Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Karakterisasi Kinerja Stratified Thermal Energy Storage Tank Menggunakan Difuser Radial Plat dengan Variasi Debit Aliran Wahyu Hidayat; Wirawan Piseno; Asifa Asri; Heri Widiantoro
Jurnal Rekayasa Energi dan Mekanika Vol 2, No 1 (2022): JREM
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/JREM.v2i1.22

Abstract

ABSTRAK Sistem kogenerasi adalah suatu sistem untuk menghasilkan energi termal selain energi listrik. Energi termal didapatkan dengan menggunakan gas yang tidak terpakai pada suhu yang masih cukup tinggi. Aplikasi sistem kogenerasi dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu untuk proses pemanasan dan pengkondisian udara. Pengaturan distribusi energi dilakukan sesuai dengan kebutuhan yaitu  saat terjadi beban rendah dan beban tinggi. Sistem kogenerasi membutuhkan sebuah tangki untuk menyimpan energi termal yaitu tangki penyimpan energi termal (PET) stratifikasi. Tangki PET ini dipakai karena memiliki kinerja yang handal serta konstruksinya yang sederhana. Kinerja tangki PET pada kasus ini dilakukan dengan variasi debit aliran. Penelitian  ini menggunakan pengujian eksperimen pada tangki PET berbentuk silinder dengan bentuk difuser radial plat. Variasi kasus dilakukan dengan tiga buah debit yang berbeda yaitu 1,22 dm3/menit, 1,27 dm3/menit dan 1,32 dm3/menit. Untuk menentukan kinerja tangki PET stratifikasi dilakukan dengan mengamati ketebalan termoklin menggunakan formulasi matematis serta analisa distribusi suhu menggunakan persamaan SDR (Sigmoid Dose Response). Hasil dari penelitian ini menunjukkan kinerja yang paling opttimal terhadap debit aliran 1,22 dm3/menit. Hal ini merepresentasikan pencampuran air panas dan air dingin dipengaruhi oleh aliran air panas saat memasuki tangki PET. Aliran air panas yang masuk dengan tenang akan membuat ketebalan termoklin yang terbentuk semakin kecil. Kata kunci: tangki PET stratifikasi, parameter distribusi temperatur, parameter kinerja, ketebalan termoklin. ABSTRACT Cogeneration system is a system for generating thermal energy other than electrical energy. Thermal energy is obtained by using gas that is not used at a temperature that is still high enough. Cogeneration system applications are grouped into two types, for heating and air conditioning. Energy distribution arrangements made in accordance with the needs that when there is a low load and high load. Cogeneration systems require a tank for storing thermal energy is thermal energy storage tank (PET) stratification. PET tank is used because it has reliable performance and simple construction. Performance of PET tank in this case was done by varying the flow rate. This study used experimental testing on a cylindrical PET tank with a radial plate diffuser. Variations of cases performed with three different discharge is 1.22 dm3 / minute 1.27 dm3 / minute and 1.32 dm3 / minute. To determine the performance of the stratified PET tank, it was carried out by observing the thickness of the thermocline using a mathematical formulation and analyzing the temperature distribution using the SDR (Sigmoid Dose Response) equation. The results of this study indicate that the most opttimal performance against the flow rate of 1.22 dm3 / minute. This represents the mixing of hot and cold water is strongly influenced by the flow of hot water into the tank when the PET. The flow of hot water that enters calmly will make the thickness of the thermocline formed smaller. Key words: PET tank stratification, temperature distribution parameters, performance parameters, thermocline thickness.
Uji Kinerja Polipropilena Berfotokatalis Semikonduktor TiO2 pada Fotodegradasi Methylene Blue Asifa Asri; Ilham Lazuardy Arief; Hasanuddin Hasanuddin; Irfana Diah Faryuni; Mega Nurhanisa; Wahyu Hidayat
Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Fisika Flux: Jurnal Ilmiah Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Publisher : Lambung Mangkurat University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.145 KB) | DOI: 10.20527/flux.v19i2.11845

