I Made Kusuma Wijaya
Jurnal Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan Undiksha

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI TERHADAP KEAKTIFAN KADER DALAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS Kusuma Wijaya, I Made
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 8, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah penelitian adalah bagaimana hubungan antara pengetahuan, sikap, dan motivasi kader kesehatan dalam pengendalian kasus tuberkulosis. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan, sikap, dan motivasi kader kesehatan dalam pengendalian kasus tuberkulosis di Kabupaten Buleleng. Metode penelitian menggunakan desain studi analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Randomisasi dilakukan untuk mendapatkan sampel penelitian. Instrumen menggunakan kuesioner dan analisis menggunakan multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara variabel pengetahuan dengan keaktifan kader (p=0,012; OR=18.44), antara sikap dengan keaktifan kader (p=0,011; OR=8.08), dan antara motivasi dengan keaktifan kader (p=0,018; OR=15.01). Kader kesehatan dengan pengetahuan tinggi memiliki kemungkinan untuk aktif 18 kali lebih besar daripada pengetahuan rendah. Kader kesehatan dengan sikap baik memiliki kemungkinan untuk aktif 8 kali lebih besar daripada sikap kurang. Kader kesehatan dengan motivasi tinggi memiliki kemungkinan untuk aktif 15 kali lebih besar daripada motivasi rendah. Simpulan penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, dan motivasi dengan keaktifan kader kesehatan dalam pengendalian kasus tuberkulosis. Research problem was how the relationship between knowledge, attitudes, and motivation of health cadres in tuberculosis control. Research purpose was to analyze the relationship between knowledge, attitudes, and motivation of health cadres in tuberculosis control in Buleleng regency. The research method used analytic observational study by cross - sectional approach. Samples obtained by randomization. Instruments used questionnaires and multivariate analyzes used multiple logistic regression. The results showed there were association between knowledge and cadre activity (p=0.012 ; OR =18.44), between the attitude and cadres activity (p=0.011; OR=8.08), between motivation and cadre activity (p=0.018; OR=15.01) . Health cadres with high knowledge tended to be 18 times more active than the low knowledge. Health cadres with a good attitude tended to be 8 times more active than the fewer attitudes. Likewise, health cadres with high motivation were 15 times more active than the low motivation. Conclusion, knowledge, attitudes, and motivations related with activeness of health cadres in tuberculosis control.
PENGETAHUAN, SIKAP DAN AKTIVITAS REMAJA SMA DALAM KESEHATAN REPRODUKSI DI KECAMATAN BULELENG Wijaya, I Made Kusuma; Agustini, Ni Nyoman Mestri; Tisna MS, Gede Doddy
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai permasalahan remaja banyak disoroti saat ini di Bali, antara lain adalah pergaulan bebas hingga pelecehan seksual yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja dimana dampaknya dapat menentukan kualitas hidup remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja SMA tentang kesehatan reproduksi serta hubungannya dengan aktivitas remaja SMA dalam menjaga kesehatan reproduksi. Penelitian ini menggunakan desain studi analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah siswa SMA/SMK yang ada pada wilayah Puskesmas Buleleng yang berjumlah 346 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik random sampling, Variabel penelitian diukur menggunakan kuesioner dan analisis hubungan antar variabel menggunakan analisis korelasi bivariate pearson. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel pengetahuan dengan sikap remaja SMA (p=0.000; r=0,383), pengetahuan dengan aktivitas remaja SMA (P=0,000; r=0,284) dan sikap dengan aktivitas remaja SMA (p=0,000; r=0,269). Dapat disimpulkan bahwa remaja SMA yang memiliki pengetahuan yang baik akan diikuti dengan sikap yang baik, remaja SMA yang memiliki pengetahuan yang baik akan diikuti dengan aktivitas yang positif dan remaja SMA yang memiliki sikap yang baik akan diikuti juga dengan aktivitas yang positif. There are now a variety of adolescent problems in Bali, such as promiscuity and sexual harassment related to adolescent reproductive health which can determine the impact on the quality of life of teenagers. The purpose of this study was to determine the knowledge and attitudes of high school adolescents about reproductive health and its relationship to high school adolescent activity in maintaining reproductive health. This study used an observa-tional analytic study design with cross-sectional. Samples were students in high school/vo-cational school health centers that exist in the region of Buleleng, amounting to 346 people. The samples in this study were taken with random sampling techniques, research variables were measured using questionnaires and analysis of relationships between variables using Pearson bivariate correlation analysis. The results showed that there is a positive and sig-nificant relationship between the variables of knowledge to high school adolescent attitude (p=0.000; r=0.383), knowledge to the activity of high school adolescents (P=0.000; r=0.284) and attitude to the activity of high school adolescents (p=0,000; r = 0.269). It is concluded that high school teenagers who have a good knowledge will be followed with a good attitude, high school teenager who has a good knowledge will be followed by a positive activities and high school teens who have a good attitude will be followed by a positive activities.
Kecemasan, Percaya Diri dan Motivasi Berprestasi Atlet UKM Bulutangkis Wijaya, I Made Kusuma
JURNAL PENJAKORA Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : JURNAL PENJAKORA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.826 KB)

