Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

COGNITIVE-BEHAVIORAL THERAPY (CBT) BASED ON STUDENTS’ ACADEMIC PROCRASTINATION BEHAVIOR PROFILE Farida Coralia; Umar Yusuf; Milda Yanuvianti
Proyeksi: Jurnal Psikologi Vol 7, No 1 (2012): Jurnal Psikologi Proyeksi VOL. 7 No. 1 April 2012
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jp.7.1.79-86

Abstract

Academic procrastination is an unnecessary delay behavior conducted in the kinds of academic tasks,such as the final project or thesis. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) is a form of psychotherapy aimedat helping individuals cope with the problem through the introduction, identification and modification ofthe contents of individual cognition that does not work (dysfunctional) which may include assumptions,attitudes, and rules are irrational and automatic negative thoughts. The purpose of this study are to getan overview of academic procrastination that occurs at students from faculty of X, in doing their thesis,based on CBT approaches to overcome academic procrastination, especially to overcome the delayscompletion of thesis. This study uses quantitative and qualitative approaches, with purposive samplingtechnique. The study subjects consisted of 32 students from faculty of X whom are working their thesis.Based on Tuckman Procrastination Scale indicated that procrastination experienced by subjects in thecategories of mild, moderate to severe, with most results in the category of being mild and moderate.From the results of in-depth interviews of 14 individuals from 32 subjects, revealed that the whole subject of procrastination in general display characteristics, namely: delay for a task that should not bedone, and the uncomfortable feeling during the deferment done.
Profil Kepribadian Gamers Esports DotA 2 di Kota Bandung Aryo Triutama; Milda Yanuvianti
Jurnal Riset Psikologi Volume 1, No. 1, Juli 2021, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.277 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v1i1.86

Abstract

Abstract. Currently online games have become one of the branches of sports known as Esports. In the competition of Esports, DotA 2 became game the most profitablein terms of prizes. 2018 became the best year in DotA 2 Esports Indonesia, but the development of Esports Dota 2 in Indonesia has decreased in 2019. Despite having problems, the DotA 2 game is still popular in several internet cafes in the city of Bandung. According to Collins, Freeman, & Chamarro-Premuzic (2012) personality traits related to the behavior of playing online games. As the development of knowledge, personality traits can be measured through the concept of Big Five Personality Traits, according to Strus, Cieciuch, & Rowiński (2014) In big five personality traits there are 5 dimensions, namely Emotional Stability vs. Neurotism, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, and Openness / Intellect. In this study, the method used is descriptive with a purposive sampling technique of 34 Esports gamers in the city of Bandung. The purpose of this study was to determine the personality profile of Esports gamers in the city of Bandng. Researchers used the IPIP BFM-25 standard measuring instrument made by Akhtar & Azwar, (2018). The results of this study show the dimensions of Conscientiousness (82.4%), Agreeableness (88.2%), and Intellect (91.2%) became dominant in the score with a high category, and Emotional Stability (64.7%) become the dominant dimension in the low score category. Abstrak. Saat ini game online sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang dikenal dengan Esports. Dalam kompetisi Esports, DotA 2 menjadi game yang paling profit dari segi hadiah. Tahun 2018 menjadi tahun terbaik di Esports DotA 2 Indonesia, namun perkembagan Esports Dota 2 di Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2019. Meskipun memiliki permasalahan namun game DotA 2 masih menjadi populer di beberapa warnet di kota Bandung. Menurut Collins, Freeman, & Chamarro-Premuzic (2012) personality traits terkait dengan perilaku bermain game online. Seiring perkembangan ilmunya, personality traits dapat diukur melalui konsep Big Five Personality Traits, menurut Strus, Cieciuch, & Rowiński (2014) Dalam big five personality traits terdapat 5 dimensi, yaitu Emotional Stability vs Neurotism, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, dan openness / Intellect. Dalam penelitian ini, metode yang dipakai adalah deskriptif dengan teknik sampling purposive terhadap 34 gamers Esports di kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui profil kepribadian gamers Esports di kota Bandng. Peneliti menggunakan alat ukur baku IPIP BFM-25 yang dibuat oleh Akhtar & Azwar, (2018). Hasil dari penelitian ini menunjukan dimensi Conscientiousness (82,4%), Agreeableness (88,2%), dan Intellect (91,2%) menjadi dominan pada skor dengan kategori tinggi, dan Emotional Stability (64,7%) menjadi dimensi yang dominan pada kategori skor rendah.
Apakah Penjara Menjadikan Narapidana Remaja Berperilaku Agresif Milda Yanuvianti; Sulisworo Kusdiyati; Anita Cameliana
SCHEMA (Journal of Psychological Research) Volume 2 No.1 Januari 2011
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4379.61 KB) | DOI: 10.29313/schema.v0i0.2480

