Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Majalah Kesehatan FKUB

HUBUNGAN ANTARA PARAMETER KLINIS DAN LABORATORIS DENGAN STATUS REMISI PENYAKIT PADA PASIEN ARTRITIS REUMATOID YANG MENDAPAT TERAPI METOTREKSAT Putra Suryana, Bagus Putu; Sari, Retty Kharisma; Tamayanti, Wahyu Dewi; Hasanah, Dian
Majalah Kesehatan FKUB Vol 6, No 2 (2019): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.49 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.006.02.5

Abstract

Artritis reumatoid (AR) adalah penyakit autoimun yang etiologinya belum diketahui. Metotreksat adalah DMARD (disease-modifying antirheumatic drug) yang paling sering digunakan pada AR, namun respons  terhadap metotreksat bervariasi di antara populasi. Data mengenai faktor klinis dan laboratoris yang berhubungan dengan remisi pada AR yang diterapi dengan metotreksat masih tidak konsisten. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui faktor-faktor klinis dan laboratoris yang berhubungan dengan remisi pada pasien AR yang mendapat terapi metotreksat. Data diperoleh dari pasien AR yang memenuhi kriteria ACR-EULAR 2010 dengan desain penelitian observasional dan pendekatan potong lintang. Data meliputi jenis kelamin, usia onset penyakit, durasi penyakit, indeks masa tubuh (IMT), tender joint count (TJC), swollen joint count (SJC), visual analog scale (VAS) nyeri, disease activity score (DAS)-28 awal, laju endap darah (LED), anti-cyclic citrullinated protein (CCP), dan rheumatoid factor (RF). Variabel dianalisis secara statistik dengan uji chi square dilanjutkan regresi logistik multipel. Penelitian ini melibatkan 88 pasien AR, terdiri dari 85,2% wanita (n = 75) dan 14,8% pria (n = 13), rerata usia 54,78±11,34. Proporsi remisi pasien adalah 26,1%. Dari analisis bivariat dengan uji chi square didapatkan variabel yang berhubungan bermakna terhadap remisi, yaitu usia onset (p = 0,037), VAS nyeri (p = 0,030) dan LED (p = 0,038). Dapat disimpulkan bahwa usia onset, VAS nyeri, dan LED  berhubungan bermakna dengan remisi penyakit pasien AR yang diterapi dengan metotreksat.   
Tinjauan Literatur: SUMBER POTENSIAL PENYEBARAN SARS-CoV-2 DARI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DAN PENTINGNYA PEMANTAUAN SANITASI RUMAH SAKIT UNTUK MENEKAN PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA Dian Hasanah
Majalah Kesehatan FKUB Vol. 9 No. 3 (2022): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2022.009.03.7

Abstract

Beberapa bukti menunjukkan sumber potensial penyebaran SARS-CoV-2 dari lingkungan rumah sakit. Sanitasi rumah sakit penting untuk mencegah infeksi nosokomial dan menekan penyebaran COVID-19. Telaah literatur ini bertujuan mengidentifikasi potensi bahaya terkait sanitasi serta metode pemantauan sanitasi di rumah sakit selama pandemi COVID-19. Literatur diperoleh dengan menelusuri jurnal dan laporan lembaga resmi luar negeri terkait COVID-19 di internet. Banyak prosedur di rumah sakit yang menghasilkan aerosol, sementara banyak ruangan di rumah sakit belum memenuhi standar ventilasi udara. Di sisi lain, karena penapisan tidak memadai, pegawai rumah sakit dapat bertemu pasien COVID-19 di semua area rumah sakit. Kondisi ini menimbulkan keraguan  akan kebersihan udara dan permukaan benda-benda, serta penyebaran virus antar ruangan di rumah sakit. Identifikasi sanitasi rumah sakit yang sering terlewatkan adalah: 1) kontaminasi virus di udara dan permukaan benda-benda di seluruh area rumah sakit, 2) kontaminasi virus di kasur, bantal, dan guling yang sering terlewatkan pada pembersihan rutin, 3) kontaminasi virus di toilet oleh proses aerosolisasi ekskreta, dan 4) kontaminasi virus di air limbah rumah sakit. Sebaiknya terdapat instansi di setiap kota/kabupaten yang dapat menangani pemeriksaan spesimen lingkungan yang dikumpulkan dari berbagai rumah sakit. Deteksi virus di udara, dapat menggunakan kit deteksi SARS-CoV-2 udara; deteksi permukaan benda, dapat menggunakan swab; pada limbah, dapat digunakan sampel cairan limbah untuk deteksi genom SARS-CoV-2 dengan RT-PCR. Hasil pemeriksaan dapat menjadi panduan untuk mengubah atau mempertahankan aturan dan kebijakan rumah sakit. Kesimpulannya, identifikasi potensi bahaya serta kebutuhan dan metode pemantauan sanitasi rumah sakit harus dikembangkan untuk mencegah infeksi nosokomial COVID-19 dan menekan penyebaran pandemi.