Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGARUH SUHU PEMBIUSAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP UDANG RED CHERRY (Neocaradina denticulata sinensis) SELAMA TRANSPORTASI SISTEM KERING SUHU RENDAH Riski Indra Ismandar; Eko Dewantoro; Rachimi .
Jurnal Borneo Akuatika Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Borneo Akuatika
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jba.v2i1.1631

Abstract

Jenis crustasea yang termasuk primadona ekspor ialah udang red cherry (Neocaridina denticulate sinensis). Dalam jumlah banyak, udang ini menarik untuk dilihat karena warnanya sangat cerah sehingga banyak digunakan dalam akuascaping. Sebagai komodita ekspor, transportasi ke daerah tujuan harus mendapat perhatian khusus, sehingga udang yang di kirim memiliki kelangsungan hidup yang tinggi dan sehat.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan suhu pembiusan yang tebaik bagi pengangkuran udang red cherry. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan 4 perlakuan dan 3 Ulangan, dengan suhu sebagai perlakuan yaitu A (13o C), B (15o C), C (17o C) dan D (19o C). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), variabel pengamatan tingkat kelangsungan hidup, perubahan bobot dan waktu induksi, pengamatan tingkah laku udang sebelum dan sesudah pembiusan dan pengamatan waktu sedatif, Analisis data menggunakan deskriptif. Tingkat kelangsungan hidup terbaik yaitu pada perlakuan B (13o C) yaitu (76,67). Perubahan bobot udang red cherry yaitu pada perlakuan A (13o C) dengan hasil (0,1 mg), dan waktu induksi tercepat yaitu pada perlakuan A (13o C) dengan waktu (203 detik).Kata Kunci:udang red cherry; suhu; pembiusan; transportasi sistem kering
PROPORSI KELAMIN JANTAN IKAN GUPPY (Poecilia reticulate) DENGAN PERENDAMAN EKSTRAK BATANG PASAK BUMI (Eurycoma longifolia) Zaura Naisya; Eko Dewantoro; Tuti Puji Lestari
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 10, No 2 (2022): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v10i2.4517

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh ekstrak pasak bumi terhadap proporsi jantanisasi ikan guppy dan menentukan kosentrasi ekstrak batang pasak bumi yang terbaik untuk menghasilkan ikan guppy jantan. Metode dilakukan menggunakan larva ikan guppy yang baru menetas berumur 5 hari. Pembuatan ekstrak pasak bumi dengan methode maserasi, pembuatan ekstrak dilakukan dengan merendam 500 gram serbuk ke dalam etanol (96%) sebanyak 3.2 liter diaduk dengan stirer selama 3 jam kemudian didiamkan selama 24 jam. Filtrat diuapkan dengan rotary evaporator dengan suhu 60°C sampai diperoleh ekstrak kental. Proses ekstraksi dilakukan kurang lebih sebanyak 1 kali. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan 3 ulangan. Perendaman pasak bumi diberikan selama 24 jam dengan dosis berbeda, pemeliharaan setelah perendaman selama ±60 hari. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa persentase ikan guppy jantan perlakuan berkisar antara 73,02%-96.80%, persentase ikan guppy betina berkisar antara 9,58%-24,84%, dan persentase ikan guppy interseks berkisar antara 0,00%-4,41%. Kosentrasi terbaik ekstrak batang pasak bumi adalah 80 mg/L dengan nilai tertinggi 96.80% pada perlakuan E. Kata Kunci: ekstrak pasak bumi, jantan, nisbah kelamin, perendaman.
PENGARUH PEMBIUSAN DENGAN DAUN SINGKONG KARET (Manihot glaziovii) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP IKAN MAS (Cyprinus carpio. L ) SELAMA PROSES PENGANGKUTAN Vikram Aris Munandar; Eko Dewantoro; Rudi Alfian
Jurnal Borneo Akuatika Vol 4, No 2 (2022): JURNAL BORNEO AKUATIKA
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jba.v4i2.4868

