Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PENGARUH TERAPI FAMILY PSYCHOEDUCATION (FPE) TERHADAP KECEMASAN DAN BEBAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN SKIZOFRENIA DI KECAMATAN BOLA KABUPATEN SIKKA, NUSA TENGGARA TIMUR Herminsih, Adelheid Riswanti; Barlianto, Wisnu; Kapti, Rinik Eko
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - Oktober 2017
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.749 KB)

Abstract

Abstract : Schizophrenia is a disease process that affects perceptions, emotions, social behavior and the ability to accept reality correctly. Families with schizophrenics often feel anxiety and burdens associated with client care. The problem can be solved by giving FPE therapy. This study aims to explain the effect of Family Psychoeducation (FPE) therapy on anxiety and family burden in caring for family members with schizophrenia. This research uses quasi experiment research pre-post test with control group. The number of respondents in this study were 18 respondents for the control group and 18 respondents for the treatment group. The study was conducted in District Bola from 24 May to 28 June 2017. Giving therapy done by the researchers themselves who have obtained a license from nurse specializing in mental health nursing. Data analysis used in this research is dependent t test and independent t test. The result of dependent t test of anxiety and load test was obtained significance value <0,05, this result showed significant decrease of anxiety and load after FPE therapy. While the results of independent t test showed that the significance of anxiety and family burden <0.05 which means that there is a significant difference in reducing anxiety and family burden between the treatment and control group after being given FPE therapy, that is, with an average decrease in anxiety and burden For the treatment and control groups of 10.11 and 3.5, respectively. This means that FPE is more effective in reducing family anxiety. Thus it is expected that FPE can be applied as an alternative therapy in reducing the anxiety of families who care for people with schizophrenia.Keywords : family psychoeducation,  anxiety, family burden Abstrak : Skizofrenia merupakan proses penyakit yang mempengaruhi persepsi, emosi, perilaku sosial dan kemampuan menerima realita dengan benar. Keluarga dengan penderita skizofrenia seringkali merasakan kecemasan dan beban yang berkaitan dengan perawatan klien. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pemberian terapi FPE. Penlitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh terapi Family Psychoeducation (FPE) terhadap kecemasan dan beban keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan skizofrenia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment pre-post test with control group. Jumlah responden dalam penelitian ini 18 responden untuk kelompok kontrol dan 18 responden untuk kelompok perlakuan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Bola mulai tanggal 24 Mei-28 Juni 2017. Pemberian terapi dilakukan oleh peneliti sendiri yang telah mendapatkan lisensi dari perawat spesialis jiwa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dependent t test dan independen t test. Hasil analisis dependent t test kecemasan dan beban didapatkan nilai signifikansi< 0,05, hasil ini menunjukkan penurunan kecemasan dan beban secara bermakna setelah diberikan terapi FPE. Sedangkan hasil analisis independent t test menunjukkan bahwa nilai signifikansi kecemasan dan beban keluarga < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna dalam menurunkan kecemasan dan beban kelurga antara kelompok perlakuan dan kontrol setelah diberikan terapi FPE, yaitu dengan rata-rata penurunan kecemasan dan beban untuk kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing yakni 10,11 dan 3,5. Hal ini berarti bahwa FPE lebih efektif dalam menurunkan kecemasan keluarga. Dengan demikian diharapkan bahwa FPE bisa diaplikasikan sebagai alternative terapi dalam menurunkan kecemasan keluarga yang merawat penderita skizofrenia.Kata Kunci : family psychoeducation, kecemasan, beban keluarga
EFEKTIFITAS PENGARUH SOCIAL SKILL TRAINING DALAM MENURUNKAN PERILAKU ISOLASI SOSIAL REMAJA KORBAN BULLYING DI SMK AHMAD YANI PROBOLINGGO Yunita, Rizka; Barlianto, Wisnu; Kapti, Rinik Eko
Jurnal Kesehatan Mesencephalon Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan Mesencephalon - Oktober 2017
Publisher : Jurnal Kesehatan Mesencephalon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.573 KB)

