Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

INVESTIGATING THE OPERATIONAL ISSUE AND POTENTIAL DEMAND OF AIRPORT BUS SERVICE AT MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT Yaldi, Gusri
Jurnal Transportasi Vol 14, No 3 (2014)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.56 KB)

Abstract

Abstract Minangkabau International Airport (BIM) has been operating almost a decade and currently BIM can be visited using the airport bus provided by the City Government of Padang. Although the airport bus service is available, BIM visitors generally tend to choose private vehicles, such as cars or motorcycles. Considering the energy crisis and the negative impact of traffic, visitors are expected to shift to the airport bus, because the bus is more sustainable mode of transportation. However, this policy needs to be supported with sufficient information so that the target to be achieved can be realized. This study aimed to investigate factors that prevent visitors to use the airport bus and try to predict the potential demands. The results obtained from this study show that only 19 % of BIM visitors choose an airport bus as a mode of transportation. Other modes are selected because of some uncertainty on the airport bus service, which involves schedules and bus stop locations. In addition, a number of respondents did not even know of the existence of the airport bus service. If these problems can be solved, the potential airport bus users are predicted to reach 58 % of the total number of BIM visitors. Keywords: airport, airport bus, private vehicles, cars, motorcycles  Abstrak Bandara Internasional Minangkabau (BIM) telah beroperasi hampir satu dekade dan saat ini BIM dapat dikunjungi dengan menggunakan bis bandara yang disediakan oleh Pemerintah Kota Padang. Walaupun tersedia layanan bis bandara, pengunjung BIM umumnya cenderung memilih kendaraan pribadi, seperti mobil atau sepeda motor. Dengan memperhatikan krisis energi dan dampak negatif lalulintas, pengunjung BIM diharapkan dapat berpindah menggunaan bis bandara, karena bis merupakan moda transportasi yang lebih berkelanjutan. Namun kebijakan ini perlu didukung dengan informasi yang cukup sehingga target yang hendak dicapai dapat direalisasikan. Kajian ini bertujuan untuk menginvestigasi faktor-faktor yang menghambat pengunjung BIM untuk menggunakan bis bandara serta mencoba untuk memprediksi potensi kebutuhannya. Hasil yang diperoleh dari kajian ini adalah bahwa hanya 19 % pengunjung BIM memilih bis bandara sebagai moda transportasinya. Moda lain dipilih karena ketidakpastian pada pelayanan bis bandara, yang menyangkut jadwal dan lokasi halte. Selain itu sejumlah responden bahkan tidak mengetahui adanya layanan bis bandara. Jika permasalahan tersebut dapat diatasi, diprediksi potensi pengguna bis bandara dapat mencapai 58 % terhadap jumlah total pengunjung BIM. Kata-kata kunci: bandar udara, bis bandara, kendaraan pribadi, mobil, sepeda motor
INVESTIGATING THE OPERATIONAL ISSUE AND POTENTIAL DEMAND OF AIRPORT BUS SERVICE AT MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT Yaldi, Gusri
Prosiding Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi Vol 2 No 2 (2015): Prosiding Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi
Publisher : FSTPT Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minangkabau International Airport (MIA) has been operating for nearly a decade. MIA can be visited by using Airport Bus (APB) services provided by the local government. However, it seems the visitors of MIA tend to choose the private travel modes such as passenger cars and motorcycles rather than the APB. Due to the energy crisis as well as other negative impacts of road traffic, MIA visitors are expected to shift from using private travel modes to more sustainable and greener transport modes like APB. However, this policy must be supported by sufficient information and hence the expected outcome could be achieved. This research is aimed at investigating the issues that “preventing” MIA visitors in choosing the existing APB service as well as estimating its potential demand. The result suggests that only 19% of the MIA visitors choose the APB as the travel mode. The visitors tend to use other travel modes due to uncertainty in the APB operation represented by unclear time tables and bus stop locations. In addition, a number of respondents were found did not know the APB service. It is estimated the demand could reach 58% of the total visitor if the aforementioned issues could be properly addressed.
LOCAL TRAFFIC AND PUBLIC TRANSPORT PORTRAITS: A CASE STUDY IN PADANG CITY Yaldi, Gusri; Apwiddhal, Apwiddhal; Nur, Imelda M.; Momon, Momon
Prosiding Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi Vol 2 No 1 (2015): Prosiding Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi
Publisher : FSTPT Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper discusses the portraits and problems of local transport in Padang city related to some national issues which could represent the same condition in other cities in Indonesia too. It was found the private motor vehicles number on the road, especially motor cycles, is significantly higher compared to public transports. However, the public transport service tends to remain as the main transport mode in Padang, despite its decreasing percentage of usage. There were two kinds of public transports in term of mode sizes, namely the Para-transits (a passenger size public transport with maximum seat or passenger number is 11) and Medium size buses (maximum seat number is 26). However, the Medium size buses tend to be extinct and were found no longer operated since 2012. Meanwhile, the existing train service is mainly used for intercity trips although it has been existed since more than a century ago with the railway network is parallel with the major arterial roads crossing the Padang city. These figures seem to indicate the weak public transport planning and management. The local government launched newly developed Bus Rapid Transit service in February 2014. Although it might be considered premature, the recorded passenger number tends to be decreasing and hence and would end up like previous the medium size buses. The local government is suggested to address these issues seriously in order to minimize the negative impacts and potential economic loss of transport sector.
INVESTIGATING THE OPERATIONAL ISSUE AND POTENTIAL DEMAND OF AIRPORT BUS SERVICE AT MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT Yaldi, Gusri
Jurnal Transportasi Vol 14, No 3 (2014)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.56 KB) | DOI: 10.26593/jt.v14i3.1517.%p

