Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Intervensi Kesehatan dengan Media Video Tutorial terhadap Pengetahuan Ketahanan Pangan dan Gizi Keluarga Iseu Siti Aisyah; Neni Neni; Lesi Oktiwanti; Andi Eka Yunianto
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA) Vol. 4 No. 1 (2022): Volume 4 Nomor 1 April 2022
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36590/jika.v4i1.237

Abstract

Food security and the problem of fulfilling nutrition during the Covid-19 pandemic are new problems in the community because people are required to do physical distancing so that the spread of the virus can be reduced. This study aimed to analyze the effect of health interventions with video tutorials on food security and family nutrition knowledge during the Covid-19 pandemic. This research was an experimental study with a group pre and post-test design with a sample of 70 people. This research was carried out in 4 villages in Tasikmalaya City, namely Sukahurip Village, Sumelap Village, Sukamaju Kidul Village, and Cipedes Village with several samples. The intervention in this study was the provision of video tutorials on how to obtain food needs through planting in polybags and cultivating budikdamber which were published on youtube and distributed via WhatsApp to the public. Based on the Paired Sample T-test Dependent test between pretest and posttest scores, p-value=0,000 (p-value<0,05), it can be concluded that there is a significant difference between knowledge about family food security before and after being given a video. Giving videos affects increasing subjects knowledge. Researchers suggest further studies on the practice of directly applying it in real life at home.
Faktor Sosiodemografi yang Berhubungan dengan Penerapan Protokol Kesehatan di Provinsi Jawa Barat Nissa Noor Annashr; Neni Neni Neni; Rofiya Dienul Haq Ratnasari
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) Vol 6, No 2 (2022): Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jukmas.v6i2.2419

Abstract

Kasus COVID-19 terus meningkat terutama sejak diberlakukannya era new normal. Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak ke-2 di Indonesia. Hingga tanggal 21 November 2021 terdapat 706.314 kasus di Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancangan cross-sectional. Penelitian dilaksanakan pada Bulan September 2020. Populasi penelitian adalah seluruh penduduk Provinsi Jawa Barat berumur ≥ 12 tahun. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengisi kuesioner secara sukarela yang disebarkan secara online melalui media sosial (whatsapp, Instagram, facebook), sehingga teknik pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling dan didapatkan sampel sebanyak 2.502 orang. Variabel bebas penelitian adalah faktor sosiodemografi, berupa pendidikan, jenis kelamin, umur, status pernikahan. Sementara itu, variabel terikat adalah penerapan protokol Kesehatan (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan). Setelah data dikumpulkan, data tersebut kemudian diolah dan dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan uji chi square dan multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel umur (p = 0,000; OR = 1,748), jenis kelamin (p = 0,000; OR = 2,626) dan status pernikahan (p = 0,000; OR = 1,867) memiliki hubungan signifikan dengan penerapan protokol kesehatan. Sementara itu, variabel tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan protokol kesehatan (p = 0,622). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin memiliki hubungan yang  paling kuat dengan penerapan protokol kesehatan (OR = 2,475).
EDUKASI GIZI DAN PELATIHAN IKAN PATIN SEBAGAI SALAH SATU MAKANAN ALTERNATIF PENINGKATAN KECUKUPAN PROTEIN DAN PENCEGAHAN STUNTING Andi Eka Yunianto; Iseu Siti Aisyah; Neni Neni; DIan Siti Fatimah; Aviaty Dwina Aulia; Diya Salsabila; Sari Khairinisa; Siti Ratna Ningsih; Vira Paujiah Nuriyah; Zahra Tazkianisa Hadi
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i1.12028

