Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

BRAND INTERNAL COMMUNICATIONS CULTURE (BICCU) KOTA MALANG Widayati, Sri; Naha, Rambu
Jurnal Nomosleca Vol 2, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Universitas Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/nomosleca.v2i2.624

Abstract

Abstract Malang is a city that has a very heterogeneous population, because immigrants not only came from the city on the island of Java, but from outside of Java Island. Many impacts would arise as a result of the influx of immigrants from all parts of the ground water. The negative impact is most likely to occur is the cultural frictions due to different understandings. Multicultural education that had been made by various parties apparently not able to reduce the cultural misunderstandings. Especially during the activities undertaken to harmonize inter-ethnic conducted by various social organizations partially, has not been well integrated and focused, therefore, the government should be able to make such programs have become a government program ongoing to establish Brand Internal Communications Culture (BICCU). The future is expected BICCU able to form a positive image of Malang as the City Multi ethnic harmonious and hamonis. This activity should be done in an integrated manner by all areas of the City Government of Malang who continue to coordinate with the social institutions, which is already capable of conducting union of multiculture significantly.DOI : https://doi.org/10.26905/nomosleca.v2i2.624
Disonansi Makna Cantik Remaja di Kota Waingapu Rambu Naha
Jurnal Nomosleca Vol 7, No 1 (2021): April, 2021
Publisher : Universitas Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/nomosleca.v7i1.5485

Abstract

Beauty is defined through the process of social interaction and the use of symbols. Social interaction could define distinct meaning about reality. Youths in Waingapu, East Timor, interact within cultural context that is filled with values passed from generation to generation, and that includes how to define the meaning of beauty. As youths who live in an era of fast development of conventional and social media, youths are interacting with both cultural and social – constructed by media – values. This research aims to describe how the meaning of beauty is defined in Waingapu. To accomplish its objective, the research uses descriptive qualitative approach by conducting interview with ten youths from Waingapu. The result shows that youths in Waingapu define meaning of beauty from two opposite sides. They are facing a dissonance in which two values are going to two different directions. They however realize that the meaning of beauty is mainly defined by character – in accordance with the culture of people in Sumba – but they are unable to set aside the ideas that are constructed by media on the definition of beauty. Keywords: Meaning of Beauty, Symbolic Interactionism, Youths in Waingapu DOI: https://doi.org/10.26905/nomosleca.v7i1.5485
Literasi Media Di Yayasan Perguruan Markus Tangerang Rambu Naha; Rosse Mince Hutapea
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.625 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.373

Abstract

Kehadiran media baik itu media mainstream maupun media baru tidak saja memberikan dampak positif tetapi juga dampak negatif. Hadirnya informasi hoaks, kesalahan menafsirkan informasi, serta informasi tidak yang disampaikan dalam ruang publik merupakan bukti bahwa masyarakat sesungguhnya perlu diberikan edukasi mengenai literasi media. Literasi media merupakan kemampuan untuk mengakses, menganalisa, mengevaluasi dan menghasilkan pesan melalui berbagai konteks (Livingstone, 2004). Edukasi mengenai literasi media berarti bahwa memberikan wawasan dan pengetahuan untuk cerdas dalam bermedia. Melihat adanya kebutuhan masyarakat untuk memperoleh edukasi mengenai literasi media, maka Universitas Pelita Harapan melalui Program Studi Pendidikan Jarak Jauh Ilmu Komunikasi turut berkontribusi melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat berupa edukasi literasi media di Yayasan Perguruan Markus Tangerang. Kegiatan edukasi ini berfokus kepada siswa dan orang tua murid yang materinya dikemas secara komprehensif sehingga setiap peserta dapat memahami materi yang disampaikan. Edukasi literasi media diawali dengan kelas workshop untuk memberikan gambaran umum mengenai literasi media, kemudian peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan dua orang fasilitator dari dosen dan mahasiswa untuk membantu peserta memahami lebih dalam lagi mengenai literasi media. Dalam diskusi yang bersifat dua arah ini, peserta diajak memahami literasi media menggunakan games yang dikemas secara menarik. Melalui edukasi literasi media, setiap peserta diharapkan untuk tidak saja memahami bagaimana pemanfataan media, tetapi juga mampu untuk menjadi agen untuk melakukan sosialisasi literasi media kepada teman, keluarga dan kelompok masyarakat dimana mereka terlibat didalamnya. Kata Kunci: literasi media, dampak media, edukasi literasi media
Pelatihan Pembuatan Materi Ajar Digital Bagi Tenaga Pendidik Di Masa Pandemi Rambu Naha; Christa Olivia Geraldine; Chrisindo Reformanda
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.406 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.863

