Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

ALTERNATIF PENENTUAN BATAS CAIR DAN BATAS PLASTIS DENGAN TIGA VARIASI BERAT KONUS MENGGUNAKAN METODE LEE DAN FREEMAN (2009) Widjaja, Budijanto; Sundayo, Priscillia
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.082 KB) | DOI: 10.24002/jts.v14i1.1018

Abstract

For fine soils, the most common laboratory tests are Atterberg limits, i.e. plastic andliquid limits. This paper presents two standards for determining liquid limit: ASTM and BritishStandards. Both standards use Casagrande cup and fall cone penetrometer tests. In spite of thefact from its a dvantage and shortcoming, fall cone penetrometer tends the minimum operatormistakes comparing to Casagrande cup. Moreover, a lack for determining plastic limit using byrolling soil samples with three mm in diameter also is caused by operator error. To reduce thathuman error, Lee and Freeman recommend using fall cone penetrometer to obtain plastic andliquid limits by a combination of two distinct weight of cones. In this research, tests wereconducted using two combinations of two different weight of cones. There are 12 remoldedsamples taken from Java and Madura islands. A combination using cones with single anddouble standard weight gives a better result that a combination with single and triple standardweight. The contribution of this research at least gives an alternative way to determine plasticand liquid limits using fall cone penetrometer test. Abstrak: Untuk penyelidikan tanah geoteknik, umumnya pada tanah butir halus diujibatas-batas Atterberg yaitu berupa batas cair dan batas plastis. Makalah ini menyajikandua standar pengujian untuk batas cair yaitu standar ASTM dan British. Kedua standartersebut masing-masing menggunakan Casagrande cup dan fall cone penetrometer. Di balikkelebihan dan kekurangannya, fall cone penetrometer cenderung memberikan nilaikesalahan operator yang lebih rendah dibandingkan dengan Casagrande cup. Selain itu,dengan standar untuk menentukan batas plastis juga memiliki kekurangakuratan karenaproses penggulungan tanah dengan diameter 3 mm tergantung kepada pengalaman operator.Dengan tujuan untuk mengurangi kesalahan manusia tersebut, Lee dan Freemanmengusulkan penggunaan fall cone penetrometer test untuk menentukan batas plastisselain batas cair dengan menggunakan kombinasi dari dua berat konus yang berbeda.Di dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan dua macamkombinasi dua berat konus yang berbeda. Sampel tanah yang diuji adalah sampelremolded sebanyak 12 buah yang tersebar lokasi pengambilan sampelnya di Pulau Jawa danMadura. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi konus standar dankonus dengan berat dua kali berat konus standar memberikan hasil yang lebih baikdibandingkan dengan kombinasi konus standar dan konus dengan tiga kali berat konusstandar. Kontribusi penelitian ini sekurang-kurangnya memberikan alternatif lainpenentuan batas plastis dan batas cair dengan menggunakan fall cone penetrometer test.Kata kunci: batas cair, batas plastis, metode Lee dan Freeman, fall cone penetrometer,variasi konus
KAJIAN STABILITAS TITIK P21 LERENG TANGGUL PENAHAN LUMPUR SIDOARJO Widjaja, Budijanto; Alfionida, Virda
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1533.01 KB) | DOI: 10.24002/jts.v14i2.1529