Abstract

The presence of convicts (prisoners) in prisons tend to be associated with the growing likelihood of aggressive behavior of prisoners who have been previously owned. According Kornadt (1981), aggressive behavior occurs because the interaction of individual external factors, namely unpleasant condition with internal factors, namely the motive for aggression. The purpose of this study to describe the behavior of aggression and dynamics based on the concept of aggression proposed by Kornadt (1981). The subjects of this study was 30 teenagers who are prison inmates Rutan Kebon Waru, Bandung. Data obtained using measuring devices, such as: Behavior Aggression Questionnaire which is based on behavioral theory of aggression from Kornadt (1981), Aggression Questionnaire Motive System or SAS from Kornadt, and the results of semi-structure interviews to find out how the inmates live up to the negative affect felt. The results revealed that aggressiveness occurs in adolescent inmates Rutan Kebon Waru residents, Bandung. Aggressive behavior is triggered by negative affective appreciation, a sense of angry, disappointed, annoyed, sourced from a physical condition such as prisons: prisoners are cramped space, lack of ventilation, poor sanitation, to food menus that do not meet nutritional standards. Another source of negative affect comes from a fellow prisoner of mockery, extortion and subsequent negative penggencetan. Afek enable prisoners and the motive of aggression on aggressive behavior occurs, with the goal of a fellow prisoner. Form of aggressive behavior that most often arise and are mostly done is verbal aggression., physical aggression, while a smaller percentage of its appearance. This is presumably related to finding that the combination of motive system aggression in inmates of Rutan Kebon Waru Bandung, is specific, ie, although the motives of high aggression, but aggression is also high barriers. Cultural factors are suspected as a factor influencing the low behavioral aggression in adolescent inmates need to be further investigated.
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dosen Pembimbing Dengan Efikasi Diri Mahasiswa Yang Mengontrak Skripsi Lebih dari Dua Semester di Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Sukarti Hilmi M; Milda Yanuvianti Yanuvianti; Dewi Puji Lestari
SCHEMA (Journal of Psychological Research) Volume 2 No.2 Juni 2011
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11292.281 KB) | DOI: 10.29313/schema.v0i0.2425

