Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Determinan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif di Desa Tanjung Gunung, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung Eka Safitri Yanti
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol 8, No 2 (2020): JKP Desember 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32922/jkp.v8i2.311

Abstract

Latar belakang: Cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif di Indonesia masih tergolong rendah termasuk di wilayah Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung. Banyak yang dapat menyebabkan kondisi tersebut, diantaranya adalah pendidikan dan pengetahuan, paritas, ibu yang bekerja, Inisiasi Menyusu DIni (IMD), dukungan pasangan dan keluarga Tujuan: Mengetahui determinan pemberian ASI eksklusif di Desa Tanjung Gunung, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilakukan di Desa Tanjung Gunung Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dilakukan kepada 48 ibu yang memiliki bayi usia 6 bulan hingga 1 tahun, lahir cukup bulan dan tidak ada kelainan kongenital dengan riwayat persalinan per vaginam Hasil: Tidak ada pengaruh yang bermakna dari segi usia (p>0,445), jumlah anak (p=0,850), pendidikan ibu (p=0,475), ibu bekerja di luar rumah (p=0,868), paritas (p=1,00), pengetahuan (p=0,591), dan dukungan keluarga (p=0,145) terhadap pemberian ASI eksklusif. IMD (p=0,041) dan dukungan pasangan (p=0,021) menjadi determinan yang memengaruhi pemberian ASI eksklusif dimana IMD menjadi variabel yang paling kuat pengaruhnya (OR=6,985) Kesimpulan: IMD dan dukungan pasangan terbukti memberi pengaruh terhadap keberhasilan ASI eksklusif, walaupun tenyata secara statistik dukungan anggota keluarga selain suami tidak memberikan dampak yang bermakna. Analisis lebih jauh membuktikan bahwa IMD menjadi variabel yang memberikan pengaruh paling kuat
Pengaruh Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal terhadap Kejadian Kanker Payudara di Fasillitas Pelayanan Kesehatan Endriyani Martina Yunus; Nilam Permatasari; Eka Safitri Yanti
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol 9, No 2 (2021): JKP Desember 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32922/jkp.v9i2.350

Abstract

Latar belakang: Pajanan estrogen dapat disebabkan oleh penggunaan kontrasepsi pil yang mengandung kombinasi hormon estrogen dan progesteron.Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan alat kontrasepsi hormonal terhadap kejadian kanker Payudara di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kota Pangkalpinang tahun 2020.Metode:  Jenis penelitian kuantitatif dengan desain study case control, perbandingan kasus:kontrol 1:2 (15:30). Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling.Hasil: Hasil penelitian ini diketahui terdapat 28 responden (62,2%) ibu  dengan umur beresiko (<20->35 tahun), 5 responden (11,1%) yang tidak pernah melahirkan & melahirkan di usia >30 tahun), 42 responden (93,3%) yang Beresiko (menggunakan alkon, Hormonal), 39 responden (86,7%) yang menggunakan alat kontrasepsi lebih dari 4 tahun, 12 responden (26,7%) yang memiliki riwayat genetik kanker payudara.dan 15 responden (33,3%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh antara umur, usia pertama kali melahirkan, jenis alat kontrasepsi dan genetik. Variable yang paling dominan terhadap kejadian kanker payudara adalah genetic.Kesimpulan: Untuk itu perlu perlu diberikan informasi kesehatan bahwa faktor genetik secara signifikan berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara, untuk itu diperlukan pola hidup sehat.
Determinan Penggunaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan Anak Pada Kader Posyandu Endriyani Martina Yunus; Eka Safitri Yanti; Retno Imami
Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung Vol 5 No 2 (2022): Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
Publisher : STIKES Citra Delima Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.645 KB) | DOI: 10.33862/citradelima.v5i2.249