Abstract

Abstract : Bullying is common especially when entering adolescence. However, if bullying is done continuously causes the negative impact such as anxiety, shame, low confidence, and anxiety. Those impacts encourage them to isolate themselves from the social environment. An effort that can be done to handle the situation is to provide Social Skill Training. This therapy teaches social skills through basic communication techniques, verbal and non-verbal, to express their thoughts and feelings well. The purpose of this research is to analyze the effectivity of SST on the decrease of social isolation behavior among teenagers who become the victims of bullying. This research uses quasy experimental with pre post-test design. The technique to determine the sample is using purposive sampling in the class X students who experienced social isolation behavior due to bullying. The total sample used was 18 respondents. According to univariate test, the result got that social isolation behavior score before given SST equal to 79,11 while after given SST equal to 58,83. Whereas, paired t-test showed that there were differences of social isolation behavior score before and after given SST intervention which had significant value equal to ρ = 0,000. This research hopes that there will be interventions given to families, schools and peers through supportive therapy in order to provide support to the bullying teens.Keywords : SST, social isolation behavior, bullying Abstrak : Bullying saat ini marak terjadi terutama saat memasuki usia remaja. Apabilabullying dilakukan terus menerus dapat menimbulkan kecemasan, malu, menurunkan kepercayaan diri, dan gelisah sehingga mendorong mereka untuk mengisolasi diri dari lingkungan sosial. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menangani situasi tersebut adalah memberikanSocial Skill Training. SST mengajarkan keterampilan sosial melalui teknik komunikasi dasar secara verbal dan non verbal sehingga mampu mengutarakan pikiran dan perasaannya dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektifitas pengaruh SST dalam menurunkan perilaku isolasi sosial remaja korban bullying.Penelitian ini menggunakan desain quasyexperimental dengan pre-post testdesign. Teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling pada siswa kelas X yang mengalami perilaku isolasi sosial akibat bullying. Total sampel yang digunakan sebanyak 18 responden. Berdasarkan hasil uji univariat didapatkan bahwa skor perilaku isolasi sosial sebelum diberikan SST sebesar 79,11 sedangkan sesudah diberikan SST sebesar 58,83. Sementara itu, hasil uji t-test berpasangan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor perilaku isolasi sosial sebelum dan sesudah diberikan intervensi SST mempunyai nilai signifikansi sebesar ρ=0,000.Hal ini berarti bahwa intervensi SST signifikan menurunkan perilaku isolasi sosial. Penelitian ini mengharapkan terdapat pemberian intervensi kepada keluarga, sekolah, dan teman sebaya melalui terapi suportif sehingga dapat memberikan dukungan kepada remaja korban bullying didalam menurunkan perilaku isolasi sosial.Kata kunci: SST, Perilaku Isolasi Sosial, Bullying
Pengetahuan Ibu, Dukungan Sosial, dan Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap Keputusan Memberikan ASI Eksklusif Mawaddah, Shohipatul; Barlianto, Wisnu; Nurdiana, Nurdiana
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.869 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2018.005.02.3

Abstract

Abstrak Praktek di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif. Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang berhasil memberikan ASI eksklusif. Wilayah Gangga memiliki cakupan terendah di NTB yaitu 30,4%. Penelitian ini mencoba menggali secara bersamaan prediktor munculnya masalah yang ada di wilayah Gangga yaitu berupa pengetahuan ibu, dukungan sosial baik dari suami, keluarga dan teman serta dukungan dari tenaga kesehatan. Desain penelitian observasional analitik cross-sectional digunakan dalam penelitian ini dengan memberikan kuesioner pada 165 responden yang memiliki bayi usia lebih dari 6-12 bulan. Hasil penelitian menunjukkan hanya 38,2% responden memutuskan memberikan ASI eksklusif di Gangga. Hasil uji regresi logistik bineri pada model terbaik menunjukkan variabel yang paling kuat berpengaruh berturut-turut adalah dukungan sosial suami (p=0,001), dukungan tenaga kesehatan (p=0,016), dukungan sosial keluarga (p=0,020) dan dukungan sosial teman (p=0,049). Sedangkan pengetahuan ibu (p=0,171) memiliki pengaruh yang tidak signifikan. Tingginya pengetahuan, besarnya dukungan sosial suami, keluarga, dan teman serta dukungan tenaga kesehatan secara simultan memiliki pengaruh terhadap keputusan ibu dalam memberikan ASI eksklusif.Kata Kunci : Pengetahuan, dukungan sosial, dukungan tenaga kesehatan, ASI eksklusif Abstract The real practices show that there are still many mothers who do not give exclusive breastfeeding. West Nusa Tenggara (NTB) Province is an area that shows successful exclusive breastfeeding. Gangga area has the lowest coverage in NTB, as much as 30.4%. This research tried to simultaneously explore the predictors of the emergence of problems that exist in Gangga region in the form of mother’s knowledge, social supports from husband, family, and friends, and also support from health workers. A cross-sectional observational analytic design was used in this study by providing questionnaires to 165 respondents who had babies older than 6-12 months. The results show only 38.2% of respondents in Gangga decide to give exclusive breastfeeding. From binary logistic regression test result in the best model, the strongest influential variables consecutively are husband’s social support (p=0.001), health personnel support (p=0.016, family’s social support (p=0.020) and friend’s social support (p=0.049). While mother’s knowledge (p=0.171) shows insignificant influence. The high level of knowledge, the amount of social support of husband, family, and friends, and support of health workers simultaneously have an influence on the mother's decision in giving exclusive breastfeeding. Keywords: exclusive breastfeeding, health personnel support, knowledge, social support
PENINGKATAN EKSPRESI IFN-γ PADA PARU MENCIT YANG DIINDUKSI PROTEIN ADHESIN 38- KDA MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DAN ISCOM PER ORAL Udin, M Fahrul; Barlianto, Wisnu; Kusuma, HMS Chandra
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.921 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2014.028.01.3