Abstract

Penelitian ini menyelidiki degradasi fotokalitik dari larutan Metilen Biru (MB) yang diberikan pra-perlakuan Polypropylene (PP)/TiO2. PP/TiO2 dibuat dengan proses thermal milling pada suhu 175°C selama 40 menit untuk melapisi permukaan PP dengan TiO2. Hal ini bertujuan untuk melapisi permukaan polipropilena (PP) dengan TiO2 sebagai upaya modifikasi material karena sukarnya pemisahan TiO2 dari limbah. UV-vis digunakan untuk mengkarakterisasi sifat fotokatalitik dari sampel. Sebanyak 84,70 g sampel digunakan untuk mendegradasi 3,12.10-6 M MB (250 ml limbah artifisial). Dengan tata eksperimen yang sama, sampel yang sama digunakan berulang sebanyak delapan kali untuk mempelajari efek penggunaan berulang pada aktvitas fotokatalitik material. Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa hampir 90% (rata-rata) MB tereduksi oleh PP/TiO2 selama tiga hari percobaan dan 8 kali pengulangan. Yang lebih penting, komposit PP/TiO2 berpotensi untuk dapat digunakan berulang (lebih dari 8 kali) dengan sedikit penurunan kemampuan fotodegradasi.
Pengujian Kinerja Pompa Sentrifugal Multistage Berkapasitas 118,5 KW pada PLTP Berdasarakan Standar ISO 9906 Wahyu Hidayat; Damawidjaya Biksono; Dadan Zulpian
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/jrh.v5i2.101-113

Abstract

AbstrakPengujian unjuk kerja pompa sentrifugal multistage berkapasitas 118,5 kW di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) daerah Jawa Barat saat ini akan menyesuaikan prosedur standar. Standar pengujian pompa diterapkan pada proses pengujian pompa dengan tujuan nilai hasil pengujian valid. Nilai head dan debit yang didapat dari pengujian dibandingkan dengan hasil pengujian sebelum penerapan standar. Pengujian pompa sentrifugal menerapkan metode pengujian lapangan dengan menerapkan standar ISO 9906-2012. Standar ISO 9906-2012 adalah panduan baku pengujian pompa rotodinamik. Dari hasil pengujian, didapatkan kurva pompa sentrifugal multistage debit maksimal 116,64 m3/h pada head 275,13 m. Pada data spesifikasi kapasitas pompa sebesar 108 m3/jam dan head total sebesar 300 m. Hal ini berarti prosedur pengujian pompa ISO 9906-2012 dapat memungkinkan kita untuk melihat kinerja pompa aktual.Kata kunci: pompa sentrifugal, pengujian lapangan, uji kinerja pompa, ISO 9906  AbstractPerformance test of multistage centrifugal pump at geothermal power plant area around west java is about to adapt standard procedure. Pump testing standards are applied during pump performance test in order to valid test result values. Head and flowrate value from current test compared with previous test result before standard are applied. Pump performance test use field test method by applying ISO 9906-2012 standard. ISO 9906-2012 standard is a normative guidance for rotodynamic pump testing. The test result shows multistage centrifugal pump curve maximum flowrate is 116,64 m3/h at total head 275,13 m. Pump specification sheet shows that maximum capacity is 108 m3/h and total head 300 m. It indicates that ISO 9906-2012 standard pump testing procedure allow us to determine actual pump performance.Kata kunci: Centrifugal pump, field test, performance test, ISO 9906
Pengaruh Penggunaan Massa Roller Roda Dua Terhadap Sepeda Motor Matic Dengan Kapasitas 110 CC Agneta Grace Pessireron; War’an Rosihan; Deny Bayu Saefudin; Wahyu Hidayat; Heri Adi Prasetyo
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia Vol 3 No 2 (2023): JPTI - Februari 2023
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpti.272

Abstract

Kinerja CVT sangat ditentukan oleh roller. Roller pada sepeda motor matic memiliki berbagai macam varian ukuran massa roller. Dalam penggantian ukuran varian berat roller pada sepeda motor matic, seringkali dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu untuk meningkatkan torsi atau daya mesin yang sesuai dengan medan tempuh. Dengan cenderungnya memilih untuk meningkatkan torsi sehingga mengakibatkan usia pakai sepeda motor menjadi menurun, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prinsip kerja dan pengaruh variasi massa roller pada CVT terhadap sepeda motor matic Honda Beat 108cc PGM-FI. Motor yang digunakan adalah motor dengan mesin standar yang telah berusia 8 tahun pemakaian. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu melakukan penggantian variasi massa roller dengan menggunakan roller bermassa 8 gram dan roller dengan massa 15 gram tanpa adanya perubahan pada mesin. Metode penelitian yang digunakan ini adalah dengan melakukan pengujian secara langsung untuk mencari tahu, menganalisa, serta menginformasikan hasil pengujian yang telah dilakukan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat dynotest. Dengan menggunakan dynotest hasil untuk mengetahui besar torsi dan daya dapat langsung diperoleh. Dan dari hasil eksperimen yang dilakukan terbukti bahwa roller 8 gram lebih sesuai untuk kebutuhan akselerasi awal oleh karena massanya yang ringan dapat dengan mudah meneruskan gerak sentrifugal dari putaran mesin. Dan untuk roller dengan massa 15 gram sangat sesuai digunakan untuk menambah kecepatan tinggi, oleh karena massanya yang lebih berat sehingga lebih kuat menekan drive pulley lebih jauh.
ANALISIS OPTIMALISASI PRODUKI BIOGAS DARI KOTORAN SAPI DAN JERAMI DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI TERMAL wahyu hidayat; Wirawan Piseno; damawidjaya biksono; Asifa Asri; Yusman Putra
Simposium Nasional Mulitidisiplin (SinaMu) Vol 2 (2020): Simposium Nasional Multidisiplin (SinaMu)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/sinamu.v2i0.3389