Abstract

The period of development of infants and children is a period of rapid growth and development and this determines their further development. Roesli (2009) in his research found that toddlers experience gross motor disorders as much as 31.2%, fine motor skills 14.3%, while those who experience language disorders are 19.1% and those who experience social personal disorders are 11.5%. Monitoring is very necessary to detect early deviations in child development. This study aims to determine the determinants of the use of pre-screening child development questionnaires for posyandu cadres in the working area of ​​the Benteng Bangka Tengah Health Center in 2021. This type of research is cross sectional, the type of data collection is total sampling. The use of the Pre-screening Questionnaire for Child Development in Posyandu Cadres in the Work Area of ​​the Benteng Bangka Tengah Health Center was 21 (35%) cadres. Determinants related to the use of the Pre-screening Questionnaire for Child Development in Posyandu Cadres in the Work Area of ​​the Benteng Bangka Tengah Health Center were the participation of cadres in KPSP training, the availability of facilities and infrastructure and the support of health workers. Benteng Health Center in order to facilitate KPSP training for cadres who have not been trained sothat the ability of cadres can increase so that the use of KPSP can be more evenly distributed.
PENILAIAN PERILAKU CUCI TANGAN, PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN DAN DETEKSI STUNTING MENGGUNAKAN KARTU MENUJU SEHAT Antarini Antarini; Eka Safitri Yanti
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 2 (2021): Vol.7 No.2 April 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i2.3933

Abstract

HANDWASHING BEHAVIOR ASSESSMENT, DEVELOPMENTAL DEVIATION AND STUNTING DETECTION USING CARD TOWARDS HEALTHY Background: School-age children are a critical age group because at that age they are prone to health problems related to personal hygiene such as diarrhea, toothache, skin diseases and so on. Apart from personal hygiene issues, one of the risks of health problems that can cause growth and development problems for Kindergarten-aged children is nutrition. It is important for child development deviations to be detected early so that it can be quickly corrected for subsequent age development. Anthropometrically, assessing the nutritional status of school-age children can use the weight and height. A tool for monitoring the development of nutritional status of kindergarten children is Kartu Menuju Sehat (KMS). Every child who is measured for height can immediately know their nutritional status. This study looked at a description of hand washing behavior, developmental deviations and stunting detection in kindergarten children.Purpose To assess hand washing behavior, developmental deviation and stunting detection in kindergarten children through KMS monitoring.Methods: The type of research used in this research was descriptive research. The research method used was a survey with a cross sectional approach. A total of 29 kindergarten children were assessed for hand washing behavior using WHO guidelines and assessed for stunting status using KMS Dinding.Results: The results of the study were mostly boys (51.7%) with ages 2 - 4 years, which is 62.1%. The results of the practice of washing children's hands using hand washing guidelines from the WHO obtained data as much as 21 children (75%) had been implemented well (6 - 7 steps) and less well by 7.1%. Early detection of child deviations using the Developmental Pre-Screening Questionnaire was 16 children (55.2%) according to development, but there were 9 children (31%) doubting results and 4 children (13.8%) likely to experience deviations. The results of measurements using KMS Dinding in kindergarten showed that there were 6.9% of children's measurement results in yellow, light green 86.2% and dark green of 6.9%. Conclusion: KMS Dinding can detect stunting in kindergarten children, there are children who may experience deviations and most children have washed their hands properly according to WHO guidelinesSuggestion provide motivation for students to get used to washing hands using soap in the school and home environment, in order to prevent diseases caused by dirty hands. The school is expected to continue to carry out early detection of children's growth and development so that improvements can be made immediately if a deviation is found in the child's growth and development Keywords: Hand Washing, Developmental Deviation, Nutritional Status ABSTRAK Latar Belakang: Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut rentan terkena masalah kesehatan terkait personal hygiene misalnya diare, sakit gigi, penyakit kulit dan sebagainya. Selain masalah personal hygiene, salah satu risiko masalah kesehatan yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak usia Taman Kanak-Kanak (TK) adalah masalah gizi. Penyimpangan perkembangan anak penting untuk dideteksi secara dini agar dapat dengan cepat dilakukan koreksi terhadap perkembangan usia selanjutnya . Secara antropometri penilaian status gizi anak usia sekolah dapat menggunakan indeks Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB). Alat untuk memantau perkembangan status gizi anak TK adalah Kartu Menuju Sehat (KMS). Setiap anak yang diukur TB dapat segera diketahui status gizinya. Penelitian ini melihat gambaran perilaku cuci tangan, penyimpangan perkembangan dan deteksi stunting pada anak taman kanak-kanak.Tujuan: Menilai perilaku cuci tangan, peyimpangan perkembangan dan deteksi stunting pada anak taman kanak-kanak melalui pemantauan KMS.Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Metode penelitian yang yang digunakan adalah survey dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 29 anak TK dinilai perilaku cuci tangan menggunakan pedoman WHO dan dinilai status stunting menggunakan KMS Dinding.Hasil: Hasil penelitian sebagian besar yaitu anak berjenis kelamin laki-laki (51,7%) dengan usianya adalah usia 2 - 4 tahun yaitu sebesar 62,1%. Hasil praktik mencuci tangan anak dengan menggunakan pedoman cuci tangan dari WHO diperoleh data sebanyak 21 anak (75%) telah melaksanakan dengan baik (6 – 7 langkah) dan kurang baik sebesar 7,1%. Deteksi dini penyimpangan anak dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) sebanyak 16 anak (55,2%) sesuai dengan perkembangan, namun terdapat 9 anak (31%)  meragukan dan 4 anak (13,8%) kemungkinan mengalami penyimpangan. Hasil pengukuran menggunakan KMS dinding pada sekolah TK menunjukkan bahwa terdapat sebesar 6,9% hasil pengukuran anak berada pada warna kuning, hijau muda 86,2% dan hijau tua sebesar 6,9%.Kesimpulan: KMS Dinding dapat mendeteksi terjadinya stunting pada anak TK, terdapat anak yang kemungkinan mengalami penyimpangan dan sebagian besar anak telah mencuci tangan dengan baik sesuai dengan pedoman WHOSaran memberikan motivasi pada siswa untuk membiasakan diri cuci tangan menggunakan sabun di lingkungan sekolah dan rumah, guna mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh tangan yang kotor. Pihak sekolah diharapkan terus dapat melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak agar dapat segera dilakukan upaya perbaikan jika ditemukan kondisi penyimpangan pada tumbuh kembang anak Keywords: Cuci Tangan, Penyimpangan Perkembangan, Status Gizi
Determinants Of Malnutrition Based On The Composite Index Of Anthropometric Failure (CIAF) Eka Safitri Yanti; Tesza Rezky Permata; Rohmatun Karimah
Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional Volume 7 Number 2 Year 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37341/jkkt.v0i0.389