Abstract

Abstrak: Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya. Tujuan dari pengabdian ini berfokus pada pengembangan potensi pengolahan bahan pangan lokal yaitu sosis berbahan dasar ikan patin untuk meningkatkan konsumsi zat gizi terutama protein sebagai upaya pencegahan stunting pada balita melalui metode penyuluhan dengan media booklet dan demonstrasi pembuatan sosis berbahan dasar ikan patin yang bekerjasama dengan Kelompok Wanita Tani yang berlokasi di Kelurahan Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya dengan jumlah responden sebanyak 31 orang. Responden diberikan pretest terlebih dahulu sebelum pemberian edukasi, untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan responden terhadap materi yang akan diberikan. Selanjutnya posttest diberikan setelah materi edukasi tersampaikan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh nilai rata-rata pretest responden 6,55% dan pada posttest 8,23%. Hal ini berarti terjadi peningkatan nilai pengetahuan siswa setelah mendapatkan edukasi.Abstract: Stunting is a condition of failure to thrive in children under five due to chronic malnutrition so that children are shorter for their age. The purpose of this service focuses on developing the potential for processing local food ingredients, namely sausages made from catfish to increase the consumption of nutrients, especially protein as an effort to prevent stunting in toddlers through counseling methods with booklet media and demonstrations of making sausages made from catfish in collaboration with the farmer women's group located in Parakannyasag Village, Indihiang District, Tasikmalaya City with a total of 31 respondents. Respondents were given a pretest before giving education, to find out the extent of the respondent's knowledge of the material to be given. Furthermore, the posttest is given after the educational material is delivered. Based on the results of the descriptive analysis, the average pretest value of the respondents was 6.55 and the post-test was 8.23. This means that there is an increase in the value of students' knowledge after receiving education. 
Intervensi Edukasi Gizi terhadap Kader Posyandu Dalam Rangka Mengatasi Malnutrisi Iseu Siti Aisyah; Neni Neni; Yuldan Faturahman
Jurnal Abmas Negeri (JAGRI) Vol. 4 No. 1 (2023): Volume 4 Nomor 1 Juni 2023
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36590/jagri.v4i1.599

Abstract

Pandemi Covid-19 mempunyai dampak yang sangat besar bagi sektor kesehatan masyarakat di Indonesia khususnya mengenai tingkat kecukupan gizi. Asupan gizi di masa pandemi penting diperhatikan untuk meningkatkan imunitas agar tidak mudah terpapar virus Covid-19. Sayangnya kalangan banyak balita yang mengalami malnutrisi. Angka stunting yang meningkat di Kota Tasikmalaya, termasuk wasting dan underweight. Pelatihan pemberian edukasi gizi kepada kader posyandu mengenai malnutrisi dan tanda serta gejalanya diharapkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu meningkat sehingga mereka dapat mengidentifikasi kejadian malnutrisi pada balita di posyandunya. Hasil yang didapatkan yaitu rata-rata skor pretest peserta adalah 5,44 dan hasil rata-rata post test peserta adalah 6,58. Berdasarkan hasil uji perbedaan di atas, didapatkan hasil nilai sig 2-tailed yaitu 0,0001 (p-value< 0,05) yang artinya ada perbedaan antara nilai pretest dan posttest atau ada pengaruh pemberian materi terhadap peningkatan pengetahuan kader tentang malnutrisi. Kegiatan Pelatihan ini diberikan kepada kader posyandu di dua Puskesmas yaitu Mangkubumi dan Sukalaksana.
PENERAPAN TEKNOLOGI DAPUR HIDUP SIAGA STUNTING MELALUI PELATIHAN BUDIKDAMBER DAN BUDIDAYA CHAYA KEPADA IBU BALITA: Implementation Of Ready-To-Use Therapeutic Food Technology Through Budikdamber Training And Chaya Cultivation For Mothers Of Toddlers Taufiq Firdaus Al-Ghifari Atmadja; Nur Arifah Qurota A’yunin; Neni Neni
MESTAKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 5 (2023): Oktober 2023
Publisher : Pakis Journal Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58184/mestaka.v2i5.147