Abstract

         Energi terbarukan merupakan jenis energi yang bisa diperbaharui dalam waktu yang relatif singkat. Dan salah satu energi alternatif yang murah, efektif, efisien dan mudah untuk diaplikasikan oleh masyarakat luas adalah Biogas. Bahan baku dalam pembuatan biogas sangatlah berpengaruh terhadap gas metan yang dihasilkan. Idealnya, bahan baku biogas dipilih dan di campur dalam proporsi yang sesuai untuk menghasilkan biogas yang berkualitas.         Dengan mencampurkan kotoran sapi dan sekam jerami padi dimana jumlah rasio C/N yang besar dari kedua bahan baku tersebut diharapkan dapat menghasilkan produski biogas yang lebih optimal dengan kualitas dan kuantitas yang baik, dari biogas berbahan baku 100% kotoran sapi. Sehingga diharapkan dapat bermanfaat  bagi masyarakat khususnya didaerah pedesaan dan mengurangi pembuangan limbah sembarangan.         Produksi biogas dilakukan dengan menggunakan 2 digester yang diisi dengan bahan baku campuran kotoran sapi dan sekam padi dengan komposisi yang sama (60:40) dan dicampurkan air dengan perbandingan 1:1. Biogas mulai terbentuk di hari pertama dan cenderung mengalami kenaikan pada hari ke-4 dan ke-5. Perkembangan biogas rata-rata paling tinggi terjadi pada hari ke-7. Perkembangan produksi tertinggi dihasilkan dari hasil perlakuan pengadukan selama interval  8 jam dan suhu tetap dijaga konstan pada 35˚C yang menghasilkan tekanan gas sebesar 102070.6 Pa. Dan untuk nilai energy dalam paling besar terjadi pada T 35˚C (308 K) sebesar 691.038 kJ/kg dengan tekanan yang dihasilkan sebesar 102070.6 Pa.Kata kunci : biogas, sekam padi, energi panas, energi dalam, optimalisasi biogas.
Studi Kasus Perhitungan Daya Dan Efisiensi Turbin Air Setelah Overhaul Pada PLTA Kapasitas 175 MW Hakim, Rachman; Hidayat, Wahyu; Biksono, Damawidjaya; Saefudin, Deny Bayu
Jurnal Teknologi Vol. 11 No. 2 (2024): Jurnal Teknologi
Publisher : Universitas Jayabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31479/jtek.v11i2.309

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) memanfaatkan sumber energi terbarukan dari air, dengan daya yang berfluktuasi tergantung pada ketersediaan air, tinggi jatuh, dan debit air. Seiring dengan meningkatnya jam operasi, , khususnya pada turbin air. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan performa turbin air sebelum dan setelah dilakukan overhaul. Evaluasi daya dan efisiensi turbin dilakukan pasca pemeliharaan dengan ncari parameter seperti debit (Q), Head (H), dan massa jenis (ρ). Setelah menetapkan daya hidrolis potensial, output turbin dibandingkan dengan standar untuk menilai efisiensinya. Efisiensi turbin PLTA Saguling mencapai sekitar 91,17% sesuai dengan standar Manual Handbook Operation & Maintenance, dengan daya produksi satu unit pembangkit mencapai 174,14 MW menurut Karakteristik Operasi Dikontrak. Setelah pemeliharaan, terjadi peningkatan yang signifikan pada daya dan efisiensi turbin, dari 170 MW menjadi 175 MW, dan dari rata-rata efisiensi 88,49% menjadi 93,64%. Oleh karena itu, pemeliharaan yang terencana dan terstruktur dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi PLTA. Keywords: PLTA, daya turbin, efisiensi turbin, peningkatan efisiensi turbin    
Analisis Perbaikan Drop Tegangan dengan Metode Pecah Beban pada Penyulang GNAP PT. PLN (Persero) ULP Plered Nurjaman, Dede Furqon; Hakim Achmad Rifan; Taryana, Een; Hidayat, Wahyu
EPSILON: Journal of Electrical Engineering and Information Technology Vol 22 No 1 (2024): EPSILON: Journal of Electrical Engineering and Information Technology
Publisher : Department of Electrical Engineering, UNJANI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55893/epsilon.v22i1.116