Abstract

Mahasiswa perguruan tinggi diharuskan menyusun skripsi yang sesuai dengan kaidah penyusunan karya ilmiah yang benar dalam jangka waktu satu semster. Fenomena di Fakultas Psikologi UNISBA, terdapat sejumlah mahasiswa yang belum dapat menyelesaikan skripsinya dalam jangka waktu lebih dari dua semester. Mereka menghadapi sejumlah tuntutan dan hambatan dari dalam maupun luar dirinya. Mereka mengaku stres dan menghindari skripsi dikarenakan ragu akan dapat meyelesaikan skripsi. Keyakinan akan kemampuan mereka dapat disebut efikasi diri (Bandura, 1997). Pada kenyataannya, sebagian dari mereka memiliki IPK di atas 2,75, telah lulus dari mata kuliah Metodelogi Penelian 1 dan 2. Berdasarkan wawancara, mereka memerlukan bantuan berupa arahan, motivasi, masukan, informasi, dan solusi dari dosen pembimbing. Fenomena di atas menunjukkan dugaan adanya hubungan antara dukungan sosial dosen pembimbing dengan efikasi diri pada mahasiswa yang mengontrak skripsi lebih dari dua semester.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara dukungan sosial dosen pembimbing dengan efikasi diri pada mahasiswa yang mengontrak skripsi lebih dari dua semester di Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung. Kegunaan penelitian ini, memberikan informasi dan masukan kepada mahasiswa yang mengontrak skripsi, juga sebagai informasi bagi dosen pembimbing dan bagian akademik.Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional. Pemilihan subjek penelitian menggunakan studi populasi dengan karakteristik mahasiswa yang mengontrak skripsi lebih dari dua semester di Fakultas Psikologi UNISBA dan memiliki IPK di atas 2,75.Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan teori dukungan sosial (Gottlieb, 2000) dan teori efikasi diri (Bandura, 1997). Pegolahan data menggunakan metode statistik uji korelasi rank spearman.Hasil yang diperoleh yaitu terdapat hubungan positif dengan tingkat keeratan sedang (rs = 0,55; a = 0,05) antara dukungan sosial dosen pembimbing dengan efikasi diri pada mahasiswa yang mengontrak skripsi lebih dari dua semester di Fakultas Psikologi UNISBA. Artinya, semakin rendah dukungan sosial dosen pembimbing yang diterima, maka semakin rendah pula efikasi diri mahasiwa yang mengontrak skripsi lebih dari dua semster.
STUDI MENGENAI KEPRIBADIAN DAN SELF-ESTEEM PADA PECANDU MEDIA SOSIAL Farida Coralia; Siti Qodariah; Milda Yanuvianti
SCHEMA (Journal of Psychological Research) Volume 3 No.2 November 2017
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.126 KB) | DOI: 10.29313/schema.v0i0.3386

Abstract

Media sosial telah menjadi bentuk aktivitas yang semakin populer selama dekade terakhir. Meskipun kebanyakan pengguna media sosial adalah orang adalah non-bermasalah, namun ditemukan adanya pengguna media sosial yang terlibat dalam aktivitas media sosial secara berlebihan dan/atau kompulsif. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data mengenai kepribadian dan self-esteem pada pengguna media sosial yang menampilkan perilaku adiksi atau kecanduan. Teknik sampling yang digunakan adalah snowball sampling. Alat ukur yang digunakan dalam pengambilan data adalah Media Social Addiction, Personality Beliefs Questionaire (PBQ) dan Self-Esteem Questionnare. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa sebanyak 96% subjek penelitian mengalami adiksi pada tingkat moderate, dan sebanyak 4% yang mengalami adiksi pada tingkat severe. Tipe kepribadian yang paling banyak ditemukan adalah Obsessive-Compulsive. Demikian pula dengan self-esteem, sebanyak 54% memiliki self esteem yang terkategorikan tinggi. 
Pengaruh Environmental Concern terhadap Intensi Menggunakan Bus Trans Metro Pasundan pada Masyarakat Kota Bandung Anisa Cantika Umbara Putri; Milda Yanuvianti
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v3i2.7384

