Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGEMBANGAN PERALATAN TERPADU STERILISASI ALAT PELINDUNG DIRI (APD) COVID-19 Wegig Murwonugroho; Muhammad Burhanudinnur; Astri Rinanti; Sangayu Ketut Laksemi Nilotama; Asih Retno Dewanti; Virginia Suryani Setiadi; Gihon Nugrahadi; Atridia Wilastrina; Mustamina Maulani
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1776.754 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v6i2.9533

Abstract

Petugas kesehatan sebagai garda depan dalam penanganan pasien Covid-19 memerlukan perlindungan dari risiko terpapar virus. Seusai menjalankan tugasnya, para petugas medis melakukan tindakan sterilisasi diri dengan cara memasuki arena disinfectant chamber, membungkus hazmad sekali pakai untuk dibuang dan mengembalikan APD (Alat Pelindung Diri) lain dalam wadah yang telah tersedia untuk dicuci kembali. Namun demikian terlihat fasilitas yang tersedia belum nampak optimal, dan terlihat kumuh. Sehingga beberapa APD yang akan dikenakan kembali beresiko terpapar virus COVID-19.  Selain itu beberapa peralatan yang memungkinkan dipakai kembali tercampur, resiko hilang, dan kacamata resiko patah atau kaca lebih buram. Alhasil APD para petugas mulai menipis.Latar belakang ini menjadi alasan pentingnya dirancang fasilitas sterilisasi yang terpadu. Kegitaan dilakukan di RSUD Pademangan, Jakarta Utara merupakan salah rujukan pasien COVID-19. Penelitian pengembangan ini bertujuan menghasilkan seperangkat alat terpadu sterilisasi Alat Pelindung Diri (APD) yang efektif dan praktis.  Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Design Thinking, yang terdiri atas emphatize, define, ideate, prototype, dan testing. Hasil penelitian ini adalah peralatan terpadu steriliasi APD Covid-19 yang terdiri atas disinfectan chamber, bak penampugan APD, ozone chamber, dan almari kompartemen dua arah. Berdasarkan serangkaian pengujian, hasilnya adalah: 1) disinfectant chamber dapat bekerja dengan baik. Ini ditandai oleh: disinfectant chamber dapat menyemprot secara otomatis setelah sensor diberi isyarat/pemicu, kekuatan tekanan cairan optimal, bak penampung untuk menampung sisa cairan berfungsi dengan baik, dan kontruksi lebih ergonomis. 2)  bak penampungan berfungsi dengan baik (mudah dibuka untuk diambil dan dibersihkan, dan terbagi sesuai kelengkapan APD. 3) ozone chamber memenuhi kriteria keberhasilan. Indikasinya adalah  ozon chamber menyemprot otomatis setelah sensor diberi isyarat/pemicu, kekuatan tekanan asap optimal, terdapat bak penampung yang menampung sisa cairan ozon, dan konstruksi lebih ergonomis. 4)  Nilai inovasi dari almari dua kompartemen solutif bagi masalah dan memenuhi kebutuhan petugas medis. Pencapaian ini disebabkan oleh berfungsinya semua fitur sebagaimana dalam desainnya. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa peralatan sterilisasi APD Covid-19 dalam penelitian ini efektif dan layak untuk digunakan, utamanya untuk membersihkan diri dan APD petugas medis. Oleh sebab itu, produk peralatan sterilisasi dalam penelitian ini pantas untuk diproduksi secara massal dan dipergunakan di berbagai pusat layanan kesehatan.
PENGEMBANGAN PERALATAN TERPADU STERILISASI ALAT PELINDUNG DIRI (APD) COVID-19 Wegig Murwonugroho; Muhammad Burhanudinnur; Astri Rinanti; Sangayu Ketut Laksemi Nilotama; Asih Retno Dewanti; Virginia Suryani Setiadi; Gihon Nugrahadi; Atridia Wilastrina; Mustamina Maulani
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v6i2.9533

