari kader atau petugas puskesmas. Kesimpulan : Penanggulangan masalah Kurang Energy Protein berbasis pemberdayaan masyarakat berdampak pada peningkatan dan ksesadaran keluarga terhadap pemenuhan kebutuhan gizi, perawatan kesehatan, pola asuh anak. Implemetasi penanggulangan masalah Kurang Energy Protein  berbasis pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dan menurunkan kasus KEP. Motivasi ibu balita dalam berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan adalah ingin mengetahui perkembangan, kesehatan, dan info terkait kesehatan anak.
Pemberdayaan siswa untuk mengendalikan masalah anemia Waryana, Waryana; Santosa, Sabar; Oktasari, Rina
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 2 (2020): AcTion Vol 5 No 2 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/action.v5i2.207

Abstract

Anemia was a health problem that was globally experienced by developed countries. Anemia was affected by many pregnant women, toddlers, and school-age children in Indonesia. The incidence of SEZs on women of fertile age was 49,44%. This study aimed to determine the effect of the implementation of anemia prevention in high school-based community empowerment on increasing the knowledge and participation of teachers, canteen managers, and school students. This was a quasi-experimental study. This design was a pre-post test with control. The population was high school students in the district of Srandakan Bantul Regency. Data were collected by interview, observation, and document search techniques. Data analysis was performed by means of different t-test. There was a difference in knowledge about controlling the problem of anemia at the end of treatment in the two groups (p= 0,000). There was a difference in students' participation in overcoming the problem of anemia at the end of the treatment in both groups (p= 0,000) The conclusion, the implementation of the prevention of anemia problems based on community empowerment on the knowledge and participation of students, teachers, and managers of the school canteen to controll anemia problem
Hubungan Keadaan Lingkungan Madrasah Terhadap Sikap Keagamaan Anak di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah Nurul Huda Desa Wirakanan Kec. kandanghaur Kab. Indramayu Amrullah, Fiqih; Waryana, Waryana
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.981 KB)