Abstract

Abstract Minangkabau International Airport (BIM) has been operating almost a decade and currently BIM can be visited using the airport bus provided by the City Government of Padang. Although the airport bus service is available, BIM visitors generally tend to choose private vehicles, such as cars or motorcycles. Considering the energy crisis and the negative impact of traffic, visitors are expected to shift to the airport bus, because the bus is more sustainable mode of transportation. However, this policy needs to be supported with sufficient information so that the target to be achieved can be realized. This study aimed to investigate factors that prevent visitors to use the airport bus and try to predict the potential demands. The results obtained from this study show that only 19 % of BIM visitors choose an airport bus as a mode of transportation. Other modes are selected because of some uncertainty on the airport bus service, which involves schedules and bus stop locations. In addition, a number of respondents did not even know of the existence of the airport bus service. If these problems can be solved, the potential airport bus users are predicted to reach 58 % of the total number of BIM visitors. Keywords: airport, airport bus, private vehicles, cars, motorcycles  Abstrak Bandara Internasional Minangkabau (BIM) telah beroperasi hampir satu dekade dan saat ini BIM dapat dikunjungi dengan menggunakan bis bandara yang disediakan oleh Pemerintah Kota Padang. Walaupun tersedia layanan bis bandara, pengunjung BIM umumnya cenderung memilih kendaraan pribadi, seperti mobil atau sepeda motor. Dengan memperhatikan krisis energi dan dampak negatif lalulintas, pengunjung BIM diharapkan dapat berpindah menggunaan bis bandara, karena bis merupakan moda transportasi yang lebih berkelanjutan. Namun kebijakan ini perlu didukung dengan informasi yang cukup sehingga target yang hendak dicapai dapat direalisasikan. Kajian ini bertujuan untuk menginvestigasi faktor-faktor yang menghambat pengunjung BIM untuk menggunakan bis bandara serta mencoba untuk memprediksi potensi kebutuhannya. Hasil yang diperoleh dari kajian ini adalah bahwa hanya 19 % pengunjung BIM memilih bis bandara sebagai moda transportasinya. Moda lain dipilih karena ketidakpastian pada pelayanan bis bandara, yang menyangkut jadwal dan lokasi halte. Selain itu sejumlah responden bahkan tidak mengetahui adanya layanan bis bandara. Jika permasalahan tersebut dapat diatasi, diprediksi potensi pengguna bis bandara dapat mencapai 58 % terhadap jumlah total pengunjung BIM. Kata-kata kunci: bandar udara, bis bandara, kendaraan pribadi, mobil, sepeda motor
Analisis Karakteristik Perjalanan dan Perilaku Pengguna Jalan Terhadap Moda Trans Padang Virtual Gusri Yaldi; Imelda M. Nur; Apwiddhal Apwiddhal
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 18 No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30630/jirs.v18i2.664

