Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Uji Prestasi Air Heater pada Pelat Bergelombang Melintang dengan Variasi Kecepatan Udara Masuk Yunianto, Bambang; Surya, Sumar Hadi; Oktavian, Dicky
ROTASI Vol 21, No 4 (2019): VOLUME 21, NOMOR 4, OKTOBER 2019
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.809 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.21.4.258-263

Abstract

Energi surya merupakan salah satu energi terbarukan non-konvensional yang tersedia secara bebas sebagai sumber energi yang  bebas polusi. Cara yang paling sederhana dan paling efisien untuk memanfaatkan energi surya adalah mengubahnya menjadi energi termal untuk aplikasi pemanasan dengan menggunakan kolektor surya. Penelitian ini membahas tentang perbedaan efisiensi antara kolektor pelat  datar dan pelat dengan plat gelombang melintang. Dari penelitian ini didapatkan  panas yang berguna, panas yang masuk, panas yang hilang, dan efisiensi kolektor. Energi input pada kolektor adalah panas yang berasal dari lampu halogen (sebagai simulator matahari) yang diarahkan ke kolektor. Pengujian dari penelitian  ini bertujuan untuk mendapatkan data-data temperatur dari 3 buah sensor yang berada pada ruangan, pelat penyerap panas dan tempat keluar kolektor. Kemudian mengetahui efisiensi kolektor pemanas udara dari 7 variasi kecepatan udara yaitu 2,1 m/s, 2,3 m/s, 2,4 m/s, 3 m/s, 3,5 m/s, 4 m/s, 4,5 m/s. Dan yang terakhir adalah membandingkan nilai efisiensi kolektor pelat datar dan pelat gelombang melintang. Hasil pengujian menunjukkan bahwa efisiensi kolektor pelat gelombang melintang lebih tinggi dibanding pelat datar dan semakin meningkat laju  kecepatan udara maka efisiensi juga akan meningkat.
Pengaruh Kekuatan Bahan pada Track Shoe Excavator Menggunakan Pengujian Abrasive Wear dengan Metode Ogoshi Universal High Speed Testing Suryo, Sumar Hadi; Yunianto, Bambang
ROTASI Vol 20, No 1 (2018): VOLUME 20, NOMOR 1, JANUARI 2018
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.649 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.20.1.5-15

Abstract

Excavator adalah alat berat yang biasa digunakan dalam industri konstruksi, pertanian atau perhutanan. excavator memiliki fungsi utama untuk menggali dan memuat suatu material seperti tanah bebatuan dan lain - lain. Excavator memiliki 3 bagian, diantaranya ada attachment, base frame, dan undercarriage Salah satu bagian undercarriage excavator yang paling sering mengalami perawatan adalah track shoe. Track shoe merupakan crawler atau roda terluar pada excavator yang berfungsi sebagai penggerak pada excavator. Bagian ini selalu berkontak langsung pada tanah sehingga dapat menyebabkan keausan. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai perbandingan material track shoe sebelum di heat treatment dan setelah di quenching dengan media oli. Material yang digunakan adalah AISI 1526. Analisa yang dilakukan adalah uji mikorgrafi dimana untuk material non heat treatment terdapat fasa ferit dan pearlit, sedangkan untuk material yang di heat treatment berubah mejadi fasa martensit, uji kekerasan yang dilakukan pada matrial non heat treatment bernilai 41 HRC sedangkan untuk material heat treatment bernilai 45,3 HRC, uji keausan yang dilakukan pada material non heat treatment bernilai 1,28 mm3/day, lalu untuk material heat treatment bernilai 1,12 mm3/day dan uji korosi. Untuk material non heat treatment meiliki nilai laju keausan sebesar 0,51 mm/yr dan untuk material heat treatment 0,34 mm/yr. Pemeriksaan struktur mikro dari sampel dilakukan dengan mikroskop optik, uji kekerasan sampel dilakukan dengan menggunakan rockwel hardness tester, uji keausan dilakukan menggunakan metode Ogoshi High Speed Universal Wear, dan uji korosi menggunakan metode polarisasi potensiodinamik. Dari hasil analisa didapat nilai kekerasan berbanding terbalik dengan nilai keausan dan nilai korosi, semakin keras material nya, semakin kecil tingkat keausannya
EFEK KONDUKSI PANAS DALAM SILINDER PEJAL PADA PENGUJIAN PERPINDAHAN PANAS DENGAN FLUK KALOR TETAP Yunianto, Bambang
ROTASI Volume 3, Nomor 1, Januari 2001
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.301 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.3.1.1-5

