Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pelatihan Batik Kreatif Teknik Transfer Warna Sebagai Elemen Penunjang Interior Bagi Siswa SMA Pada Mata Kuliah Keterampilan Cama Juli Rianingrum; Ariesa Pandanwangi; Atridia Wilastrina; Erlina Novianti; Drajatno Widi Utomo; Belinda Sukapura Dewi; Indralaksmi Indralaksmi
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 8, No 2 (2022): May 2022
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.8.2.1357-1366.2022

Abstract

Batik kreatif pada masa sekarang semakin berkembang secara proses dan variasinya baik secara tehnik, pengolahan material, motif, dan hasilnya. Salah satu yang sedang dikembangkan adalah batik dengan tehnik transfer warna. Keunggulan dalam proses membatik transfer warna adalah tidak memakai bahan kimia, memiliki proses yang lebih sederhana dan cepat, serta ramah lingkungan. Maka hal tersebut perlu disosialisasikan kepada masyarakat melalui Pengabdian pada Masyarakat (PkM). Kegiatan PkM ini bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang proses membatik kreatif dengan sistim transfer warna. SMK Kebangsaan Tanggerang Selatan adalah sekolah yang memfokuskan pada pengembangan batik. Inovasi baru yang ditawarkan pada pelatihan PkM diharapkan dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dalam pengembangan materi teknik membatik dan dapat memperkaya khasanah teknik pembatikan di Indonesia. Karena masih masa pandemic, maka pelatihan pada tahap awal ini masih secara online dengan metode angket dan metode praktik dengan pendekatan cooperative learning. Diharapkan setelah masa pandemi selesai dapat dilanjutkan dengan metode eksperimen dan metode participatory action research. Hasil PkM diharapkan menambah wawasan para siswa mengenai perkembangan proses membatik sebagai warisan budaya tradisi.
VISUALISASI WANITA PLUS SIZE DALAM ESTETIKA FOTOGRAFI Eunike Desi Graceana br Ginting Suka; Lasakajaya Sari; Erlina Novianti
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 19 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.74 KB) | DOI: 10.25105/dim.v19i1.15151

Abstract

Citra tubuh adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnyaserta bagaimana seseorang itu memberikan penilaian terhadap ukuran dan bentuktubuhnya. Di Indonesia, citra tubuh cenderung mengarah ke kurus sehingga wanitaplus size adalah bagian minoritas. Plus size adalah ukuran diatas standar pakaian biasaatau mempunyai berat badan berlebih. Hal ini membuat wanita plus size mendapatstigma yang kurang baik sehingga memberikan dampak yaitu rasa malu dan tidakpercaya diri. Penulis ingin menampilkan wanita plus size yang nyaman dengantubuh mereka dan tidak merasa malu dengan mengenakan wardrobe busana renang.Pemotretan dilakukan di studio yang dibuat dengan suasana pantai atau kolam renangdengan menggunakan properti yang mendukung. Warna-warna yang digunakanadalah warna cerah. Tujuan dari karya ini adalah mematahkan stigma masyarakat yangcenderung negatif terhadap wanita plus size. Metode yang digunakan adalah metodestudi pustaka dan observasi yang mendukung pengembangan karya foto dan teori-teoriharus bersumber dari literatur, jurnal dan artikel yang dapat dipertanggungjawabkan.Hasil penelitian dari karya tugas akhir ini yaitu 5 karya foto wanita plus size denganaktivitas di pantai atau kolam renang yang percaya diri dan nyaman dengan tubuhmereka dengan pendekatan estetika fotografi.
PROSES BELAJAR SEORANG ANAK TUNARUNGU MELALUI PENDEKATAN PHOTO STORY Aloysius Mirecelio Gitta Purwanto; Erlina Novianti; Silviana Amanda A. Tahalea
Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain Vol. 7 No. 1 (2022): Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2315.219 KB)