Abstract

Abstract. The problem of air pollution is one of several environmental issues that are still frequently experienced. In terms of pollution, Bandung is the third most polluted city in Indonesia. The government introduced the newest public transportation in an effort to lower it, the Trans Metro Pasundan Bus, which is supported by the Friends Bus app. Therefore, it is still possible to research the elements that most influence people's propensity to pick bus transportation. One of the theories that can explain the elements that can affect a person's intention to utilize the Trans Metro Pasundan Bus is the Theory of Planned Behavior. Additionally, the influence of environmental concerns on people's decisions to take the Trans Metro Pasundan Bus will be investigated. In this study, 230 Bandung city residents between the ages of 18 and 40 participated as respondents. The Intention to Use Carsharing Scale from Zhang and Li was the measuring instrument employed in this study. To determine the factors that are important in persuading people to use the Trans Metro Pasundan Bus, structural equation modeling (SEM) is the data analysis method used. The findings revealed that individual intentions to ride the Pasundan Trans Metro Bus were significantly influenced by attitude toward conduct and subjective norms. Individuals' intentions to use the services, however, are not significantly impacted by perceived behavioral control and environmental concern. This study suggests to strengthen the promotion regarding the use of bus public transportation by related government agencies. Abstrak. Masalah lingkungan adalah masalah yang masih sangat sering ditemui, salah satunya masalah polusi udara. Kota Bandung berada pada peringkat ketiga sebagai kota paling berpolusi di Indonesia. Dalam upaya untuk menguranginya, pemerintah meluncurkan transportasi umum terbaru yaitu Bus Trans Metro Pasundan yang didukung oleh aplikasi Teman Bus. Karena itu, kecenderungan masyarakat untuk memilih moda transportasi bus tersebut masih dapat diteliti mengenai faktor apa yang paling berperan. Theory of Planned Behavior menjadi salah satu teori yang dapat menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intensi individu dalam menggunakan Bus Trans Metro Pasundan. Selain itu, faktor kepedulian lingkungan juga akan diteliti untuk mengetahui apakah hal tersebut juga memengaruhi individu dalam memilih Bus Trans Metro Pasundan. Penelitian ini melibatkan 230 responden yang berusia 18 - 40 tahun yang berdomisili di Kota Bandung. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah skala Intention to Use Carsharing dari Zhang dan Li. Analisis data yang digunakan adalah structural equation modelling (SEM)untuk menemukan faktor yang signifikan dalam mempengaruhi individu untuk menggunakan Bus Trans Metro Pasundan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa attitude toward behavior dan subjective norms memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi individu untuk menggunakan Bus Trans Metro Pasundan. Sedangkan perceived behavioral control dan environmental concern tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi individu untuk menggunakan Bus Trans Metro Pasundan.
Hubungan antara Subjective Well-Being dengan Perilaku Pro-Lingkungan di Kota Bandung Rahma Putri Fadiyah; Milda Yanuvianti
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v3i2.7399

Abstract

Abstract. West Java has a low level of citizen happiness (70.23) and is below the average of the Indonesian Happiness Index (71.49) (Indeks Kebahagiaan Badan Pusat Statistik, 2021) which is measured based on three dimensions of Subjective Well-Being by Diener. A person's involvement in pro-environmental behavior can contribute to Subjective Well-Being, and vice versa (Venhoeven, L., Steg, L., & Bolderdijk, J., 2017). The level of urban communities carrying out pro-environmental behavior is still relatively low (Arlinkasari, et al., 2017). The purpose of this study was to obtain empirical data regarding the relationship between Subjective Well-Being and pro-environmental behavior of Bandung city residents. The research design used was quantitative non-experimental with 220 respondents from Bandung city residents. The measurement tools used in this study are the Satisfactions With Life Scale (SWLS) and the Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) to measure Subjective Well-Being and General Ecological Behavior (GEBS) to measure pro-environmental behavior. Based on the results of data processing, there were 55.9% of respondents who had a high level of Subjective Well-Being and 61.4% of respondents had a low level of pro-environmental behavior. The results of the Spearman correlation calculation test prove that the relationship between Subjective Well-Being and pro-environmental behavior is significant but the closeness is weak because the results obtained are Sig. (2-tailed) 0.002 <0.05, the relationship between Subjective Well-Being and pro-environmental behavior is significant. While the results of the correlation coefficient obtained were 0.204, which means that according to Guilford's correlation coefficient criteria (1956), 0.20 - <0.40 means that there is a significant but weak relationship. Abstrak. Jawa Barat termasuk ke dalam tingkat kebahagiaan warga yang rendah (70,23) dan di bawah rata-rata Indeks Kebahagiaan Indonesia (71,49) (Indeks Kebahagiaan Badan Pusat Statistik, 2021) yang diukur berdasarkan tiga dimensi Subjective Well-Being oleh Diener. Keterlibatan seseorang dalam berperilaku pro-lingkungan dapat berkontribusi pada Subjective Well-Being, begitu pula sebaliknya (Venhoeven, L., Steg, L., & Bolderdijk, J., 2017). Tingkat masyarakat perkotaan melakukan perilaku pro-lingkungan masih terbilang rendah (Arlinkasari, et al., 2017). Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris mengenai hubungan Subjective Well-Being dengan perilaku pro-lingkungan pada masyarakat kota Bandung. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif non eksperimental dengan 220 responden masyarakat kota Bandung. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Satisfactions With Life Scale (SWLS) dan Positive Affect and Negative Affect Scale (PANAS) untuk mengukur Subjective Well-Being dan General Ecological Behavior (GEBS) untuk mengukur perilaku pro-lingkungan. Berdasarkan hasil olah data, terdapat 55.9% responden yang memiliki tingkat Subjective Well-Being tinggi dan 61.4% responden memiliki tingkat rendah pada perilaku pro-lingkungan. Hasil uji perhitungan korelasi spearman membuktikan bahwa hubungan Subjective Well-Being dengan perilaku pro-lingkungan signifikan namun keeratannya lemah karena hasil yang didapatkan yaitu Sig. (2-tailed) 0.002 < 0.05 maka hubungan antara Subjective Well-Being dengan perilaku pro-lingkungan signifikan. Sedangkan hasil koefisien korelasi yang didapatkan adalah 0.204 yang berarti menurut kriteria koefisiensi korelasi Guilford (1956), 0.20 - < 0.40 artinya terdapat hubungan yang signifikan namun lemah.
Gambaran Kecemasan Perubahan Iklim pada Mahasiswa di Kota Bandung Ferani Suciana; Milda Yanuvianti
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i1.10050