Abstract

Studi menemukan bahwa vaksin tuberkulosis memberikan respon imun seluler bervariasi terhadap hemaglutinin protein 38 kDa M. tuberkulosis, suatu protein adhesin pada enterosit tikus. Protein tersebut dapat menginduksi sekresi S-IgA ke dalam lumen usus dan lumen bronkiolus. Immune stimulating complex (ISCOM) adalah bahan pembantu yang efektif meningkatkan respon kekebalan. Ekspresi IFN-? menunjukkan respon imun seseorang terhadap mikroba seperti virus dan bakteri serta produknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa pemberian 38-kDa protein adhesin dengan atau tanpa kombinasi ajuvan ISCOM secara oral dapat menginduksi ekspresi IFN-? pada jaringan paru mencit BALB/c. Metode eksperimental dilakukan dengan 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok terpapar protein adhesin 38-kDa, kelompok yang hanya terpapar ajuvan ISCOM dan kelompok terpapar kombinasi protein adhesin 38-kDa dengan ISCOM. Ekspresi IFN-? diukur dengan pewarnaan imunohistokimia. Analisis statistik dengan Kruskall Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ekspresi IFN-? pada semua kelompok perlakuan. Uji perbandingan multipel Mann Whitney menyatakan bahwa terdapat peningkatan ekspresi IFN-? secara signifikan dalam kombinasi protein adhesin dengan ajuvan ISCOM (mean±SD=126±17, p=0,000) bila dibandingkan dengan kelompok lain. Paparan dengan ISCOM saja mampu menginduksi ekspresi IFN-? secara signifikan bila dibandingkan dengan kontrol (p=0,000). Pemberian protein adhesin 38 kDa M. tuberculosis mampu menstimulasi ekspresi IFN-? pada jaringan paru mencit BALB/c, dan penambahan ISCOM akan meningkatkan efek.Kata Kunci: 38-kDa adhesin protein, interferon gamma, Mycobacterium tuberculosis, oral vaccination , paru
Pengaruh Imunoterapi, Probiotik dan Jinten Hitam terhadap CD4+IFNγ, Eosinofil, dan Skor Asma Ratih, Indira; Kusuma, HMS Chandra; Barlianto, Wisnu; Olivianto, Ery
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.744 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2015.028.03.5

Abstract

Mekanisme patofisiologi asma terjadi berdasarkan proses inflamasi jalan nafas yang dipicu oleh limfosit T, dan berhubungan dengan berlebihnya produksi sitokin tipe 2 relatif terhadap sitokin tipe 1. Interferon-γ yang diproduksi oleh sel CD4+ merupakan antagonis IL-4 dan IL-5 yang berperan dalam patofisiologi asma. Pada asma juga terjadi eosinofilia bronkial yang merupakan penanda terjadinya proses inflamasi pada asma. Imunoterapi merupakan salah satu pengobatan pada asma yang menyebabkan pergeseran Th2 ke Th1 tetapi masih memliki beberapa keterbatasan, sehingga perlu penelitian baru mengenai ajuvan seperti probiotik dan jinten hitam untuk meningkatkan efektivitas dari imunoterapi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik dan jinten hitam terhadap jumlah CD4+IFNγ, eosinofil dan perbaikan klinis pada anak asma yang mendapatkan imunoterapi fase rumatan. Penelitian ini merupakan penelitian randomized clinical trial. Sampel dibagi menjadi 4 kelompok (imunoterapi dan plasebo, imunoterapi dan probiotik, imunoterapi dan jinten hitam, serta imunoterapi, probiotik dan jinten hitam). Parameter imunologis diperiksa menggunakan flowcytometry dan perbaikan klinis dinilai menggunakan skor ACT. Penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna dari CD4+IFNγ dan eosinofil darah jika dibandingkan antar 4 kelompok. Skor ACT menunjukkan perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah perlakuan pada semua kelompok. Dengan demikian, pemberian adjuvan probiotik atau jinten hitam, maupun kombinasi keduanya dapat meningkatkan perbaikan klinis pada penderita asma ringan, namun tidak menunjukkan perbedaan parameter imunologis antara lain CD4+IFNγ dan eosinofil.Kata Kunci: ACT, asma, CD4+IFNγ, eosinofil, imunoterapi, jinten hitam, probiotik
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Keparahan Erupsi Obat pada Anak Barlianto, Wisnu
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 26, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.006 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2010.026.01.7