Abstract

AbstractThe Learning Process of a Deaf Kid Through Photo Story Approach. Photo storyis a subsidiary of photojournalism. Photo story is an arrangement of photos that canconvey a strong message, arouse enthusiasm, present a moving message, entertain, andprovoke debate. Photo stories are an approach to storytelling by using several photosand additional text to explain context or background. The photo technique taken is blackand white to symbolize the silent world of deaf children that is different from the othernormal world. The purpose of this research is to document Justin’s learning process andsocial life at SD-LB Pangudi Luhur, West Jakarta, and to visualize Justin as a student ofSLB PL in narrative photo stories. The method used in this research is observation andalso study literature. Based on the results of the research, the photo stories in this paperare a collection of more than 10 photos arranged in such a way and are interrelatedto tell a phenomenon or an event from the author’s point of view. This story photois narrative. The author takes a candid photoshoot of Justin to capture the essenceof Justin’s person and behavior. In black and white photo techniques, recognizing thecharacter of the light to show the gradation of the photo is very important. Black andwhite photos are taken by the author to depict a world that is quiet, a little gloomy,without color, for most deaf children to live their lives.Keywords: journalism, black and white, deaf, photo stories, narrativeAbstrakProses Belajar Seorang Anak Tunarungu Melalui Pendekatan Photo Story. Photostory merupakan genre foto cabang dari foto jurnalistik. Photo story merupakan fotosusunan foto yang mampu menyampaikan pesan yang kuat, membangkitkan semangat,menghadirkan pesan haru, menghibur, hingga memancing perdebatan. Foto cerita adalahpendekatan bercerita dengan menggunakan beberapa foto dan tambahan teks untukmenjelaskan konteks atau latar belakang. Teknik foto yang diambil adalah hitam-putihuntuk melambangkan dunia sunyi dari anak-anak tunarungu yang berbeda dengan dunianormal yang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendokumentasikan prosesbelajar dan kehidupan sosial Justin di SD-LB Pangudi Luhur Jakarta Barat dan untukmemvisualisasikan Justin sebagai pelajar dari SLB PL dalam photo story. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini dengan observasi dan juga studi literatur. Berdasarkanhasil penelitian, foto cerita dalam tulisan ini adalah merupakan kumpulan lebih dari10 foto yang disusun sedemikian rupa dan saling terkait menceritakan fenomena atausuatu peristiwa dari sudut pandang penulis. Foto cerita ini bersifat foto naratif. Penulismelakukan pemotretan secara candid terhadap Justin untuk menangkap esensi daripribadi dan perilaku Justin. Dalam teknik foto hitam putih, mengenali karakter cahayauntuk menampilkan gradasi foto sangatlah penting. Foto warna hitam dan putih diambiloleh penulis untuk menggambarkan dunia yang sunyi, sedikit suram, tanpa warna, bagisebagian besar anak tunarungu dalam menjalani hidupnya.Kata kunci: foto cerita, available lighting, hitam dan putih, tunarungu
GERAKAN DEMO REFORMASI DIKORUPSI DALAM FOTO JURNAL DI JAKARTA Malcheni Sangrawati; Erlina Novianti; Silviana Amanda Aurelia
Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain Vol. 7 No. 2 (2022): Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2524.649 KB) | DOI: 10.25105/jdd.v7i2.12873

Abstract

Photography journalistic is use as factual media in the form of visuals that provide interesting information. The Reform corruption demonstrations demanded the preparation (RKUHP) and RUU KPK. At the photo of the Corruption Reform Demonstration, the writer uses the theory of journalistic photography as a photo that is valuable for information as well as news and uses the EDFAT and Decisive moment methods. The research objective is to document the situation of the corruption demonstration that uses the EDFAT method in journalistic as well as providing factual information. The research method was carried out by observation. The author observed existing photos as well as literature studies for data collection. The results of the research are photo works that use journalistic by paying attention to the EDFAT method in the photo taking design, as well as the decisive moment theory in taking an appropriate event.  Keywords: Decisive moment, Democracy,  EDFAT,  Journalistic photography.
SELF-PORTRAIT VISUALISASI DAMPAK PSIKOLOGI AKIBAT PANDEMI Rahadi Gama Satya; Silviana Amanda Aurelia; Erlina Novianti
Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jdd.v8i1.15200

