Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SOSIO-EKONOMI YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM GEMA PADI DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Candra Ayu
JURNAL AGRIMANSION Vol 2 No 2 (2002): JURNAL AGRIMANSION MEI
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v2i2.75

Abstract

ABSTRAK Gema Palagung 2001 adalah gerakan atau upaya khusus Pemerintah Indonesia untuk memperoleh kembali dan melestarikan swasembada pangan khususnya padi pada tahun 2001 melalui Peningkatan Mutu Intensifikasi. Berkaitan dengan upaya tersebut, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor sosio-ekonomi yang berpengaruh terhadap pelaksanaan Gema Padi; dan menganalisis tingkat produksi dan pendapatan yang diperoleh petani dari penerapan paket Gema Padi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei dengan mewawancarai 60 petani responden. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat empat faktor sosio-ekonomi yang diduga berpengaruh nyata dan positif yang berpengaruh terhadap keberhasilan Gema padi, yaitu luas lahan, pendidikan, pengalaman berusahatani, dan modal; meskipun belum mampu memenuhi produksi yang ditargetkan, petani peserta Gema Padi telah mampu meningkatkan produksinnya. ABSTRACT ‘Gema Palagung” is a special effort by Indonesian government to re-achieve and sustain self-sufficiency of food crops production (especially rice and soybean) by improving Intensification quality and crop management. The study aims are to identify socio-economic factors that influence implentation of Gema Paddy program and to analyze production and income earned by farmes who applied the program. The study used descriptive method. The analysis of the study was based on primary data from a survey of 60 individual farm households The results of the study indicated that (1) there were four socio-economic factors that significantly influence rice production, namely land, education, experience, and capital (fund);(2) although did not meet targeted production, on average the actual production achieved by farmes around 75% of the target, the program was able to increase rice production from 43.30 ku to 47 ku per hectare.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran produk olahan daging buah pala dan pemasarannya di Lombok Tengah Candra Ayu
JURNAL AGRIMANSION Vol 7 No 2 (2006): JURNAL AGRIMANSION AGUSTUS 2006
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v7i2.138

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis penawaran manisan, dodol dan sirup daging buah pala serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta (2) menganalisis kinerja pemasaran produk tersebut. Metode penelitian adalah deskriptif dan pengumpulan data dengan teknik survei. Hasil penelitian menunjukkan total penawaran per proses produksi sebanyak 231,2 kg manisan; 173,2 kg dodol dan 169,9 liter sirup daging buah pala di Lombok Tengah. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran manisan, dodol dan sirup daging buah pala adalah harga produk, biaya produksi. Sebanyak 75 % produsen memasarkan produknya langsung ke konsumen dan sisanya menggunakan jasa pedagang pengecer dengan margin pemasaran tertinggi dari sirup dan terendah dari dodol. Abstract The aims this study: (1). to analyze the supply of candy, taffy and syrup made of flesh of nutmeg fruits as well as the factors influencing the supply; (2) to analyze the marketing performance of these products. A descriptive methodology and survey data collection were employed. The study found that the supply of candy, taffy and syrup were 231.2 kg; 173.2 kg and 169.9 liter per process, respectively. The factors influencing the supply of these products were price and production cost. The majority (75 %) of producers sold directly their products to final consumers. The remainder (25 %) used retailers to market their products. The highest marketing margin was found in syrup product while the lowest was in taffy product.
2. Evaluasi model pemberdayaan ekonomi ibu rumahtangga di Pulau Lombok (Kasus pelaku agroindustri kecil berbasis buah nangka) Candra Ayu; Sri Supartiningsih
JURNAL AGRIMANSION Vol 7 No 3 (2006): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2006
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v7i3.147

Abstract

Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi model pemberdayaan ekonomi ibu rumahtangga yang ada dan merancang model pembaharuan sesuai kebutuhan dan masalah masyarakat. Penelitian menggunakan metode deskriptif yang bersifat menggali permasalahan (explorative research) untuk penemuan fakta berdasarkan gejala faktual tentang perilaku masyarakat binaan dan pengumpulan data dengan teknik survei. Identifikasi model menun-jukkan bahwa model menggunakan pendekatan top-down instruktif, mengabaikan nilai-nilai lokal dalam perencanaan dan pelaksanaannya sehingga partisipasi masyarakat rendah. Rancangan model pemberdayaan menggunakan pendekatan bottom-up berdasarkan potensi nilai-nilai lokal serta evaluasi periodik dalam pelaksanaannya agar keberkelanjutan. Abstract The research objectives were to identify and evaluate model of housewives economic empowerment; and to design empowerment model that appropriate to society needs and problem. The research used descriptive method (explorative research) to find out fact based on real conditions of society behaviors. The data was collected using survey technique. Result of research showed that the model of top-down approach tended to ignore local values in its planning, and this caused low participation of the society in the program. To achieve sustainable result, the program design should apply bottom-up approach, including use of local value and periodical evaluation.
5. RANCANGAN MODEL PEMBERDAYAAN EKONOMI KELOMPOK PEREMPUAN UNTUK PENGENTASAN KEMISKINAN KELUARGA PETANI-NELAYAN DI KECAMATAN SEKOTONG LOMBOK BARAT Candra Ayu; Wuryantoro Wuryantoro; Syarif Husni
JURNAL AGRIMANSION Vol 19 No 1 (2018): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2018
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v19i1.234