Abstract

Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan menjadi andalan masyarakat Indonesia, namun saat ini prestasi atlet bulutangkis Indonesia mengalami penurunan yang drastis. Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang bersifat multi dimensional, disamping faktor fisik, faktor mental pun memiliki peran yang sangat menentukan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dan rasa percaya diri atlet dengan motivasi berprestasi pada atlet UKM Bulutangkis UNDIKSHA. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Dimana subjek dalam penelitian ini adalah atlet UKM Bulutangkis Undiksha, yaitu sebanyak 60 orang. Data penelitian dikumpulkan dengan kuesioner dan dianalisis dengan metode regresi logistik ganda. Dari hasil analisis data penelitian didapatkan terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara tingkat kecemasan dengan motivasi berprestasi atlet (OR= 0,198; p= 0,023) dan antara rasa percaya diri dengan motivasi berprestasi atlet (OR= 5,87; p= 0,009). Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara tingkat kecemasan dan rasa percaya diri atlet dengan motivasi berprestasi atlet.Kata-kata kunci: kecemasan, percaya diri, motivasi berprestasi, bulutangkis
ASMA DAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES) DI SEKOLAH Wijaya, I Made Kusuma
JURNAL PENJAKORA Vol 3, No 2 (2016): September 2016
Publisher : JURNAL PENJAKORA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.654 KB)

Abstract

Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada saluran pernafasan, yang ditandai mengi episodik, sesak nafas, batuk dan dada terasa berat. Populasi asma terus meningkat dan menduduki urutan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia. Peningkatan terutama terjadi pada anak-anak yang sedang berada pada usia sekolah. Siswa ataupun orang tua sering menganggap asma sebagai penghalang dalam melakukan aktivitas fisik sehingga mereka sering melarang anaknya untuk bermain ataupun berolahraga pada saat mereka mendapatkan mata pelajaran penjasorkes di sekolah. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu, apabila asma tersebut dikelola dengan baik dan terkontrol. Untuk itu diperlukan strategi praktis untuk mengatasinya agar penyakit asma pada siswa dapat terkontrol dengan baik. Strategi yang dapat dilakukan oleh seorang guru penjasorkes adalah dengan melakukan pengelolaan yang baik terhadap latihan dan penyakit asma pada siswa. Guru penjasorkes diharapkan dapat memperhatikan jenis olahraga dan dosis yang tepat yang dapat diberikan pada siswa penderita asma. Dalam pengelolaan penyakit asma guru diharapkan dapat menjalin kemitraan dengan siswa, keluarga, dan petugas kesehatan. Guru penjasorkes dapat membuat catatan yang berisikan tentang nama obat dan dosisnya, mengenali faktor pencetus, serta tanda-tanda memburuknya penyakit asma pada siswa berdasarkan atas koordinasi dengan keluarga dan petugas kesehatan yang merawatnya. Berdasarkan atas pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa guru penjasorkes harus memandang sama terhadap siswa yang sehat ataupun yang menderita asma sehingga mereka harus mampu memberikan pembelajaran penjasorkes yang tepat dan rencana pengelolaan penyakit asma yang jelas pada siswa. Dengan demikian siswa penderita asma tidak perlu merasa takut dan dapat berpartisipasi secara penuh dan aman dalam melakukan aktivitas fisik/olahraga di sekolah.
PENGETAHUAN, SIKAP DAN AKTIVITAS REMAJA SMA DALAM KESEHATAN REPRODUKSI DI KECAMATAN BULELENG Wijaya, I Made Kusuma; Agustini, Ni Nyoman Mestri; Tisna MS, Gede Doddy
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v10i1.3068

