Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi pada bayi usia 6-12 bulan Linawati Novikasari; Hardono Hardono; Heru Sapto Adi
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.383 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v14i1.1664

Abstract

Complementary foods on infant breast milk intake and nutrition status in infants 6 to 12 months oldBackground: Based on pre-survey data for January 2019 in the Karang City Health Center for 30 infants aged 6-12 months, 12 infants (40%) had normal nutritional status, and 18 infants (60%) with undernourished status, based on data from interviews with people parents who have children aged 6-12 months with poor nutritional status, 10 mothers (55.5%) said they did not know about the importance of giving MP-ASI such as the right time in giving MP-ASI, food menu for MP-ASI, and the portion MP-ASI for babies, and 8 mothers (44.5%) said they only gave formula milk as a substitute for breast milk.Purpose: Knowing to the relationship of complementary feeding (MP-ASI) with nutritional status in infants aged 6-12 months in the working area of Karang Bandar Lampung Health Center in 2019.Method: Quantitative research type. Analytic survey research design with cross sectional design. The population of all mothers who have infants aged 6-12 months in the working area of Karang Bandar Lampung Health Center in 2019 amounted to 86 respondents, a sample of 86 respondents. The sampling technique used is total sampling. Chi-square test data analysis.Results: Known in the working area of Karang Bandar Lampung Health Center in 2019, there were 45 respondents given MP-ASI well, 27 respondents (60.0%) had good nutrition and 18 respondents (40.0%) had poor nutrition, while there were 41 respondents given MP-ASI are not good, 10 respondents (24.4%) have good nutrition and 31 respondents (75.6%) have poor nutrition. Statistical test results, obtained p-value 0.002 or p-value <0.05.Conclusion: There is a relationship between complementary feeding (MP-ASI) with nutritional status in infants aged 6-12 months in the working area of Karang Bandar Lampung Health Center in 2019 with a p-value of 0.002. It is expected that the Puskesmas will be able to make a list of MP-ASI gift menus and provide infrastructure facilities on the MP-ASI menu according to the baby's needs.Keywords: Complementary foods; Breast milk; Nutritional status; Infants 6 to 12 months oldPendahuluan: Berdasarkan data prasurvey bulan Januari 2019 Di Puskesmas Kota Karang terhadap 30 bayi yang berusia 6-12 bulan, diketahui 12 bayi (40%) status gizi normal, dan 18 bayi (60%) dengan status gizi kurang, berdasarkan data wawancara terhadap orang tua yang mempunyai anak usia 6-12 bulan dengan status gizi kurang, 10 ibu (55,5%) mengatakan kurang mengetahui tentang pentingnya pemberian MP-ASI seperti waktu yang tepat dalam pemberian MP-ASI, menu makanan untuk MP-ASI, serta porsi MP-ASI untuk bayi, dan 8 ibu (44,5%) mengatakan hanya memberikan susu formula sebagai pengganti ASI.Tujuan: Diketahui hubungan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi Pada Bayi usia 6-12 bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2019.Metode: Jenis penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian survey analitik dengan desain cross sectional. Populasi seluruh ibu yang mempunyai Bayi usia 6-12 bulan yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2019 berjumlah 86 responden, Sampel 86 responden. Teknik sampling yang digunakan total sampling. Analisa data uji chi-square.Hasil: Diketahui bahwa di wilayah kerja Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2019, terdapat 45 responden yang diberikan MP-ASI dengan baik, 27 responden (60,0%) mengalami gizi baik dan 18 responden (40,0%) mengalami gizi kurang baik, sedangkan terdapat 41 responden yang diberikan MP-ASI kurang baik, 10 responden (24,4%) mengalami gizi baik dan 31 responden (75,6%) mengalami gizi kurang baik. Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkan p-value 0,002 atau p-value < 0,05.Simpulan: Ada hubungan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan status gizi pada bayi usia 6-12 bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2019 dengan p-value 0,002. Diharapkan kepada pihak Puskesmas agar dapat membuat daftar menu pemberian MP-ASI dan menyediakan fasilitas sarana prasarana tentang menu MP-ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
PENGARUH LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 3 BULAN DMPA TERHADAP BERAT BADAN PADA AKSEPTOR DI PMB HJ.ERNAWATI,S.ST SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2019 Eristia Septiyani; Hardono; Siti Maesaroh
Jurnal Maternitas Aisyah (JAMAN AISYAH) Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Maternitas Aisyah (JAMAN AISYAH)
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.178 KB)

