Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGGUNAAN METODE HPLC PADA ANALISIS JAMU DEPOT YANG MENGANDUNG ANTALGIN Rifda Husna Arifah; Desy Ayu Irma Permatasari; Kusumaningtyas Siwi Artini
Jurnal Jamu Kusuma Vol. 3 No. 1 (2023): JURNAL JAMU KUSUMA
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37341/jurnaljamukusuma.v3i1.52

Abstract

Penyalahgunaan penambahan BKO ke dalam sediaan herbal sering diidentikkan untuk penanganan penyakit seperti rematik, pereda nyeri, dan afrodisiak. Salah satu herbal yang biasa digunakan untuk meredakan nyeri adalah herbal pegal linu untuk mengurangi nyeri,meredakan nyeri otot, kelelahan, nyeri otot dan tulang, memperlancar peredaran darah, memperkuat daya tahan tubuh, serta meredakan nyeri di seluruh tubuh Identifikasi penambahan BKO dapat dilakukan dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography)dengan teknik identifikasi, pemisahan, dan kuantifikasi komponen dalam suatu campuranyang sangat cocok digunakanuntuk senyawa yang tidak mudah menguap, tidak stabil secara termal danmempunyaiberat molekul yang besar. Pemisahan analit tersebut dilakukan berdasarkan kepolarannya, alatnya terdiri dari kolom sebagai fasediamdan larutan tertentu sebagai fasegeraknya.Analisis kadar antalgin dapat menggunakan metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC), yaitu dengan menggunakan fase gerak berupa metanol p.a dan aquabides dengan perbandingan 75 : 25, fase diam dengan kolom C18 sertadengan volume injeksi sebanyak 20 μL pada konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, dan 100 ppm. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keunggulan penggunaan metode HPLCdalam menganalisis kadar antalgin dalam suatu sediaan jamu. Hasil yang diperoleh yaitu adanya kandungan antalgin pada sediaan jamu dengan persentase 14,87 %. Kadar tersebut sangat tidak diperbolehkan terkandung dalam sediaan jamu dan telah melanggar pasal 196 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009.
Formulasi Dan Uji Mutu Fisik Sediaan Bedak Padat Ekstrak Biji Bunga Matahari (Halianthus Annuus L.) Sebagai Antioksidan Ilham La Tansa; Bangkit Riska Permata; Kusumaningtyas Siwi Artini
Detector: Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan Vol. 1 No. 4 (2023): November : Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/detector.v1i4.2517

Abstract

Sunflower (Halianthus annuus L.) is a flower that is widely consumed by the world's people. The part that is consumed from the sunflower is the seeds of the flower. Sunflower seeds have many useful ingredients in them, such as high nutritional value, being a good source of unsaturated fat, protein, inorganic compounds, vitamin E. One of the plants that has the potential as an antioxidant is sunflower (Halianthus annuus L.). The purpose of this study was to determine whether sunflower seed extract pressed powder (Halianthus annuus L.) had good physical quality, to determine whether sunflower seed extract pressed powder (Halianthus annuus L.) had antioxidant activity, to determine what concentrations of sunflower seed extract pressed powder (Halianthus annuus L.) had strong antioxidant activity as a good compact powder. Testing the antioxidant activity using the DPPH method with a positive control, namely vitamin c. The results of this study indicate that sunflower seed extract (Halianthus annuus. L) can be made into solid powder preparations, has an extract antioxidant activity of 96.78 μg/mL and has antioxidant activity when made into pressed powder preparations of 176.20 μg/mL with a concentration of 2.5%, 143.51 μg/mL with a concentration of 5%, and 121.22 μg/mL with a concentration of 7.5%.
Uji Efektivitas Sediaan Salep Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos Caudatus Kunth) Terhadap Penyembuhan Luka Sayat Pada Kelinci Jantan New Zealand White Annissha Azzahra Wurnasari; Kusumaningtyas Siwi Artini; Bangkit Riska Permata
Jurnal Medika Nusantara Vol. 1 No. 4 (2023): November : Jurnal Medika Nusantara,
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59680/medika.v1i4.635

Abstract

Kenikir Leaf Extract (Cosmos Caudatus Kunth) is a medicinal plant that can be used to heal cut wounds. This research aims to determine the compound content in kenikir leaves, determine the physical quality and stability of kenikir leaf extract ointment preparations, and determine the effective concentration for healing cuts on the backs of male New Zealand White rabbits. This type of research is experimental, making ointment formulations using kenikir leaf extract made in 3 concentrations, namely 10%, 15% and 20%. In ointment testing, organoleptic tests, homogeneity tests, spreadability tests, adhesion tests, pH and viscosity tests are carried out. Testing the effectiveness of wound healing using 5 groups, namely Betadine ointment (+), ointment base (-), kenikir leaf extract ointment 10%, 15% and 20% on 5 rabbits with a wound length of 1.5 cm was carried out until the 3rd day. 7. The data was processed statistically using One Way ANOVA (Analysis of Variant) and continued with the LSD (Least Significant Difference) test. The results of this research show that kenikir leaf extract ointment 10%, 15% and 20% produces an ointment that meets the requirements of the organoleptic test, homogeneity test, spreadability test, adhesiveness test and pH test, as well as providing healing effects on cuts and wounds in rabbits and The most effective healing power is 20% kenikir leaf extract ointment.
EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP DI RSAU dr. SISWANTO LANUD ADI SOEMARMO TAHUN 2022 Galuh Puspita Sari; Kusumaningtyas Siwi Artini; Tatiana Siska Wardani
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 3 (2023): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v12i3.5379