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Ikan (BBI) Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat  pada tanggal 19 Desember 2020 ± 7 hari . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembiusan dengan menggunakan ekstrak daun singkong karet terhadap kelangsungan hidup ikan mas selama pengangkutan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan A (kontrol), B (20 g/L), C (40 g/L), D (80 g/L). Parameter yang diamati adalah respon tingkah laku, waktu induksi, masa sedatif, kelangsungan hidup dan kualitas air (suhu, pH, DO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian perasan daun singkong karet yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap Induksi, Sedatif dan Kelangsungan hidup benih ikan mas. Nilai waktu induksi tercepat terdapat pada perlakuan D (80 gram/) dengan waktu rata-rata 17 menit; Nilai waktu sedatif tercepat terdapat pada perlakuan B (20 g/L)  dengan rata-rata 24 menit ; Nilai kelangsungan hidup benih ikan mas nilai tertinggi terdapat pada perlakuan B (20 gL) sebesar 66,67 dan C (40 g/L)  63,33%,  dari hasil penelitian didapatkan nilai kualitas air suhu 27-28o  ph 6-7, DO 2-5ppm
PENGGUNAAN EKSTRAK LENGKUAS (Alpinia galanga) UNTUK PENGOBATAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) YANG DIINFEKSI JAMUR Saprolegnia sp Edy Susanto; Inawaty Sidabalok; Eko Dewantoro
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.728 KB) | DOI: 10.29406/rya.v2i2.260

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak lengkuas untuk mengobati penyakit jamur pada ikan gurami yang disebabkan saprolegnia sp. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013, di Laboratorium  Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap, 5 perlakuan dan 3 ulangan. Konsentrasi ekstrak lengkuas yang digunakan adalah 0 mg/L (kontrol), 25 mg/L,50 mg/L,75 mg/L, 100 mg/L. Parameter yang diamati meliputi tingkat kesembuhan ikan, SR ikan setelah diberi perlakuan dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukan ekstrak lengkuas dengan konsentrasi optimum 60 mg/L  menunjukkan hasil terbaikdalam menyembuhkan ikan gurami,dan konsentrasi optimum untuk tingkat kelangsungan hidup adalah 58,75 mg/L. Kata kunci : Ekstrak Lengkuas, Pengobatan, Gurami, Saprolegnia sp
PENGARUH SUHU MEDIA PEMELIHARAAN TERHADAP LAJU PEMANGSAAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) tuti puji lestari; eko dewantoro
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 6, No 1 (2018): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.565 KB) | DOI: 10.29406/rya.v6i1.923

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kisaran suhu media pemeliharaan yang optimal terhadap laju pemangsaan dan pertumbuhan larva ikan lele. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium basah Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak. Ikan uji yang digunakan adalah larva ikan lele dumbo ukuran 0.7 cm dipelihara dalam 12 akuarium ukuran 25x25x30 cm diisi air sebanyak 15 liter dengan kepadatan 5 ekor/liter. Perlakuan suhu yang dilakukan yaitu A= suhu 260C, B=280C, C=300C dan D=320C dengan 3 kali ulangan. Rancangan yang digunakan rancangan acak lengkap. Larva diberi pakan nauply artemia menggunakan metode ad satiasi dengan frekuensi 5 kali sehari. Hasil penelitian menunjukkan larva ikan lele dumbo dapat memangsaan plankton hingga mencapai 169 ind/jam, sehingga dapat menghasilkan laju pertumbuhan panjang dan bobot spesifik sebesar 22.69%/ hari dan 33.37%/hari pada suhu optimal berkisar antara 28.75 - 300C. Sehingga suhu yang optimal untuk meningkatkan laju pemangsan plankton dan pertumbuhan larva ikan lele berkisar antara 28.75-30oC
PENGARUH PENYUNTIKAN HORMON OVAPRIM TERHADAP KINERJA PEMIJAHAN IKAN TENGADAK (BARBONYMUS SCHWANENFELDII) Eko Dewantoro; Rio Yudhiswara; Farida .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 5, No 2 (2017): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.165 KB) | DOI: 10.29406/rya.v5i2.715