Abstract

Abstract. Climate change is threatening human life and well-being. Human health affected by climate change is now a global concern. Bandung is one of the cities in Indonesia that is vulnerable to climate change. The emergence of the phenomenon of fear and concern is felt as an impact of climate change. This phenomenon is referred to as climate change anxiety (Clayton & Karazsia, 2020). This study aims to look at the description of anxiety about climate change among students in Bandung City. Climate anxiety is climate change anxiety as a negative response associated with concerns about climate change (Clayton & Karazsia). The participants in this study were 270 students in Bandung City. This research is a quantitative descriptive research. The measuring instrument used to measure climate anxiety is the Climate Anxiety scale developed by Clayton and Karazsia (2020). The results showed that 168 students with a percentage of 62.2% experienced anxiety at a low level and 102 respondents or students with a percentage of 32.8% experienced anxiety at a high level. Abstrak. Perubahan iklim telah mengancam kehidupan serta kesejahteraan manusia. Kesehatan manusia yang dipengaruhi oleh perubahan iklim kini menjadi perhatian global. Kota Bandung menjadi salah satu kota di Indonesia yang memiliki tingkat rentan terhadap perubahan iklim. Munculnya fenomena ketakutan dan kekhawatiran yang dirasakan sebagai dampak dari terjadinya perubahan iklim. Fenomena tersebut disebut sebagai kecemasan perubahan iklim (Clayton & Karazsia, 2020). Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kecemasan terhadap perubahan iklim pada mahasiswa di Kota Bandung. Kecemasan iklim merupakan kecemasan perubahan iklim sebagai respons negatif yang terkait dengan kekhawatiran terhadap perubahan iklim (Clayton & Karazsia). Pertisipan pada penelitian ini adalah 270 mahasiswa yang berada di Kota Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kecemasan iklim adalah alat ukur Climate Anxiety scale yang dikembangkan oleh Clayton dan Karazsia (2020). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 168 mahasiswa dengan persentase 62.2% mengalami kecemasan pada tingkat rendah dan 102 responden atau mahasiswa dengan persentase 32.8% mengalami kecemasan pada tingkat tinggi.
Pengaruh Celebrity Worship terhadap Psychological Well-Being pada Penggemar K-Pop di Kota Bandung Cherta Alifia El Diva; Yanuvianti, Milda
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i2.12928