Abstract

Munculnya semburan lumpur panas di Porong Sidoarjo, Jawa Timur sejak tahun 2006, telah mengakibatkan tergenangnya kawasan pemukiman dan pertanian serta memiliki potensi bahwa lumpur tersebut masih tetap menyembur beberapa tahun ke depan. Sejumlah upaya telah dilakukan diantaranya dengan membuat tanggul panahan lumpur. Berdasarkan pengamatan visual yang dilakukan dilihat dari struktur luar tanggul, tanggul masih dalam keadaan yang cukup baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor keamanan terhadap stabilitas lereng pada tanggul Lumpur Sidoarjo terutama pada titik P21. Faktor keamanan yang dianalisis menggunakan program komputer Plaxis. Simulasi dilakukan secara bertahap sesuai dengan urutan konstruksi timbunan yang telah direncanakan hingga saat setelah konstruksi selesai dilaksanakan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa faktor keamanan berubah terhadap waktu dan memiliki nilai kritis pada saat konstruksi timbunan selesai dilakukan yaitu sebesar 0.99. Kemudian, faktor keamanan meningkat setelah proses konsolidasi pada tahun ke-8 yaitu 1.59. Secara umum, berdasarkan hasil simulasi ini dan asumsi yang ada, tanggul P21 berada dalam kondisi aman terhadap longsoran.
Studi Kasus Aliran Lumpur di Desa Pasir Panjang Menggunakan Program FLO-2D Widjaja, Budijanto; Wibowo, Dzaky Mahesa
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 3 (2019): Edisi Khusus 2 : Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.328 KB) | DOI: 10.12962/j26151847.v3i0.5732

Abstract

Indonesia merupakan negara rawan bencana tanah longsor. Aliran lumpur (mudflow) merupakan salah satu jenis gerakan tanah yang dapat terjadi secara alamiah dan merupakan bencana alam geologi yang sering terjadi, salah satunya adalah pada bencana tanah longsor di Desa Pasir Panjang, Salem, Brebes. Mudflow merupakan salah satu tipe pergerakan tanah dalam kondisi jenuh air dengan dominan perilaku ditentukan oleh tanah butir halus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh parameter tanah dari material longsoran di Desa Pasir Panjang, memperoleh parameter reologi berupa yield stress dan viskositas, dan mengetahui perilaku pergerakan tanah dengan menggunakan program FLO-2D. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan uji kadar air, uji berat jenis, uji Atterberg, uji hidrometer, uji saringan basah, uji fall cone penetrometer dan uji flow box. Sampel tanah yang digunakan terdiri dari 2 sampel, sampel 1 merupakan sumber area sedangkan sampel 2 merupakan deposisi area. Parameter tanah dan parameter reologi yang telah didapat digunakan pada program FLO-2D dengan 4 variasi liquidity index (LI) pada tiap sampel, yaitu 0.9, 1, 1.1, dan 1.2. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa semakin besar LI pada suatu sampel tanah, nilai viskositas dan nilai yield stress akan semakin kecil. Hasil simulasi numerik menunjukkan bahwa aliran lumpur ini dapat terjadi pada saat kadar air mencapai nilai batas cairnya.
Landslide and Mudflow Behavior Case Study in Indonesia: Rheology Approach Widjaja, Budijanto
IPTEK Journal of Proceedings Series No 3 (2019): International Conference on Engineering Technology Advance Science and Industrial Appli
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2019i3.5849

Abstract

Landslides and mudflows, both of which are triggered by rainwater and earthquakes, frequently occur in Indonesia. However, a conceptual and analytical understanding of these phenomena has yet to be achieved. The conventional calculation method (i.e., the limit equilibrium method) has not been able to predict the affected area after a landslide. Therefore, a rheological approach, the Bingham model (yield stress and viscosity), was applied in this research. Twelve cases of soil movement were assessed. High-plasticity silt is a type of fine soil with the potential to cause landslides and mudflows. This study comprises field data collection, soil sampling, laboratory testing, numerical modeling with a specific software, and result analyses. This study contributes explanation for the movement mechanism based on soil type, source area position to deposition area. New test laboratory innovation (flow box test) was introduced, and landslide and mudflow classification based on rheology approach were proposed. Examples of soil movement mitigation strategies are also presented to provide an overview of protective efforts against landslides and mudflows.
Viscosity and Liquidity Index Relation for Elucidating Mudflow Behavior Budijanto Widjaja; Shannon Hsien-Heng Lee
International Conference on Engineering and Technology Development (ICETD) 2013: 2nd ICETD 2013
Publisher : Bandar Lampung University (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.757 KB)