Abstract

Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi perkembangan anak terutama dalam sikap terdiri dari faktor lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah (Hamid, 1999). Sudah sewajarnya bahwa keluarga terutama orangtua memelihara dalam mendidik anak-anaknya dengan rasa kasih sayang. Dirumah anak menerima kasih sayang yang besar dari orangtuanya. Anak menggantungkan diri sepenuhnya pada orangtuanya, tempat ía mencurahkan isi hatinya sedangkan sekolah adalah buatan manusia. Sekolah didirikan oleh masyarakat atau negara untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga yang sudah tidak mampu lagi memnberi bekal persiapan hidup hagi anak-anaknya. Untuk mempersiapkan anak agar hidup dengan cukup bekal kepandaian dan kecakapan dalam masyarakat yang moderen, yang telah tinggi kebudayaannya seperti sekarang ini (Ngalim Purwanto, 1995). Dampak dari kebudayaan yang moderen telah banyak merusak terhadap sikap keagamaan anak seperti halnya dari majalah-majalah dan Koran-koran porno yang akan merusak ahlak. Perubahan pakaian islami dengan sedikit memendekan pakaian di kaki dan di tangan bahkan juga dengan ditipiskannya kerudung dengan mengikatkannya kebelakang sehingga kelihatan buah dadanya. Keadaan lingkungan madrasah akan sangat mempengaruhi sikap keagamaan anak meskipun pendidikan agama yang didapatnya cukup berpengalaman. Faktor eksternal pembelajaran anak ada dua macam yakni faktor lingkungan sosial dan faktor Iingkungan non sosial. Lingkungan sosial sekolah seperti para guru para staf administrasi teman-teman sekelas dapat mempengaruhi sikap anak, keluararga dan masyarakat. Sedangkan lingkungan non sosial yakni rumah, sekolah, peralatan dan alam sekitarnya (Syah, 2003). Kata kunci : sikap keagamaan, madrasah diniyah
Model Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, Studi Program Desa Siaga Sulaeman, Endang Sutisna; Karsidi, Ravik; Murti, Bhisma; Kartono, Drajat Tri; Waryana, Waryana; Hartanto, Rifai
Kesmas Vol. 7, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejak tahun 2006, Departemen Kesehatan meluncurkan kebijakan program Desa Siaga. Tampaknya, kebijakan tersebut tidak mampu memberdayakan masyarakat dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan pada level komunitas (desa). Penelitian ini bertujuan merumuskan model pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan pada program Desa Siaga. Sasaran penelitian adalah Forum Kesehatan Desa dan Pos Kesehatan Desa Siaga di 30 desa di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan dan kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan. Model pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan meliputi kemampuan mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan. Faktor-faktor internal dan eksternal komunitas pada level anggota masyarakat, institusi masyarakat, kepemimpinan masyarakat, dan akses informasi kesehatan memiliki peran penting dalam pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan. Since 2006, the Health Department had launched the Village Preparedness program policy. But, this policy apparently not capable of empowering the community in identifying and solving the health problem at community (village) level. The objective of research is to formulate the community empowerment model in health in the Village Preparedness program. The targets of research were the Village Health Forum and Village Health Post in 30 Village Preparedness in Karanganyar Regency, Central Java. The method involving survey and case study. The case study showed factors related to community capability of identifying health problem and community capability of solving the health problems. The community empowerment model in health including the capabilities of identifying and of solving the health problems. The community internal and external factors at members of community level, community institution, community leadership, and information access played important role in community empowerment in health.
Peran Kepemimpinan, Modal Sosial, Akses Informasi serta Petugas dan Fasilitator Kesehatan dalam Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Sulaeman, Endang Sutisna; Murti, Bhisma; Waryana, Waryana
Kesmas Vol. 9, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Faktor internal komunitas yang berperan dalam pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah kepemimpinan dan modal sosial, sedangkan faktor eksternal komunitas yang berperan adalah akses informasi kesehatan, petugas dan fasilitator kesehatan. Tujuan penelitian adalah mengetahui dan menganalisis peran kepemimpinan, modal sosial, akses informasi kesehatan, petugas, dan fasilitator kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan. Desain penelitian adalah potong lintang dengan pendekatan penelitian kualitatif melalui metode studi kasus terpancang. Penelitian dilakukan selama tiga bulan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur dengan mengambil dua desa, yaitu Desa Bulus di Kecamatan Bandung dan Desa Tanggul Kundung di Kecamatan Besuki tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kepemimpinan dalam pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan pada program Desa Siaga adalah menyebarluaskan informasi, memberikan contoh, menyadarkan, memotivasi, membimbing, menggerakkan sasaran dan masyarakat, memfasilitasi dan mengalokasikan sumber daya. Peran modal sosial adalah saling percaya, kekerabatan, pertemanan, pertetanggaan, norma sosial, tolong menolong, kerjasama, dan jaringan masyarakat. Peran akses informasi kesehatan adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kesehatan, mengambil keputusan, dan meminta pelayanan kesehatan. Peran petugas kesehatan adalah sosialisasi, memberikan petunjuk, melatih, membina, memfasilitasi, menumbuhkembangkan partisipasi, serta memantau dan mengevaluasi program. Sedangkan peran fasilitator kesehatan adalah sosialisasi, memotivasi, memengaruhi pengambilan keputusan, memediasi masyarakat dan pemerintah, memfasilitasi dan menumbuhkembangkan partisipasi. The internal factors of community contributing to public empowerment in health sector were leadership and social capital, meanwhile the external factors included health information access, health duty and facilitator. This study aimed to determine and analyze the roles of leadership, social capital, information access, and health duty and facilitator within public empowerment in health sector. The study design was cross sectional with qualitative study approach through embeded case study method. The study was conducted in Tulungagung District, East Java by taking two villages namely Bulus Village at Bandung Subdistrict and Tanggul Kundung Village at Besuki Subdistrict in 2013. The result showed the roles of leadership and public empowerment in health sector in Alert Village program were spreading information, giving examples, awakening, motivating, educating, moving targets and the public, facilitating and allocating resources. The roles of social capital were mutual trust, kinship, friendship, neighborhood, social norms, mutual help and public network. The roles of health information access were improving health knowledge and skill, making decision and asking for health services. The roles of health duty were socialization, giving instructions, training, building, facilitating, developing participation as well as monitoring and evaluating the program. Meanwhile, the roles of health facilitators were socialization, motivating, influencing decision making, mediating public and government, facilitating and developing participation.
Development of Local Foodstuff-Based Complementary Food Porridge MP-ASI "SITOLE" Products as an Effort to Manage Stunting Waryana, Waryana; Wijanarka, Agus; Fadhilah, Dina
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 21 No 2 (2023): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/infokes.Vol21.Iss2.1173

Abstract

One of the causes of stunting is poor nutritional intake in infancy and recurrent illnesses due to an unhealthy environment. Mothers of under-five children are the potential strategic target to be empowered to manage stunting. They have to be empowered to meet nutritional needs during infancy. Complementary breast milk food containing calcium, zinc, selenium, iodine, Fe, protein, and phosphorus can be developed using local foodstuffs. This study aimed to investigate the impact of community empowerment training on the knowledge improvement of mothers regarding the development of locally sourced complementary feeding products (MP-ASI) as an intervention to address stunting issues and to formulate a nutrient-rich complementary food product for infants aged 6-12 months. The research design employed was a quasi-experimental study with a pre-and post-test with a control group design. The study subjects were mothers with infants aged 6-12 months residing in Triharjo Village, Kapanewon Pandak, who met the inclusion criteria and were willing to participate. Mothers who were unable to read and write were excluded from the study. The study was conducted in Triharjo Village, Kapanewon Pandak, Bantul, from April to July 2022. A total of 54 respondents, selected through simple random sampling, were included as the study sample out of 100 families population. Knowledge data were collected using a questionnaire as the data collection instrument and analyzed using the Dependent T-Test and Independent T-Test at a 95% confidence level. The results indicated a significant difference in knowledge improvement (delta) between the treatment and control groups. A locally sourced complementary food product for infants aged 6-12 months, named "SITOLE" porridge, was developed as an outcome. The development data of the MP-ASI product (Sitole porridge) were compiled using a group discussion method.