Abstract

Background: Malnutrition in toddlers (under five years) is known to cause disturbances in growth and development. The Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) is an alternative anthropometric that specifying and combining various growth failures that occur. Methods: A descriptive quantitative study with a cross-sectional approach was carried out for 10 (ten) months in 2022. A total of 155 samples of toddlers (aged 6 months to 5 years) were taken using the multistage random sampling technique. The instruments used include questionnaires about the characteristics of parents, family economy, family awareness about nutrition, and health seeking behavior. The tools to detect malnutrition are a calibrated digital stature meter and weight scales. The data was analyzed through Chi Square, and Mann-Whitney is used as an alternative if the data found does not meet the requirements. Results: Of the 155 children under five examined, 48.4% or almost half of the respondents experienced growth failure. Most growth failure was in the stunting and underweight category (21.3%) and the least was in the wasting only category (1.3%). Family awareness about nutrition and health seeking behavior were not found to be related to the nutritional status of children, where statistically the prevalues obtained were 0.217 and 0.173, respectively. Conclusion: Based on the CIAF, none of the factors studied were found to have an association with malnutrition. Further research is needed by examining a wider scope of variables and providing more intensive training to survey officers to obtain more accurate data.
PENINGKATAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT DALAM DETEKSI DINI RISIKO KEHAMILAN DI DESA KELABAT KABUPATEN BANGKA BARAT: INCREASING COMMUNITY INDEPENDENCE IN EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK AT KELABAT VILLAGE BANGKA BARAT REGENCY Eka Safitri Yanti; Ayi Diah Damayani; Liana Devi Oktavia; Rohmatun Karimah
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.821 KB) | DOI: 10.36082/gemakes.v2i2.678

