Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Review Tanaman Sembung [Blumea balsamifera (L.)] Setyo Sri Rahardjo
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 3 (2016): Spesial Issue of Mulawarman Pharmaceuticals Conference Proceeding (Prosiding Semnas T
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.978 KB) | DOI: 10.25026/mpc.v3i2.84

Abstract

Sembung [Blumea balsamifera (L.)] merupakan spesies tanaman yang masuk dalam genus Blumea, family Astereceae (Compositae). Dibeberapa daerah di Indonesia dikenal dengan berbagai nama yang berbeda, demikian pula di beberapa negara mempunyai nama yang berbeda. Tanaman berupa perdu, batang hijau tua tegak bulat, daun tunggal berbentuk lonjong, bagian pangkal dan ujung lancip, pinggrir bergerigi, pertulangan daun menyirip. Bunga majemuk, bertangkai dengan mahkota bunga berwarna putih kekuningan. buah berwana putih kecoklatan bentuk kotak silindris, biji berbentuk pipih dan berwarna putih, akar tunggang berwarna putih susu. Di Indonesia Blumea balsamifera relatif belum banyak dibudidayakan, namun budidaya tanaman sembung relatif mudah. Bagian tanaman yang sering digunakan adalah daun dan batang. Hasil identifikasi kandungan fitokimia menunjukkan lebih dari 100 bahan kimia seperti minyak atsiri, flavonoid, alkohol, dihidroflavon, sterol, asam organik, monoterpen, sesquiterpen, triterpen. Bagian tanaman Blumea balsamifera yang paling sering digunakan untuk pengobatan adalah daun. Secara tradisional di Indonesia sembung digunakan untuk pengobatan rematik, nyeri haid, influenza, kembung, sakit tulang, diare, sariawan, asma, angina pectoris. Tanaman sembung juga mempunyai potensi sebagai antcancer, hepatoprotektor, antitirosin, antidiabetik, antiobesitas, antiaterogenik, penyembuhan luka, antioksidan, antiperdarahan, antiarthritis, antiinflamasi, antibakteri, antiplasmodial, dan beberapa potensi lain masih perlu banyak diteliti.
Kondisi Lingkungan Rumah Sakit berdasarkan Angka Kuman Udara Ruang Rawat Inap Juni Praptiwi; Setyo Sri Rahardjo; S Sunarto
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.149 KB)

Abstract

Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat dapat menjadi tempat penularan penyakit, gangguan kesehatan serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan, sehingga upaya mewujudkan rumah sakit yang sehat, bersih, dan tertib harus dilakukan agar tidak terjadi penyebaran kuman patogen di lingkungan rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan rumah sakit berdasarkan angka kuman udara ruang rawat inap RSUD dr. Tjitrowardojo Purworejo. Metode dalam penelitian ini merupakan penelitian survey analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Pengumpulan data diperoleh dengan cara obsevasi di lapangan menggunakan alat laboratorium untuk pengukuran suhu, kelembaban, pencahayaan serta angka kuman udara ruang dan wawancara menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan petugas. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa suhu berkorelasi positif dengan angka kuman udara ruang rawat inap (sig 0.032), kelembaban tidak ada hubungan dengan angka kuman udara ruang rawat inap, namun kelembaban mempunyai korelasi positif dengan suhu (sig 0.000), pencahayaan berkorelasi positif dengan angka kuman udara ruang (sig 0.010), dan pengetahuan petugas berkorelasi negatif dengan angka kuman udara ruang rawat inap (sig 0.001). Hasil uji T (T-Test) menunjukkan bahwa ada perbedaan jumlah angka kuman udara ruang perawatan sebelum jam kunjung (pre kunjungan) dan pada saat jam kunjung (sig 0.002). Kondisi lingkungan rumah sakit yang terdiri dari suhu, kelembaban, pencahayaan dan angka kuman udara ruang rawat inap di RSUD dr. Tjitrowardojo Purworejo sebagian besar masih belum memenuhi syarat sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan dan pengendalian lingkungan yang lebih baik.
PENGARUH PEMBERIAN SNACK CUP PISANG, KURMA, DAN MADU TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN REMAJA PUTRI ANEMIA Vadira Rahma Sari; Adi Magna Patriadi Nuhriawangsa; Setyo Sri Rahardjo
GIZI INDONESIA Vol 46, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v46i1.808