Abstract

ABSTRAKErupsi obat merupakan respon normal terhadap kandungan atau metabolit pada obat yang muncul selama atau sesudah pemberian obat pada dosis normal. Tingkat keparahan erupsi obat di bagi menjadi dua yaitu non SJS/TEN (Stevens Johnson Syndrome/Toxic Epidermal Necrolysis) dan SJS/TEN. Penelitian ini dilakukan untuk mengindentifikasi faktor yang mempengaruhi derajat keparahan erupsi obat dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Data yang di ukur meliputi usia, jenis kelamin, riwayat atopi dan obat yang menyebabkan. Dari 34 responden yang mengalami erupsi obat 14 (41.2%) termasuk tipe SJS/TEN dan 20 (58.8%) termasuk tipe non SJS/TEN. Obat yang paling sering menyebabkan erupsi obat  adalah paracetamol (41.2%),  amoxicillin  (34.4%),  carbamazepin  (8.8%),  cotrimoksazole  (8.8%),  ceftriaxone, tetracycline dan aspirin masing-masing 2.9%. Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara usia, jenis kelamin dan riwayat atopi dengan tingkat keparahan obat.Kata Kunci : A erupsi obat, jenis kelamin,  malnutrisi, nak, atopi,  superoxide dismutase, tes morris watermaze, umur
Pengembangan Model Mencit Alergi dengan Paparan Kronik Ovalbumin Barlianto, Wisnu; Kusuma, Mohamad Slamet Chandra; Karyono, Setyawati; Mintaroem, Karyono
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 25, No 1 (2009)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.47 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2009.025.01.1

Abstract

ABSTRACTHistology expression in asthma show inflammatory processes and airway structural changes. Treatmentdevelopment in asthma needs appropriate animal models but most animal models use short term allergenexposure. The aim of this research was to create develop allergic mouse model with allergic inflammationand structural changes histology expression. Eight female BALB/c mice, 6-12 weeks old, 80-100 gramswere divided into two groups. The first group were exposed to a normal saline solution where the secondgroup received ovalbumin. Mice were sensitized by intraperitoneal injection of ovalbumin on day 0 and 14and challenged by nebulization of 1% ovalbumin three times weekly for 6 weeks. Twenty four hours afterfinal exposure, the mice were sacrificed by lethal cardiac puncture. The level of total IgE in serum weremeasured by ELISA and IL-4 receptor expression were examinated by immunohistochemistry.Morphometric analysis was performed to count inflammatory cells, eosinophil, goblet cells, epithel andsmooth muscle thickness. Differences between the control and exposed mice were analyzed by Mann-Whitney test. There were a significant differences in total IgE serum and expression IL-4 receptor betweenthe two groups (P < 0,05). The morphometric analyzing also demonstrated significant differences betweenthese two groups (P < 0,05). Chronic ovalbumin exposure through inhalation produced allergicinflammation and airway structural changes.Keywords: allergic inflammation, mouse models, chronic exposure, ovalbumin
Penundaan Makanan Padat Mengurangi Risiko Timbulnya Atopi pada Anak Barlianto, Wisnu; Kusuma, HMS Chandra; HM, Ni Luh Putu
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 25, No 3 (2009)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.407 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2009.025.03.3

