Claim Missing Document
Check
Articles

KELELAHAN DAN RECOVERY DALAM OLAHRAGA Parwata, I Made Yoga
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol 1 No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.626 KB)

Abstract

Pembinaan olahraga prestasi khususnya menuntut penampilan atlet yang selalu prima dan selalu terjadi peningkatan prestasi. Dengan sendirinya memerlukan latihan peningkatan kemampuan fisik dan latihan teknik secara bersama dalam jangka waktu panjang dan pembebanan yang progresif. Latihan ialah upaya sadar yang dilakukan secara berkelanjutan dan sistematis untuk meningkatkan kemampuan fungsional raga (Giriwijoyo, 2010). Ketika seorang atlet melakukan pelatihan dalam volume besar atau pada intensitas sangat tinggi, kebugaran akan meningkat tetapi kelelahan juga akan meningkat (Bompa, 2009). Maka diperlukan usaha untuk mengurangi tingkat kelelahan dengan melaksanakan program recovery pada atlet yang bersangkutan. Recovery aktif adalah latihan dengan intensitas rendah atau ringan . pemulihan aktif (recovery) mengacu pada pemulihan dari latihan menggunakan intensitas kegiatan rendah dengan tujuan untuk pemulihan. Pemulihan aktif membantu membersihkan otot-otot dari asam laktat yang menyebabkan rasa sakit dan kelelahan. Recovery pasif yaitu latihan yang tidak melibatkan aktifitas atau dilakukan duduk diam atau aktifitas istirahat total. Jadi recovery pasif yaitu suatu aktivitas fisik tanpa adanya aktifitas fisik, yaitu diam, istirahat total (duduk, terlentang atau tidur). Kelelahan terjadi pada setiap orang yang melakukan aktivitas olahraga dengan intensitas tinggi. Kelelahan tidak bisa diatasi hanya dengan istirahat, sebab kelelahan bisa terjadi karena sistem metabolisme energi. Dalam penyedian energi saat beraktivitas olahraga yang kurang sempurna. Kelelahan dapat dibagi dalam dua tipe, yaitu lelah mental dan lelah fisik. Lelah mental biasanya disebabkan karena kerja mental sedangakan lelah fisik karena pekerjaan otot. Pemulihan sangat penting setelah melaksanakan program latihan atau pertandingan. Pemulihan (recovery) adalah mengembalikan kondisi tubuh sebelum pertandingan, pemahaman ini sangat penting bagi atlet dan pelatih dalam melakukan program pelatihan untuk mendapatkan hasil atau prestasi yang terbaik. Pentingnya penyusunan program latihan dan istirahat yang seimbang bagi seorang atlet. Pemulihan juga harus menjadi bagian dari program latihan. Program recovery dapat dilakuk dengan recovery aktif atau recovery pasif.
HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN TERHADAP KECEPATAN LARI 100 METER MAHASISWA PUTRA FPOK IKIP PGRI BALI Parwata, I Made Yoga
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol 3 No 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.685 KB)

Abstract

Atletik merupakan aktivitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis. Pada nomor lari 100 meter komponen biomotorik utama adalah kecepatan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan berlari, yaitu faktor fisiologis dan anatomis. Ukuran berat badan, tinggi badan, panjang tungkai, panjang lengan merupakan unsur yang penting untuk mencapai prestasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode korelasi Dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas Tinggi Badan , Berat Badan dengan variabel terikat kecepatan lari 100 meter mahasiswa Putra FPOK IKIP PGRI Bali. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 24 orang yang memenuhi kriteria insklusi dan ekslusi dan dipilih secara random acak sederhana. Hasil analisis hubungan tinggi badan dengan kecepatan lari 100 meter maka diperoleh nilai ryx1 = -0.875 dan nilai p = 0,00. analisis hubungan berat badan dengan kecepatan lari 100 meter maka diperoleh nilai ryx2 = -0.807 dan nilai p = 0,00 dan analisis hubungan yang sangat kuat antara tinggi badan, berat badan terhadap kecepatan lari 100 meter diperoleh nilai Ryx1x2 = 881. Ada hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara Tinggi badan, Berat badan dengan kecepatan lari 100 meter pada mahasiswa Putra FPOK IKIP PGRI Bali.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KONDISI KERJA DENGAN PENDEKATAN 8 ASPEK ERGONOMI (Studi Kasus di Industri manufaktur Logam) Susihono, Wahyu; Adiatmika, I Putu Gede; Parwata, I Made Yoga; Sudiarsa, I Wayan
Journal Industrial Servicess Vol 3, No 1c (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (20.123 KB) | DOI: 10.36055/jiss.v3i1c.2130