Abstract

Approximately 50 percent of anemia in women is caused by iron deficiency. Using bananas, dates, and honey in a snack cup can be an alternative to fulfilling daily iron needs. This study aims to determine the effect of giving the snack cup on the hemoglobin levels of anemic adolescent girls. This study is a randomized control trial with a pretest-posttest with control groups design, which was conducted for two weeks with 32 anemic adolescent girls aged 13-18 years old and menstruating as subjects. Divided randomly into four groups Groups K- (regular food), K+ (iron tablets), P1 (snack cup containing 11,45 mg of iron), and P2 (snack cup containing 13,44 mg of iron). Hemoglobin levels were checked using the Autoanalyzer method. The paired-sample t-test showed that there were no significant differences before and after treatment in the four groups, as indicated by the values of p= 0.922 (K-), p= 0.619 (K+), p= 0.784 (P1) and p= 0.922 (P2). Kruskal Wallis test showed no difference in the mean change in hemoglobin between groups (p= 0.355). Consumption of SangKurMa F2 and F4 for two weeks did not affect the hemoglobin levels of anemic adolescent girls. It is necessary to balance the intake of other nutrients, such as protein which also plays a role in the process of hemoglobin synthesis. Keywords: anemia, hemoglobin, sangkurma snack cup, vitamin C, iron ABSTRAK  Sekitar 50 persen kejadian anemia pada perempuan disebabkan defisiensi zat besi. Penggunaan pisang, kurma dan madu dalam pembuatan snack cup dapat menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan zat besi harian remaja putri anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian snack cup terhadap kadar hemoglobin remaja putri anemia. Penelitian ini merupakan randomized control trial dengan rancangan pretest posttest with control group. Penelitian dilakukan selama 2 minggu dengan subjek 32 remaja putri anemia berusia 13-18 tahun dan telah menstruasi yang kemudian dibagi secara random kedalam 4 kelompok. Kelompok K- (hanya mengonsumsi makanan biasa), K+ (diberikan  TTD), P1 (diberikan snack cup mengandung 11,45 mg zat besi)) dan P2  (diberikan snack cup mengandung 13,44 mg zat besi). Kadar hemoglobin diperiksan menggunakan metode Autoanalyzer. Uji paired-sample t-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah perlakuan pada keempat kelompok yang ditunjukkan dengan nilai p= 0,922 (K-),  p= 0,619 (K+), p= 0,784 (P1) dan p= 0,922 (P2). Uji kruskal wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan perubahan rerata hemoglobin antar kelompok (p= 0,355).  Konsumsi snack cup SangKurMa F2 dan F4 selama 2 minggu tidak berpengaruh terhadap kadar hemoglobin remaja putri anemia. Perlu adanya penyeimbangan asupan zat gizi lainnya seperti protein yang juga berperan dalam proses sintesis hemoglobin.  Kata kunci: anemia, hemoglobin, snack cup sangkurma, vitamin C, zat besi
PENINGKATAN KAPASITAS KERJASAMA KELEMBAGAAN DALAM IMPLEMENTASI KAMPUS MERDEKA Artono Dwijo Sutomo; Budi Legowoz; Tri Murwaningsi Anjar Sri Ciptorukmi N; Bambang Kusharjanta; Salim Widono; Yudho Taruno Muryanto; Sarwiji Suwandi; Setyo Sri Rahardjo; Sri Marmoah
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perlu adanya upaya implementasi kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) padaperguruan tinggi. Tetapi beberapa perguruan tinggi yang tergolong muda masih memiliki keterbatasansumber daya. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya kerjasama dengan pihak ketiga. Metodepenelitian pengabdian ini meliputi analisis situasi, pelaksanaan kegiatan mulai dari persiapan sampaitahap kerjasama dan metode pelaksanaannya. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalahterjadinya MoU kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka menyukseskan implementasi kebijakanMBKM di Universitas Muhammadiyah Purworejo. Hasil lainnya adalah terlaksana workshop danpertukaran pelajar sebagai implementasi kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).
The Corelation Between Food Preferences and Nutritional Intake in Food Service at KH Mas Mansur Student Dormitory Rizqillah, Dwi Rakhmawati; Muthmainah; Setyo Sri Rahardjo
World Nutrition Journal Vol. 8 No. i1 (2024): Volume 08 Issue 1, August 2024
Publisher : Indonesian Nutrition Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25220/WNJ.V08.i1.0018

Abstract

Background Having good nutritional knowledge is not enough to form a healthy diet in students, it needs to be supported by a good consumption environment, such as food service in dormitories. Providing healthy food and having good preferences needs to be conducted to increase students' food intake. Objective The purpose of this study was to see how the correlation of food preferences in the dormitory with the amount of nutrient intake in students who lived in the KH dormitory Methods This study used an analytic observational design with a cross sectional approach. The subjects of this study were students who lived in dormitories with a total population of 365 students. Data collection was carried out by direct interview method with a 24-hour recall form instrumen for 3 days. Results The results of the correlation test showed that food preferences in the dormitory were positively correlated with total energy (p=0.032) and protein (p=0.012) intake. There was no correlation between food preferences in the dormitory with intake of fat and carbohydrate. Conclusions The higher the students' preference for food in the dormitory, the higher their energy and protein intake. So in this case, it is important for food organizers in the dormitory to further improve food preferences in the dormitory to provide better nutritional intake for students.
Efektivitas Soygurt Kacang Hijau Sari Kurma sebagai Terapi Adjuvan pada Tikus Diabetes Tipe 2: Sebuah Studi Eksperimental Jannah, Miftakhul; Setyo Sri Rahardjo; Ratih Puspita Febrinasari
Nutriology : Jurnal Pangan,Gizi,Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2025): Oktober 2025
Publisher : Program Studi Gizi, Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/81vy6612

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disorder characterized by hyperglycemia resulting from abnormalities in insulin secretion, insulin action, or both. Management of DM involves pharmacological therapy, nutritional intervention, and physical activity. Recently, adjuvant therapies based on functional foods containing probiotics and natural bioactive compounds have gained increasing attention, one of hich is Soygurt. When combined with mung beans and date juice as a natural sweetener, soygurt has the potential to improve glucose metabolism and influence body weight. This study aimed to analyze the effects of mung bean soygurt with date palm extract as an adjuvant therapy in a type 2 diabetes mellitus (T2DM) mouse model, focusing on body weight and fasting blood glucose levels. The research employed a pre-posttest control group experimental design using male Wistar rats (Rattus norvegicus) induced with T2DM. A total of 30 rats were divided into six groups: healthy control, negative control, positive control (metformin 9 mg/kgBW/day), and three treatment groups receiving different doses of soygurt (1 ml, 2 ml, and 3 ml) combined with metformin for 28 days. The results showed a significant increase in body weight across all groups (p < 0.05), and a significant decrease in fasting blood glucose in the positive control and treatment groups (P1, P2, P3) (p < 0.05). Conclusion, the study shows that mung bean soygurt with date extract has the potential as an adjuvant therapy for type 2 diabetes mellitus.