Abstract

The mechanism of mudflow, which is a type of mass movement, is different from that of landslide. A landslide has a discrete failure surface, whereas a mudflow has flow characteristics. Hence, the conventional approach of explaining the characteristics of landslide is not applicable in mudflow. The adaptation of rheological models, such as the Bingham and Herschel–Bulkley models, is required to explain the characteristics of mudflow. Qualitative classifications of mudflow based on water content are also available. The mass movement of mudflow is initiated when the water content of the mudflow is equal to or higher than its liquid limit. Thus, the mass movement of mudflow occurs when the mud is in a viscous liquid state. However, up to now, a detailed explanation on how mudflow is initiated by using a rheological approach is nonexistent. In this study, a flow box test is developed to determine the rheological parameters of mud, including yield stress and viscosity. This test is established to overcome the lack of conventional viscometers, which can only measure the rheological properties of mud in a viscous liquid state. The flow box test utilized the Bingham model and a couple of trap door mechanisms. Results are then interpreted using a method similar to the Herschel–Bulkley model. The flow box test provides reliable results for both plastic and viscous liquid states. Results show that the mudflow characteristics can be explained based on the changes in viscosity. Sudden changes in viscosity occur when the mud reaches its liquid limit, implying that mudflow is possibly triggered when the soil water content of the mud is equal to its liquid limit. The results of this study provide a detailed explanation of mudflow initiation. 
MODEL FISIK FLUME CHANNEL DI LABORATORIUM UNTUK SIMULASI PERGERAKAN DAN DEPOSISI MUDFLOW Budijanto Widjaja; Paulus Pramono Raharjo; Anastasia Sri Lestari
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2010)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.141 KB)

Abstract

Indonesia terletak di Circum Pacific dengan karakter curah hujan tinggi dan vulkanik aktif. Kondisi ini dapat menuai permasalahan baru yakni inisiasi pergerakan tanah yang dikenal se-bagai mudflow. Penelitian ini dimulai dengan klasifikasi, karakteristik, proses konseptual inisiasi beserta rheologi mudflow. Untuk menyimulasikan pergerakan mudflow, dibuat model fisik di laboratorium yaitu flume channel. Karakteristik mudflow seperti jarak travel dan kecepatan sehubungan dengan variasi kemiringan lereng 30-40°, sangat tergantung pada kadar air, batas cair, dan viskositas material. Material utama yang digunakan adalah material kaolin yang dikombinasikan dengan material pasir. Jadi, dapat diperoleh variasi batas cair yang berbeda yakni antara 31.2 hingga 63.6. Penambahan pasir secara jelas mengurangi plastisitas tanah dan reduksi batas cair. Aspek rasio lebar flume channel terhadap jarak travel yang digunakan adalah antara 0.06-0.37. Peningkatan batas cair umumnya diikuti peningkatan aspek rasio. Rentang ini sesuai dengan rekomendasi dari Liu dan Mason (2009) yakni antara 0.05-0.30. Secara umum, parameter yang menentukan pergerakan mudflow adalah batas cair, kadar air, kemiringan lereng, dan viskositas. Penelitian ini memiliki kontribusi untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang karakteristik pergerakan mudflow dan berguna di dalam pengembangan peta zonasi resiko longsor agar dapat memberikan tingkat keamanan pada penduduk yang bermukim di bawah lereng.
SIMULASI LUAPAN LUMPUR DI TITIK 42 TANGGUL PENAHAN LUMPUR SIDOARJO Budijanto Widjaja; Paulus Pramono Raharjo; Siska Rustiani; Soerjadedi Sastraadmatja; Ignatius A Bagus WP; Enry Kam
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2010)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.221 KB)