Abstract

Terdapat berbagai rancangan produk yang baru mempertimbangkan optimalisasi fungsinya, sehingga banyak mesin atau alat ketika dioperasikan justru memperburuk kondisi fisiologis pekerja, seperti adanya bising diatas ambang batas, saat pengoperasian alat menggunakan otot berlebih sehingga menjadikan beban tambahan pengguna, terjadi sikap paksa tubuh atau gerakan tidak alamiah saat pemindahan bahan dan alat, adanya alat baru yang tidak mempertimbangkan nilai budaya lokal sehingga setiap tidak ada pengawasan akan beralih pada pola kerja lama, kurangnya perhatian dalam interaksi manusia-mesin. Perlu adanya analisis menggunakan pertimbangan 8 aspek ergonomi sebelum melakukan perbaikan kerja, sehingga permasalahan dapat dilihat secara holistik. Manusia mempunyai kemampuan, kebolehan dan keterbatasan, sehingga kajian partisipatori menjadi sangat perlu untuk memperoleh berbagai keinginan pengguna. Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif melalui partisipatori ergonomi dengan mengambil subjek penelitian pada 6 industri manufaktur logam. Kesimpulan pada penelitian ini adalah diperlukan asupan gizi atau nutrisi untuk memulihkan tenaga, diperlukannya desain fasilitas berupa alat bantu untuk mengurangi penggunaan otot berlebih, perlu memasukkan sistem nilai budaya dalam adopsi perancangan alat bantu kerJa. Perlu perbaikan pada tata letak fasilitas kerja agar lebih nyaman, seperti pengurangan intensitas cahaya agar tidak terlalu tinggi diterima oleh pekerja yang sedang beraktivitas, diperlukan mengatur suhu lingkungan agar dapat diterima oleh tubuh sesuai dengan kondisi fisiologis pekerja dan diperlukan rancangan jalur atau lalu lintas pekerja secara aman. Diperlukan alat atau mesin yang dapat difungsikan untuk mengurangi debu terhirup ole pekerja secara langsung dan terbang di udara secara bebas. Pendekatan deapan aspek ergonomi mampu mengidentifikasi permasalahan secara holistik sehingga dapat menemu kenali permasalahan secara sistematis untuk dicarikan solusinya mealui sumbang saran dari pekerja secara langsung.
Pengaruh Pemberian Ankle Balance Strategy Exercise Meningkatkan Keseimbangan Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler Atletik Lompat Jauh Wati, Devi Arya; Parwata, I Made Yoga; Vitalistyawati, Luh Putu Ayu
JURNAL PENJAKORA Vol 8, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/penjakora.v8i2.34634