Abstract

Petugas kesehatan sebagai garda depan dalam penanganan pasien Covid-19 memerlukan perlindungan dari risiko terpapar virus. Seusai menjalankan tugasnya, para petugas medis melakukan tindakan sterilisasi diri dengan cara memasuki arena disinfectant chamber, membungkus hazmad sekali pakai untuk dibuang dan mengembalikan APD (Alat Pelindung Diri) lain dalam wadah yang telah tersedia untuk dicuci kembali. Namun demikian terlihat fasilitas yang tersedia belum nampak optimal, dan terlihat kumuh. Sehingga beberapa APD yang akan dikenakan kembali beresiko terpapar virus COVID-19.  Selain itu beberapa peralatan yang memungkinkan dipakai kembali tercampur, resiko hilang, dan kacamata resiko patah atau kaca lebih buram. Alhasil APD para petugas mulai menipis.Latar belakang ini menjadi alasan pentingnya dirancang fasilitas sterilisasi yang terpadu. Kegitaan dilakukan di RSUD Pademangan, Jakarta Utara merupakan salah rujukan pasien COVID-19. Penelitian pengembangan ini bertujuan menghasilkan seperangkat alat terpadu sterilisasi Alat Pelindung Diri (APD) yang efektif dan praktis.  Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Design Thinking, yang terdiri atas emphatize, define, ideate, prototype, dan testing. Hasil penelitian ini adalah peralatan terpadu steriliasi APD Covid-19 yang terdiri atas disinfectan chamber, bak penampugan APD, ozone chamber, dan almari kompartemen dua arah. Berdasarkan serangkaian pengujian, hasilnya adalah: 1) disinfectant chamber dapat bekerja dengan baik. Ini ditandai oleh: disinfectant chamber dapat menyemprot secara otomatis setelah sensor diberi isyarat/pemicu, kekuatan tekanan cairan optimal, bak penampung untuk menampung sisa cairan berfungsi dengan baik, dan kontruksi lebih ergonomis. 2)  bak penampungan berfungsi dengan baik (mudah dibuka untuk diambil dan dibersihkan, dan terbagi sesuai kelengkapan APD. 3) ozone chamber memenuhi kriteria keberhasilan. Indikasinya adalah  ozon chamber menyemprot otomatis setelah sensor diberi isyarat/pemicu, kekuatan tekanan asap optimal, terdapat bak penampung yang menampung sisa cairan ozon, dan konstruksi lebih ergonomis. 4)  Nilai inovasi dari almari dua kompartemen solutif bagi masalah dan memenuhi kebutuhan petugas medis. Pencapaian ini disebabkan oleh berfungsinya semua fitur sebagaimana dalam desainnya. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa peralatan sterilisasi APD Covid-19 dalam penelitian ini efektif dan layak untuk digunakan, utamanya untuk membersihkan diri dan APD petugas medis. Oleh sebab itu, produk peralatan sterilisasi dalam penelitian ini pantas untuk diproduksi secara massal dan dipergunakan di berbagai pusat layanan kesehatan.
PELATIHAN PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH TANGGA DARI KAIN PERCA, MENJADI BENDA YANG MEMILIKI FUNGSI BARU SEBAGAI ELEMEN ESTETIS/AKSESORIS Atridia WILASTRINA
Diseminasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2021)
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat- LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of the PKM is to provide training to the public, especially for the mothers of PKK members in the vicinity. The objective is to bring new set skills, to process household waste into more valuable goods. The result of this activities will produce product that has selling value for additional income and also beneficial activities to the surrounding community. Recycling and Reuse is the process of garbage or residual waste products into new products that can be reused worthily with one of its objectives to preserve the environment. The object of my PKM (‘Community Service’) is the household waste in the form of residual T-shirt. The patchwork of these T-shirts is widely found around the residence of a small industry in a home environment. This research was conducted through direct observation in residential environment during the preparation of the implementation of Community Service Activities (PKM). This PKM was implemented by providing direct training to participants of PKM using used material that have been prepared as a training medium. The training also provide understanding and direction of various aspects of supporting design In the process of recycling the used objects, such as: how to assemble materials and supporting tools, how to cultivate the aesthetic, mix colors, and techniques used. The method of training is qualitative, which is useful for collecting, sorting, analyzing and evaluating the data from information obtained. Through this PKM, the household’s waste in the form of patchwork/residual materials can be converted/processed back into a new product that has aesthetic value, functional and selling value. This PKM training activity can be done continuously in order to strengthen the relationship of Universities with the local community, so that the college as a scientific institution can apply the science and technology to answer the problems that exist in the Community & improve the welfare of society. Mendaur ulang/Recycle and Reuse adalah pengolahan sampah atau sisa produk limbah menjadi produk baru yang dapat dipakai lagi secara layak dengan salah satu tujuannya untuk melestarikan lingkungan. Pengabdian Kepada Masyarakat yang saya lakukan memilih obyek limbah rumah tangga berupa sisa kain/kaos. Kain perca dari kaos tersebut banyak terdapat di sekitar rumah tinggal dari indutri kecil di lingkungan rumahan. Pemahaman dan pengetahuan masyarakat yang kurang tentang cara mengolah sisa material tersebut, menjadikan benda bekas menjadi barang yang kurang berguna sehingga banyak yang dibuang dan tidak dimanfaatkan. Tujuan dari PKM ini adalah memberikan pelatihan kepada masyarakat umum khususnya untuk para ibu ibu PKK di sekitarnya agar dapat memiliki keterampilan baru mengolah limbah rumah tangga menjadi barang baru yang lebih bermanfaat untuk masyarakat sekitar dan dapat mempunyai nilai jual untuk menambahn penghasilah dan kegiatan masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini dilakukan melalui pengamatan langsung di lingkungan perumahan pada saat persiapan pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Sistem pelaksanaan pada PKM ini dengan cara eksperimentatif yaitu memberikan pelatihan langsung kepada peserta PKM menggunakan barang bekas yang sudah di siapkan sebagai media pelatihan dan memberikan pemahaman dan pengarahan berbagai aspek desain pendukung dalam proses mendaur ulang benda bekas tersebut, seperti aspek: Cara merangkai bahan dan alat pendukung, cara mengolah secara estetik, memadu padan warna, dan teknik yang dipakai. Metoda pelatihan yang dilakukan adalah kualitatif bersifat deskriptif yang berguna untuk menghimpun, memilah, menganalisis dan mengevaluasi data dan informasi yang diperoleh. Melalui PKM ini diperoleh hasil bahwa limbah sampah rumah tangga berupa kain perca/sisa bahan kaos ini dapat diolah kembali menjadi produk baru yang memiliki nilai estetis, fungsional dan nilai jual. Kegiatan pelatihan ini dapat dilakukan berkelanjutan agar dapat mempererat hubungan intitusi Perguruan Tinggi dengan masyarakat sekitar, sehingga Perguruan Tinggi sebagai lembaga ilmiah dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasainya untuk menjawab masalah yang ada di masyarakat & meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Dari Botol Bekas Menjadi Benda Pakai Rumah Tangga Untuk UKM Binaan Pemerintah Kota Bekasi Atridia Wilastrina; Resky Annisa Damayanti; Susy Irma Adisurya; Asih Retno Dewanti
Intervensi Komunitas Vol 2 No 2 (2021)
Publisher : ITB Ahmad Dahlan Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32546/ik.v2i2.908