Abstract

ABSTRAK Ketergantungan aktivitas agribisnis lahan kering-marjinal pada musim hujan dan aktivitas nelayan pada musim kemarau serta struktur tradisi patriarkhi yang meredam potensi kerja perempuan di rumah mengakibatkan kemiskinan di Kecamatan Sekotong-Lombok Barat, Indonesia. Tradisi ini mengakibatkan banyak waktu menganggur perempuan di rumah, padahal hasil agribisnis lahan kering dan hasil usaha perikanan tangkap mudah diakses karena pemukiman berada di kawasan pesisir yang menjadi tujuan ekowisata bahari. Penelitian ini merancang model pemberdayaan ekonomi kelompok perempuan berbasis sinergitas potensi agribisnis lahan kering-marjinal dan potensi sumberdaya pesisir/laut yang menjadi obyek ekowisata bahari untuk pengentasan kemiskinan. Impelementasi model akan menjamin keberlanjutan perolehan pendapatan sepanjang tahun untuk pengentasan kemiskinan bagi kelluarga petani-nelayan di Kecamatan Sekotong. ABSTRACT Dependence of agribusiness activity of marginaldry land during the dry season, as well as patriarchy structures harbored the potential of women's work resulted inpoverty in Sub District of Sekotong, West Lombok. Indonesia. This tradition has resulted in a lot of time unemployed women in the home, where as the results of dry land agribusiness and fishery business results easily accessible because of the settlement are in coastal areas into marine ecotourism destination. This study aimed to design a model female strengthening, for empowerment economic of women group, based on the synergy potential of marginal dry land agribusiness and resource potential of coastal/marine who becomes the object of marine ecotourism. Implementation of the model would ensure the sustainability of revenue through out the year for poverty alleviation of farmer-fishermen families in Sekotong Sub District West Lombok.
DAMPAK KONVERSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP POLA PRODUKSI DAN POLA KONSUMSI RUMAHTANGGA PETANI DI KOTA MATARAM Andini Fitria Utami; Candra Ayu Candra Ayu; Anwar Anwar
JURNAL AGRIMANSION Vol 20 No 1 (2019): Jurnal Agrimansion April 2019
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v20i1.257

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Kota Mataram periode 2014-2017 dengan tujuan untuk mengetahui dampak konversi lahan terhadap pola produksi rumahtangga petani, untuk mengetahui dampak konversi lahan terhadap pola konsumsi rumahtangga petani dan untuk mengetahui masalah yang dialami petani akibat konversi lahan. Kecamatan Sekarbela dan Kecamatan Sandubaya adalah lokasi penelitian, dengan jumlah petani responden sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, konversi lahan berdampak menambah ragam kegiatan ekonomi produktif keluarga namun mengakibat-kan penurunan kontribusi pendapatan usahatani Rp 4.427.128/tahun atau menurun 18,51 % dari total pendapatan rumahtangga petani. Konversi lahan juga berdampak terhadap pola konsumsi pangan dan terhadap pola pola konsumsi non pangan keluarga petani. Masalah yang dihadapi petani setelah konversi lahan adalah harga pangan pokok yang tinggi, nilai tukar petani rendah, serangan hama/penyakit dan kesuburan tanah yang kurang baik. ABSTRACT This research was conducted in Mataram City for the period of 2014-2017 with the aim to know the impact of land conversion on farmer’s household production pattern, to know the impact of land conversion to farmer household consumption pattern and to know problem experienced by farmer due to land conversion. Sekarbela Sub-District and Sandubaya Sub-District are the location of research. Respondents studied were 30 farmers. The result of the research shows that, the impact of land conversion is the addition of various productive economic activities in the farmer's household and decreased contribution of farming income Rp 4,427,128/year or decreased 18,51 % from total household income of farmer. Impact of land conversion to food consumption pattern that is change of consumption pattern Food and impacts on non-food consumption patterns. Problems experienced by farmers after land conversion are high staple food prices, low farmer exchange rates, poor pest/disease and soil fertility.
STRATEGI NAFKAH BERKELANJUTAN BERBASIS UBI KAYU BAGI RUMAHTANGGA PETANI MISKIN DI WILAYAH LAHAN KERING MARJINAL PULAU LOMBOK Wuryantoro Wuryantoro; Candra Ayu
JURNAL AGRIMANSION Vol 20 No 3 (2019): Jurnal Agrimansion Desember 2019
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v20i3.302