Abstract

The electricity demand continues to increase every year in line with advancing technology and society's dependence on electricity supply. The society's reliance on electricity drives the improvement of power quality by PLN, one of which is the enhancement of voltage quality. At PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Plered, there is a distribution feeder with an end voltage that is still below the standard. In this study, an analysis of the system related to the improvement of voltage drop on the GNAP distribution feeder was conducted with the assistance of ETAP simulation. The voltage drop improvement was carried out using the load splitting method, which involves redistributing a portion of the load to another feeder. The obtained results show that the voltage drop on the GNAP feeder decreased from the initial 1.19 kV to 0.84 kV during daytime load and from 1.24 kV to 0.90 kV during nighttime load. The voltage loss also experienced a decrease from the initial 5.95% to 4.18% during daytime load and from 6.20% to 4.51% during nighttime load.
Pengaruh Koefisien Performa pada Turbin Angin Sumbu Horizontal Tipe Taperless dengan Variasi Jumlah Bilah Guna Mendukung Ketahanan Energi di Wilayah Jawa Barat Anang Budi Sutarsa; Deny Bayu Saefudin; Wahyu Hidayat; Sovian Aritonang; Maykel Manawan
Creative Research in Engineering (CERIE) Vol 4, No 2 (2024): Creative Research in Engineering (CERIE)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/cerie.v4i2.22081

Abstract

Currently, the energy we use comes from the use of fossil energy. In the future, fossil energy will experience a reduction and will eventually run out because it has limits to its availability. One way to reduce the impact of dependence on the use of fossil energy is to utilize wind energy sources, which are one of the environmentally friendly renewable energies. Currently, the use of wind energy continues to be developed, one of which is a wind energy conversion system which utilizes wind energy sources into electrical energy by converting wind kinetic energy into mechanical energy through wind turbine blades and then converting it into electrical energy through a generator. In this research, we examine how a horizontal shaft wind turbine performs with variations in the number of blades with the aim of obtaining optimal performance coefficient values. The tests carried out in this research were with simulations on Q Balde v 0.96 software with variations in the number of blades from 3 - 5 with a wind speed range ranging from 3 m/s – 12 m/s. The research results show that the best CP value is the 4 blade horizontal axis wind turbine which has a CP value of 6% compared to the 3 blade wind turbine with 4 blades, while the 4 blade horizontal axis wind turbine with 5 blades has a CP comparison value of 4%. Keywords: Fossil energy, renewable energy, performance coefficient, wind turbine, wind energyAbstract Currently, the energy we use comes from the use of fossil energy. In the future, fossil energy will experience a reduction and will eventually run out because it has limits to its availability. One way to reduce the impact of dependence on the use of fossil energy is to utilize wind energy sources, which are one of the environmentally friendly renewable energies. Currently, the use of wind energy continues to be developed, one of which is a wind energy conversion system which utilizes wind energy sources into electrical energy by converting wind kinetic energy into mechanical energy through wind turbine blades and then converting it into electrical energy through a generator. In this research, we examine how a horizontal shaft wind turbine performs with variations in the number of blades with the aim of obtaining optimal performance coefficient values. The tests carried out in this research were with simulations on Q Balde v 0.96 software with variations in the number of blades from 3 - 5 with a wind speed range ranging from 3 m/s – 12 m/s. The research results show that the best CP value is the 4 blade horizontal axis wind turbine which has a CP value of 6% compared to the 3 blade wind turbine with 4 blades, while the 4 blade horizontal axis wind turbine with 5 blades has a CP comparison value of 4%. Keywords: Fossil energy, renewable energy, performance coefficient, wind turbine, wind energy.