Abstract

Mendaur ulang adalah pengolahan sampah atau sisa produk limbah menjadi produk baru yang dapat dipakai lagi secara layak dengan salah satu tujuannya untuk melestarikan lingkungan. Pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang dilakukan dimasa pandemi ini memilih obyek limbah rumah tangga berupa pemanfaatan botol bekas air mineral menjadi benda pakai rumah tangga sebagai alat kebersihan yaitu sapu. Pemahaman dan pengetahuan masyarakat yang kurang tentang cara mengolah sisa material tersebut, menjadikan benda bekas menjadi barang yang kurang berguna sehingga banyak yang dibuang dan tidak dimanfaatkan serta dapat sekaligus mengurangi limbah plastik. Kegiatan PkM ini memberikan penyuluhan kepada masyarakat umum khususnya untuk ibu-ibu pelaku UKM agar dapat memiliki ketrampilan baru mengolah limbah rumah tangga menjadi barang baru yang lebih bermanfaat untuk masyarakat sekitar dan dapat mempunyai fungsi sebagai bahan yang berguna dalam menjaga kebersihan lingkungan di masa pandemi Covid-19. Metode penyuluhan yang dilakukan adalah kualitatif bersifat deskriptif yang berguna untuk menghimpun, memilah, menganalisis dan mengevaluasi data dan informasi yang diperoleh. Melalui PkM diperoleh hasil bahwa sampah rumah tangga berupa botol bekas air mineral dapat diolah menjadi benda pakai rumah tangga, yang fungsional dan mempunyai nilai jual seperti sapu.
Program Pendampingan Desainer: Mengubah Limbah Industri Tenun Menjadi Lampu Meja Berorientasi Ekspor Gihon Nugrahadi; Ariani Ariani; Atridia Wilastrina
Intervensi Komunitas Vol 2 No 2 (2021)
Publisher : ITB Ahmad Dahlan Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32546/ik.v2i2.909