Abstract

Berbagai permasalahan remaja banyak disoroti saat ini di Bali, antara lain adalah pergaulan bebas hingga pelecehan seksual yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja dimana dampaknya dapat menentukan kualitas hidup remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remaja SMA tentang kesehatan reproduksi serta hubungannya dengan aktivitas remaja SMA dalam menjaga kesehatan reproduksi. Penelitian ini menggunakan desain studi analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah siswa SMA/SMK yang ada pada wilayah Puskesmas Buleleng yang berjumlah 346 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik random sampling, Variabel penelitian diukur menggunakan kuesioner dan analisis hubungan antar variabel menggunakan analisis korelasi bivariate pearson. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel pengetahuan dengan sikap remaja SMA (p=0.000; r=0,383), pengetahuan dengan aktivitas remaja SMA (P=0,000; r=0,284) dan sikap dengan aktivitas remaja SMA (p=0,000; r=0,269). Dapat disimpulkan bahwa remaja SMA yang memiliki pengetahuan yang baik akan diikuti dengan sikap yang baik, remaja SMA yang memiliki pengetahuan yang baik akan diikuti dengan aktivitas yang positif dan remaja SMA yang memiliki sikap yang baik akan diikuti juga dengan aktivitas yang positif. There are now a variety of adolescent problems in Bali, such as promiscuity and sexual harassment related to adolescent reproductive health which can determine the impact on the quality of life of teenagers. The purpose of this study was to determine the knowledge and attitudes of high school adolescents about reproductive health and its relationship to high school adolescent activity in maintaining reproductive health. This study used an observa-tional analytic study design with cross-sectional. Samples were students in high school/vo-cational school health centers that exist in the region of Buleleng, amounting to 346 people. The samples in this study were taken with random sampling techniques, research variables were measured using questionnaires and analysis of relationships between variables using Pearson bivariate correlation analysis. The results showed that there is a positive and sig-nificant relationship between the variables of knowledge to high school adolescent attitude (p=0.000; r=0.383), knowledge to the activity of high school adolescents (P=0.000; r=0.284) and attitude to the activity of high school adolescents (p=0,000; r = 0.269). It is concluded that high school teenagers who have a good knowledge will be followed with a good attitude, high school teenager who has a good knowledge will be followed by a positive activities and high school teens who have a good attitude will be followed by a positive activities.
PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI TERHADAP KEAKTIFAN KADER DALAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS Kusuma Wijaya, I Made
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 8, No 2 (2013)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v8i2.2637