Abstract

Kematian ibu di Indonesia masih menjadi sumber masalah kesehatan ibu. Bangka Barat merupakan daerah yang masih memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi termasuk diantaranya Desa Kelabat. Penyebab tingginya AKI diantaranya adalah kehamilan risiko tinggi yang tidak terdeteksi sehingga diperlukan upaya deteksi dini risiko kehamilan mulai dari tingkat kader. Hal ini menjadi dasar bagi pengabdi untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam melakukan deteksi dini risiko hamil di Desa Kelabat dengan melatih kader menggunakan lembar Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) dan Aplikasi Deteksi Faktor Risiko Ibu Hamil. Setelah kegiatan selesai dilakukan, hasil statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara skor pengetahuan ibu sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan (p=0,000). Selain itu, keterampilan masyarakat juga bertambah dalam melakukan deteksi dini risiko kehamilan dengan menggunakan lembar KSPR dan Aplikasi Deteksi Faktor Risiko Ibu Hamil. Pada akhirnya sesuai dengan tujuan dari kegiatan ini, sudah terbentuk sistem sederhana yang dapat mendeteksi secara dini risiko pada ibu hamil dari tingkat kader serta pelaporan rujukan dari kader ke bidan desa secara berkala setiap bulannya. Namun tentunya upaya ini membutuhkan dukungan terus menerus dari perangkat desa maupun petugas kesehatan setempat. Diharapkan kedepannya, sistem yang sudah mulai terbentuk ini dapat terus dilakukan bahkan ditingkatkan sehingga menjadi contoh bagi daerah lain yang mengalami masalah serupa.
Determinan Penggunaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan Anak Pada Kader Posyandu Endriyani Martina Yunus; Eka Safitri Yanti; Retno Imami
Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute Vol 5 No 2 (2022): Citra Delima Scientific journal of Citra Internasional Institute
Publisher : Ilmiah Institut Citra Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.645 KB) | DOI: 10.33862/citradelima.v5i2.249

Abstract

The period of development of infants and children is a period of rapid growth and development and this determines their further development. Roesli (2009) in his research found that toddlers experience gross motor disorders as much as 31.2%, fine motor skills 14.3%, while those who experience language disorders are 19.1% and those who experience social personal disorders are 11.5%. Monitoring is very necessary to detect early deviations in child development. This study aims to determine the determinants of the use of pre-screening child development questionnaires for posyandu cadres in the working area of ​​the Benteng Bangka Tengah Health Center in 2021. This type of research is cross sectional, the type of data collection is total sampling. The use of the Pre-screening Questionnaire for Child Development in Posyandu Cadres in the Work Area of ​​the Benteng Bangka Tengah Health Center was 21 (35%) cadres. Determinants related to the use of the Pre-screening Questionnaire for Child Development in Posyandu Cadres in the Work Area of ​​the Benteng Bangka Tengah Health Center were the participation of cadres in KPSP training, the availability of facilities and infrastructure and the support of health workers. Benteng Health Center in order to facilitate KPSP training for cadres who have not been trained sothat the ability of cadres can increase so that the use of KPSP can be more evenly distributed.
PEMBERDAYAAN KELUARGA SEBAGAI PENGAWAS KONSUMSI FE PADA IBU HAMIL Yanti, Eka Safitri; Damayani, Ayi Diah; Ridayani, Ridayani
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v3i2.1312