Abstract

Ikan tengadak merupakan salah satu spesies lokal yang potensial untuk dibudidayakan. Jenis ikan ini dapat dipijahkan dengan rangsangan hormon ovaprim, namun dosis yang tepat belum ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis hormon ovaprim yang terbaik bagi pemijahan ikan tengadak. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Sebagai perlakuan adalah penyuntikan hormon ovaprim dengan dosis : 0,0 mL/kg induk betina (kontrol), 0,3, 0,6 dan 0,9 mL/kg induk betina. Calon induk tengadak diseleksi dan dipilih sebanyak 12 ekor yang memenuhi syarat untuk dipijahkan. Semua induk betina disuntik dengan hormon hCG sebanyak 250 IU/kg induk, dan 12 jam kemudian induk betina disuntik hormon ovaprim dengan dosis sesuai perlakuan. Induk jantan disuntik ovaprim dengan dosis 0,2 mL/kg induk. Hasil penelitian menunjukkan penyuntikan hormon ovaprim berpengaruh terhadap beberapa variabel pemijahan ikan tengadak yang diamati, keculai waktu laten. Penyuntikan ovaprim 0,72 mL/kg induk merupakan dosis terbaik bagi proses meleburnya inti (GVBD). Dosis 0,6 mL/kg induk merupakan dosis yang terbaik bagi pemijahan, dan menghasilkan telur (fekunditas) sebanyak 9.551,7 butir/100 g induk dan derajat pembuahan (FR) 52.26% serta dapat menyebabkan telur menetas dengan tingkat penetasan (HR) 49,8%.Kata kunci : Barbonymus schwanenfeldii, hormon ovaprim, ikan tengadak, pemijahan
PERFORMA HEMATOLOGI IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii) YANG DIPELIHARA PADA BERBAGAI LEVEL AERASI AIR eko dewantoro
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 7, No 2 (2019): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.794 KB) | DOI: 10.29406/jr.v7i2.1371

Abstract

Ikan tengadak termasuk ikan air tawar yang memiliki prospek cerah sebagai komoditas akuakultur, namun informasi tentang karakter fisiologisnya belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis level aerasi yang terbaik bagi kehidupan benih ikan tengadak berdasarkan performa haematologinya. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), sebagai perlakuan adalah level aerasi, yaitu 2 L, 6 L, 10 L dan 14 L/menit/40 L air. Peubah yang diamati terdiri dari peubah kualitas air (suhu, total alkalinitas, kejenuhan oksigen, dan total amonia nitrogen) dan performa hematologi (hemoglobin, eritrosit, hematokrit dan kadar glukosa darah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejenuhan oksigen semakin tinggi dengan meningkatnya level aerasi, yaitu dari rata-rata 86,19% jenuh (aerasi 2 L/menit/40 L air) menjadi 106,51% jenuh (pada aerasi 14 L/menit/40 L air). Suhu dan total alkalinitas air berada pada kisaran optimal, serta total amonia nitrogen (TAN) masih dapat ditoleransi oleh ikan. Aerasi 6 L, 10 L dan 14 L/menit/40 L air menghasilkan kadar hemoglobin lebih tinggi dan glukosa darah yang lebih rendah dari pada aerasi 2 L/menit/40 L air. Sedangkan untuk hematokrit, nilai tertinggi diperoleh pada aerasi 6 L dan 10 L/menit/40 L air
PENGARUH INJEKSI HORMON HUMAN CORIONIC GONADOTROPIN (hCG) TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD IKAN KEBALI (Oesteochilus Schlegeli Blkr) Eko Dewantoro; Purnamawati .; Rachimi .; Rudi Alfian; Akhmad Fadil
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 8, No 2 (2020): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.1 KB) | DOI: 10.29406/jr.v8i2.2117