Abstract

Abstract. Bandung, as one of the cities in Indonesia, is an area that is fond of K-Pop music (1). However, liking K-Pop idols often triggers celebrity worship among fans which can lead to symptoms of depression, anxiety, dysfunction and overthinking which indicate poor psychological health (2). Psychological well-being can decrease or be low which can be caused by celebrity worship. This study aims to determine the effect of celebrity worship on psychological well-being in K-Pop fans in Bandung City. This study uses a quantitative approach with 392 respondents who are individuals who live in Bandung City, aged 20-30 years, and K-Pop fans. The measuring instrument used Celebrity Attitude Scale (CAS) has been adapted into Indonesian by Efathania (3) to measure celebrity worship and Ryff's Psychological Well-Being Scale (RPWB) has been adapted into Indonesian by Rachmayani and Ramdhani (4) to measure psychological well-being. From the results of data analysis, there is a significant influence of celebrity worship variables on psychological well-being in K-Pop fans in Bandung City of 4.4% with a significance value of .000 <.1. The effect of celebrity worship on psychological well-being in K-Pop fans in Bandung City is relatively small. Abstrak. Kota Bandung sebagai salah satu kota di Indonesia, menjadi daerah yang menggemari musik K-Pop (1). Namun, menyukai idol K-Pop kerap memicu celebrity worship di kalangan penggemar yang dapat memunculkan gejala depresi, kecemasan, disfungsi dan overthinking yang menunjukkan tidak baiknya kesehatan psikologis (2). Psychological well-being dapat menurun atau rendah yang dapat disebabkan oleh celebrity worship. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh celebrity worship terhadap psychological well-being pada penggemar K-Pop di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan responden berjumlah 392 orang yang merupakan individu yang berdomisili di Kota Bandung, berusia 20-30 tahun, dan penggemar K-Pop. Alat ukur yang digunakan Celebrity Attitude Scale (CAS) telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh Efathania (3) untuk mengukur celebrity worship dan Ryff’s Psychological Well-Being Scale (RPWB) telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh Rachmayani dan Ramdhani (4) untuk mengukur psychological well-being. Dari hasil analisis data, terdapat pengaruh variabel celebrity worship terhadap psychological well-being pada penggemar K-Pop di Kota Bandung yang signifikan sebesar 4.4% dengan nilai signifikasinya, yaitu .000<.1. Pengaruh celebrity worship terhadap psychological well-being pada penggemar K-Pop di Kota Bandung terbilang kecil.
Pengaruh Conformity terhadap Impulsive Buying pada Mahasiswa Pengguna Marketplace di Kota Bandung. Renita Sofi Amelia; Milda Yanuvianti
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i2.12938

Abstract

Abstract. Impulsive buying is a spontaneous and unplanned purchasing behavior that is increasingly widespread among students, this has the potential to have a negative impact if it continues to be allowed. One of the factors that is considered to influence impulsive buying is conformity. Which is a social influence where an individual feels social pressure to follow existing social norms. This study aims to determine how much influence conformity has on impulsive buying on marketplace user college students in Bandung City. This research was conducted using the causality method involving 383 college students from various universities in Bandung City. The measuring instrument used in this study is The Conformity Scale by Rahmatika (2020) which is based on the theory of conformity from Baron & Bryne (2005). As well as using the Impulsive Buying Tendency Scale measuring instrument which has been adapted into Indonesian by Herabadi (2003). This study used a convenience sampling technique. Results of this study indicate that Conformity has a positive influence 14.1% on impulsive buying on marketplace user college students in Bandung City. These findings indicate that conformity plays a role in college students impulsive buying and highlight the importance of considering social factors in understanding purchasing behavior. Abstrak. Impulsive buying merupakan perilaku pembelian spontan dan tanpa perencanaan yang semakin marak dikalangan mahasiswa, hal tersebut berpotensi menimbulkan dampak negatif apabila terus dibiarkan. Salah satu faktor yang ditinjau dapat mempengaruhi impulsive buying adalah konformitas. Yang merupakan suatu pengaruh sosial dimana seorang individu merasakan adanya tekanan sosial untuk mengikuti norma sosial yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh conformity terhadap impulsive buying pada mahasiswa pengguna marketplace di Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kausalitas yang melibatkan 383 mahasiswa yang berasal dari berbagai universitas di Kota Bandung. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Conformity Scale yang disusun oleh Rahmatika (2020) yang berlandaskan pada teori konformitas dari Baron & Bryne (2005). Menggunakan alat ukur Impulsive Buying Tendency Scale yang telah diadaptasi kedalam Bahasa Indonesia oleh Herabadi (2003). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu convenience sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear sederhana. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Conformity memiliki pengaruh positif sebesar 14,1% terhadap impulsive buying pada mahasiswa pengguna marketplace di Kota Bandung. Hasil temuan ini mengindikasikan bahwa konformitas cukup memiliki peran dalam pembelian impulsif mahasiswa serta menyoroti pentingnya mempertimbangkan faktor sosial dalam memahami perilaku pembelian.