annashr, Nissa noor
Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Siliwangi

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ETERMINAN PERILAKU BAB (BUANG AIR BESAR) SEMBARANGAN DI DESA JAMBERAMA KECAMATAN SELAJAMBE KABUPATEN KUNINGAN annashr, Nissa noor
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 19, No 2 (2019)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.252 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v19i2.508

Abstract

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh sekretariat Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)di Indonesia, hingga tahun 2015, 62 juta (53%) penduduk pedesaan masih belum memiliki akses kesanitasi yang layak. 34 juta dari mereka masih melakukan BAB (buang air besar) sembarangan. Padatahun 2015, data dari Puskesmas Selajambe, menunjukkan bahwa 74,98% rumah tangga di DesaJamberama memiliki jamban di rumah mereka. Ini berarti bahwa ada 25,02% rumah tangga yang tidakmemiliki jamban di rumah mereka. Ini mengindikasikan bahwa mereka memiliki peluang untukmelakukan perilaku BAB sembarangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan prevalensiBAB sembarangan dan menganalisis faktor determinan dari perilaku BAB sembarangan di DesaJamberama, Kecamatan Selajambe. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2016dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dari populasi menggunakan teknik total samplingsehingga ada 469 sampel diundang untuk berpartisipasi. Variabel independen dan dependen diketahuimelalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Variabel independen adalah umur,jenis kelamin, status sosial ekonomi. Variabel dependen adalah perilaku BAB sembarangan. Analisisdata terdiri dari analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan chi square dan fisher exact. Hasilpenelitian menunjukkan prevalensi BAB sembarangan di wilayah studi adalah 6,8% (32 rumahtangga). Analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel umur (p = 0,715) dan jenis kelamin (p = 0,501)tidak berkontribusi terhadap perilaku BAB sembarangan. Sementara itu, status sosial ekonomi (p =0,037) menjadi faktor determinan dari perilaku BAB sembarangan.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan Filariasis di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Nissa Noor Annashr; Fathi Muhamad Rahmadi
ASPIRATOR - Journal of Vector-borne Disease Studies Vol 13 No 1 (2021): Jurnal Aspirator Volume 13 Nomor 1 2021
Publisher : Loka Litbang Kesehatan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.272 KB) | DOI: 10.22435/asp.v13i1.4621

Abstract

Lymphatic filariasis is a chronic infectious disease caused by parasitic nematodes. The worm can damage the human lymphatic system gradually then causing enlargement of the limbs, breasts and genitalia. Kuningan is an endemic regency for filariasis in West Java Province. Cilimus District was in the 2nd position as a district with the highest filariasis cases in Kuningan in 2017. This research was conducted in Cilimus District from May to June 2018 using a cross-sectional design. The population was all households in the Cilimus District with a sample size of 106 people who were taken using a simple random sampling technique. The independent variables studied were knowledge and attitudes regarding the prevention of filariasis, the dependent variable was the filariasis prevention practices. Data collection was carried out by interview using a questionnaire. Data analysis was performed by univariate and bivariate (chi-square test). The results showed that some respondents had good knowledge and positive attitudes about the prevention of filariasis (50%). The description of respondent practices showed that 82.1% of respondents took filariasis drug, 62.3% of respondents had the habit of using mosquito repellent, only 4.7% of respondents used mosquito nets, 49.1% of respondents put gauze wire, 47.2% of respondents did not have a habit of hanging clothes. The results of categorizing behavioral variables were found that more than half of the respondents (52.8%) had implemented good prevention practices. The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between knowledge and attitude with filariasis prevention practices (p <0.05).
UPAYA PENINGKATAN KESIAPAN LANSIA DALAM PROGRAM VAKSINASI COVID-19 Sri Maywati; Nissa Noor Annashr; Yuldan Faturrahman; Santiana Santiana
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.21 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i1.6581