Abstract

Kejadian Lumpur Sidoarjo atau LUSI yang terjadi sejak tahun 2006 di Porong, Sidoarjo merupakan salah satu fenomena geologi dan geoteknik yang menarik untuk diteliti. Material lumpur memiliki karakteristik unik yaitu merupakan material Non-Newtonian dan mengikuti model reologi Bingham. Aplikasi model ini ditandai dengan adanya yield stress dan viskositas. Lumpur dengan material utama berupa lempung ini memiliki kadar air di atas batas cairnya. Oleh karena itu, nilai yield stress dapat mencapai 2 kPa. Di dalam makalah ini, dibahas penentuan parameter reologi LUSI dengan menggunakan uji laboratorium yaitu Moving Ball Test selain indeks properti lumpur seperti batas-batas Atterberg, kadar air, berat jenis, dan analisis saringan. Sebanyak tiga buah sampel lumpur diambil di lokasi untuk diuji. Dasar teori yang digunakan pada uji tersebut adalah kesetimbangan bola dengan persamaan Navier-Stokes. Kurva yang diperoleh berupa hubungan antara shear stress dan shear strain rate. Dari kurva tersebut dapat diturunkan parameter reologi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai yield stress LUSI berada dalam rentang 145 -450 Pa dan viskositas berada dalam rentang 0.05 –0.13 kPa-s. Simulasi numerik dengan menggunakan program Flo2d dilakukan dengan mengasumsikan terjadi keruntuhan tanggul penahan lumpur pada titik tertentu di sisi Barat Jalan Raya Porong Sidoarjo. Hasil simulasi menunjukkan bahwa luas sebaran dan ketebalan deposisi lumpur sangat dipengaruhi oleh parameter reologi. Oleh karena itu, dapat dikembangkan peta resiko bencana yang tergantung pada parameter reologi.Kata-kata kunci: Bingham, lumpur Sidoarjo, viskositas, yield stress
PENENTUAN VISKOSITAS DAN SIMULASI MUDFLOW SUKARESMI-CIANJUR BERDASARKAN HASIL FLOW BOX TEST Budijanto Widjaja; Paulus P Raharjo; Wahyuning Aila; Nessiana Novita
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2013)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1429.784 KB)

Abstract

Di Indonesia ini seperti yang kita ketahui banyak daerah yang rawan Mudflow merupakan bentuk perpindahan material tanah yang berupa aliran tanah pada tanah berbutir halus jenuh air. Mudflow terjadi saat tanah berada pada kondisi viscous liquid atau nilai indeks kecairan lebih dari 1. Mudflow yang terjadi di Sukaresmi, Cianjur pada Januari 2013 akan dianalisis pergerakannya dari daerah inisiasi hingga berhenti di daerah deposisi menggunakan bantuan program FLO-2D dengan parameter reologi berupa viskositas () dan yield stress (y) yang didapatkan dari hasil uji Flow Box. Simulasi akan dilakukan pada 3 Skenario berbeda, yaitu saat kadar air (w) lebih kecildari batas cair (LL), wsama dengan LL, dan wlebih besar dari LL. Sehingga dapat dilakukan suatu verifikasi dan validasi hasil uji Flow Box menggunakan program FLO-2D. Dari hasil simulasi program dapat diketahui bahwa mudflow terjadi saat kadar air sama dengan atau melebihi batas cair, dan nilai parameter reologi berpengaruh terhadap perilaku aliran mudflow. Kata kunci: Mudflow, kadar air, batas cair, FLO-2D, viskositas, yield stress
Perbandingan Yield Stress dan Viskositas menggunakan Vane Shear Test dan Flow Box Test untuk Menjelaskan Perilaku Mudflow Budijanto Widjaja; Paulus P. Rahardjo; Adinda Raditya Putri; David Wibisono Setiabudi; Ivan Octora
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3833.677 KB)

Abstract

Di Indonesia ini seperti yang kita ketahui banyak daerah yang rawan Mudflow merupakan bentuk perpindahan material tanah yang berupa alirantanah pada tanah berbutir halus jenuh air. Mudflow terjadi saat tanah berada pada kondisi viscous liquid atau nilai indeks kecairan lebih dari 1. Mudflow yang terjadi di Sukaresmi, Cianjur pada Januari 2013 akan dianalisis pergerakannya dari daerah inisiasi hingga berhenti di daerah deposisi menggunakan bantuan program FLO-2D dengan parameter reologi berupa viskositas () dan yield stress (y) yang didapatkan dari hasil uji Flow Box. Simulasi akan dilakukan pada 3 Skenario berbeda, yaitu saat kadar air (w) lebih kecildari batas cair (LL), wsama dengan LL, dan wlebih besar dari LL. Sehingga dapat dilakukan suatu verifikasi dan validasi hasil uji Flow Box menggunakan program FLO-2D. Dari hasil simulasi program dapat diketahui bahwa mudflow terjadi saat kadar air sama dengan atau melebihi batas cair, dan nilai parameter reologi berpengaruh terhadap perilaku aliran mudflow.Kata kunci: Mudflow, kadar air, batas cair, FLO-2D, viskositas, yield stress
KAJIAN GEOTEKNIK INFRASTRUKTUR UNTUK KOTA PADANG MENGHADAPI ANCAMAN GEMPA DAN TSUNAMI Paulus Pramono; Budijanto Widjaja; Sylvia Herina; Anastasia Sri Lestari; Aswin Lim; Siska Rustiani; Stefani Wiguna; Vienti Hapsari
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12029.498 KB)

