Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

UNSUR KEMASLAHATAN PADA HIBAH SUAMI – ISTRI Muhammad Zainuddin Sunarto
MAQASHID Vol. 3 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Fakultas Syariah - IAI Al-Qolam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1050.324 KB) | DOI: 10.35897/maqashid.v3i1.381

Abstract

Grant practice is a transaction that is commonly done by the community. Apart from that, the grant is a sunnah work that is highly recommended carried out by Muslims. The Compilation of Islamic Law (KHI) and the Civil Code (KUHPerdata/BW) have governed the implementation of grants in Indonesia. basically the purpose of the grant between husband and wife to improve the quality of family relationships that love each other. However, not all good intentions and objectives have good consequences, moreover the actions taken are not based on careful calculation. Grants between husband and wife in the Compilation of Islamic Law are permitted. That is because there are no provisions that state who is entitled or not entitled to receive or give grants. While regarding the grants between husband and wife, the Civil Code said differently. In the Civil Code, grants between husband and wife during marriage are prohibited.
Bank Mini Syariah di Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo (Peluang & Harapan) Sunarto, Muhammad Zainuddin; Aulia, Winda; Nabila, Nabila
AL IQTISHOD: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam Vol 9 No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Prodi Ekonomi Syariah STAI Al-Azhar Menganti Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37812/al iqtishod.v9i2.231

Abstract

Tatanan masyarakat Muslim Nusantara terbangun karena adanya hubungan antara ekonomi, pendidikan, dan politik. Karena, sendi sendi kebudayaan atau tradisi suatu bangsa pada dasarnya dibangun melalui proses ekonomi-akumulasi modal, pendidikan-akumulasi pengetahuan dan politik-akumulasi kekuasaan yang berkuasa. Sisi lain, perkembangan ekonomi di Indonesia semakin berkembang, dengan dibuktikan banyak berdirinya lembaga keuangan syariah yang sudah menjadi sendi kehidupan ekonomi di Indonesia, meskipun pada prakteknya masih terdapat pada wilayah kota saja. Lembaga pendidikan, khususnya pesantren bisa mengambil peran untuk perkembangan ekonomi tersebut, dengan mendirikan lembaga keuangan di internal sendiri, dalam konteks ini dengan mendirikan Bank Mini Syariah, melalui kerjasama dengan perbankan syariah yang telah ada. Keberadaan Pesantren Nurul Jadid tak lepas dari konstruksi kemasyarakatan yang mencitakan suatu transendensi atas perjalanan historisitas sosial. Hal yang menjadi titik penting adalah kenyataan eksistensi pesantren sebagai salah satu pemicu terwujudnya kohesi sosial. Keniscayaan ini karena pesantren hadir terbuka dengan semangat kesederhanaan, kekeluargaan dan kepedulian sosial. Pesantren Nurul Jadid sangat berpeluang untuk mendirikan Bank Mini Syariah sebagai layanan ekonomi masyarakat pesantren serta menjadi laboratorium bagi berbagai jurusan yang berhubungan dengan keuangan, selain itu pesantren memiliki kekuatan aset keuangan dari masyarakat pesantren yang dikemudian hari menjadi nasabah
Bank Mini Syariah di Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo (Peluang & Harapan) Sunarto, Muhammad Zainuddin; Aulia, Winda; Nabila, Nabila
Al Iqtishod: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam Vol 9 No 2 (2021): Al Iqtishod: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ekonomi Islam
Publisher : Prodi Ekonomi Syariah STAI Al-Azhar Menganti Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37812/aliqtishod.v9i2.231

Abstract

Tatanan masyarakat Muslim Nusantara terbangun karena adanya hubungan antara ekonomi, pendidikan, dan politik. Karena, sendi sendi kebudayaan atau tradisi suatu bangsa pada dasarnya dibangun melalui proses ekonomi-akumulasi modal, pendidikan-akumulasi pengetahuan dan politik-akumulasi kekuasaan yang berkuasa. Sisi lain, perkembangan ekonomi di Indonesia semakin berkembang, dengan dibuktikan banyak berdirinya lembaga keuangan syariah yang sudah menjadi sendi kehidupan ekonomi di Indonesia, meskipun pada prakteknya masih terdapat pada wilayah kota saja. Lembaga pendidikan, khususnya pesantren bisa mengambil peran untuk perkembangan ekonomi tersebut, dengan mendirikan lembaga keuangan di internal sendiri, dalam konteks ini dengan mendirikan Bank Mini Syariah, melalui kerjasama dengan perbankan syariah yang telah ada. Keberadaan Pesantren Nurul Jadid tak lepas dari konstruksi kemasyarakatan yang mencitakan suatu transendensi atas perjalanan historisitas sosial. Hal yang menjadi titik penting adalah kenyataan eksistensi pesantren sebagai salah satu pemicu terwujudnya kohesi sosial. Keniscayaan ini karena pesantren hadir terbuka dengan semangat kesederhanaan, kekeluargaan dan kepedulian sosial. Pesantren Nurul Jadid sangat berpeluang untuk mendirikan Bank Mini Syariah sebagai layanan ekonomi masyarakat pesantren serta menjadi laboratorium bagi berbagai jurusan yang berhubungan dengan keuangan, selain itu pesantren memiliki kekuatan aset keuangan dari masyarakat pesantren yang dikemudian hari menjadi nasabah
UNSUR KEMASLAHATAN PADA HIBAH SUAMI – ISTRI Muhammad Zainuddin Sunarto
MAQASHID Jurnal Hukum Islam Vol. 3 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Fakultas Syariah - IAI Al-Qolam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1050.324 KB) | DOI: 10.35897/maqashid.v3i1.381