Abstract

Abstrak: Partisipasi lansia dalam program vaksinasi di Indonesia masih rendah. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan kesiapan lansia dalam melakukan vaksinasi COVID-19. Kegiatan ini dilakukan di Posyandu Teratai Merah dan Posyandu Gelatik Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat yang melibatkan 35 orang lansia. Bentuk kegiatan berupa edukasi kesehatan menggunakan metode ceramah dengan dibantu media power point, leaflet dan booklet. Sebelum diberikan edukasi kesehatan, lansia diberikan pre-test dan setelah diberikan edukasi, lansia diberikan post-test sebagai bentuk evaluasi keberhasilan kegiatan edukasi kesehatan. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan terdapat peningkatan proporsi lansia yang menyatakan bersedia melakukan vaksinasi sebelum diberikan edukasi (19%) dan setelah diberikan edukasi kesehatan (52,4%). Proporsi lansia yang masih ragu, mengalami penurunan dari 52,4% sebelum diberikan edukasi menjadi 38,1% setelah diberikan edukasi. Sementara itu, lansia yang menyatakan tidak bersedia melakukan vaksinasi, proporsinya juga turun dari 28,6% sebelum diberikan edukasi menjadi 9,5% setelah diberikan edukasi. Abstract: The participation of the elderly in the vaccination program in Indonesia is still low. The purpose of this activity was to increase the readiness of the elderly in carrying out COVID-19 vaccinations. This activity was carried out at the Teratai Merah Posyandu and Gelatik Posyandu which involved 35 elderly people. The form of activity was in the form of health education using the lecture method with the power point media, leaflets and booklets. Before being given health education, the elderly were given a pre-test and after being given education, the elderly were given a post-test as a form of evaluating the success of health education activity. The results of activity showed that there was an increase in the proportion of the elderly who stated they were willing to vaccinate before being given education (19%) and after being given health education (52.4%). The proportion of elderly people who are still unsure, decreased from 52.4% before being given education and 38.1% after being given education. Meanwhile, the proportion of elderly who stated that they were not willing to vaccinate also decreased from 28.6% before being given education to 9.5% after being given education.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN PADA PEKERJA PT. X KABUPATEN SUMEDANG Nissa Noor Annashr; Risa Maharani; Cecep Heriana
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i1.2911

Abstract

Penyakit saluran pernapasan akibat paparan partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru manusia merupakan penyakit akibat kerja yang paling banyak dialami pekerja. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor yang berhubungan dengan gangguan pernafasan pada pekerja PT X. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif berdasarkan rancangan observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja yang ada di PT. X sebanyak 38 pekerja. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah total sampling sehingga besar sampel adalah  38 orang. Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini adalah umur, jenis pekerjaan, masa kerja, status gizi, konsumsi rokok dan penggunaan APD masker. Sementara itu, variabel terikat dalam penelitian ini adalah gangguan pernafasan. Intsrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu kuesioner, timbangan injak standar, dan microtoice. Analisis dilakukan dengan univariat dan bivariat (menggunakan uji fisher exact). Hasil analisis bivariat menunjukkan umur dan konsumsi rokok berhubungan secara signifikan dengan gangguan pernafasan (p = 0,051, p = 0,020). Sedangkan, variabel jenis pekerjaan, masa kerja, status gizi dan penggunaan alat pelindung diri masker tidak berhubungan secara signifikan dengan gangguan pernafasan.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN COVID-19 PADA MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU Nissa Noor Annashr; Puji Laksmini; Andy Muharry; Teni Supriyani; Rian Arie Gustaman
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v5i2.2456

Abstract

In October 2020, West Java became the province with the third highest positive confirmed case of COVID-19 in Indonesia, with 33,147 cases with a death of 649. The purpose of this study was to analyze the relationship between knowledge and attitudes with COVID-19 prevention behavior. This research iwa an analytic observational study with a cross sectional study design. The study was conducted in September 2020. The study population was people aged 12 years living in West Java Province. The sample in this study amounted to 2,502 people. The sample was people who are willing to fill out a questionnaire that is distributed online (google form) via whatsapp, instagram and facebook so that the sampling technique includes accidental sampling. The independent variables studied consisted of knowledge and attitudes, while the dependent variable was COVID-19 prevention behavior during (habit of keeping distance, washing hands with soap, using masks). The results of univariate analysis showed that more than half of the respondents had good knowledge (56.8%) and positive attitudes (54.6%). The majority of respondents had good COVID-19 prevention behavior (73.3%). The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between knowledge and attitude variables with COVID-19 prevention behavior (p 0.05). The OR value for the knowledge variable is 1.933 (95% CI: 1.616-2.312). Meanwhile, the OR value for the attitude variable is 3.067 (95% CI: 2.523-3.729). This study proves that knowledge and attitudes are significantly related to COVID-19 prevention behavior. 
Faktor Sosiodemografi yang Berhubungan dengan Penerapan Protokol Kesehatan di Provinsi Jawa Barat Nissa Noor Annashr; Neni Neni Neni; Rofiya Dienul Haq Ratnasari
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jukmas.v6i2.2419