Abstract

Laju pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia rata-rata hampir mencapai 7% setiap tahunnya, jauh lebih tinggi dibandingkan persentase pertambahan jalan baru yang hanya sekitar 0.25%. Ketidakseimbangan ini di anggap memperburuk dampak negatif dari sektor transportasi seperti kemacetan pada ruas jalan utama, krisis energi, dan kematian akibat kecelakaan di jalan raya dikarenakan semakin bertambahnya pengguna kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil penumpang. Untuk mengantisipasi dampak negatif yang lebih besar lagi, maka laju pertumbuhan kendaraan bermotor perlu di kontrol. Pengguna kendaraan pribadi di dorong untuk beralih ke moda transportasi yang sustainable dan ramah lingkungan, sesuai keinginan pengguna jalan seperti Trans Padang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik perjalanan pengguna jalan dan perilakunya terhadap layanan Trans Padang virtual dengan fasilitas layanan tertentu menggunakan survei Revealed Preference dan Stated Preference. Dari hasil analisis diketahui bahwa 50% responden bekerja pada sektor swasta, dan 33 persen adalah mahasiswa dan pelajar. Mayoritas responden menggunakan kendaraan pribadi untuk melakukan perjalanannya, dimana sepeda motor berkontribusi 75%, dan mobil penumpang 7%. Waktu tempuh rata-rata adalah 19.4 menit. Biaya perjalanan rata-rata adalah Rp.5136. Rasio antara captive dan choice user adalah 81%:19%. Faktor yang dapat medorong pengguna jalan untuk beralih ke layanan Trans Padang adalah kenyaman berupa fasilitas AC dan jumlah kursi pada moda Trans Padang, tarif dan juga waktu tempuhnya. WTP adalah berada pada rentang Rp.1500-Rp.3500, dan ATP rata-rata adalah Rp.2088-Rp.2663 tergantung kategori pengguna Trans Padang. Responden kategori umum memiliki kecenderungan untuk menggunakan layanan Trans Padang virtual yang lebih tinggi dari responden kategori pelajar. Operator layanan Trans Padang dapat mempertimbangkan hasil penelitian ini, dan mensimulasikannya pada Koridor 3 layanan Trans Padang, yang merupakan rencana penelitian berikutnya.
INVESTIGATING THE OPERATIONAL ISSUE AND POTENTIAL DEMAND OF AIRPORT BUS SERVICE AT MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT Gusri Yaldi
Jurnal Transportasi Vol. 14 No. 3 (2014)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.56 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v14i3.1517.%p

Abstract

Abstract Minangkabau International Airport (BIM) has been operating almost a decade and currently BIM can be visited using the airport bus provided by the City Government of Padang. Although the airport bus service is available, BIM visitors generally tend to choose private vehicles, such as cars or motorcycles. Considering the energy crisis and the negative impact of traffic, visitors are expected to shift to the airport bus, because the bus is more sustainable mode of transportation. However, this policy needs to be supported with sufficient information so that the target to be achieved can be realized. This study aimed to investigate factors that prevent visitors to use the airport bus and try to predict the potential demands. The results obtained from this study show that only 19 % of BIM visitors choose an airport bus as a mode of transportation. Other modes are selected because of some uncertainty on the airport bus service, which involves schedules and bus stop locations. In addition, a number of respondents did not even know of the existence of the airport bus service. If these problems can be solved, the potential airport bus users are predicted to reach 58 % of the total number of BIM visitors. Keywords: airport, airport bus, private vehicles, cars, motorcycles  Abstrak Bandara Internasional Minangkabau (BIM) telah beroperasi hampir satu dekade dan saat ini BIM dapat dikunjungi dengan menggunakan bis bandara yang disediakan oleh Pemerintah Kota Padang. Walaupun tersedia layanan bis bandara, pengunjung BIM umumnya cenderung memilih kendaraan pribadi, seperti mobil atau sepeda motor. Dengan memperhatikan krisis energi dan dampak negatif lalulintas, pengunjung BIM diharapkan dapat berpindah menggunaan bis bandara, karena bis merupakan moda transportasi yang lebih berkelanjutan. Namun kebijakan ini perlu didukung dengan informasi yang cukup sehingga target yang hendak dicapai dapat direalisasikan. Kajian ini bertujuan untuk menginvestigasi faktor-faktor yang menghambat pengunjung BIM untuk menggunakan bis bandara serta mencoba untuk memprediksi potensi kebutuhannya. Hasil yang diperoleh dari kajian ini adalah bahwa hanya 19 % pengunjung BIM memilih bis bandara sebagai moda transportasinya. Moda lain dipilih karena ketidakpastian pada pelayanan bis bandara, yang menyangkut jadwal dan lokasi halte. Selain itu sejumlah responden bahkan tidak mengetahui adanya layanan bis bandara. Jika permasalahan tersebut dapat diatasi, diprediksi potensi pengguna bis bandara dapat mencapai 58 % terhadap jumlah total pengunjung BIM. Kata-kata kunci: bandar udara, bis bandara, kendaraan pribadi, mobil, sepeda motor
Analisis Karakteristik Perjalanan dan Moda Transportasi Pelajar di Kota Padang untuk Mengurangi Angka Kecelakaan Lalulintas Gusri Yaldi; Imelda M. Nur; Apwiddhal
Siklus : Jurnal Teknik Sipil Vol. 8 No. 1 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/siklus.v8i1.8216