Abstract

Program pendampingan desainer atau dikenal juga dengan program Designer Dispatch Service (DDS) merupakan salah satu program yang berfokus pada pengembangan desain produk untuk Usaha Kecil Menengah Indonesia (UKM) dalam bentuk pembuatan prototipe baru. Desain yang menjadi kunci diferensiasi produk dan perkembangan ekspor masih belum dikenal di kalangan UKM di Indonesia. Tenun songket dari Sumatera Barat terkenal dengan warna dan dekorasinya yang indah dengan kualitas hasil karya yang sangat baik. Penggunaan mesin tenun modern membuat produksi tenun lebih besar dibandingkan dengan menggunakan alat tenun tradisional. Salah satu dampak penggunaan mesin modern adalah menghasilkan limbah tepi kain yang saat ini tidak dimanfaatkan sebagai produk yang memiliki nilai ekonomis. Oleh karena itu, program pendampingan ini dilakukan di Perusahaan Jembatan Merah, sebuah perusahaan tekstil di Sawahlunto, Sumatera Barat. Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para pengusaha tenun di Perusahaan Jembatan Merah agar dapat mengelola dan memanfaatkan limbah dari industri tenun menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi. Program ini tidak hanya fokus pada pendampingan tetapi juga mencakup kegiatan pelatihan yang dilaksanakan dengan menggunakan beberapa metode seperti survey lokasi, analisis kapasitas masyarakat, pemberian penyuluhan dan pelatihan terkait kesadaran pengelolaan dan pengolahan sampah tenun songket, serta penyiapan beberapa desain alternatif lampu meja sederhana. Tahap pengembangan desain dimulai dari pengembangan ide, sketsa desain, pemilihan desain, produksi gambar kerja, identifikasi bahan dan terakhir dilanjutkan ke pemodelan. Terkait integrasi iptek dalam program pendampingan ini, teknologi dan pengetahuan sederhana dimasukkan ke dalam kegiatan pelatihan. Diharapkan hasil akhir dari program pendampingan ini akan berkembang unit bisnis baru dari pengolahan limbah tenun menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis, fungsional, estetis dan ramah lingkungan. Program pendampingan ini akan menghasilkan prototipe lampu meja yang berfungsi sebagai elemen penerangan dan interior.
PENGEMBANGAN PERALATAN TERPADU STERILISASI ALAT PELINDUNG DIRI (APD) COVID-19 Wegig Murwonugroho; Muhammad Burhanudinnur; Astri Rinanti; Sangayu Ketut Laksemi Nilotama; Asih Retno Dewanti; Virginia Suryani Setiadi; Gihon Nugrahadi; Atridia Wilastrina; Mustamina Maulani
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1776.754 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v6i2.9533