Abstract

Masalah penelitian adalah bagaimana hubungan antara pengetahuan, sikap, dan motivasi kader kesehatan dalam pengendalian kasus tuberkulosis. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan, sikap, dan motivasi kader kesehatan dalam pengendalian kasus tuberkulosis di Kabupaten Buleleng. Metode penelitian menggunakan desain studi analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Randomisasi dilakukan untuk mendapatkan sampel penelitian. Instrumen menggunakan kuesioner dan analisis menggunakan multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara variabel pengetahuan dengan keaktifan kader (p=0,012; OR=18.44), antara sikap dengan keaktifan kader (p=0,011; OR=8.08), dan antara motivasi dengan keaktifan kader (p=0,018; OR=15.01). Kader kesehatan dengan pengetahuan tinggi memiliki kemungkinan untuk aktif 18 kali lebih besar daripada pengetahuan rendah. Kader kesehatan dengan sikap baik memiliki kemungkinan untuk aktif 8 kali lebih besar daripada sikap kurang. Kader kesehatan dengan motivasi tinggi memiliki kemungkinan untuk aktif 15 kali lebih besar daripada motivasi rendah. Simpulan penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, dan motivasi dengan keaktifan kader kesehatan dalam pengendalian kasus tuberkulosis. Research problem was how the relationship between knowledge, attitudes, and motivation of health cadres in tuberculosis control. Research purpose was to analyze the relationship between knowledge, attitudes, and motivation of health cadres in tuberculosis control in Buleleng regency. The research method used analytic observational study by cross - sectional approach. Samples obtained by randomization. Instruments used questionnaires and multivariate analyzes used multiple logistic regression. The results showed there were association between knowledge and cadre activity (p=0.012 ; OR =18.44), between the attitude and cadres activity (p=0.011; OR=8.08), between motivation and cadre activity (p=0.018; OR=15.01) . Health cadres with high knowledge tended to be 18 times more active than the low knowledge. Health cadres with a good attitude tended to be 8 times more active than the fewer attitudes. Likewise, health cadres with high motivation were 15 times more active than the low motivation. Conclusion, knowledge, attitudes, and motivations related with activeness of health cadres in tuberculosis control.
AKTIVITAS FISIK (OLAHRAGA) PADA PENDERITA ASMA Wijaya, I Made Kusuma
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2015: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2015
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada saluran nafas, yang sangat dekat dengan masyarakat dan mempunyai populasi yang terus meningkat. Kasus asma didunia juga terus mengalami peningkatan dan diprediksi pada tahun 2025 penderita asma akan mencapai 400 juta jiwa dimana penyakit asma tersebut menduduki urutan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia. Asma dapat bersifat ringan yang tidak mengganggu aktivitas dan dapat bersifat menetap yang dapat mengganggu aktivitas serta dapat menimbulkan disability (kecacatan) sehingga akan menurunkan produktivitas serta menurunkan kualitas hidup seseorang.Olahraga merupakan salah satu cara untuk mengontrol penyakit asma, karena akan meningkatkan kebugaran jasmani penderita. Melalui olahraga yang teratur maka penderita akan jarang mendapatkan serangan asma serta serangan yang timbul akan menjadi lebih ringan. Tetapi olahraga haruslah dilakukan dengan baik karena olahraga juga akan dapat menjadi pemicu serangan asma yang dikenal dengan istilah EIA (Exercise Induced Asthma).Olahraga yang baik dilakukan adalah olahraga yang bersifat aerobik dengan intensitas yang tidak terlalu tinggi. Melalui aktivitas tersebut maka penderita akan dapat meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta memperkuat otot-otot pernafasannya sehingga pengambilan oksigen akan lebih banyak dan penderita asma akan dapat bernafas lebih nyaman.Kata kunci: olahraga, asma, kambuh
INFEKSI HIV (HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS) PADA PENDERITA TUBERKULOSIS Kusuma Wijaya, I Made
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2013: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2013
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak   Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang sudah sejak lama endemis di Indonesia dan saat ini Indonesia berada pada ranking kelima negara dengan beban tuberkulosis tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi tuberkulosis semua kasus adalah sebesar 660,000 dan insidensi berjumlah 430,000 kasus baru per tahun dengan jumlah kematian diperkirakan 61,000 kematian per tahunnya. HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Indonesia merupakan negara dengan percepatan peningkatan epidemi HIV yang tertinggi di Asia. Secara nasional, angka estimasi prevalensi HIV pada populasi dewasa adalah 0,2% dengan estimasi jumlah orang dengan HIV/AIDS di Indonesia sekitar 190.000-400.000. Koinfeksi HIV dan tuberkulosis menimbulkan berbagai permasalahan baru. Infeksi HIV merupakan faktor resiko untuk berkembangnya tuberkulosis melalui mekanisme berupa reaktivasi infeksi laten, progresivitas yang cepat pada infeksi primer atau reinfeksi dengan mycobacterium tuberculosis. Dengan infeksi HIV maka angka penyakit tuberkulosis mengalami peningkatan. Pasien HIV memiliki kemungkinan 20-37 kali lipat akan memiliki tuberkulosis dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki infeksi HIV. Estimasi nasional prevalensi HIV pada pasien tuberkulosis baru adalah 2.8%. Dalam hal penanganan penyakit juga mengalami berbagai permasalahan, antara lain diagnosis yang salah karena sulit menegakkan diagnose, angka kesakitan/kematian yang tinggi selama pengobatan, resistensi obat dan berbagai permasalahan sosial, kultural & ekonomi yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius.
HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA USAHA DODOL DESA PENGLATAN Wijaya, I Made Kusuma; Wibowo, IP Adi
Ganesha Medicina Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/gm.v4i1.77266