Abstract

Pembatasan sosial berskala besar selama pandemi CoVID-19 menyebabkan proses belajar-mengajar tidak lagi memungkinkan untuk diadakan secara tatap muka. Proses belajar-mengajar dalam ruang kelas fisik harus beralih ke ruang kelas virtual. Dalam banyak kasus, tenaga pendidik cenderung tidak siap menghadapi perubahan yang sangat cepat ini karena minimnya keterampilan dan wawasan mengenai sistem pembelajaran daring, khususnya keterampilan dalam pembuatan materi ajar digital dan pemahaman untuk dapat mengemas materi ajar yang sesuai dengan konteks pembelajaran jarak jauh. Berdasarkan kondisi ini, maka Program Studi Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan merasa perlu untuk mengadakan pelatihan pembuatan materi ajar digital. Kegiatan ini bertujuan untuk memperlengkapi tenaga pendidik di seluruh Indonesia untuk dapat memanfaatkan teknologi sehingga mampu menghasilkan materi pembelajaran digital yang dapat diakses kapan dan dari mana saja. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara daring dengan menyebarkan kuesioner sebelum pelaksanaan kegiatan, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta terhadap pembuatan materi ajar digital, serta dapat menjadi landasan dalam membuat materi pelatihan. Pada saat pelatihan berlangsung, peserta juga diberikan kesempatan untuk secara langsung mempraktikkan materi yang sudah mereka peroleh. Hasil pelaksanaan pelatihan ini menunjukkan bahwa 99% peserta (tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia) dapat memahami materi yang diberikan
Media dan Peace Building: Media Literacy for Sekolah Wijaya Kusuma Students Adeline, Clarissa; Naha, Rambu; Yang, Angela Adriyanti
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.1942

Abstract

Abstract Globalization changes the nature of media and information dissemination, where media plays an important part in enhancing peace. But on the other hand, media is not only a tool to promote harmony but conflict as well. However, peacebuilding depends largely on media literacy. Media literacy offers people potentialities to promote peace, especially at young ages. Therefore, this program aims to help students improve their media literacy competence, specifically regarding how to use media wisely. This program also collaborates with Jawara Internet Sehat to promote the internet for positive use to 100 Wijaya Kusuma School students. The implementations of this program are divided into 3 stages, preparation, delivery, and evaluation. The preparation stage focused on analyzing the problems faced by Sekolah Wijaya Kusuma to help us build suitable training modules. Then in the delivery stage, we conduct training through seminars and workshops that focus on using media wisely and avoiding hoaxes. And lastly, we evaluate the feedback given by the students and the result shows that this program helps the student to improve their media literacy and promote peacebuilding through media.
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI KAMPUNG DUMPIT TANGERANG Tarigan, Rose Emmaria; Naha, Rambu; Elfi, Elfi; Floranesia, Floranesia
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.2007

Abstract

Kampung Dumpit berada di kota Tangerang merupakan kota dengan angka kemiskinannya naik setiap tahun sesuai data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. Perempuan Kampung Dumpit menjadi kelompok sasaran penting yang perlu diberdayakan, karena mayoritas mereka tidak hanya sebagai pengurus keluarga tetapi juga menjadi pencari nafkah bagi keluarga. Tim melakukan analisis situasi terhadap terhadap mitra PKM untuk mengetahui solusi apa yang dapat diberikan kepada mitra sehingga dapat membantu mereka mengatasi masalah ekonomi pasca Pandemi Covid-19. Solusi yang dianggap bisa membantu adalah dengan mengadakan pelatihan merajut pada mitra perempuan di Dumpit, yang diharapkan hasilnya bernilai ekonomis sehingga bisa diproduksi dan dipasarkan. Selain keterampilan merajut, mereka juga mendapatkan pelatihan bagaimana mengelola keuangan tepat guna, dalam mengelola usaha kecil. Pelatihan ini sudah berlangsung selama enam bulan, terdapat progress dari yang tadinya tidak tahu merajut akhirnya bisa dan siap untuk memproduksi rajutan. Pada tahap evaluasi tim menemukan bahwa target dari PKM ini tidak tercapai sepenuhnya. Terdapat beberapa faktor penyebabnya, antara lain kualitas dari analisis situasi yang dilakukan, terlihat dari loyalitas peserta untuk mengikuti pelatihan yang beragam, kesehatan mata peserta yang beberapa di antaranya sudah lanjut usia, peserta yang mudik karena kehilangan kepekerjaan dan ketersediaan waktu dari anggota Tim untuk melaksanakan PKM yang bersifat jangka panjang
The Meaning of Independent Women in Social Media Sundah, Pierre Mauritz; Parulian, Nathaniel Antonio; Naha, Rambu
Jurnal Riset Komunikasi Vol 15, No 2 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jrk.v15i1.24280