Abstract

Salah satu metoda pengujian perpindahan panas aliran fluida lewat permukaan luar adalah dengan fluk kalor tetap.Pada metoda ini diasumsikan bahwa terdapat fluk kalor seragam untuk seluruh permukaan. Untuk mengetahuikeseragaman tersebut harus dibuktikan dulu ialah dengan digunakan analisis efek konduksi pada permukaan. Jika efekkonduksi permukaan kecil (< 2.5%), maka fluk kalor seragam dapat dibenarkan.
PENGARUH DEBIT AIR SEMBURAN TERHADAP EFEKTIVITAS DIRRECT EVAPORATIVE COOLING POSISI HORISONTAL Yunianto, Bambang
ROTASI Vol 19, No 1 (2017): VOLUME 19, NOMOR 1, JANUARI 2017
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.63 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.19.1.12-17

Abstract

Pendinginan evaporasi kontak langsung adalah pedinginan udara dengan cara mengkontakkan langsung antara udara dan air, sehingga terjadi proses penguapan air kedalam arus udara. Proses penguapan  air terjadi   dikarenakan  pengambilan panas dari udara, sehingga terjadilah pendinginan dan peningkatan kelembaan udara. Sistem pendingin ini banyak dioperasikan pada daerah yang bersuhu tinggi (hingga 45 0C) dan kelembaban rendah (hingga RH 35 %), seperti di Negara Timur Tengah. Di  negara tersebut pengoperasian system pendingin evaporasi ini jauh lebih hemat dari pada system pendingin kompresi uap yang berbasis refregeran CFC, yaitu mampu menghemat hingga 70 % energy yang digunakan. Karena energy yang digunakan hanya untuk menggerakkan pompa  air dan Fan. Namun penggunaan di daerah yang bersuhu tinggi tetapi  lembab seperti di Indonesia, system ini dapat dimanfaatkan terbatas hanya pada bulan kemarau saja, yaitu bulan yang mempunyai suhu tinggi dan  kelembaban rendah.  Prestasi system pendinginan ini ditandai dengan turunnya suhu udara dan peningkatan kelembaban. Prestasi  maximum terjadi jika temperature udara mencapai temperature bola basah pada RH 100 %. Ada beberapa factor yang mempengaruhi prestasi system pendingin, salah satunya adalah debit semburan air kedalam arus udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debit semburan air  terhadap prestasi system pendingin evaporasi kontak langsung.  Penelitian dilakukan pada saluran horizontal  dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi masing-masing   90  cm, 40 cm dan 40 cm. Semburan air dilakukan dengan menggunakan dua buah spayer lubang tunggal yang dipasang pada dinding atas saluran dan berjejer dengan jarak 10 cm. Semburan air diarahkan tegak lurus terhadap arah aliran udara   yang mengalir secara horizontal. Semburan air dilakukan dengan  tiga variasi  debit yaitu 0,8 liter/menit, 1,2 liter/menit dan 1,45 liter/menit pada kecepatan udara tetap. Pengambilan  data  diambil  pada jam 09.00  hingga jam 16.00, bulan oktober, bulan yang bertemperatur tinggi (300C s.d 340C) dan RH rendah (45 % s.d 55 %). Hasil pengujian menunjukkan bahwa penurunan  temperature maksimum yang dapat dicapai adalah 70C dengan peningkatan RH 35 %. Sementara efektifitas alat tertinggi adalah 80 %  pada debit 1,2 liter /menit..  Dari tiga macam debit semburan air, ternyata prestasi alat pendingin ini tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok, yaitu sekitar 5 %.
PRESTASI BENSIN BIRU PADA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH Yunianto, Bambang
ROTASI Volume 3, Nomor 2, April 2001
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1214.928 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.3.2.28-31

Abstract

Bensin biru atau bensin tanpa timbal dengan angka oktan rendah ( 80) direkomendasikan digunakan padamesin bensin dua langkah. Bila digunakan pada mesin bensin empat langkah tanpa merubah penyetelan apapun darimesin, dan dibandingkan dengan pemakaian bensin premium, akan menghasilkan penurunan prestasi mesin yangrelatif kecil ( < 6 % ). Namun emisi gas buang ( CO, Nox dan HC) yang dihasilkan lebih rendah ( 60 %) dari padabensin premium
PENGUJIAN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA HEAT SINK JENIS EXTRUDED Yunianto, Bambang
ROTASI Volume 10, Nomor 1, Januari 2008
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.971 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.10.1.23-28