Abstract

Anemia merupakan masalah kesehatan global serius yang umumnya terjadi pada anak dan wanita hamil. Penyebab anemia dalam kehamilan dapat terjadi karena tidak patuhnya ibu hamil dalam mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) atau Fe. Ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet tambah darah dapat juga terjadi karena rasa mual akibat rasa dan bau tablet sehingga menimbulkan rasa malas untuk mengkonsumsinya. Selain motivasi, ibu hamil juga memerlukan pengawas minum TTD yang dapat diperankan oleh suami atau anggota keluarga lain yang tinggal serumah. Metode pelaksanaan dilakukan dalam beberapa tahap. Kegiatan dimulai dengan analisis situasi dan peninjauan wilayah dengan hasil Puskesmas Payung, Bangka Selatan menjadi tempat pelaksanaan kegiatan karena memiliki kasus anemia tertinggi dan edukasi anemia yang masih minim. Setelahnya, dilakukan sosialisasi tentang pengisian kartu tablet tambah darah dan edukasi pencegahan anemia dalam kehamilan. Peserta dilakukan pretes dan posttest untuk dinilai peningkatan pengetahuan. Peserta yang dinilai sebanyak 30 orang yang terdiri dari ibu hamil, pendamping ibu hamil dan kader. Peserta kemudian didampingi dalam mengisi kartu tablet tambah darah. Hasil statistik menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan yang signifikan setelah kegiatan selesai dilakukan dan terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan edukasi (p=0,000). Pada akhirnya sesuai dengan tujuan dari kegiatan ini, edukasi tentang anemia dan pemantauan TTD dapat meningkatkan pengetahuan sasaran. Namun tentunya upaya ini membutuhkan dukungan terus menerus dari petugas kesehatan setempat. Diharapkan kedepannya, pengetahuan yang telah didapat dapat diterapkan secara masif dan berkesinambungan oleh masyarakat.
Tinggi Badan Orang Tua Tidak Berkaitan dengan Kejadian Stunting pada Anak Balita Yanti, Eka Safitri
JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG Vol 12, No 1 (2024): JKP Juni 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32922/jkp.v12i1.949

Abstract

Latar belakang: Stunting merupakan permasalahan gizi khususnya pada anak dibawah 5 tahun yang mulai menjadi perhatian di Indonesia, mulai dari  daerah hingga pusat, selama 10 tahun terakhir. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting termasuk salah satunya adalah tinggi badan orang tua.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh tinggi badan orang tua sebagai penyumbang faktor genetik terhadap kejadian stunting pada anak balitaMetode: Desain penelitian cross-sectional yang dilakukan selama 10 (sepuluh) bulan di Kabupaten Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebanyak 198 balita usia 6 s.d. 59 bulan dijadikan sampel penelitian dengan 95 balita laki-laki dan 105 balita perempuan yang memenuhi persyaratan menjadi responden. Orang tua balita diwawancara dan balita dilakukan pengukuran tinggi badan.Hasil: Sebagian besar balita berjenis kelamin perempuan (52%), mempunyai rerata usia balita 28,03 ± 14,534 bulan, rerata usia ibu 29,42 ± 6,848 tahun dan kategori paling banyak usia ibu pada rentang usia 20 hingga 35 tahun (78,8%).  Selain itu, ibu sebagian besar memiliki pendidikan lanjut (51,5%) sedangkan ayah sebagian besar memiliki pendidikan dasar (46%). Tidak terdapat perbedaan bermakna tinggi badan ayah dan ibu pada kejadian stunting balita laki-laki (p ayah = 0,249; p ibu = 0,207) maupun pada balita perempuan (p ayah = 0,545; p ibu = 0,714).Kesimpulan: Tinggi badan orang tua baik ayah maupun ibu tidak berkaitan dengan terjadinya stunting pada anak balita.
Low Birth Weight and Inappropriate Feeding Variation Caused Nutritional Disorders Based on The Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) Yanti, Eka Safitri; Yunus, Endriyani Martina
Media Gizi Indonesia Vol. 19 No. 3 (2024): MEDIA GIZI INDONESIA (NATIONAL NUTRITION JOURNAL)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v19i3.311-321

Abstract

Nutritional disorders in children contribute to both morbidity and mortality, with potential for hereditary diseases. Regular growth monitoring helps in early detection and prevention. The Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF) is a tool used to assess multiple growth failures, making risk prediction more accurate. This study aims to identify determinants of nutritional disorders using CIAF. Conducted in Belitung Regency, Indonesia, from January to October 2024, the research involved 198 children aged 6 months to 5 years, selected via random sampling. Measurements of height and weight were analyzed according to WHO 2006 standards. Parental characteristics, birth weight, economic status, nutrition awareness, and clean living behaviors were assessed via questionnaires. Results showed that 40.4% of the children experienced growth failure, though none of the parental or child characteristics had a significant relationship with it. However, low birth weight (p=0.048) and variation in feeding menus (p=0.009) were significantly associated with stunting. Other factors, including parental height, family income, and nutrition awareness, showed no significant relationships with growth failure. In conclusion, low birth weight and diverse feeding practices play key roles in preventing stunting.