Abstract

Kasus COVID-19 terus meningkat terutama sejak diberlakukannya era new normal. Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak ke-2 di Indonesia. Hingga tanggal 21 November 2021 terdapat 706.314 kasus di Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancangan cross-sectional. Penelitian dilaksanakan pada Bulan September 2020. Populasi penelitian adalah seluruh penduduk Provinsi Jawa Barat berumur ≥ 12 tahun. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengisi kuesioner secara sukarela yang disebarkan secara online melalui media sosial (whatsapp, Instagram, facebook), sehingga teknik pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling dan didapatkan sampel sebanyak 2.502 orang. Variabel bebas penelitian adalah faktor sosiodemografi, berupa pendidikan, jenis kelamin, umur, status pernikahan. Sementara itu, variabel terikat adalah penerapan protokol Kesehatan (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan). Setelah data dikumpulkan, data tersebut kemudian diolah dan dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan uji chi square dan multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel umur (p = 0,000; OR = 1,748), jenis kelamin (p = 0,000; OR = 2,626) dan status pernikahan (p = 0,000; OR = 1,867) memiliki hubungan signifikan dengan penerapan protokol kesehatan. Sementara itu, variabel tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan protokol kesehatan (p = 0,622). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin memiliki hubungan yang  paling kuat dengan penerapan protokol kesehatan (OR = 2,475).
PENGUATAN 5 PILAR SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING Nissa Noor Annashr; Andy Muharry; Neni Neni; Nisa Khoerunisa; Anissa Permata Sari; Novia Utamirazaayusaputri; Nur Andriansyah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 6 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i6.19342

Abstract

Abstrak: Kelurahan Tamansari merupakan kelurahan yang memiliki kasus stunting di Wilayah kerja Puskesmas Sangkali serta belum dideklarasikan sebagai kelurahan ODF (open defecation free) serta belum dilakukannya pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di sana. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait stunting dan STBM, meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menerapkan 5 pilar STBM sebagai langkah pencegahan stunting. Tahapan kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu (1) koordinasi dengan Posyandu Selakaso; (2 ) persiapan instrumen; (3) pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui kegiatan pemicuan dengan melakukan demonstrasi mengenai pencemaran air, mapping pencemaran lingkungan oleh feses manusia, sosialisasi, simulasi cuci tangan; dan (4) evaluasi, pengisian kuesioner pre-test dan post-test. Hasil dari kegiatan yang melibatkan 28 peserta menunjukkan terdapat peningkatan skor pengetahuan sebelum diberikan intervensi sebesar 62,04 menjadi 72,92 setelah diberikan intervensi. Terdapat peningkatan proporsi masyarakat yang memiliki pengetahuan baik setelah diberikan sosialisasi, dari 14,8% meningkat menjadi 51,9%. Masyarakat juga menjadi lebih sadar mengenai pentingnya menerapkan 5 pilar STBM dalam rangka mencegah terjadinya stunting.Abstract: Tamansari Village is a village that has cases of stunting in the working area of Sangkali Public Health Center and has not been declared an ODF (open defecation free) village and STBM (Community Based Total Sanitation) has not been triggered there. The aim of this activity was to increase knowledge of community regarding stunting and STBM, increase their awareness of the importance of implementing the 5 pillars of STBM as an effort to prevent stunting. The stages of this community service activity were (1) coordination with Posyandu Selakaso; (2) preparation of instruments; (3) implementation of activities carried out through triggering activities by conducting demonstrations regarding water pollution, mapping of environmental pollution by human feces, socialization, hand washing simulations; and (4) evaluation, filling out pre-test and post-test questionnaires. The results of activities involving 28 participants showed that there was an increase in knowledge scores before being given the intervention from 62.04 to 72.92 after being given the intervention. There was an increase in the proportion of people who had good knowledge after being given socialization, from 14.8% to 51.9%. The public has also become more aware of the importance of implementing the 5 pillars of STBM in order to prevent stunting.
OPTIMALISASI PERAN KADER, IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI MELALUI PARTICIPATORY HYGIENE AND SANITATION TRANSFORMATION SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING Nissa Noor Annashr; Andy Muharry; Dadan Yogaswara; Nisa Khoerunisa; Iis Aisyah; Audry Putri Fasya; Reyhandra Habib Yanuar; Ripal Anwar Awalludin
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 4 (2024): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i4.23607