Abstract

Stunting is a chronic nutritional problem caused by prolonged insufficient intake of nutrients due to inappropriate feeding practices over an extended period. Based on interviews with community health workers and mothers of toddlers in the Karanganyar area, the high prevalence of stunting is suspected to be due to the lack of understanding among the community regarding the importance of nutrition for child growth and development. Therefore, a solution that can be pursued involves the creation of locally sourced complementary feeding (MPASI) that is economically friendly yet rich in nutritional content, through the introduction of the Stunting Alert Kitchen (Dapur Hidup Siaga Stunting) using the budikdamber method and chaya cultivation. The implementation of this solution includes Focus Group Discussions (FGD), Stunting Alert Kitchen training and practice sessions for budikdamber and chaya cultivation, as well as guidance, monitoring, and evaluation. The outcomes of these activities include enthusiastic participation from the attendees. The sessions began with an introduction to chaya cultivation. Cultivating chaya plants is relatively simple as they do not require special treatment. Growing chaya in household gardens can support the household's food security by providing nutritious vegetables, enhancing overall health, and ensuring optimal nutritional intake. The subsequent activity involved budikdamber training. The advantage of budikdamber is its ability to serve as a means of fish cultivation in buckets without the need for pond space. It also allows for hydroponic cultivation of vegetables, which piqued the interest of mothers of toddlers.
PENGUATAN 5 PILAR SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING Nissa Noor Annashr; Andy Muharry; Neni Neni; Nisa Khoerunisa; Anissa Permata Sari; Novia Utamirazaayusaputri; Nur Andriansyah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 6 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i6.19342

Abstract

Abstrak: Kelurahan Tamansari merupakan kelurahan yang memiliki kasus stunting di Wilayah kerja Puskesmas Sangkali serta belum dideklarasikan sebagai kelurahan ODF (open defecation free) serta belum dilakukannya pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di sana. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait stunting dan STBM, meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menerapkan 5 pilar STBM sebagai langkah pencegahan stunting. Tahapan kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu (1) koordinasi dengan Posyandu Selakaso; (2 ) persiapan instrumen; (3) pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui kegiatan pemicuan dengan melakukan demonstrasi mengenai pencemaran air, mapping pencemaran lingkungan oleh feses manusia, sosialisasi, simulasi cuci tangan; dan (4) evaluasi, pengisian kuesioner pre-test dan post-test. Hasil dari kegiatan yang melibatkan 28 peserta menunjukkan terdapat peningkatan skor pengetahuan sebelum diberikan intervensi sebesar 62,04 menjadi 72,92 setelah diberikan intervensi. Terdapat peningkatan proporsi masyarakat yang memiliki pengetahuan baik setelah diberikan sosialisasi, dari 14,8% meningkat menjadi 51,9%. Masyarakat juga menjadi lebih sadar mengenai pentingnya menerapkan 5 pilar STBM dalam rangka mencegah terjadinya stunting.Abstract: Tamansari Village is a village that has cases of stunting in the working area of Sangkali Public Health Center and has not been declared an ODF (open defecation free) village and STBM (Community Based Total Sanitation) has not been triggered there. The aim of this activity was to increase knowledge of community regarding stunting and STBM, increase their awareness of the importance of implementing the 5 pillars of STBM as an effort to prevent stunting. The stages of this community service activity were (1) coordination with Posyandu Selakaso; (2) preparation of instruments; (3) implementation of activities carried out through triggering activities by conducting demonstrations regarding water pollution, mapping of environmental pollution by human feces, socialization, hand washing simulations; and (4) evaluation, filling out pre-test and post-test questionnaires. The results of activities involving 28 participants showed that there was an increase in knowledge scores before being given the intervention from 62.04 to 72.92 after being given the intervention. There was an increase in the proportion of people who had good knowledge after being given socialization, from 14.8% to 51.9%. The public has also become more aware of the importance of implementing the 5 pillars of STBM in order to prevent stunting.
PELATIHAN PEMBUATAN SARI TEMPE DALAM RANGKA PENINGKATAN STATUS GIZI BALITA AGAR TERHINDARI PENYAKIT TB PARU DI DESA TANJUNGSARI DAN DESA CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA Iseu Siti Aisyah; Neni Neni
Jurnal Pengabdian Siliwangi Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : LPPM Univeristas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jsppm.v5i2.873