Abstract

Latar belakang Gempa 30 September 2009 sebagai “alarm” bagi kota Padang, posisi kota Padang menghadapi resiko bencana dimasa mendatang, khsusnya terhadap Gempa megathrust dan Benioffyang berpotensi menimbulkan resiko tsunami dan liquifaksi. Banyaknya bangunan yang gagal akibat liquefaksi, pengalaman beberapa peneliti dalam penanganan kasus di Padang.Metode kajian berupa site visit ke lokasi, pengumpulan data-data kerusakan kota Padang saat gempa 29 September 2009, data-data geologi dan kegempaan, data bor dan CPT / CPTu, analisis likuifaksi menggunakan konsep NCEER dan perhitungan Liquefaction Potensial Index (LPI), pemetaan kerentanan terhadap likuifaksi dan tinjauan bahaya tsunami di kota Padang.Kesimpulan dan rekomendasi dari studi:(1) Tanah dikota Padang lapisan atas didominasi oleh pasir halus yang memiliki konsistensi lepas hingga sedang dan berpotensi mengalami liquefaksi dengan tingkat yang amat tinggi.(2) Masalah keamanan bangunan di Padang, bukan saja akibat dari kondisi bangunan yang buruk, mungkin tidak dirancang dan dilaksanakan terhadap gempa, tetapi kondisi tanah dasar juga memerlukan perhatian khususnya bahaya liquefaksi yang dapat mengakibatkan kegagalan pada pondasi dan selanjutnya dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur atas secara langsung.(3) Untuk bangunan yang masih survive, maka proteksi yang dapat diterapkan disamping peninjauan dan perkuatan struktur adalah dengan melakukan underpinning atau grout pada lapis tanah pasir dibawahpondasi. Bangunan bangunan yang sudah tidak dapat digunakan karena tingkat kerusakan yang berat maka sebaiknya pondasi dirancang ulang untuk menahan kemungkinan terjadinya potensi liquefaksi misalnya dengan menggunakan pondasi dalam sebagai sub struktur.(4) Zonasi kerentanan terhadap likuifaksi dapat dilakukan berdasarkan Liquefaction Potential Index.(5) Mengingat keseluruhan kota Padang terletak pada area yang rendah, maka kerentanan terhadap potensi kerusakan akibat tsunami cukup tinggi, untuk itu disarankan kajian yang lebih mendalam mengenai tsunami diperlukan.(6) Berdasarkan resume hasil analisis LPI terlihat bahwa rata-rata potensi likuifaksi yang terjadi pada kota Padang sangat besar (very high). Dengan besaran settlement yang terjadi berkisar antara 15.5 – 71.2cm dan besaran lateral displacement yang terjadi berkisar antara 2.9 – 13.5 cm.(7) Direkomendasikan untuk merencanakan tsunami hill atau tempat tempat tinggi ditempat publik yang dapat menyelamatkan masyarakat dari bahaya tsunami. Lokasi tersebut dapat dipilih pada area terbuka yang mudah dijangkau oleh orang orang yang berada disekitaranyaKemungkinan lain adalah membuat dinding pertahanan terhadap tsunami (tsunami wall) sepanjangpantai, misalnya dengan memanfaatkan jalan jalan dipinggir pantai seperti diantaranya jalan Samudera