Abstract

Nutritions  plays  an  important  role  in  the  incidence  of  atopic  both  in  children  and  adults.  Several  recent guidelines  recommend  a  delay  of  solid  foods  to  prevent  atopic  disease.  However,  until  now,  there  is  still  much controversy  about  the  influence  a  delay  of  solid  foods  in  children  to  develop  atopic   disease.  This  study  aimed to  determine  the  impact  of  the  start  time  of  solid  foods  to  atopic  children.  A  case-control  study  was conducted in  outpatient  institutions  Pediatrics RSSA  Malang from  May 2008  until  May 2009.  Respondents were divided into two groups: atopic (cases) and non atopic (control) based on history of atopic disease. The age of first given  solid  food  and  familial  atopic  were retrieved  based  on  history .  Statistical analysis  using  Chi-square test at 95%    level  of confidence,  was conducted  to  determine the  impact  of the  start  time  of solid  food  to  the incidence  of  atopic.  There were 236  patients  divided  equally  into  atopic  and  control  group.  Giving solid  foods at 4-6 months of age will increase  the  risk  of atopic compared  with age> 6 months (OR  2.8 (1.29  to  6.07), p = 0.007).  The  results  of  this  study  support  the  recommendations  given  by  WHO, that  the  postponement  of  solid food  until  age  6  months  would  reduce  the  incidence  of  atopic  risk  in  children.Keywords  :  postponement  ,  solid  food,  atopic  diseases,  sensitization
Pengaruh Sel Limfosit T Regulator CD4 CD25 Foxp3 dan Transforming Growth Factor (TGF) β terhadap Airway Remodelling Bronkiolus Paru pada Model Mencit Asma Faturrachman, Dicky; Barlianto, Wisnu; Mintaroem, Karyono
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 27, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (850.772 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2012.027.02.4

Abstract

Peran CD4 CD25 Foxp3  dan TGF-β dalam remodeling saluran napas masih didapatkan kontroversi dan perlu diteliti lebih  lanjut. Tujuan dari penelitian  ini adalah membuktikan efek meningkatnya  jumlah  limfosit T Reg CD4 CD25 Foxp3 dan TGF-β terhadap penurunan remodeling saluran napas bronkial paru pada model mencit asma. Mencit Balb/c dibagi menjadi 2 kelompok,  yaitu  dengan  sensitisasi  ovalbumin  dan  tanpa  sensitisasi.  Sensitisasi  dilakukan  selama  9 minggu.  Jumlah limfosit T reg CD4 CD25 Foxp3  diperiksa dengan  flowcytometry dan TGF-β diperiksa dengan ELISA. Parameter remodeling saluran napas  (ketebalan epitel, ketebalan  fibrosis subepitel,  jumlah sel goblet, ketebalan otot polos) diukur dengan analisis  morfometri  dari  pemeriksaan  histopatologi.  Analisis  statistik  dengan  uji  T  berpasangan  dan  analisis  jalur hubungan  (analisis  jalur).  Hasil  menunjukkan  tidak  ada  perbedaan  yang  signifikan  dalam  jumlah  limfosit  T  reg CD4 CD25 Foxp3  (p=0,763) dan TGF-β (p=0,246) dalam 2 kelompok. Ditemukan perbedaan signifikan dalam parameter remodeling pada kedua kelompok (p=0,000). Tidak ada korelasi langsung yang signifikan antara T reg dan TGF-β dengan parameter  remodeling. Tren yang diperoleh dengan peningkatan  jumlah  limfosit  sel T  reg, menunjukkan penurunan parameter remodeling. Didapatkan adanya pengaruh limfosit T reg CD4 CD25 Foxp3  terhadap remodeling saluran napas yang ditunjukkan dengan ketebalan epitel baik secara langsung maupun tidak langsung melalui TGF-β, meskipun tidak signifikan secara statistik.Kata Kunci: Remodeling saluran napas, TGF-β, T  reg CD4 CD25 Foxp3
PERAN VITAMIN D3 TERHADAP EKSPRESI IL-10 DAN IL-12 PADA SEL EPITEL KOLON MENCIT MODEL INFLAMMATORY BOWEL DISEASE Naila, Centaura; Wibowo, Satrio; Barlianto, Wisnu
Majalah Kesehatan FKUB Vol 6, No 3 (2019): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1453.943 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2019.006.03.1