Abstract

Motorcyclists involved in 74% road traffic accidents (RTA) in Indonesia and the majority were students. WHO reported that 74% of RTA death victims were motorcyclists. This research aimed at analysing student trip and mode characteristics by using Revealed Preference survey. Majority of students were found using motorcycles due to travel time and cost. Average travel and waiting times are 18.5 and 0.1 minutes. Average travel cost varies between Rp.3750-Rp.4950. The ratio between students categorized as captive and choice users are 75%;25%. Majority of students depart before 07.00 AM and end their trips before 3 PM. In order to encourgae students to shift to public transport, the Trans Padang service is recommended to be integrated with parking facilities which is the direction of the future research.
Analisis Perilaku Pengguna Mobil Penumpang Dan Sepeda Motor Terhadap Skema Parkir Berbayar Gusri Yaldi; Imelda M. Nur; Apwiddhal Apwiddhal; Momon Momon
Jurnal Rekayasa Sipil Vol 18, No 2 (2022)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrs.18.2.68-79.2022

Abstract

Dengan semakin tingginya laju pertumbuhan kendaraan bermotor seperti mobil penumpang dan sepeda motor, berakibat kepada semakin meningkatnya dampak negatif transportasi berupa peningkatan angka kecelakaan lalulintas, kemacetan di jalan raya dan krisis energi. WHO melaporkan bahwa kematian akibat kecelakaan di jalan raya merupakan penyebab kematian ke-8 tertinggi di dunia. Karena itu perlu segera di antisipasi, dan diantaranya adalah dengan menerapkan skema parkir berbayar untuk pengguna mobil penumpang dan sepeda motor sehingga penggunaan kendaraan pribadi dapat di kontrol dan dialihkan keangkutan umum yang sustainable dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pengguna mobil penumpang dan sepeda motor di kota Padang terhadap skema parkir berbayar virtual yang akan diterapkan berdasarkan pada data yang dikumpulkan menggunakan survei Revealed Preference dan Stated Preference. Hasil analisis mengindikasikan bahwa pengguna mobil penumpang memiliki tingkat kesukaan yang setara antara parkir di badan jalan dan di luar badan jalan dengan durasi parkir rata-rata 1.43 jam, jarak lokasi fasilitas parkir yang diinginkan maksimal 179m dari pusat kegiatan dan biaya parkir rata-rata adalah Rp.3000. Untuk pengguna sepeda motor, lokasi parkir yang disukai adalah di luar badan jalan dengan jarak 25.9m dari pusat kegiatan, durasi parkir rata-rata lebih dari 2 jam dan biaya parkir rata-rata Rp.1480. Berdasarkan respon terhadap 3 skema parkir berbayar virtual yang ditawarkan, maka direkomendasikan untuk pengguna mobil penumpang berupa skema parkir berbayar dengan tarif progresif minimal Rp.5000 untuk satu jam pertama, jarak minimal lokasi parkir ke pusat kegiatan adalah lebih dari 179m dan ruang parkir diprioritaskan untuk durasi parkir singkat yaitu maksimal 60 menit. Untuk pengguna sepeda motor, skema parkir yang direkomendasikan adalah skema parkir berbayar di badan jalan dengan tarif progresif minimal Rp.5000 untuk satu jam pertama, jarak minimal lokasi parkir ke pusat kegiatan adalah lebih dari 25.9m dan ruang parkir diprioritaskan untuk durasi parkir singkat yaitu maksimal 60 menit. Namun, skema parkir ini harus di dukung oleh penegakan hukum yang serius, dukungan dari masyarakat dan tersedianya angkutan umum yang reliable dengan biaya yang terjangkau. Karena itu, penelitian berikutnya diarahkan kepada analisis perilaku pengguna kendaraan pribadi terhadap layanan angkutan umum dan fasilitas parkir yang terintegrasi.
PENGGUNAAN PASIR DAN KERIKIL SILIKA DARI SISA PENAMBANGAN BATU KAPUR SEBAGAI SUBSTITUSI AGREGAT UNTUK PERKERASAN JALAN KAKU Suhelmidawati, Etri; Yaldi, Gusri; Mirani, Zulfira; Yufajri, Fahmiza; Ikhsan, Muhammad
Jurnal Jalan Jembatan Vol 40 No 1 (2023)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58499/jatan.v40i1.1125