Abstract

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistem pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid rawat inap di RSAU dr. Siswanto Lanud Adi Soemarmo pada tahun 2022. Penelitian menggunakan metode retrospektif dengan sampel sebanyak 52 pasien. Jenis antibiotik yang digunakan kombinasi antibiotik tiamfenikol dan inj seftriakson, tiamfenikol dan inj sefotaksim, sefiksim dan inj seftriakson, sefiksim dan inj sefotaksim, sefiksim dan inj sefoperazon. Efektivitas terapi dinilai dari besarnya penurunan suhu dan lama rawat inap. Pasien demam tifoid rawat inap didominasi pasien perempuan sebanyak 27 (51,9%). Sebagian besar pasien berusia 18-45 tahun 40 pasien (76,9%). Karakteristik klinis berdasarkan kadar leukosit didominasi pasien leukosit normal 42 pasien (80,8%), sedangkan  karakteristik klinis berdasarkan tes uji widal 52 pasien  positif (100%). Hasil penelitian menunjukkan antibiotik yang paling banyak digunakan kombinasi tiamfenikol dan inj seftriakson 33 pasien (63,5%). Lama rawat inap paling singkat pada pasien dengan terapi kombinasi sefiksim dan inj seftriakson (2,15 hari), diuji menggunakan One-way Anova (p=0,0240,05). Penurunan suhu yang paling besar dicapai pasien dengan terapi tiamfenikol dan inj seftriakson (2,24oC), diuji dengan Kruskal-Wallis (p=0,068 0,05).  Kata kunci -- Demam tifoid, Efektivitas antibiotik, Kombinasi antibiotik
Efektivitas Formulasi Ekstrak Krokot (Portulaca oleracea L) sebagai alternatif pembuatan handsanitizer Kusumaningtyas Siwi Artini
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 11, No 2 (2022): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v11i2.3224

Abstract

Penggunaan tanaman dalam bidang farmasi saat ini terus digalakkan. Penelitian terhadap beberapa tanaman telah dilakukan, salah satunya tanaman herba krokot (Portulaca oleracea L) yang telah terbukti berkhasiat antibakteri karena kandungan flavonoidnya. Handsanitizer merupakan pembersih tangan yang memiliki kemampuan antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas formulasi ekstrak krokot (Portulaca oleracea L) sebagai handsanitizer dan potensi daya hambat handsanitizer ekstrak krokot (Portulaca oleracea L) terhadap bakteri. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun dan batang herba krokot (Portulaca oleracea L) yang dimaserasi menggunakan etanol. Setelah didapatkan ekstrak herba krokot (Portulaca oleracea L), kemudian dibuat sediaan handsanitizer dengan beberapa konsentrasi yang berbeda dan dilakukan uji antibakteri terhadap sediaan handsanitzer ekstrak krokot (Portulaca oleracea L). Hasil dari penelitian ini diperoleh hasil pada formula I dengan konsentrasi ekstrak 6,25%  memili daya hambat sebesar 7,2mm, untuk formula dengan dengan konsentrasi ekstrak 12,5% memiliki daya hambat 8,7% dan untuk formula dengan konsentrasi 25% memiliki daya hambat 11mm. Dari hasil uji daya hambat tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin besar diameter daya hambatnya
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak, Fraksi Air, Fraksi Etil Asetat, Fraksi n-Heksan Daun Petai Cina (Leucaena leucocephala) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 Muhammad Andira Ibnu Shina; Tatiana Siska Wardani; Kusumaningtyas Siwi Artini
OBAT: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol. 2 No. 6 (2024): November : OBAT: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/obat.v2i6.785

Abstract

Shina, mai., 2024, test of antibacterial activity of extract, water fraction, ethyl acetate fraction, and n-hexane fraction of chinese petai leaf (leuncaena leucocephala) against staphylococcus aureus atcc 25923, thesis, faculty of health sciences, duta bangsa university, surakarta one of the traditional medicines that currently has the potential to be developed is the chinese petai plant (leucaena leucocephala). Chinese petai leaves are used by the people of indonesia as a remedy for new and swollen wounds. Staphylococcus aureus is a gram-positive coccus bacterium that is the main pathogen in humans. Almost everyone has experienced a wide variety of staphylococcus aureus infections during their lifetime, from severe food poisoning to minor skin infections. The methods used in this study are diffusion and dilution. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of water extracts and fractions, ethyl acetate fractions, and n-hexane fractions of chinese petai leaves (leuncaena leucocephala), to find the most active extracts and fractions based on their inhibitory zones, and to determine the khm and kbm of the most active extracts against staphylococcus aureus atcc 25923. Based on research conducted on ethanol extract, water fraction, ethyl acetate fraction, and n-hexane fraction of chinese petai leaves have antibacterial activity against staphylococcus aureus atcc 25923. The most active extract in inhibiting staphylococcus aures atcc 25923 judging from its inhibition zone value is ethanol extract. Ethanol extract of chinese petai leaves has the same khm and kbm values, namely at a concentration of 25%.