Abstract

Inflammatory Bowel Disease (IBD) pada anak-anak menyebabkan komplikasi meliputi gagal tumbuh dan pubertas yang terlambat, serta 60% mengalami hipovitaminosis D. Patogenesis IBD melibatkan peran interleukin 10 (IL-10) dan IL-12 dalam meregulasi proses homeostasis sistem imun dan epitel usus. Vitamin D dengan bentuk aktif vitamin D3, memiliki sifat antiinflamasi, namun peran suplementasi vitamin D3 belum diketahui. Penelitian ini untuk mengetahui peran vitamin D3 terhadap ekspresi IL-10 dan IL-12 pada sel epitel kolon mencit model IBD. Penelitian berdesain eksperimental randomized control trial, 21 sampel ekor mencit, terbagi ke dalam 3 kelompok perlakuan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi, Laboratorium Biokimia-Biomolekuler, dan Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, pada bulan Januari - Maret 2018. Suplementasi vitamin D3 pada sampel dilakukan setelah diinduksi dekstran 3%. Pengukuran ekspresi IL-10 dan IL-12 menggunakan teknik imunohistokimia, skor DAI (Daily Activity Index) untuk tingkat inflamasi makroskopi, dan skor MCHI (The Mouse Collitis Histology Index) untuk inflamasi berdasarkan histopatologi. Data dianalisis dengan uji ANOVA, Mann Whittney, uji beda Kruskal-Wallis dan uji T, diolah menggunakan SPSS-23. Hasil skor DAI tampak pada penurunan berat badan. Skor MCHI tertinggi tampak pada kontrol positif. Terdapat perbedaan signifikan ekspresi IL-10 antar kelompok kontrol negatif dengan kontrol positif (p = 0,038), kontrol negatif dengan perlakuan (p = 0,001), dan kontrol positif dengan perlakuan (p = 0,017). Uji Kruskal-Wallis antar kelompok berbeda signifikan, pemberian vitamin D3 meningkatkan ekspresi IL-10 (p = 0,001). Terdapat perbedaan signifikan ekspresi IL-12 antar kelompok (p = 0,000; p = 0,000; p = 0,000). Uji ANOVA antar kelompok berbeda signifikan, pemberian vitamin D3 menurunkan ekspresi IL-12 (p = 0,000). Kesimpulannya, pemberian vitamin D3 dapat meningkatkan ekspresi IL-10 dan menurunkan ekspresi IL-12 pada sel epitel kolon model mencit IBD. 
Co-Authors Abd. Rasyid Syamsuri Adelheid Riswanti Herminsih, Adelheid Riswanti Agustina Tri Endharti Al Faizah, Belinda Nabiila Anang Endaryanto Annisa Muhyi Ardiansyah, Esha Aris Soewondo Ariyanto Harsono Asasain, Rayi I. Atho'illah, Mochammad Fitri Azwin Lubis Debby Christinne Sumantri, Debby Christinne Desfryda, Elynca Putri desy wulandari Desy Wulandari Desy Wulandari Desy Wulandari Desy Wulandari Desy Wulandari Dewi Purnama Sari Dian Hasanah Dicky Faturrachman Dwinadella, Sephia Dyahris Koentartiwi Elvira Sari Dewi Erawati, Dini Rachma Ery Olivianto Fadlilah, Dawama Nur Hajeng Wulandari Handono Kalim Hani Susianti Hermanto, Ifirlana Hittoh Fattory, Hittoh HMS Chandra Kusuma Indira Ratih Izati, Rahmi Kalsumy, Umi Karyono Mintaroem Kavitarna, Septhyanti Aprilia Kurniawan Taufiq Kadafi Kusworini Handono Kusworini Handono M Fahrul Udin Mawaddah, Shohipatul Micho, Rahma Mohamad Slamet Chandra Kusuma Muhammad Anshory, Muhammad Mutaqin, Fadilah Naila, Centaura Ni Luh Putu HM Nisak Humairok Nurdiana Nurdiana Nurdiana Nurdiana Nursari Abdul Syukur Perdana Aditya Rahman Pratama, Mirza Zaka Putri, Choirinnisa Meilia Ayu Ra. Aminah Maya Rachmaningrum, Rafika R. Rahmawati Wahyuni Rifa'i, Muhaimin Rinik Eko Kapti, Rinik Eko Rizka Yunita Sa'adah, Nur Alfi Maghfirotus Sanarto Santoso Sari, Tita L. Sari, Tita Luthfia Satrio Wibowo Setyawati Karyono Shinta Oktya Wardhani, Shinta Oktya Siti Nur Arifah, Siti Nur Solly Aryza Sony Wicaksono Sumarno . Suryanto Suryanto Susanto Nugroho Susanto Nugroho Tita Luthfia Sari Tita Luthfia Sari Vivin Detriana, Vivin Wahono, Cesarius Singgih Wirawan, Tommy Nugroho YOGA DWI JATMIKO Yuni Sari Zaenal Kusuma