Abstract

Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta KB aktif di Indonesia adalah suntikan (47,96%). Di Provinsi Lampung tahun 2015 tercatat sebanyak 412.316 (33,42%) pengguna KB suntik sedangkan di Kabupaten Lampung Tengah yaitu sebanyak 61.788 akseptor. Suntik KB 3 bulan juga memiliki kekurangan, diantaranya dapat mendatangkan efek samping berupa sakit kepala, payudara nyeri, pendarahan, menstruasi tidak teratur dan kenaikan berat badan. Penggunaan DMPA menunjukkan kenaikan berat badan, hal ini karena dalam kontrasepsi suntik mengandung hormone progesterone dan estrogen.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh lama pemakaian KB DMPA terhadap berat badan pada akseptor di PMB Hj. Ernawati,S.ST Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, rancangan penelitian ini adalah analitik observasional pendekatan cross sectional, populasi sebanyak 38, dengan jumlah sampel penelitian sebesar 38 responden dengan tehnik sampling menggunakan Accidental sampling. Analisis menggunakan ujichi-square. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden merupakan akseptor KB suntik lama yaitu sebanyak 21 orang (55,3%), sebagian besar responden tidak mengalami kenaikan berat badan yaitu sebanyak 20 orang (52,6%), Terdapat pengaruh lama pemakaian KB DMPA terhadap berat badan pada akseptor di PMB Hj. Ernawati,S.ST Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2019 dengan nilai P-Value = 0,020.Saran diharapkan bagi petugas kesehatan agar memberikan edukasi kepada akseptor KB tentang efek samping setiap metode kontrasepsi serta menyarankan akseptor untuk dapat mengantisipasi efek samping dengan menggunakan metode kontrasepsi non hormonal yang lebih aman seperti IUD.
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Diet Hipertensi pada Lansia Meilina Oktaria; Hardono Hardono; Wisnu Probo Wijayanto; Ikhwan Amiruddin
Jurnal Ilmu Medis Indonesia Vol. 2 No. 2 (2023): Maret
Publisher : Penerbit Goodwood

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35912/jimi.v2i2.1512

Abstract

Purpose: The research objective was to determine the correlation between knowledge with attitudes towards hypertension dietary on the elderly at the Public Health Center of Kalibalangan in the North Lampung Regency 2021. Method: The type of research used is quantitative analytical design research with a cross-sectional approach. The population in this research were the elderly who visited the Public Health Center of Kalibalangan, namely 129 elderlies. The sample in this research amounted to 56. Gamma Somer's used in test analysis. Results: The results showed that most of the elderly lack knowledge about hypertension diet, namely 44.6% (25 people), most of the elderly have a good attitude, namely 62.5% (35 people). There is a correlation between knowledge and hypertension diet attitude in the elderly p.value 0.003 (<0.05). There is a positive correlation between knowledge and attitudes and a strong correlation with the gamma coefficient value of 0.606 or 60.6%.
Peningkatan Kadar Albumin Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Hardono, H; Arinta, Arinta; Rihiantoro, Tori
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2016): June
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.893 KB) | DOI: 10.30604/jika.v1i1.9