Abstract

Grant practice is a transaction that is commonly done by the community. Apart from that, the grant is a sunnah work that is highly recommended carried out by Muslims. The Compilation of Islamic Law (KHI) and the Civil Code (KUHPerdata/BW) have governed the implementation of grants in Indonesia. basically the purpose of the grant between husband and wife to improve the quality of family relationships that love each other. However, not all good intentions and objectives have good consequences, moreover the actions taken are not based on careful calculation. Grants between husband and wife in the Compilation of Islamic Law are permitted. That is because there are no provisions that state who is entitled or not entitled to receive or give grants. While regarding the grants between husband and wife, the Civil Code said differently. In the Civil Code, grants between husband and wife during marriage are prohibited.
FENOMENA WANITA KARIR KETIKA PERCERAIAN Muhammad Zainuddin Sunarto
JURNAL HAKAM Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1101.593 KB) | DOI: 10.33650/jhi.v5i2.3531

Abstract

'Iddah is a waiting period that must be lived by a woman due to the termination of the marital relationship, either due to divorce or death, in order to restore mental or physical condition after being left by her husband. The implementation of 'iddah in the jahiliyyah period is considered no longer appropriate to be applied today because, at that time, a wife whose husband died would be placed in a hut (a small, fragile, and old house), given the ugliest clothes, not allowed to wear clothes. Perfume, so that the smell is very unpleasant, then brought himar animals, goats, or birds and then occupied with him. The majority of women today have a myriad of activities outside the home as career women, which sometimes makes some of them the backbone of the family, whether they are with their husbands or not. Some scholars' to leave the house, if it is in an emergency, the state of emergency is understood differently by ulama' Usul al-fiqh. Such as, al-Shatibi understands the meaning of emergency with an essential need to be maintained. a woman whose husband dies, then she has to provide for her family, then she is allowed to leave the house because she is in an emergency
HAK ASUH ANAK DALAM PERSPEKTIF KHI DAN MADZHAB SYAFI’I Ahmad Baidawi; Muhammad Zainuddin Sunarto
JURNAL HAKAM Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Prodi Hukum Keluarga Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1015.987 KB) | DOI: 10.33650/jhi.v4i1.1928

Abstract

In principle, the responsibility of caring for children is the burden of both parents, whether they are still living in harmony or a divorce has occurred. Hadanah itself is an act that must be carried out against their parents, because without Hadanah it will result in the child being neglected and his life is wasted, because if the child is still small or not yet mumayyiz, it is very well nurtured and educated, and will have a negative impact on their future. , can even challenge the existence of their soul. Child care, in the view of KHI, includes all the needs that can support the development of the child's life both in the scope of primary and secondary needs, such as the need for education, living expenses, peace of life, welfare, especially in health.In Shafi'i's view regarding child custody (hadanah), children who are seven years old are allowed to choose for themselves if both parents are equally worthy to take care of their hadhanah, be it in matters of religion, property or affection. so the child is invited to choose it, on the grounds that the child is considered to be able to distinguish which one is good and what is bad for himself, therefore the child is given the freedom to choose what he thinks the child is able to make his own choice whether to follow his mother or follow his father .
RETRACTED: UNSUR KEMASLAHATAN PADA HIBAH SUAMI – ISTRI Muhammad Zainuddin Sunarto
Al-Qadha : Jurnal Hukum Islam dan Perundang-Undangan Vol 7 No 1 (2020): Al-Qadha: Jurnal Hukum Islam dan Perundang-Undangan
Publisher : Hukum Keluarga Islam IAIN LANGSA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/qadha.v7i1.1470

Abstract

RETRACTEDFollowing a rigorous, carefully concerns and considered in the review of the articlepublished in Al-Qadha: Jurnal Hukum Islam dan Perundang-Undangan entitled"UNSUR KEMASLAHATAN PADA HIBAH SUAMI – ISTRI" Vol. 7 No. 1, Juni 2020, pp.43-59, DOI: https://doi.org/10.32505/qadha.v7i1.1470. The editor found that the article had been published in jurnal Maqashid: JurnalHukum Islam Vol. 3 No. 1, Mei 2020, pp. 96-144, DOI:https://doi.org/10.35897/maqashid.v3i1.381. The document and its content have been removed from Al-Qadha: Jurnal HukumIslam dan Perundang-Undangan, and reasonable effort should be made toremove all references to this article.
WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT DALAM HARTA WARIS MELALUI PUTUSAN NOTARIS Muhammad Zainuddin Sunarto; Viqi Fadilatur Rizqiyah
Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah Vol 9 No 1 (2021): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/almajaalis.v9i1.176