Abstract

Petugas kesehatan sebagai garda depan dalam penanganan pasien Covid-19 memerlukan perlindungan dari risiko terpapar virus. Seusai menjalankan tugasnya, para petugas medis melakukan tindakan sterilisasi diri dengan cara memasuki arena disinfectant chamber, membungkus hazmad sekali pakai untuk dibuang dan mengembalikan APD (Alat Pelindung Diri) lain dalam wadah yang telah tersedia untuk dicuci kembali. Namun demikian terlihat fasilitas yang tersedia belum nampak optimal, dan terlihat kumuh. Sehingga beberapa APD yang akan dikenakan kembali beresiko terpapar virus COVID-19.  Selain itu beberapa peralatan yang memungkinkan dipakai kembali tercampur, resiko hilang, dan kacamata resiko patah atau kaca lebih buram. Alhasil APD para petugas mulai menipis.Latar belakang ini menjadi alasan pentingnya dirancang fasilitas sterilisasi yang terpadu. Kegitaan dilakukan di RSUD Pademangan, Jakarta Utara merupakan salah rujukan pasien COVID-19. Penelitian pengembangan ini bertujuan menghasilkan seperangkat alat terpadu sterilisasi Alat Pelindung Diri (APD) yang efektif dan praktis.  Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Design Thinking, yang terdiri atas emphatize, define, ideate, prototype, dan testing. Hasil penelitian ini adalah peralatan terpadu steriliasi APD Covid-19 yang terdiri atas disinfectan chamber, bak penampugan APD, ozone chamber, dan almari kompartemen dua arah. Berdasarkan serangkaian pengujian, hasilnya adalah: 1) disinfectant chamber dapat bekerja dengan baik. Ini ditandai oleh: disinfectant chamber dapat menyemprot secara otomatis setelah sensor diberi isyarat/pemicu, kekuatan tekanan cairan optimal, bak penampung untuk menampung sisa cairan berfungsi dengan baik, dan kontruksi lebih ergonomis. 2)  bak penampungan berfungsi dengan baik (mudah dibuka untuk diambil dan dibersihkan, dan terbagi sesuai kelengkapan APD. 3) ozone chamber memenuhi kriteria keberhasilan. Indikasinya adalah  ozon chamber menyemprot otomatis setelah sensor diberi isyarat/pemicu, kekuatan tekanan asap optimal, terdapat bak penampung yang menampung sisa cairan ozon, dan konstruksi lebih ergonomis. 4)  Nilai inovasi dari almari dua kompartemen solutif bagi masalah dan memenuhi kebutuhan petugas medis. Pencapaian ini disebabkan oleh berfungsinya semua fitur sebagaimana dalam desainnya. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa peralatan sterilisasi APD Covid-19 dalam penelitian ini efektif dan layak untuk digunakan, utamanya untuk membersihkan diri dan APD petugas medis. Oleh sebab itu, produk peralatan sterilisasi dalam penelitian ini pantas untuk diproduksi secara massal dan dipergunakan di berbagai pusat layanan kesehatan.
PEMANFAATAN KAIN PERCA DENGAN TEKNIK QUILT MENJADI PRODUK BARU YANG BERNILAI JUAL Asih Retno Dewanti; Susy Irma Adisurya; Resky Annisa Damayanti; Atridia Wilastrina; Meyka Septira Utami Putri; Putri Vania Elizabeth
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 3 No 1 (2021): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.479 KB) | DOI: 10.25105/jamin.v3i1.7621

Abstract

Salah satu alternatif dalam mengurangi limbah adalah dengan menerapkan 3R (Reuse, Reduce and Recycle) yaitu menggunakan kembali, mengurangi dan mengolah kembali dari limbah yang dihasilkan dalam kehidupan sehari-hari setiap mahluk hidup. Tetapi tidak semua juga hal tersebut dapat dilakukan. Seperti kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat atau disingkat PKM Mono dengan judul ‘Pelatihan Pemanfaatan Kain Perca dengan Teknik Quilt menjadi Produk Baru yang Bernilai Jual’ dimana dalam kondisi Pandemi Covid-19 yang dilakukan secara daring. Masyarakat sasaran adalah beberapa teman Ikatan Alumni SMP Tarakanita  IV dengan lintas angkatan. Beberapa teman alumni yang selama pandemi  Covid -19 ini terpaksa melakukan aktivitas dari rumah saja sangat antusias untuk mengikuti kegiatan PKM walau secara daring. Pelatihan pemanfaatan limbah kain dengan teknik Quilt secara manual sangat mudah diikuti dan menggunakan modul bentuk Segitiga     ; Kotak     dan Lingkaran. Kegiatan ini diharapkan selain dapat mengisi waktu luang juga dapat menambah wawasan untuk memanfaatkan limbah kain menjadi produk baru yang bernilai jual.
KAIN PERCA DALAM APLIKASI QUILT ONDEL-ONDEL MENJADI PRODUK BARU YANG BERNILAI ESTETIS DAN JUAL Asih Retno Dewanti; Atridia Wilastrina; Erlina Novianti; Layla Nurina KI; Vanessa Vidia Ardyharini
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 4 No 1 (2022): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.517 KB) | DOI: 10.25105/jamin.v4i1.9822