Abstract

Olahraga lompat jauh merupakan cabang olahraga atletik, olahraga atletik ini sering disebut “ibu olahraga karena terdiri dari gerak dasar manusia yang melibatkan gerakan jalan, lari, lompat dan lempar. Olahraga lompat jauh adalah salah satu olahraga prestasi. Olahraga ini memiliki empat fase yaitu awalan, tolakan, melayang dan mendarat. Pada lompat jauh ini fase mendarat merupakan fase terpenting. Komponen fisik yang sangat dibutuhkan dalam fase mendarat yaitu keseimbangan. Keseimbangan dapat ditingkatkan melalui latihan ankle balance strategy exercise. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latihan ankle balance strategy exercise meningkatkan keseimbangan pada siswa putra ekstrakurikuler atletik lompat jauh di SMKN1 Denpasar.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental. One-Group Pretest- Post test Design, bertempat di Lapangan Lumintang, dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 10 orang. Latihan dilakukan selama 12 kali pertemuan, frekuensi 3 kali seminggu. Instrumen pengumpulan data yang digunakan strokstand test untuk mengukur keseimbangan. Data dianalisis dengan menggunakan pairedt-test dengan tingkat siginifikan 0.000(p≤0.05). Hasil analisis data bahwa latihan ankle balance strategy exercise bermakna secara statistik dan dapat meningkatkan keseimbangan sebesar 20,51%. siswa putra peserta ekstrakurikuler atletik  lompat  jauh di SMKN1 Denpasar
LATIHAN LARI 100 METER INTENSITAS MAKSIMUM MENINGKATKAN ASAM LAKTAT DARAH I Made Yoga Parwata
Sport and Fitness Journal Volume 6, No.2, Mei 2018
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.254 KB) | DOI: 10.24843/spj.2018.v06.i02.p10

Abstract

Exercise is an activity that is open to everyone according to pleasure, ability and opportunity. Exercise is a form of part of the effort to build an objective, competitive, and sportsmanship. Success in the field of sports development can be measured by achievement of achievement level. Achievement of copper is the result of the process of coaching and training that has been implemented systematically. This study aims to determine whether there was a relationship between anaerobic activity maximum run 100 meters to increase lactic acid blood level. This research was done by descriptive method correlation. The sample in this study as many as 24 people who meet the criteria of inclusion and exclusion, selected randomly simple. This research was conducted at Ngurah Rai Stadium Denpasar on December 21, 2015. The data was collected on the morning of 07.30-09, 30 Wita. The correlation test results showed a strong relationship with rxy = 0.793 and p = 0,000 indicated that there was a significant relationship between the speed of 100 meter run and the increase of lactic acid level with p value < 0,05. There was a strong and significant relationship between the maximum anaerobic activity of running 100 meter to the blood lactic acid level in FPOK student of IKIP PGRI Bali.
Pengaruh metode problem based learning terhadap peningkatan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan: meta-analisis I Made Yoga Parwata
Indonesian Journal of Educational Development Vol. 2 No. 1 (2021): May 2021
Publisher : Lembaga Pengembangan Pembelajaran Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.143 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4781835