Abstract

COVID-19 adalah penyakit yang menyerang sistem pernafasan manusia, penyebaran yang cepat menyebabkan COVID-19 menjadi sebuah pandemi. Dampaknya adalah mulai dari dampak ekonomi karena banyaknya penutupan pusat perbelanjaan dan PHK masal, hingga dampak pendidikan yang memaksakan siswa dan pengajar untuk melakukan pembelajaran di rumah, beberapa dampak tersebut menyebabkan sebuah dampak psikologi seperti cabin fever yaitu sebuah dampak ketika berisolasi di dalam rumah dalam waktu yang cukup lama. Self-portrait merupakan genre fotografi dimana subjek fotonya adalah diri sendiri, memilih genre ini sebab dampak psikologi akibat pandemi tidak hanya dialami oleh orang lain melainkan juga penulis, self-portrait juga sebagai pendekatan mengenai dampak psikologi dan lebih cepat memahaminya karena pandangan tersebut dari diri sendiri. Dalam membuat karya ini melakukan beberapa tahapan dari observasi hingga membuat karya, penulis tidak memperlihatkan wajah ataupun ekspresi, hal ini bertujuan untuk menyampaikan pesan melalui makna simbolik yang terdapat pada foto yang juga akan dijelaskan melalui deskripsi karya pada foto.
Kajian Estetika Fotografi Urban “#JakartaBelumHabis” Karya Chris Tuarisa Erlina Novianti; Silviana Amanda Tahalea; Asih Retno Dewanti
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 19, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v19i1.7582

Abstract

ABSTRAKFotografi urban adalah fotografi yang dilakukan dengan pendekatan urban life. Fotografi urban mengacu pada kehidupan dalam lingkup perkotaan. Salah satu fotografer yang menghasilkan karya fotografi urban adalah Chris Tuarisa. Karya-karya yang dihasilkan merupakan visualisasi masyarakat urban, tetapi juga memperlihatkan kawasan perkotaan dari sisi masyarakat menengah kebawah yang tidak dapat dipungkiri juga merupakan bagian dari masyarakat urban. Fotografer dapat menceritakan sisi lain dari isu perkotaan yang belum pernah dilihat oleh sebagian masyarakat Jakarta sendiri, karya foto Christ Tuarisa sekaligus menjadi kritik untuk pemerintah untuk dapat menyelesaikan isu perkotaan. Tujuan dari penelitian ini adalah memaknai dan membaca karya Chris Tuarisa menggunakan teori estetika fotografi. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menganalisa lebih dalam sisi lain tampilan foto urban karya Chris Tuarisa dalam estetika fotografi. Adapun metode yang digunakan adalah metode studi kasus, peneliti akan menggunakan karya foto dari hasil karya fotografer Chris Tuarisa. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa teori estetika merupakan teori yang tepat untuk digunakan untuk menganalisa sebuah foto, karena teori estetika dapat menantu spektator menaknai sebuah foto secara lebih dalam. Karya Chris Tuarisa bercerita mengenai kesenjangan sosial yang besar dalam keseharian masyarakat Jakarta, sekaligus menjadi kritik bagi pemerintah agar dapat memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Aesthetic Study of Urban Photography “#JakartaBelumHabis By Chris Tuarisa. Urban Photography has become a part of photography genre that can be carried out with an urban life approach. Urban photography is related to urban space and  activity. One of the photographers doing urban photography is Chris Tuarisa. His works are visualizations of urban society, from the perspective of the middle and low class society as part of urban community. Chris’ works showing highlight about other side of urban issues that some people in Jakarta may have never see., Upon a closer examination, Christ Tuarisa's photographic work is actually a form of criticism addressed to the government to point out the urban issues. The purpose of this research is to interpret and comprehend the context of Chris’s works using the aesthetic theory of photography. The aim of this research is to study and analyze other perspectives from the visualization of urban photos by Chris Tuarisa using photographic aesthetics theory profoundly. The method used was a case study method. The conclusion of this study is that aesthetic theory is an applicable theory to analyze photography, because aesthetic theory can give the spectator a deeper interpretation and signification of the photo. Chris Tuarisa's works tell stories about the social gap in the daily life of Jakarta’s citizen, as well as being a criticism for the government to be able to provide solutions to these problems. 
TEKNIK PENCAHAYAAN BEAUTY SHOT GLOW IN THE DARK FACE PAINTING DENGAN KONSEP REOG PONOROGO Ramanda Syah Putra; Erlina Novianti; Silviana Amanda Aurelia
Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain Vol. 8 No. 2 (2023): Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jdd.v8i2.18396