Abstract

Pengabdian kepada Masyarakat dengan judul ‘Pemanfaaatan Kain Perca dalam Aplikasi Quilt Motif Ondel-ondel Guna Peningkatan Nilai Jual Estetis’ dengan peserta Mitra TIM PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) di RW 07 Jl. Dukuh II No. 6, Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kecamatan Grogol Petamburan mengusung 3R (Reuse, Reduce dan Recycle). Peserta mitra merupakan masyarakat yang berpotensi untuk ikut serta pelatihan yang mengusung ikon Betawi yaitu ‘Ondel-ondel’ dalam bentuk aplikasi dekorasi kain perca dengan teknik quilt menjadi produk baru berupa placemate dan sarung tangan untuk masak. Metode penjahitan dilakukan secara manual. Hasil dari kegiatan ini diharapkan peserta pelatihan akan dapat mengisi waktu luang mereka yang lebih panjang karena masa Pandemi Covid-19 menghasilkan produk yang bernilai jual, sehingga dapat menambah pemasukkan dan secara tidak langsung meningkatkan  Usaha Mikro Kecil dan Menengah di RW 07 ini
Pelatihan Membatik di atas Kayu dengan Teknik Colet untuk MGMP PKWU Jenjang SLTA BPK Penabur Jakarta Ariesa Pandanwangi; Belinda Sukapura Dewi; Atridia Wilastrina; Dina Lestari
I-Com: Indonesian Community Journal Vol 3 No 3 (2023): I-Com: Indonesian Community Journal (September 2023)
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Raden Rahmat Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33379/icom.v3i3.2866

Abstract

Tujuan pengabdian ini untuk memberikan pendampingan guru-guru dalam membuat batik kreatif di atas kayu. Metode pengabdian ini adalah metode community based participatory research (CBPR). Peserta yang mengikuti pelatihan ini berjumlah 42 orang. Hasilnya para guru dapat menciptakan motif-motif berupa flora seperti motif bunga-bunga, fauna seperti motif burung, ataupun objek geometris yaitu susunan bidang-bidang segiempat, segitiga, lingkaran. Warna yang dipergunakan adalah warna kontras dan bergradasi dari warna tua ke arah warna muda. Warna yang dioleskan menjadi cemerlang karena menggunakan water glass yang berfungsi untuk mengikat warna dan memunculkan warna. Pengabdian ini berhasil melatih para guru dan meningkatkan kreativitas mereka dalam mengolah bidang kayu dengan cara membatik kreatif. Material ramah lingkungan ini dapat dipergunakan oleh para guru dengan nyaman, menyenangkan dan aman. Diharapkan dari pengabdian ini, para guru dapat mengajarkan kepada siswa mereka di kelasnya masing-masing.
PELATIHAN MEMBUAT BATIK DIATAS KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE LEARNING DI SMA KEBANGSAAN-TANGGERANG SELATAN Ariesa Pandanwangi; Belinda Sukapura Dewi; Cama Juli Rianingrum; Atridia Wilastrina
Jurnal Abdimas Ilmiah Citra Bakti Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : STKIP Citra Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38048/jailcb.v4i1.1411

Abstract

Proses pembelajaran pada SMA Kebangsaan-Pondok Aren di Kota Tangerang Selatan berlangsung selama lima hari dalam satu minggu. Kurikulum mewajibkan siswa untuk mengikuti mata pelajaran seni budaya. Materi yang diberikan antara lain menggambar, membatik dengan lilin panas, mengelola pameran dan mengapresiasi karya siswa. Untuk pengayaan materi, siswa dibekali ilmu life skill. Maka dari itu, pihak sekolah berinisiatif untuk memberikan pelatihan membuat karya batik di atas kayu. Tujuan dari pelatihan ini untuk memberikan keterampilan yang dapat diterapkan siswa setelah lulus sekolah. Hal ini dikarenakan kebanyakan siswa berasal dari daerah di luar Pulau Jawa, dan setelah lulus mereka lebih memilih untuk dapat langsung bekerja. Selain itu, program ini juga meningkatkan kompetensi guru seni budaya karena mereka mendapatkan materi ajar baru, khususnya bagi guru yang latar pendidikannya bukan dari seni. Permasalahan yang dihadapi oleh sekolah ini adalah sebagian besar guru yang tidak berlatar seni dan kurikulum sekolah yang tidak ada perkembangan. Program ini memberikan solusi dengan memberikan pengetahuan baru mengenai praktik seni melalui workshop membuat batik di atas media kayu. Metoda yang digunakan adalah service learning (SL). Peserta yang akan mengikuti pelatihan ini berjumlah 130 orang siswa dan 5 orang guru. Hasil workshop ini adalah siswa dapat membatik di atas kayu dengan cara yang mudah dan bahan yang murah. Hal ini penting bagi peserta didik, mengingat mereka banyak yang berasal dari keluarga ekonomi sederhana dan sebagian dari mereka tinggal di asrama atau dititipkan kepada pihak sekolah.