Abstract

Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penderita TB paru dengan kejadian status gizi kurang (Aisyah Iseu Siti, 2018). Hal ini mengindikasikan bahwa seseorang yang menderita penyakit TB seiring dengan berjalannya waktu akan mengalami gizi kurang yang disebabkan oleh menurunnya asupan gizi yang memadai.Tempe merupakan salah satu pangan murah yang tinggi akan kandungan protein. Kandungan protein tempe yang tinggi diharapkan dapat membantu meningkatkan status gizi pada penderita TB Paru. Pengolahan tempe menjadi pangan yang lebih mudah untuk dikonsumsi selain dengan cara digoreng dan dikukus adalah dengan membuat tempe menjadi minuman sari tempe sehingga akan lebih meningkatkan asupan protein dengan melihat kemudahan dalam mengkonsumsi tempe tersebut tanpa harus melalui proses penggoreng yang sudah biasa dilakukan dimasyarakat.Berdasarkan hasil temuan tersebut maka kami ingin berkontribusi dengan melaksanakan kegiatan Pelatihan Pembuatan Sari Tempe pada keluarga penderita TB Paru dalam rangka Peningkatan Status Gizi penderita Tb Paru di Desa Tanjungsari dan Desa Cineam Kabupaten Tasikmalaya. Melalui pelatihan diharapkan minuman sari tempe dapat menjadi alternatif konsumsi pangan tinggi protein yang bermanfaat untuk meningkatkan status gizi dan status kesehatan pada penderita TB paru dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat cara pengolahan tempe menjadi minuman sari tempe.Pelatihan sari tempe diadakan pada tanggal 15 Juni 2019 di aula madrasah desa Tanjungsari yang dihadiri 30 orang dan tanggal 16 Juni 2019 di aula madrasah desa Cineam yang dihadiri 25 orang. Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata skor pretest peserta adalah 81, 2 dan hasil rata-rata post test peserta adalah 89,5. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan pengetahuan peserta elatihan tentang pentingnya makanan sehat terutama sari tempe bagi pencegahan penyakit Tb paru. 
EDUKASI KESEHATAN DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI MENGENAI PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE Nissa Noor Annashr; Neni Neni; Dadan Yogaswara; Andy Muharry
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 2 (2024): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.21091

Abstract

Abstrak: Kota Tasikmalaya yang terletak di Provinsi Jawa Barat memiliki jumlah kematian DBD tertinggi di Indonesia yaitu 20 kasus kematian pada tahun 2020. Kegiatan pengabdian masyarakat ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta sikap santri Rumah Tahfidz Al-Ikhlas mengenai pencegahan DBD. Kegiatan ini dilaksanakan melalui 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan serta tahap evaluasi. Kegiatan edukasi kesehatan diselenggarakan pada Hari Senin, tanggal 24 Februari 2020 di Rumah Tahfidz Al-Ikhlas Tasikmalaya yang melibatkan 23 orang santri. Materi edukasi kesehatan disampaikan melalui metode ceramah dengan didukung oleh media power point. Evaluasi dilakukan dengan cara santri mengisi kuesioner pre-test dan post-test . Berdasarkan hasil dari kegiatan edukasi kesehatan, diketahui bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan santri dari 59,13 sebelum diberikan edukasi menjadi 80 setelah diberikan edukasi. Adapun skor rata-rata sikap juga meningkat dari 61,74 sebelum diberikan edukasi menjadi 76,52 setelah diberikan edukasi. Dapat disimbulkan bahwa edukasi kesehatan terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap santri mengenai pencegahan DBD.Abstract: The Tasikmalaya city, which is located in West Java Province, had the highest number of dengue hemorrhagic fever deaths in Indonesia, namely 20 deaths in 2020. Community service activities aimed to increase the knowledge and attitudes of Al-Ikhlas Tahfidz Boarding School students regarding dengue prevention. This activity was carried out in 3 stages, namely the preparation stage, implementation stage and evaluation stage. Health education activities were held on Monday, February 24 2020 at the Tasikmalaya Al-Ikhlas Tahfidz Boarding School involving 23 students. Health education material was delivered through the lecture method supported by power point media. Evaluation was carried out by students filling out pre-test and post-test questionnaires. Based on the results of health education activities, it was known that there has been an increase in the mean score of knomloedge among students from 59.13 before being given education to 80 after being given education. The mean score of attitude also increased from 61.74 before being given education to 76.52 after being given education. It can be concluded that health education had proven effective in increasing students' knowledge and attitudes regarding dengue prevention.