Abstract

Komponen elektronik ataupun mikroprosessor yang menghasilkan panas umumnya dipasang pada heat sinksebagai elemen pelepas panas. Efektifitas heat sink tergantung dari jenisnya. Ada beberapa jenis heat sink yang seringdigunakan, yang salah satunya adalah heat sink plat bersirip jenis extrude .Pada pengujian ini digunakan heat sink jenis extrude yang mempunyai panjang 12 cm dan lebar 8 cm. Tinggisirip 40 mm dan jarak antar sirip 9 mm. Aliran diantara sirip dinyatakan sebagai aliran dalam saluran tertutup(internal flow), yaitu dengan membuat selubung disisi atas dan samping heat sink. Sebagai fluida kerja digunakanudara dengan variasi kecepatan 2, 3, 4, 5, 6 m/dt dan sebagai sumber panas adalah elemen pemanas 60 watt.Dari hasil pengujian ini, dibandingkan dengan metoda aliran dalam saluran terbuka. Dari perbandingan iniuntuk kecepatan aliran yang sama, didapat bahwa metoda aliran dalam saluran tertutup menghasilkan temperaturheat sink yang lebih rendah dari pada metoda aliran dalam saluran terbuka.
Uji Prestasi Air Heater pada Pelat Bergelombang Melintang dengan Variasi Kecepatan Udara Masuk Yunianto, Bambang; Suryo, Sumar Hadi; Oktavian, Dicky
ROTASI Vol 21, No 1 (2019): VOLUME 21, NOMOR 1, JANUARI 2019
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.923 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.21.1.36-42

Abstract

Energi surya merupakan salah satu energi terbarukan non-konvensional yang tersedia secara bebas sebagai sumber energi yang memberikan simpanan bahan bakar bebas polusi. Cara yang paling sederhana dan paling efisien untuk memanfaatkan energi surya adalah mengubahnya menjadi energi termal untuk aplikasi pemanasan dengan menggunakan kolektor surya. Penelitian ini membahas tentang perbedaan efisiensi antara kolektor pelat dengan bentuk datar dan pelat dengan bentuk gelombang melintang. Modifikasi dari pelat penyerap panas tersebut dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penyerapan panas. Metode yang dilakukan untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini adalah dengan mencari nilai panas yang berguna, panas yang masuk, panas yang hilang, koefisien panas yang hilang secara keseluruhan. Panas yang berguna merupakan panas yang dihasilkan oleh kolektor pada saat pengujian. Panas yang masuk adalah panas yang berasal dari lampu halogen yang ditujukan ke kolektor. Panas yang hilang adalah panas yang tidak dapat dimaksimalkan oleh kolektor. Koefisien panas yang hilang secara keseluruhan adalah panas yang hilang pada bagian atas, bawah dan samping kolektor dan efisiensi adalah hasil kinerja dari kolektor. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil temperatur dari 3 buah sensor yang berada pada ruangan, pelat penyerap panas dan tempat keluar kolektor. Kemudian mengetahui efisiensi kolektor pemanas udara dari 7 variasi kecepatan udara yaitu 2.1 m/s, 2.3 m/s, 2.4 m/s, 3 m/s, 3.5 m/s, 4 m/s, 4.5 m/s. Terakhir adalah membandingkan nilai efisiensi kolektor pelat datar dan pelat gelombang melintang. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pelat gelombang melintang lebih tinggi menghasilkan panas dibanding pelat datar dan semakin meningkat kecepatan udara maka efisiensi juga akan meningkat.
PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER Yunianto, Bambang; Septiani, Dwi
ROTASI Vol 17, No 1 (2015): VOLUME 17, NOMOR 1, JANUARI 2015
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.578 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.17.1.13-18