Abstract

The purpose of this study is to determine the optimal dose of hCG homrone on gonad maturation of parent prospective of kebali fish through regular injection. The research was carried out in Aquatic Environment Laboratory of Fisheries and Marine Science Faculty, Universitas Muhammadiyah Pontianak and Floating Net Cage (KJA) in Kelurahan Parit Mayor of Pontianak, that was carried out for 60 days. The expermental design used was a randomized block design (RBD) consisting of 3 groups and each group consisted of 6 treatments. As a treatment is hCG hormone was injected periodically from doses of 0 to 250 IU/kg of fish. Variables observed were Gonad Maturity Level (TKG), Gonado Somatic Index (GSI), Hepato Somatic Index (HSI), fecundity and eggs diameter. The results showed a dose of 150 until 250 IU/kg of fish can reach TKG IV with a greater proportion, a dose of 100 IU/kg of fish can reach TKG III, while the doses below only reach TKG I and II. The average value of HSI in each treatment was 0.74-1.57% and the GSI value is 1.64-4.51% with the highest HSI and GSI achieved at hCG injection with a dose of 150 IU/kg of fish that was with an index value of 1.57% and 4.51% respectively. The average of fish fecundity at hCG hormone doses of 100–150 IU/kg of fish ranged from 11,592–18,059 eggs, with the highest fecundity (18,059 eggs) achieved at the hormone dose of 250 IU/kg of fish. The range of eggs diameter produced after gonad maturation were 0.07–0.37 mm, hCG injection treatments of 150–250 IU/kg generally produces eggs that are 0.24–0.31 mm in size, and the injection dose was 250 IU/kg in part large eggs have a diameter of 0.28–0.31 mm. Water quality during the study was quite supportive for the maturation process of the ovary. Periodic injection of hCG hormone at a dose of 150 IU / kg of fish is the best dose for gonad maturation of kebali fish.
Kesesuaian Perairan Untuk Kelayakan Budidaya Ikan Kerapu Dalam Karamba Jaring Tancap (KJT) Di Desa Sededap Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau Sadang Husin; Eko Dewantoro; Rudi Alfian
Jurnal Borneo Akuatika Vol 5, No 1 (2023): JURNAL BORNEO AKUATIKA
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jba.v5i1.5360

Abstract

Ikan kerapu merupakan salah satu ikan konsumsi air laut yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Ikan kerapu merupakan jenis ikan demersal yang menyukai hidup di perairan karang, diantaranya pada celah-celah karang atau di dalam gua di dasar perairan. Ikan kerapu merupakan ikan berukuran besar yang bobotnya mencapai 4,5 kg atau lebih. Salah satu cara untuk memenuhi permintaan pasar yang relatif tinggi adalah melalui budidaya. Ikan kerapu mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan bagi usaha marikultur, karena pertumbuhannya cepat dan dapat diproduksi secara massal untuk melayani permintaan pasar ikan kerapu dalam keadaan hidup. karamba jaring tancap (KJT) adalah metode pemeliharaan ikan yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan karamba jaring apung (KJA). Hasil dari penelitan yang di lakukan di Desa Sededap, Kec. Pulau Tiga, Kab. Natuna, Prov. Kepulauan Riau kualitas diperairan tersebut baik dan layak untuk dijadikan budidaya kerapu dalam karamba jaring tancap (KJT). Dengan hasil yang didapat bisa menjadi patokan untuk melakukan budidaya ikan kerapu, dimana untuk pemilhan lokasi yang bisa dipilih agar dapat menunjang kegiatan membudidaya ikan kerapu yaitu stasiun 1 lokasi keramba jaring tancap, stasiun 2 perairan tanjung, stasiun 3 perairan teluk dimana ketiga lokasi tersebut masih bisa dikatakan layak. Dari ketiga stasiun yang diteliti stasiun 2 yang memiliki hasil atau nilai yang tinggi dibandingkan dengan kedua stasiun tersebut.