Abstract

Abstrak: Prevalensi stunting di Kota Tasikmalaya tertinggi ke-9 di Jawa Barat (22,4%), lebih tinggi dari prevalensi stunting di Jawa Barat. Kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap kader, ibu hamil, ibu menyusui mengenai intervensi stunting melalui perbaikan sanitasi lingkungan, serta meningkatkan keterampilan mereka untuk mengolah makanan sesuai prinsip higiene dan sanitasi makanan. Kegiatan ini dilakukan melalui metode Participatory Hygiene And Sanitation Transformation (PHAST), dengan tahap: (1) persiapan; (2) tahap pelaksanaan dengan pengisian pre-test, penayangan video, brainstorming, penyuluhan, demonstrasi dan (3) evaluasi (pengisian post-test). Total peserta sebanyak 45 orang kader, ibu hamildan ibu menyusui. Hasil brainstorming menunjukkan peserta di wilayah Puskesmas Cihideung mengakui masih banyak masyarakat di sekitar mereka yang sudah memiliki jamban namun membuang limbahnya ke selokan. Peserta di wilayah Puskesmas Tamansari mengakui belum disiplin melakukan CTPS (cuci tangan pakai sabun). Sebelum kegiatan PHAST, rata-rata nilai pengetahuan peserta 10,37 meningkat menjadi 13,83 setelah kegiatan PHAST.Abstract: The prevalence of stunting in Tasikmalaya City was the 9th highest in West Java (22.4%), higher than the prevalence of stunting in West Java. Community service activities aim to increase the knowledge and attitudes of cadres, pregnant women and breastfeeding mothers regarding stunting interventions through improving environmental sanitation, as well as improving their skills in processing food according to the principles of food hygiene and sanitation. This activity was carried out using the Participatory Hygiene And Sanitation Transformation (PHAST) method, with stages: (1) preparation; (2) implementation stage by completing the pre-test, showing videos, brainstorming, counseling, demonstration; and (3) evaluation (filling in the post-test). The total number of participants was 45 people. The results of the brainstorming showed that participants in the Cihideung Public Health Center area admitted that there were still many people around them who already had toilets but threw their waste into the gutter. Participants in the Tamansari Public Health Center area admitted that they had not been disciplined in carrying out CTPS (washing hands with soap). Before the PHAST activity, the mean knowledge score of participants was 10.37, increasing to 13.83 after the PHAST activity.
EDUKASI KESEHATAN DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI MENGENAI PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE Nissa Noor Annashr; Neni Neni; Dadan Yogaswara; Andy Muharry
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 2 (2024): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.21091