Abstract

Educational research using the problem-based learning method to improve learning outcomes for physical education, sports and health has been widely implemented in the world of education and at every level of education, showing positive results. This study aims to determine the effect of the problem based learning model on improving learning outcomes in sports and health physical education. This study uses a meta-analysis method by tracing articles published in the time span from 2015 to 2020, experimental research research design One Group pre-test and post-test design. To determine the merging model with the heterogeneity test, if the p value> 0.05 or the percentage value of I2 is small, the combination model uses the random effect model and with a fixed effect the p value <0.05 or the percentage value of I2 is large. The sample of the meta-analysis research consisted of three articles. Data were analyzed using statistical software JASP version 12.0. The results of a meta-analysis study of the problem-besed learning method on the improvement of learning outcomes in sports and health physical education. Using the fixed effect model, the results of the combined effect of variance between homogeneous studies were p = 0.773> 0.05 and a significant level of p = 0.001 <0.05. and the combined effect size value is 1.92, the effect category is very high and the value of p = 0.001 <0.05. This proves that the problem-based learning method on the improvement of learning outcomes in physical education, sports and health has a very high and significant effect. Penelitian pendidikan dengan menggunakan metode problem based learning terhadap peningkatan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sudah banyak dilaksanakan pada dunia pendidikan dan pada setiap jenjang pendidikan, menunjukan hasil yang positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap peningkatan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode meta-analisis dengan penelusuran artikel yang dipublikasikan dalam rentang waktu dari tahun 2015 sampai dengan 2020, penelitian eksperimen rancangan penelitian One Group pre-test and post-test design. Untuk menentukan model penggabungan dengan uji heterogenitas, bila nilai p>0,05 atau nilai persentase I2 kecil maka model penggabungan menggunakan random effect model dan dengan fixed effect nilai p<0,05 atau nilai persentase I2 besar. Sampel penelitian meta–analisis sebanyak tiga buah artikel. Data dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak statistik JASP versi 0.11. Hasil studi meta- analisis metode problem besed learning terhadap peningkatan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan menggunakan model fixed effect, hasil dari efek gabungan varian antara penelitian homogen nilai p = 0,773>0,05 dan nilai taraf signifikan p= 0,001 <0,05. Dan nilai effect size gabungan sebesar 1,92 katagori efek sangat tinggi dan nilai p = 0,001<0,05. Ini membuktikan bahwa metode problem based learning terhadap peningkatan hasil belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sangat memberi pengaruh yang sangat tinggi dan signifikan.
Pembelajaran gerak dalam pendidikan jasmani dari perspektif merdeka belajar I Made Yoga Parwata
Indonesian Journal of Educational Development Vol. 2 No. 2 (2021): August 2021
Publisher : Lembaga Pengembangan Pembelajaran Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.967 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.5233331

Abstract

Kebijakan Merdeka Belajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, yaitu program belajar dengan konsep Pendidikan Merdeka. Pendidikan jasmani memanfaatkan aktivitas jasmani untuk mengembangkan dan meningkatkan komponen fisik, kognitif, dan emosional. Pelaksanaan penelitian dengan metode penelitian kepustakaan atau library research. Dengan mengkaji literatur atau artikel-artikel yang sesuai judul penelitian. Pendekatan penelitian dengan pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif. Pengumpulan data-data primer pada penelitian ini, dari artikel-artikel yang berkaitan dengan judul penelitian. Proses terjadinya gerak merupakan hal mendasar yang harus dipahami dimana proses terjadinya gerak pada manusia dimulai dari stimulus (S), ke reseptor (R), menuju ke otak (O). Dari otak ke syaraf motorik atau efektor (E), ke otot, tulang dan sendi sehingga terjadi gerak. The Independent Learning Policy, initiated by the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia, is a learning program with the concept of Independent Education. Physical education utilizes physical activity to develop and enhance the physical, cognitive, and emotional components. Implementation of research with library research methods or library research. By reviewing the literature or articles that match the title of the research. The research approach is a qualitative approach, with a descriptive method. The collection of primary data in this study, from articles related to the research title. The process of motion is a fundamental thing that must be understood where the process of motion in humans starts from the stimulus (S), to the receptor (R), to the brain (O). From the brain to the motor nerves or effectors (E), to the muscles, bones and joints so that motion occurs.
Hubungan Indeks Massa Tubuh Overweight dengan Daya Ledak Otot Tungkai dalam Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Laki- Laki di Sma Negeri 8 Denpasar putu bagus; I Made Yoga Parwata; I Made Astika Yasa
Jurnal Segar Vol. 10 No. 2 (2022): Jurnal SEGAR, Volume 10 Nomor 2, Mei 2022
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/segar/1002.03