Abstract

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan pada UMKM dodol karena terdapat berbagai risiko yang dapat menimbulkan kecelakaan/penyakit pada pekerja sehingga menurunkan produktivitas perusahaan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan faktor lingkungan dan beban kerja terhadap stress pekerja dodol. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan di desa Penglatan. Sampel penelitian adalah pekerja dodol di desa Penglatan, sebanyak 60 orang yang dipilih secara purposive sampling. Data penelitian dikumpulkan menggunakan angket dan observasi. Analisis data menggunakan model analisis regresi logistik ganda yang disajikan dalam grafik dan tabel. Hasil analisis data menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara beban kerja dengan stress kerja pekerja dodol di desa Penglatan. Hasil sebaliknya ditemukan pada lingkungan kerja dimana hasil analisis data menunjukan terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara lingkungan kerja dengan stress kerja pekerja dodol di desa Penglatan. Berdasarkan atas hasil tersebut disarankan kepada pengusaha dan pemerintah secara bersama-sama untuk selalu memperhatikan lingkungan kerja pada UMKM sehingga akan meningkatkan kinerja dan produktivitasnya.
Karakteristik Penyakit Kulit dan Kelamin pada Penderita Infeksi Human Immunodeficiency Virus di Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng: Characteristics Of Skin And Venereal Diseases In Patients With Human Immunodeficiency Virus (HIV) Infection At Buleleng General Hospital Supradnyan, I Komang Harry; Wijaya, I Made Kusuma; Wibawa, Ketut Suteja
Jurnal Kesehatan Holistic Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Kesehatan Holistic Volume 8/ Nomor 1/ Juli 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RS Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33377/jkh.v8i1.190

Abstract

Introduction: Various skin and venereal diseases have been linked to HIV infection. This disease can be specifically related to HIV, but it can also be a common disease but with more severe manifestations and more difficult to treat. Objective: To determine the characteristics of skin and venereal diseases in patients with HIV infection at the Buleleng Regional General Hospital. Methods: a cross-sectional study approach carried out in the period May 2023 to July 2023. The diagnosis of HIV infection was proven by laboratory examination, meanwhile the diagnosis of the disease skin and genitalia are confirmed clinically by a skin and genital specialist, and if necessary, supporting examinations are carried out. Results: There were 28 HIV patients with complaints of skin and venereal diseases. The number of male patients compared to female is 2.1:1 with a predominance in the age group 31-40 years. Most of the patients are at stage 4 and the most common route of transmission is through free sex and homosexuality. There were 49 diagnoses in the field of skin and genitals from the 28 patients examined. The characteristics of skin and venereal diseases in patients were 57.1% diagnosed with infectious diseases, the rest were non-infectious diseases. Conclusion: Infectious diseases include bacterial infections (syphilis, ecthyma, granuloma inguinale, bartholinitis and impetigo crustosa), viral infections (herpes zoster, condyloma acuminata, molluscum contagiosum and herpes labialis) and fungal infections (oroesophageal candidiasis, oral candidiasis and angular cheilitis). Meanwhile, non-infectious cases consist of seborrheic dermatitis, papular pruritic eruption and drug eruption.