Abstract

Abstrak: Kota Tasikmalaya yang terletak di Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah kematian DBD tertinggi di Indonesia yaitu 20 kasus kematian pada tahun 2020. Kegiatan pengabdian masyarakat ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta sikap santri Rumah Tahfidz Al-Ikhlas mengenai pencegahan DBD. Kegiatan ini dilaksanakan melalui 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan serta tahap evaluasi. Kegiatan edukasi kesehatan diselenggarakan pada Hari Senin, tanggal 24 Februari 2020 di Rumah Tahfidz Al-Ikhlas Tasikmalaya yang melibatkan 23 orang santri. Materi edukasi kesehatan disampaikan melalui metode ceramah dengan didukung oleh media power point. Evaluasi dilakukan dengan cara santri mengisi kuesioner pre-test dan post-test . Berdasarkan hasil dari kegiatan edukasi kesehatan, diketahui bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan santri dari 59,13 sebelum diberikan edukasi menjadi 80 setelah diberikan edukasi. Adapun skor rata-rata sikap juga meningkat dari 61,74 sebelum diberikan edukasi menjadi 76,52 setelah diberikan edukasi. Dapat disimbulkan bahwa edukasi kesehatan terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap santri mengenai pencegahan DBD.Abstract: The Tasikmalaya city, which is located in West Java Province, had the highest number of dengue hemorrhagic fever deaths in Indonesia, namely 20 deaths in 2020. Community service activities aimed to increase the knowledge and attitudes of Al-Ikhlas Tahfidz Boarding School students regarding dengue prevention. This activity was carried out in 3 stages, namely the preparation stage, implementation stage and evaluation stage. Health education activities were held on Monday, February 24 2020 at the Tasikmalaya Al-Ikhlas Tahfidz Boarding School involving 23 students. Health education material was delivered through the lecture method supported by power point media. Evaluation was carried out by students filling out pre-test and post-test questionnaires. Based on the results of health education activities, it was known that there has been an increase in the mean score of knomloedge among students from 59.13 before being given education to 80 after being given education. The mean score of attitude also increased from 61.74 before being given education to 76.52 after being given education. It can be concluded that health education had proven effective in increasing students' knowledge and attitudes regarding dengue prevention. 
UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN MINUM TABLET TAMBAH DARAH DAN GERAKAN SADAR GIZI PADA REMAJA DENGAN MEDIA KOMIK KESEHATAN Nissa Noor Annashr; Riska Sarofah; Aveny Septi Astriani; Reyhandra Habib Yanuar; Krisna Yanti
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 6 (2024): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i6.27119

Abstract

Abstrak: Data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya menunjukkan Puskesmas Purbaratu memiliki prevalensi anemia 31,96%, dimana remaja putri yang minum TTD (Tablet Tambah Darah) hanya 51,86% pada tahun 2023. Angka tersebut paling rendah di Kota Tasikmalaya. SMA N 3 Tasikmalaya adalah SMA yang berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Purbaratu. Adapun tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap positif siswi mengenai manfaat TTD dan pentingnya memiliki kesadaran gizi. Mitra kegiatan ini adalah SMA N 3 Tasikmalaya. Peserta kegiatan adalah siswi kelas XI sebanyak 104 orang. Metode pelaksanaan kegiatan melalui pengisian soal pre-test sebanyak 10 soal pengetahuan dan 8 soal sikap, pendistribusian komik kesehatan, penayangan video, edukasi kesehatan menggunakan metode ceramah dan power point di ruang aula SMAN 3, serta tahap evaluasi meliputi pengisian soal post-test sebanyak 10 soal pengetahuan dan 8 soal sikap. Kegiatan pengabdian masyarakat menghasilkan adanya peningkatan proporsi siswi yang memiliki pengetahuan dengan kategori baik dari 12,5% pada pre-test menjadi 80,8% pada post-test. Selain itu terdapat peningkatan skor sikap dari 15,3750 pada pre-test menjadi 18,1538 pada post-test.Abstract: Data from the Tasikmalaya City Health Office showed that the Purbaratu Health Center had an anemia prevalence of 31.96%, where adolescent girls who take TTD (Iron Supplement Tablets) were only 51.86% in 2023. This figure was the lowest in Tasikmalaya City. SMA N 3 Tasikmalaya is a high school located in the Purbaratu Health Center work area. The purpose of this community service activity was to increase the knowledge and positive attitudes of female students regarding the benefits of TTD and the importance of having nutritional awareness. The partner for this activity s SMA N 3 Tasikmalaya. The participants of the activity were 104 grade XI female students. The method of implementing the activity was through filling in pre-test questions of 10 knowledge questions and 8 attitude questions, distributing health comics, showing videos, health education using lecture and power point methods in the hall OF SMA 3 and the evaluation stage included filling in post-test questions of 10 knowledge questions and 8 attitude questions. Community service activities resulted in an increase in the proportion of female students who had good knowledge from 12.5% in the pre-test to 80.8% in the post-test. In addition, there was an increase in attitude scores from 15.3750 in the pre-test to 18.1538 in the post-test.