Abstract

Lompat jauh adalah suatu aktivitas dalam atletik dengan gerakan yang dilakukan di dalam lompatan untuk mencapai lompatan yang sejauh- jauhnya. Teknik dalam lompat jauh banyak didukung oleh daya ledak otot tungkai. Ketiadaan daya ledak menyebabkan gerakan atlet lebih lambat dan kurang efisien yang di mana dapat meningkatkan kemungkinan cedera. Salah satu faktor yang mempengaruhi daya ledak otot tungkai yaitu indeks massa tubuh (IMT). Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui hubungan IMT overweight dengan daya ledak otot tungkai dalam olahraga lompat jauh di SMA Negeri 8 Denpasar. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur daya ledak otot tungkai yaitu vertical jump test. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasi dengan jenis cross sectional yang terdiri dari satu variabel independen dan satu variabel dependen. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan jenis sampling purposive. Jumlah sampel sebanyak 20 sampel. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dengan nilai rata- rata IMT sebesar 27, 37 kg/m² dan rata- rata vertical jump test sebesar 38, 3. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji korelasi pearson product moment dengan nilai sig. (2-tailed) 0,001 dan nilai koefisien korelasi sebesar -0,691. Hasilnya terdapat korelasi negatif yang signifikan antara IMT overweight dengan daya ledak otot tungkai. Hasil ini berarti semakin besar nilai IMT maka semakin kecil nilai daya ledak otot tungkai.
KELELAHAN DAN RECOVERY DALAM OLAHRAGA I Made Yoga Parwata
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 1 No. 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.626 KB)

Abstract

Pembinaan olahraga prestasi khususnya menuntut penampilan atlet yang selalu prima dan selalu terjadi peningkatan prestasi. Dengan sendirinya memerlukan latihan peningkatan kemampuan fisik dan latihan teknik secara bersama dalam jangka waktu panjang dan pembebanan yang progresif. Latihan ialah upaya sadar yang dilakukan secara berkelanjutan dan sistematis untuk meningkatkan kemampuan fungsional raga (Giriwijoyo, 2010). Ketika seorang atlet melakukan pelatihan dalam volume besar atau pada intensitas sangat tinggi, kebugaran akan meningkat tetapi kelelahan juga akan meningkat (Bompa, 2009). Maka diperlukan usaha untuk mengurangi tingkat kelelahan dengan melaksanakan program recovery pada atlet yang bersangkutan. Recovery aktif adalah latihan dengan intensitas rendah atau ringan . pemulihan aktif (recovery) mengacu pada pemulihan dari latihan menggunakan intensitas kegiatan rendah dengan tujuan untuk pemulihan. Pemulihan aktif membantu membersihkan otot-otot dari asam laktat yang menyebabkan rasa sakit dan kelelahan. Recovery pasif yaitu latihan yang tidak melibatkan aktifitas atau dilakukan duduk diam atau aktifitas istirahat total. Jadi recovery pasif yaitu suatu aktivitas fisik tanpa adanya aktifitas fisik, yaitu diam, istirahat total (duduk, terlentang atau tidur). Kelelahan terjadi pada setiap orang yang melakukan aktivitas olahraga dengan intensitas tinggi. Kelelahan tidak bisa diatasi hanya dengan istirahat, sebab kelelahan bisa terjadi karena sistem metabolisme energi. Dalam penyedian energi saat beraktivitas olahraga yang kurang sempurna. Kelelahan dapat dibagi dalam dua tipe, yaitu lelah mental dan lelah fisik. Lelah mental biasanya disebabkan karena kerja mental sedangakan lelah fisik karena pekerjaan otot. Pemulihan sangat penting setelah melaksanakan program latihan atau pertandingan. Pemulihan (recovery) adalah mengembalikan kondisi tubuh sebelum pertandingan, pemahaman ini sangat penting bagi atlet dan pelatih dalam melakukan program pelatihan untuk mendapatkan hasil atau prestasi yang terbaik. Pentingnya penyusunan program latihan dan istirahat yang seimbang bagi seorang atlet. Pemulihan juga harus menjadi bagian dari program latihan. Program recovery dapat dilakuk dengan recovery aktif atau recovery pasif.
HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN TERHADAP KECEPATAN LARI 100 METER MAHASISWA PUTRA FPOK IKIP PGRI BALI I Made Yoga Parwata
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 3 No. 2 (2017): Juni 2017
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.685 KB)