Abstract

Beberapa metode penghemat bahan bakar pada kompor gas  telah dibuat dan diuji cobakan salah satunya adalah  penggunaan penghemat bahan bakar elektrolizer. Prinsip alat ini adalah proses elektrolisis dengan dua elektroda yang dimasukkan didalam larutan elektrolit (campuran air-NaOH). Dengan dialiri arus listrik DC pada dua elektrode,  akan timbul gas HHO (gas Brown)  yang bersama-sama dengan gas LPG dapat meningkatkan proses pembakaran dalam kompor gas. Dengan memvariasikan konsentrasi NAOH dalam larutan maka akan terjadi perubahan efisiensi pembakaran. Dalam pengujian dihasilkan bahwa pada kosentrasi NAOH 33 % dan arus DC 1.7 Ampere, diperoleh peningkatan efisiensi pembakaran tertinggi, yaitu didapat penghematan gas LPG hingga 19 %.
TEST CHARACTERISTICS OF THE TURBINE SAVONIUS 4 LEVELS SECTIONAL, PARTITIONED, 0.25 DIAMETER OVERLAP AND 45o SLIDING ANGLE WITH COMPARABLE STANDARD TURBINE Sudargana, Sudargana; Yunianto, Bambang; M., Abiseka; Utomo, Teguh Priyo
ROTASI Vol 16, No 2 (2014): VOLUME 16, NOMOR 2, APRIL 2014
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.189 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.16.2.14-17

Abstract

The energy and environmental crisis where CO2 causes global warming and climate change. This condition encourage the world community take advantage of new renewable energy non-CO2 as wind, water currents, geothermal, solar, etc. Savonius Turbine has a simple construction can be made by the public so they can be used for wind power or hydro countryside. In this study aims to improve the efficiency and reduce the amplitude of vibrations to the modification of the 4-storey Savonius turbine, partitioned, sliding angle 45 degree and 0.25 diameter blade overlap. The location of research is Cokro Tulung Channel Klaten and Parangrucuk Baron Beach Gunungkidul. Measurements such as water current and wind speed, turbine rotational speed, torque of the turbine shaft and power. The turbines analysis are torque, power and efficiency characteristics and comparing by the turbine Savonius standard (one pair of blades). Results as hydro turbine at low velocity 0.3166 m/s Savonius 4 level had better revolution and efficient (0.0826) than 1 level (0.024), but as wind turbine at 3.056 m/s velocity the Savonius 4 level had worse efficiency (0.039) than 1 level (0.025) because the inertia load
Pengaruh Jenis Sprayer Terhadap Efektivitas Pendinginan Evaporasi Kontak Langsung Yunianto, Bambang; Isnandi, Nugroho Epri
ROTASI Vol 19, No 3 (2017): VOLUME 19, NOMOR 3, JULI 2017
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.23 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.19.3.110-116

Abstract

Di Indonesia pada musim kemarau, temperatur udara pada beberapa kota  dapat mencapai 30oC – 37oC dan RH 40% - 60%. Pada kondisi ini kebutuhan AC sangat diperlukan untuk mendapatkan kenyamanan. Namun  unit AC yang beredar kebanyakan masih  menggunakan refregeran berbasis CFC yang merusak Ozon dan komsumsi listrik relative tinggi. Pendingin dengan cara penguapan (evaporative cooling = EC) merupakan system pendingin alternative yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kenyamanan ruang pada musim kemarau. Sistem ini  hemat energy dan ramah lingkungan,  walaupun kenyamanan yang dapat dicapai tidak dapat menyamai kenyamanan seperti ketika menggunakan unit AC, karena system pendingin  EC menghasilkan kelembaban udara yang tinggi. Pendinginan evaporasi kontak langsung (DEC) adalah pedinginan udara dengan cara mengkontakkan langsung antara udara dan air, sehingga terjadi proses penguapan air kedalam arus udara. Proses penguapan  air terjadi   dikarenakan  pengambilan panas dari udara, sehingga terjadilah pendinginan dan peningkatan kelembaan udara. Sistem pendingin ini banyak dioperasikan pada daerah yang bersuhu tinggi (hingga 45 0C) dan kelembaban rendah (hingga RH 35 %), seperti di Negara Timur Tengah. Di Indonesia system pendingin DEC cukup baik untuk diterapkan pada musim kemarau. Penelitian dilakukan untuk mengetahui prestasi pendingin EC kontak langsung dengan udara yang mengalir dalam saluran horizontal. Ukuran saluran adalah panjang 90 cm dan penampang 40  x 40 cm. Semburan air diarahkan tegak lurus dari aliran udara dengan variasi jenis sprayer (sprayer 1, 5 dan 7 lubang)  dengan debit semburan air dan debit aliran udara dibuat  konstan. Perngujian dilakukan dari jam 09.00 hingga jam 16.00 pada hari-hari panas di musim kemarau. Hasil penelitian menunjukkan, terjadi penurunan temperature maksimum 8oC ( dari 34  - 26) dengan efektivitas 81 % . Perubahan jenis sprayer tidak berpengaruh secara nyata terhadap efektivitas yaitu 76 % (sprayer 5 lubang) dan  81 % (sprayer 1 dan 7 lubang)