Abstract

Indonesian women’s lives had been challenging at times, leaving little room for them to work. Numerous reasons contribute to these restrictions. One of the influencing elements is that men in Indonesia are given more flexibility to participate in the wider context of society, including being the primary source of producing revenue, but women in Indonesia are forced to play a role as someone who is responsible for household duties. The deeply ingrained patriarchal culture in Indonesia is to blame for this. Women in East Nusa Tenggara are also affected by this social issue, particularly those who reside on Solor Island in East Flores. Due to the poor and inconsistent quality of education, women who live there frequently receive social evaluations from other Indonesians and are stereotyped as being unintelligent, leading to the belief that women can only rely on men. However, there are other things that can be seen on the Instagram account @duAnyam, where women have the chance to become empowered in the production of woven goods, giving them the same opportunities as men who can establish economic and financial independence. Based on this social phenomenon, it is intriguing to do this research in order to understand what independent women lies @duAnyam on Instagram imply. To describe how women perceive their function as independent, typically tied to males, this study will employ qualitative methods and a phenomenological approach. The findings reflect what women mean in terms of their varying perceptions of the intrinsic independence that they possess.
STRATEGI KOMUNIKASI GEREJA KRISTEN SUMBA UNTUK MENDORONG KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM AKTIVITAS PEMBANGUNAN DESA PAMALAR, NUSA TENGGARA TIMUR Parani, Rizaldi; Naha, Rambu; Purba, Herman
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol 7 No 2 (2025): Edisi 13
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v7i2.6001

Abstract

Rendahnya partisipasi masyarakat dalam aktivitas pembangunan mendorong Gereja Kristen Sumba (GKS) Pamalar di kabupaten Sumba Tengah untuk dapat berperan aktif dalam menggerakan masyarakat. Sebagai kabupaten dengan populasi penduduk beragama Kristen yang tinggi, maka peran gereja menjadi sangat sentral. GKS Pamalar perlu untuk dapat membangun hubungan dengan masyarakat serta beradaptasi dengan identitas budaya agar dapat menemukan pendekatan berbasis kearifan lokal yang mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam aktivitas pembangunan. Penelitian ini berusaha untuk melakukan analisis terhadap strategi yang dilakukan oleh GKS Pamalar untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam aktivitas pembangunan. Untuk dapat menganalisis masalah penelitian, maka studi ini akan menggunakan beberapa konsep kunci seperti strategi, kearifan lokal, partisipasi, dan community development. Adapun pendekatan yang dilakukan menggunakan kualitatif dan metode studi kasus yang bertujuan untuk menganalisa pelaksanaan strategi yang dilakukan oleh GKS Pamalar untuk membangun partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa program pembangunan masyarakat yang dilakukan haruslah berorientasi pada kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa. Keberhasilan program pembangunan masyarakat ini juga ditemukan karena peran aktif gereja melalui pemimpinya membuat program yang berkaitan dengan mata pencaharian pokok masyarakat. Selain itu pemimpin gereja juga kerap menjadi jembatan antara Pemerintah Desa dengan masyarakat desa Pamalar. Selain itu, kesesuaian gaya pemimpin Gereja dalam penelitian ini juga terlihat dari strategi yang digunakan dalam keterlibatan, mengenali dan mendorong partisipasi masyarakat intimacy dan involvement secara langsung akan membangun rasa percaya terutama bagi warga masyarakat sebagai modal penting untuk mendorong pembangunan masyarakat.   Kata Kunci: Kepemimpinan Gereja, Partisipasi Masyarakat, Pembangunan Masyarakat, Kearifan Lokal