Abstract

The purpose of this study is to determine the effects of using silica sand and gravel in concrete as a substitution of coarse aggregates and fine aggregates and to increase the value of compressive strength and flexural strength in concrete for road pavement. This study applied the experimental methods, including material testing, compressive strength and concrete flexural strength testing, referring to the American Standard Testing and Materials (ASTM). From the test results, the highest compressive strength value of concrete was obtained from the 3rd concrete variation with a concrete mixture of 100% silica sand + natural gravel + sikament NN with a compressive strength value of 41.14 MPa. The optimum flexural strength value is obtained from the concrete mix in the 4th variation, namely 100% natural sand + silica gravel + sikament NN with a flexural strength value of 1.6 MPa. Based on these results, the 4th concrete variation was chosen to be applied on the basis of its optimum flexural strength value and compressive strength value that exceeds the design compressive strength, namely 32.36 MPa (fc' design 30 MPa). Manual Desain Perkerasan (MDP) 2017 is used to design rigid pavement on Aia Anak Simpang Road – Minangkabau International Airport Fly Over STA 22+800 to STA 22+800. The pavement thickness obtained is 27.5 cm. Therefore, silica sand and gravel can increase the compressive strength of normal concrete after the addition of silica material, play a role in resisting cracks in cylindrical specimens.
Analisis Perilaku Pengguna Mobil Penumpang Dan Sepeda Motor Terhadap Skema Parkir Berbayar Yaldi, Gusri; M. Nur, Imelda; Apwiddhal, Apwiddhal; Momon, Momon
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol. 18 No. 2 (2022)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrs.18.2.68-79.2022

Abstract

Dengan semakin tingginya laju pertumbuhan kendaraan bermotor seperti mobil penumpang dan sepeda motor, berakibat kepada semakin meningkatnya dampak negatif transportasi berupa peningkatan angka kecelakaan lalulintas, kemacetan di jalan raya dan krisis energi. WHO melaporkan bahwa kematian akibat kecelakaan di jalan raya merupakan penyebab kematian ke-8 tertinggi di dunia. Karena itu perlu segera di antisipasi, dan diantaranya adalah dengan menerapkan skema parkir berbayar untuk pengguna mobil penumpang dan sepeda motor sehingga penggunaan kendaraan pribadi dapat di kontrol dan dialihkan keangkutan umum yang sustainable dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pengguna mobil penumpang dan sepeda motor di kota Padang terhadap skema parkir berbayar virtual yang akan diterapkan berdasarkan pada data yang dikumpulkan menggunakan survei Revealed Preference dan Stated Preference. Hasil analisis mengindikasikan bahwa pengguna mobil penumpang memiliki tingkat kesukaan yang setara antara parkir di badan jalan dan di luar badan jalan dengan durasi parkir rata-rata 1.43 jam, jarak lokasi fasilitas parkir yang diinginkan maksimal 179m dari pusat kegiatan dan biaya parkir rata-rata adalah Rp.3000. Untuk pengguna sepeda motor, lokasi parkir yang disukai adalah di luar badan jalan dengan jarak 25.9m dari pusat kegiatan, durasi parkir rata-rata lebih dari 2 jam dan biaya parkir rata-rata Rp.1480. Berdasarkan respon terhadap 3 skema parkir berbayar virtual yang ditawarkan, maka direkomendasikan untuk pengguna mobil penumpang berupa skema parkir berbayar dengan tarif progresif minimal Rp.5000 untuk satu jam pertama, jarak minimal lokasi parkir ke pusat kegiatan adalah lebih dari 179m dan ruang parkir diprioritaskan untuk durasi parkir singkat yaitu maksimal 60 menit. Untuk pengguna sepeda motor, skema parkir yang direkomendasikan adalah skema parkir berbayar di badan jalan dengan tarif progresif minimal Rp.5000 untuk satu jam pertama, jarak minimal lokasi parkir ke pusat kegiatan adalah lebih dari 25.9m dan ruang parkir diprioritaskan untuk durasi parkir singkat yaitu maksimal 60 menit. Namun, skema parkir ini harus di dukung oleh penegakan hukum yang serius, dukungan dari masyarakat dan tersedianya angkutan umum yang reliable dengan biaya yang terjangkau. Karena itu, penelitian berikutnya diarahkan kepada analisis perilaku pengguna kendaraan pribadi terhadap layanan angkutan umum dan fasilitas parkir yang terintegrasi.