Abstract

Kesejahteraan petani lahan kering termasuk petani ubi kayu tergolong rendah akibat rendahnya produktivitas lahan dan nilai ekonomi komoditi tersebut serta gap periode yang lebih lama dibandingkan komoditi lain. Pengembangan agroindustri berbasis ubi kayu merupakan pendekatan strategis untuk menumbuhkan sumber nafkah berkelanjutan bagi keluarga petani. Tujuan utama penelitian adalah mengetahui: potensi produktif keluarga petani ubi kayu untuk pengembangan agroindustri, potensi nilai tambah agroindustri berbasis ubi kayu dan merancang model nafkah berkelanjutan berbasis ubi kayu yang berdampak mensejahterakan keluarga petani miskin di wilayah pertanian lahan kering marjinal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dan pengumpulan data menggunakan teknik survai, studi kasus, Focus Group Discussion, penelusuran dokumen, observasi langsung, dan pengumpulan data sekunder. Lokasi penelitian adalah di wilayah lahan kering marjinal Pulau Lombok, yakni di Kabupaten Lombok Barat (meliputi Kecamatan Sekotong, Gerung, Gunungsari dan Lingsar) dan Lombok Tengah (meliputi Kecamatan Pringggarata dan Jonggat). Rancangan model Strategi Nafkah Berkelanjutan Berbasis Ubi Kayu Bagi Rumahtangga Petani Miskin di Wilayah Lahan Kering Marjinal mengutamakan potensi sumberdaya local, nilai tambah agroindustri ubi kayu, pemasaran terpadu, serta motivasi dan persepsi petani yang positif terhadap pemberdayaan dan peningkatan pendapatan ekonomi melalui pengembangan agroindustri berbasis ubi kayu, yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan petani ubi kayu.
ANALISIS TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI SAWAH IRIGASI DI DESA CENDI MANIK KECAMATAN SEKOTONG KABUPATEN LOMBOK BARAT Sumarni Sumarni; Candra Ayu; Tajidan Tajidan
JURNAL AGRIMANSION Vol 21 No 2 (2020): Jurnal Agrimansion Agustus 2020
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v21i2.388

Abstract

Kecamatan Sekotong merupakan daerah terluas di Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lombok Barat bahwa produksi padi Kecamatan Sekotong berada pada urutan ke-6 terbanyak. Guna meningkatkan produksi pertanian di wilayah ini, pemerintah membangun beberapa irigasi (embung). Penelitian dilakukan di Desa Cendi Manik Kecamatan Sekotong dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dari dinas terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata total pendapatan rumahtangga petani sawah irigasi sebesar Rp 17.734.644/tahun, sedangkan rata-rata pengeluaran rumah tangga petani sawah irigasi sebesar Rp 14.208.012/ tahun; kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani sawah irigasi tergolong rawan pangan sebanyak 15 responden (75%), kurang pangan sebanyak 2 responden (10%), rentan pangan sebanyak 3 responden (15%), dan tidak ada responden yang tergolong tahan pangan; masalah yang dirasakan oleh petani sawah irigasi dalam mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga yaitu pada aspek lingkungan fisik saja berupa ketersediaan air sebanyak 9 responden (45%), kesuburan tanah (40%), dan hama penyakit sebanyak 3 orang (15%). Disarankan kepada pemerintah, memberikan sosialisasi dan bimbingan secara berkelanjutan mengenai pentingnya mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung kalori dan protein cukup.
KAJIAN EKONOMI DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI TEMBAKAU POLA KEMITRAAN DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR Wuryantoro Wuryantoro; Candra Ayu
JURNAL AGRIMANSION Vol 21 No 3 (2020): Jurnal Agrimansion Desember 2020
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v21i3.427