Abstract

Atletik merupakan aktivitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis. Pada nomor lari 100 meter komponen biomotorik utama adalah kecepatan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan berlari, yaitu faktor fisiologis dan anatomis. Ukuran berat badan, tinggi badan, panjang tungkai, panjang lengan merupakan unsur yang penting untuk mencapai prestasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode korelasi Dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas Tinggi Badan , Berat Badan dengan variabel terikat kecepatan lari 100 meter mahasiswa Putra FPOK IKIP PGRI Bali. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 24 orang yang memenuhi kriteria insklusi dan ekslusi dan dipilih secara random acak sederhana. Hasil analisis hubungan tinggi badan dengan kecepatan lari 100 meter maka diperoleh nilai ryx1 = -0.875 dan nilai p = 0,00. analisis hubungan berat badan dengan kecepatan lari 100 meter maka diperoleh nilai ryx2 = -0.807 dan nilai p = 0,00 dan analisis hubungan yang sangat kuat antara tinggi badan, berat badan terhadap kecepatan lari 100 meter diperoleh nilai Ryx1x2 = 881. Ada hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara Tinggi badan, Berat badan dengan kecepatan lari 100 meter pada mahasiswa Putra FPOK IKIP PGRI Bali.
Co-Authors AA Gede Ardana, AA Gede Adnyana, I Gusti Ngurah Eka Agung Wahyu Permadi Antonius Tri Wahyudi Cahaya, I Made Elia CHRISTIANI ENDAH POERWATI . Daryono Devi Arya Wati Dwipayani, Kadek Priastuti Edeltrudis Erlina Halyo Goncalves, Francisco Araujo Helena I Gusti Ayu Putu Lady Landiana I Gede Arya Sena I Gede Arya Sena I Gusti Agung Trisna Jayantika I Komang Wisnu Budi Wijaya I Made Astika Yasa I Made Elia Cahaya I Made Kusuma Wijaya I Made Manik Candra Yudi I Nengah Sandi I Putu Gede Adiatmika I Putu Oktap Indrawan I Wayan Sumandya I Wayan Teresna, I Wayan I Wayan Widana Ida Ayu Gede Ratih Pradnya Swari Indah Pramita Jayantika, I Gusti Agung Trisna Kadek Shanti Indiyani Dharma Putri Shanti Karba, Septuaginta Kristian Komang Sriasih Komang Sukendra Kusuma, I Komang Pramana Darma Luh Putu Ayu Vitalistyawati Made Ari Nohantara Maria Alfonsa Delegori Dhobe Martina Puput Ayu Triwanty Matilda Novian Bai Ni Komang Ayu Trisna Devi Ni Komang Indah Pradnya Utami Ni Luh Kadek Alit Arsani Ni Luh Made Narisa Pradnyasari Ni Made Ayu Suryaningsih Ni Made Rininta Adi Putri, Ni Made Rininta Ni Nyoman Indah Meliani Suriawan Ni Putu Dwi Larashati Ni Putu Pratiwi Laksmi Dewi Parmithi, Ni Nyoman Poerwati, Christiani Endah Poerwati Putra, Gusti Agung Gede Bayu Putra, Ida Bagus Acarya Putri, Ni Made Rininta Adi Putri, Putu Ayu Maharani Eka putu bagus S.Ked. dr. Ni Made Sri Dewi Lestari . Sari, Ni Luh Made Reny Wahyu Sena, I Gede Arya Suapridana, I Komang Subagia, Ni Komang Theda Febrina Sudiarsa, I Wayan Sukendra, Komang Suparya, I Ketut Tismayanthi, Ni Komang Jely Wahyu Susihono Wati, Devi Arya Widana, I Wayan Wiradnyani, Ketut yasa, i made astika Yasoda, Ni Made Hari