Abstract

In the context of inheritance law, children are a separate discussion, because the presence of a child makes a very exciting thing for every couple. It is easy for those who are biological children, because it will not cause a problem if he gets a share of the inheritance of his parents because he is one of the legal heirs. However, the context is different if this happens to an adopted child who does not actually get a share in the inheritance law. so that researchers feel the need to do a research related to the inheritance of adopted children, how to divide inheritance, a forum for adopted children to get inheritance, and legal force which is evidence that adopted children are entitled to inherit property By using the library research method, the researcher found that the adopted child could inherit the inheritance from his adoptive parents through the mandatory will process with the provision that it should not be more than 1/3 of the inheritance of his adoptive parents before it was distributed to other heirs. With this decision, it is necessary to have an authentic deed from the notary as strong evidence for the adopted child if in the future there is a dispute regarding the assets he has received. The decision from a notary in the form of an authentic deed is evidence that has the highest legal force in overcoming disputes related to the distribution of inheritance.
Peningkatan Ekonomi Pesantren, Melalui Generasi Anti Riba Pada Siswa SMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo Muhammad Zainuddin Sunarto; Ahmad Nur Bustomi; Maybelline Dona Rinandha; Ulfah Shavira; Sevi Yanti Dewi; Mamik Sari Dewi; Dewi Setya Ramadhania Nurjaki
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 1 No 4 (2021): JPMI - Agustus 2021
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.29

Abstract

Praktek riba dalam kehidupan  masyarakat dinyatakan oleh Islam sebagai sesuatu yang dilarang dan merupakan salah satu permasalahan yang berkaitan dengan perekonomian. Praktik riba dianggap dapat  menghalangi laju ekonomi sebagai mana riba dapat menarik seluruh pendapatan masyarakat. Larangan riba sebenarnya sudah tegas dan jelas dalam Al-Qur'an dan Hadis. Stuktur keuangan Islam berkisar pada larangan atas penghasilan apapun yang berasal dari pinjaman/utang (riba) dan legalitas riba. Riba yang secara umum dikenal sebagai bunga dipahami sebagai tambahan yang diambil sebagai premi dari debitur. Pelarangan riba, pada hakekatnya adalah penghapusan ketidakadilan dan penegakan keadilan dalam ekonomi. Lulusan dari SMA Nurul Jadid selain menjadi alim sesuai jurusannya, namun juga harus terdidik dari sisi karakternya. Pada hal tentang transaksi Islam, SMA Nurul Jadid juga mempraktekkan transaksi ekonomi Islam, hal ini diwujudkan dari transaksi yang berlaku di Koperasi sekolah tersebut, selain itu pemahaman tentan perkara riba, ternyata masih minim oleh siswa tersebut. Dalam konteks internal, perlu adanya pendampingan terhadap generasi muda, untuk bisa memberikan edukasi awal tentang bahaya riba terkhusus pada internal PP Nurul Jadid. Fokus pada pengabdian ini, adalah siswa SMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo, nantinya diharapkan para siswa tersebut memiliki pemahaman dan pandangan tentang bahaya riba pada transaksi yang akan dilakukan dikemudian
PKM Penanaman Karakter Berbasis Keagamaan bagi Warga Binaan Rumah Tahanan Kelas II. B Kraksaan Probolinggo Jawa Timur Ahmad Fawaid; Muhammad Zaimul Millah; Achmad Naufal Baidawi; Siti Arofah; Nur Khofifah; Elmiyatus Soliha; Syukron Jazila; Rif'ah Hasanah; M Zainuddin
GUYUB: Journal of Community Engagement Vol 2, No 2 (2021): Pendampingan Lembaga Pendidikan dan Media Pembelajaran Teknologi di Masa Covid-1
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/guyub.v2i2.2741

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk penanaman karakter berbasis keagamaan di Rumah Tahanan Kelas II.B Kraksaan Probolinggo-Jawa Timur. Meski para warga binaan pemasyarakatan ini merupakan kelompok marginal, akan tetapi penguatan karakter keagamaan merupakan hal yang perlu dilakukan. Proses pengabdian menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR), yang diawali dengan pemetaan masalah, membangun kepercayaan dengan warga binaan, menentukan masalah prioritas, menyusun strategi gerakan, pelaksanaan program, pengamatan dan refleksi reoretis. Hasil pendampingan yang telah dilakukan adalah; terbentuknya kesadaran agama bagi warga binaan yang dapat membentengi dirinya dari perbuatan pidana/kriminal; terbentuknya kesehatan mental positif melalui layanan hipnoterapi untuk mencegah depresi, stres dan bahkan mencegah dari kecanduan obat-obatan terlarang.