Abstract

The Beauty Shot Glow in The Dark Face Painting Lighting Technique with Reog Ponorogo Concept. Beauty shot photography is based on the idea that everything in the photo must look beautiful, attractive, and have an aura. Face painting is a face painting process as a medium to be painted. Along with the times, face painting has experienced a creative modification in the use of paint, namely glow in the dark painting which can light up or refract its color in the dark. Glow in the dark face painting is to paint using special paint media that cannot cause irritation and damage to the skin. Besides using special paints for human skin, the type of paint used is also required to contain a mixture of phosphor substances to emit light in the dark. Glow in the dark has a similar concept to solar power because the power source is light. It aims to get the glow in the dark effect on face painting, by using low key lighting techniques. During the photoshoot, ultraviolet reflector lighting enhances the ultraviolet light emitted from the lighting to its maximum extent, aiming to bring out the glow in the dark effect on the face painting model. In this study, the authors raised the concept of Reog Ponorogo. Singo Barong is the main character in the Reog ponorogo performance and one that will be applied to the creation of the author's work. Singo Barong is a combination of Barongan and Dhadak Merak. The research method used by the author is observation, namely systematic observation by observing photo workshop of Martha Suherman. The result of creating a glow in the dark face painting artwork with the concept of Reog Ponorogo is the production of glow in the dark photos using low-key lighting techniques.Keywords: beauty shot, face painting, glow in the dark, photography, Reog Ponorogo
Peningkatan Kreativitas Generasi Z dalam Memanfaatkan Limbah Kayu Sebagai Mosaik pada Produk di Kampung Kedung Halang Serikat, Cilebut Barat, Jawa Barat Ariani Ariani; Awang Eka Novia Rizali; Erlina Novianti; Silviana Amanda Aurelia Tahalea; Asih Retno Dewanti
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i4.9391

Abstract

Hingga saat ini, masih terdapat generasi Z di Kampung Kedung Halang Serikat yang belum mendapat arahan untuk terlibat dalam kegiatan yang menstimulasi perkembangan kreativitas mereka. Sebagian besar dari mereka menggunakan waktu senggang untuk berinteraksi sosial dalam lingkup virtual, termasuk di media sosial, bermain game, dan aktivitas lain yang tidak lepas dari gadget atau gawai. Merujuk pada kondisi tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), yang diprakarsai oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Trisakti, memutuskan untuk mengadakan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan potensi kreativitas di kalangan generasi Z, dengan memanfaatkan limbah kayu yang mudah dijumpai di sekitar mereka. Materi yang diberikan disesuaikan dengan karakteristik mereka, yakni merancang mosaik dari potongan-potongan kayu menjadi pola estetik pada berbagai produk, dengan mempertimbangkan warna dan ukuran tertentu. Metode yang ditempuh adalah dengan melakukan eksperimen pada tahap persiapan, serta metode parsipatori dan pendampingan selama pelatihan. Partisipan terdiri dari lima individu muda berusia 15 hingga 22 tahun. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 25 April dan 06 Mei 2023 ini menghasilkan 2 meja, 2 gantungan baju, dan 1 cermin. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan tersebut diharapkan dapat mengasah kreativitas dan meningkatkan produktivitas, sehingga stigma yang melekat pada generasi Z yang dianggap tidak dapat lepas dari internet dan gadget (gadget freak), dapat tergeser dengan aktivitas kreatif yang mereka hasilkan.The substantial presence of Generation Z residing in Kampung Kedung Halang has not been channeled towards activities that foster their creative potential. They spend their free time socially interacting in the virtual world, including on social media, playing games, and other activities that cannot be separated from their gadgets. Referring to this condition, the Community Service team initiated by the Faculty of Art and Design (FSRD) Universitas Trisakti decided to hold a training aimed at enhancing the creative potential of Generation Z by utilizing wood waste that is easily found in their environment. The materials given are adjusted to their characteristics, which entail designing mosaics from wooden pieces into aesthetic patterns in various products, considering specific colors and sizes. The methodology involved experimentation in the preparation stage, participatory methods, and guidance during the training. The participants consisted of five young individuals aged 15 to 22 years. On April 25 and May 6, 2023, activities were carried out, producing two tables, two hangers, and one mirror. The knowledge and skills they acquired are expected to sharpen their creativity and productivity, shifting the stigma attached to Generation Z as being inseparable from the internet and gadgets (gadget freaks) to the creative activities they produce. 
SELF-PORTRAIT VISUALISASI DAMPAK PSIKOLOGI AKIBAT PANDEMI Rahadi Gama Satya; Silviana Amanda Aurelia; Erlina Novianti
Jurnal Dimensi DKV: Seni Rupa dan Desain Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jdd.v8i1.15200