Abstract

Abstrak: Gagal ginjal kronik (GGK) adalah merupakan penurunan fungsi ginjal secara progresif sehingga tubuh tidak dapat mempertahankan homeostasis.Terapi yang digunakan saat ini salah satunya adalah haemodialisis. Komplikasi dari GGK salah satunya adalah turunnya kadar albumin. Tujuan penelitian ini adalah diketahui hubungan lama menderita gagal ginjal kronik dengan kadar albumin pada pasien hemodialisis di  RSUD Pringsewu .Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional menggunakan uji statistikuji T independent. Penelitian dilakukan di unit haemodialisa RSUD Pringsewu. Populasi   pada   penelitian   ini  adalah  seluruh penderita GGK di RSUD Pringsewu tahun 2013 yang  berjumlah 36  penderita. Hasil penelitian didapatkan responden yang mengalami gagal ginjal kronik dengan haemodialisa lebih dari 1 tahun ada27 orang (75,0%). Rata-rata kadar albumin responden adalah 35,6 g/dl (95% CI: 3,43-3,68) dan median 3,70, dengan standar deviasi 0,37 g/dl. Kadar albumin terendah adalah 2,50g/dl dan tertinggi adalah 4,00 g/dl.Hasil analisis menemukan ada hubungan yang signifikan antara lama menderita gagal ginjal kronik dengan kadar albumin ( p vallue : 0,004). Dalam penelitian ini peneliti memberikan saran agar petugas haemodialisa  melaksanakan reuse harus sesuai dengan standar operasional prosedur, perawat dapat memberikan dorongan untuk pasien menjalani diit yang tepat dan waktu menjalani haemodialisa yang cukup.Kata Kunci: Albumin, Gagal ginjal kronik, haemodialisisINCREASED LEVELS OF ALBUMIN IN PATIENTS WITH CHRONIC RENAL FAILURE UNDERGOING HEMODIALYSISAbstract: Chronic renal failure (CRF) is a progressive decline in renal function so that the body can not maintain homeostasis. Therapy used  are hemodialysis. Complications of CRF one of which is the reduction in albumin levels. This research was known renal failure with albumin levels in hemodialysis patients in hospitals Pringsewu. This research is a quantitative research with cross sectional approach using independent T test statistical test. The population in this study were all patients with CRF in hospitals Pringsewu in 2013 totaling 36 patients. The results, respondents who experienced chronic renal failure with Haemodialisa more than 1 year there were 27 people (75.0%). The average levels of albumin respondents was 35.6 g / dL (95% CI: 3.43 to 3.68) and a median of 3.70, with a standard deviation of 0.37 g / dl. Low albumin level was 2,50g / dl, and the highest was 4.00 g / dl. The analysis finds significant  renal failure with albumin levels (p vallue: 0,004). In this study, researchers gave suggestions for implementing reuse Haemodialisa officers must comply with the standard operating procedures, the nurse may provide a boost for patients undergoing proper diet and sufficient time to undergo Haemodialisa. Keywords: Albumin, chronic renal failure, hemodialysis
Kecacingan Sebagai Salah Satu Faktor Penyebab Menurunnya Prestasi Belajar Siswa Hardono, H; Prastiono, Ari
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2016): June
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.23 KB) | DOI: 10.30604/jika.v1i1.10

Abstract

Abstrak: Kecacingan termasuk dalam 11 dari 20 jenis Neglected Tropical Disease (NTD) atau penyakit tropis terabaikan yang terdapat di Indonesia. Angka kecacingan di Indonesia tahun 2012 adalah 22,6%.Kecacingan menimbulkan mual, kembung dan diare, anemia, kurang gizi, mudah sakit, kurang aktif dan lemas, sehingga berpengaruh pada intelegensi question (IQ) anak.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Kejadian kecacingan dengan prestasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Objek penelitian ini adalah semua siswa kelas 1 SD sebanyak 30 orang. Penelitian dilaksanakan pada 9-12 Juni 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengalami kejadian kecacingan sebanyak 8 siswa (26,7%) dengan jenis cacing gelang (Ascaris Lumricoides) sebesar 100%. Prestasi belajar siswa kurang baik sebanyak 20 siswa (66,7%). Ada hubungan kejadian kecacingan dengan prestasi belajar siswa dengan  p value 0,029 dengan OR=1,8 artinya responden menderita kecacingan berisiko 1,8 memiliki  prestasi belajar kurang baik dibandingkan responden yang tidak menderita kecacingan.Kata kunci: Kecacingan, Prestasi Belajar, SiswaWORMY AS ONE OF CAUSATIVE FACTOR REVERSE LEARNING STUDENT ACHIEVEMENTAbstract: Worms included in 11 of the 20 types of Neglected Tropical Disease (NTD) or the neglected tropical diseases found in Indonesia. Figures worms in Indonesia in 2012 was 22.6%. worms can cause nausea, bloating and diarrhea, anemia, malnutrition, illness-prone, less active and limp, so the effect on the question of intelligence (IQ) of children. The purpose of this study was to determine the relationship between worm infection and incidence of student achievement. This type of research is quantitative with cross sectional design. The object of this study is all students of elementary school in grade 1 as many as 30 pupils. The experiment was conducted on June 9 to 12, 2014. The results showed that students who experience worm disease incidence as much as 8 students (26.7%) with the type of Ascaris Lumricoides are 100%. less student achievement by 20 students (66.7%). There is correlate between the incidence of worm infection and student achievement in elementary school Grade 1with p value 0.029 with OR = 1.8 means that the respondent suffered a 1.8-risk worm disease have poor learning achievement than those who did not suffer from worm infection.Keywords: Worms, Achievement, Student