Abstract

Kabupaten Lombok Timur merupakan sentra produksi tembakau di NTB. Hal ini dikarenakan Lombok Timur memiliki daya dukung relatif lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di NTB, serta banyaknya jumlah perusahaan yang terlibat dalam melakukan pembinaan pada komoditi ini. Penelitian ini ditujukan; (1) untuk mengetahui dampak kemitraan terhadap kelayakan dan penyerapan tenaga kerja pada usahatani tembakau, (2) untuk mengetahui pola kemitraan atau binaan yang terbentuk antara perusahaan dan petani tembakau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sedangkan pengumpulan data dengan teknik survei dengan mewawancarai 20 petani responden. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa keuntungan yang diperoleh petani sebesar Rp 25 220 734 per Ha, dengan R/C-ratio usahatani 1,77 serta tingkat pengembalian modal (B/C-ratio) sebesar 76%, ini berartai secara finansial usahatanI tembakau virgina sangat layak dikembangkan. Selain itu, hasil penelitan juga menunjukkan bahwa usahatani tembakau virginia mampumenyerap tenaga kerja yang sangat besar yakni sebesar 557 HKO per musim per Ha. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa respon petani terhadap pola kemitraan yang dikembangkan oleh perusahaan cukup baik, terutama terhadap aspek budidaya dan pemasaran. Pola atau model kemitraan antara petani dan perusahaan pada usahatani virginia adalah pola dagang umum. Petani tembakau virgina yang bermitra dengan perusahaan mampu mengelola usahatani secara efisien serta memperoleh keuntungan yang cukup.
ANALISIS MARJIN PEMASARAN AGROINDUSTRI BERAS DI KOTA MATARAM Wuryantoro Wuryantoro; Candra Ayu
JURNAL AGRIMANSION Vol 22 No 1 (2021): Jurnal Agrimansion April 2021
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v22i1.507

Abstract

Kota Mataram sebagai ibukota provinsi sekaligus pusat ekonomi, budaya dan jasa memiliki tingkat konsumsi akan bahan pangan terutama beras sangat tinggi. Hal ini karena kepadatan penduduk di Kota Mataram yang tinggi. Di Kota Mataram, aliran produksi beras mulai dari produsen hingga sampai ke konsumen membentuk saluran pemasaran. Dengan membuat pemetaan saluran beras yang terdapat di Kota Mataram dapat diketahui hubungan antara masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat dan margin pemasaran yang tercipta. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis margin dan efisiensi pemasaran yang diperoleh oleh setiap lembaga pemasaran dalam agroindustri beras di Kota Mataram. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sedangkan pengumpulan data dengan teknik survei dengan mewawancarai responden yang terdiri petani (pedagang gabah), pedagang di tingkat penggilingan (Rice Milling Unit), pedagang besar, dan pedagang pengecer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa margin dan keuntungan pemasaran yang terbesar dari proses distribusi beras, terdapat pada pedagang di tingkat penggilingan, sedangkan yang terkecil terdapat pada pedagang pengecer, serta proses jalur distribusi atau saluran pemasaran beras di Kota Maram telah efisien.
Kontribusi Ekonomi Usaha Kerajinan Tikar Mendong (Fimbristylis Globulosa) Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kecamatan Lenek Kabupaten Lombok Timur Tina Nopiana; Candra Ayu; Ibrahim Ibrahim
JURNAL AGRIMANSION Vol 23 No 1 (2022): Jurnal Agrimansion April 2022
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v23i1.709

Abstract

ABSTRACT This study aims to: (1) analyze the types of productive economic activities of respondent farmer households in Lenek District East Lombok Regency; (2) analyzing the income from the mendong mat crafts business and its contribution to farmer households income in Lenek District of East Lombok Regency; (3) Knowing the problems and obstacles faced by the craftsmen in managing the mendong mat craft business in Lenek District East Lombok Regency. This research uses descriptive method. Analysis of the data used is the analysis of income and business contributions. The results of the study showed that: (1) There were 7 types of productive economic activities carried out by respondents farmer household in Lenek District including; mendong mat craft business, farming, farm laborers, tobacco processing workers, construction workers, shop employees and migrant workers. (2) The income from the mendong mat craft business is Rp 6,115,239,83/year with a contribution of 30.40% to the total household income in farm in Lenek District. The contribution of the mendong mat craft business gave a significant contribution to increasing the household income of the respondent farmers. (3) The problems and obstacles of craftsmen in managing the mendong mat craft are the low quality of mendong dyes, low product development skills, traditional weaving equipment, low ability to market the product of the type of a Alus mat, the price of the product mat is still low, high prices of raw materials, and its own capital for business development. Keywords: productive economy, mendong mat crafts, income, contribution