Abstract

COVID-19 adalah penyakit yang menyerang sistem pernafasan manusia, penyebaran yang cepat menyebabkan COVID-19 menjadi sebuah pandemi. Dampaknya adalah mulai dari dampak ekonomi karena banyaknya penutupan pusat perbelanjaan dan PHK masal, hingga dampak pendidikan yang memaksakan siswa dan pengajar untuk melakukan pembelajaran di rumah, beberapa dampak tersebut menyebabkan sebuah dampak psikologi seperti cabin fever yaitu sebuah dampak ketika berisolasi di dalam rumah dalam waktu yang cukup lama. Self-portrait merupakan genre fotografi dimana subjek fotonya adalah diri sendiri, memilih genre ini sebab dampak psikologi akibat pandemi tidak hanya dialami oleh orang lain melainkan juga penulis, self-portrait juga sebagai pendekatan mengenai dampak psikologi dan lebih cepat memahaminya karena pandangan tersebut dari diri sendiri. Dalam membuat karya ini melakukan beberapa tahapan dari observasi hingga membuat karya, penulis tidak memperlihatkan wajah ataupun ekspresi, hal ini bertujuan untuk menyampaikan pesan melalui makna simbolik yang terdapat pada foto yang juga akan dijelaskan melalui deskripsi karya pada foto.
GAYA ARSITEKTUR NEO GOTIK PADA GEREJA KATEDRAL JAKARTA Shania Cantika; Erlina Novianti; Silviana Amanda Aurelia
Jurnal Dimensi DKV: Seni Rupa dan Desain Vol. 9 No. 1 (2024): Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa dan Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jdd.v9i1.18831

Abstract

AbstractNeo-Gothic Architecture Style at Jakarta Cathedral Church. The Jakarta Cathedral Church has a protective name, the Church of the Virgin Mary Ascending into Heaven. The church was inaugurated on April 21, 1901, or after 94 years the Indonesian Catholic church was first approved by the Vatican in 1807. This research aims to visualize the neo-gothic architectural style in the Jakarta Cathedral Church through photography. The research method uses the field observation research method namely the 'practice by research', by taking the photoshoot three times. The result is the architectural photography works by displaying neo-gothic characteristics, uses architectural techniques by paying attention to the perspective composition of three vanishing points, two vanishing points, one vanishing point, a leading line, and shadows and highlights. The photoshoot uses lighting in the form of available lighting and mixed lighting to highlight neo-gothic details in the Jakarta Cathedral Church. It also requires the use of bracketing techniques in the shooting process due to the lack of lighting at the shooting location and to display the overall details of the object being photographed. The editing process carried out to bring out the highlights and shadows in the details of the neo-gothic characteristics of the Jakarta Cathedral Church. Keywords: architecture, visual elements, architectural photography, Jakarta cathedral church, neo gothic AbstrakGaya Arsitektur Neo Gotik Pada Gereja Katedral Jakarta. Gereja Katedral Jakarta memiliki nama pelindung Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Gereja ini diresmikan pada tanggal 21 April 1901 atau setelah 94 tahun gereja katolik Indonesia pertama kali direstui Vatikan pada tahun 1807. Tujuan penelitian ini adalah untuk memvisualisasikan gaya arsitektur neo gotik pada Gereja Katedral Jakarta melalui karya fotografi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi lapangan yaitu practice by research dengan melakukan proses pemotretan sebanyak 3 kali. Hasilnya adalah karya fotografi arsitektur dengan menampilkan karakteristik neo gotik, yang secara teknikal menggunakan teknis arsitektur dengan memperhatikan komposisi perspektif tiga titik hilang, dua titik hilang, satu titik hilang, leading line, dan shadow and highlight. Pemotretan menggunakan available lighting dan mix lighting untuk menampilkan detail neo gotik pada Gereja Katedral Jakarta. Pemotretan juga menggunakan teknik bracketing pada proses pemotretan dikarenakan minimnya pencahayaan pada tempat pemotretan dan untuk menampilkan detail detail secara menyeluruh pada objek yang dipotret. Proses editing dilakukan untuk memunculkan highlight dan shadow pada detail dari karakteristik neo gotik pada Gereja Katedral Jakarta. Kata kunci: arsitektur, elemen visual, fotografi arsitektur, gereja katedral jakarta, neo-gotik