Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

UJI PATOGENISITAS JAMUR ENTOMOPATOGEN Metarhizium anisopliae (MONILIALES: MONILIACEAE) TERHADAP HAMA URET Lepidiota stigma F. (COLEOPTERA: SCARABAEIDAE) Lia Ni’matul Ulya; Toto Himawan; Gatot Mudjiono
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metarhizium anisopliae (Moniliales: Moniliaceae) merupakan salah satu jenis jamur entomopatogen yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama Lepidiota stigma F. (Coleoptera: Scarabaeidae). Tujuan dari penelitan ini adalah untuk menguji patogenesitas jamur M. anisopliae terhadap larva L. stigma instar 2 dan 3 dan mengetahui LT50 dan LC50 M. anisopliae terhadap L. stigma.  Isolat M. anisopliae diperoleh dari BBPPTP Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata mortalitas L. stigma instar 2 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata mortalitas L. stigma instar 3. Persentase mortalitas L. stigma instar 2 tertinggi sebesar 68,86 % pada perlakuan konsentrasi M. anisopliae 1010 konidia/ml. Persentase mortalitas L. stigma instar 3 tertinggi sebesar 54,75 % pada perlakuan konsentrasi M. anisopliae 1010 konidia/ml. Nilai LC50 uji patogenesitas M. anisopliae terhadap L. stigma instar 2 sebesar 2,9 x 109 konidia/ml dan LT50 mencapai 5,8 hari. Nilai LC50 uji patogenesitas M. anisopliae terhadap L. stigma instar 3 sebesar 8,2 x 108 konidia/ml dan LT50 mencapai 7,7 hari.
IDENTIFIKASI SERANGGA YANG BERASOSIASI DENGAN BERAS DALAM SIMPANAN Happy Setyaningrum; Toto Himawan; Ludji Pantja Astuti
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beras yang disimpan dalam gudang dapat terserang oleh beberapa serangga hama. Serangan oleh beberapa serangga hama tersebut seringkali menyebabkan kerusakan bahan simpan tersebut. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui serangga yang berasosiasi pada beras dalam gudang penyimpanan. Pelaksanaan penelitian meliputi pengambilan sampel beras dan penangkapan serangga menggunakan perangkap di dalam Gudang Beras. Perangkap yang digunakan dalam penelitian ini ialah Perangkap Cahaya Ultra Violet, Perangkap Lekat Warna Kuning, Perangkap Jatuhan, Perangkap Corong Bersusun dan Perangkap Umpan. Hasil penelitian menunjukkan telah ditemukan spesies serangga, Cryptolestes ferrugineus, Tribolium castaneum, Tribolium confusum, Rhyzopertha dominica, Oryzaephilus surinamensis, Sitophilus oryzae, Sitotroga cerealella, Liposcelis sp. dan serangga dari famili Braconidae pada Gudang Beras. Perangkap Cahaya Ultra Violet mampu menangkap serangga dalam jumlah tinggi dan lebih beragam dari jenis perangkap yang lain.
VIRULENSI JAMUR Beauveria bassiana (Bals.) Vuill. (HYPOCREALES: CORDYCIPITACEAE) DENGAN PEMURNIAN KEMBALI PADA SERANGGA (PASSAGE INSECT) TERHADAP Plutella xylostella Linnaeus (LEPIDOPTERA: PLUTELLIDAE) Rina Rachmawati; Derra Marhaendar Mayang; Toto Himawan
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunakan Beauveria bassiana (Hypocreales: Cordycipitaceae) merupakan agens hayati yang populer dan diketahui mempunyai kisaran inang yang luas. Namun pada beberapa kasus, ketika di lapang efektivitasnya mudah menurun. Subkultur yang berlebih (lebih dari empat kali) atau pengawetan dalam jangka panjang dalam media buatan diketahui akan mengakibatkan virulensi jamur menurun. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas spora B. bassiana adalah dengan pemurnian kembali melalui serangga inang. Serangga memiliki senyawa kitin dan protein yang bermanfaat bagi jamur entomopatogen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemurnian kembali jamur B. bassiana ke serangga, sehingga dapat meningkatkan kualitas spora dan virulensi jamur B. bassiana terhadap hama P. xylostella. Pemurnian kembali pada serangga sebanyak dua kali mampu meningkatkan kerapatan spora jamur B. bassiana menjadi 2,47x107 spora/ml. Viabilitas spora pada pemurnian ke serangga sebanyak 1 kali dan pemurnian ke serangga sebanyak 2 kali memiliki pengaruh yang sama terhadap viabilitas spora, dan mempunyai viabilitas yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan tanpa pemurnian kebali ke serangga. Mortalitas P. xylostella terbaik terjadi pada perlakuan pemurnian ke serangga sebanyak 2 kali dengan persentase kematian mencapai 75,63% pada 144 jam setelah aplikasi. Pemurnian kembali pada serangga tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap rerata waktu kematian P. xylostella.
EVALUASI BERBAGAI INSEKTISIDA TERHADAP HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua Hubner) (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) PADA TANAMAN BAWANG MERAH A Friska Rahmawati; Silvi Ikawati; Toto Himawan
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu hama yang menyebabkan penurunan produktivitas bawang merah adalah ulat bawang (Spodoptera exigua Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae). Salah satu upaya pengendalian S. exigua pada tanaman bawang merah ialah dengan penggunaan insektisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas insektisida dengan bahan aktif tunggal chlorfenapyr dan flufenoxuron dalam mengendalikan populasi dan intensitas kerusakan tanaman bawang merah oleh larva S. exigua dan mengetahui efektivitas dari pencampuran bahan aktif chlorfenapyr, flufenoxuron, emamectin benzoat, fipronil dan Bacillus thuringiensis dalam mengendalikan populasi dan intensitas kerusakan tanaman bawang merah oleh larva S. exigua. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 12 perlakuan yang diulang 3 kali. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan Februari 2015, di Desa Pucangsongo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan aplikasi insektisida chlorfenapyr 1 l/ha + flufenoxuron 1 l/ha lebih efektif dalam menekan intensitas kerusakan tanaman oleh larva S. exigua dan menunjukkan produksi bawang merah tertinggi. Sedangkan perlakuan insektisida dengan bahan aktif flufenoxuron 0,5 l/ha + chlorfenapyr 1 l/ha mengakibatkan fitotoksik tertinggi pada tanaman bawang merah.
UJI BIOAKTIVITAS EKSTRAK DAUN SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L. Rendle) TERHADAP Plutella xylostella Linnaeus Frelyta Ainuz Zahro; Toto Himawan; Gatot Mudjiono
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji toksisitas ekstrak daun serai wangi terhadap Plutella xylostella(pengaruhnya terhadap penurunan aktivitas makan larva, pembentukan pupa maupun imago, peletakan telur, dan penetasan telur), sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama yang tepat.Penelitian dilaksanakan di Sub Laboratorium Toksikologi dan ruang Rearing. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Perlakuan yang dipakai yaitu 6 konsentrasi yang terdiri atas 0 ppm (control), 3000 ppm, 4000 ppm, 5000 ppm, 6000 ppm, dan 7000 pm dengan 4 ulangan setiap perlakuan dan setiap perlakuan menggunakan 20 larva P. xylostella. Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan. Sementara itu nilai LC50 dan LT50 analisis dihitung dengan analisis probit menggunakan perangkat lunak Hsin Chi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sereh wangi mampu menyebabkan mortalitas larva P. xylstella hingga 57,50%, menyebabkan penurunan aktivitas makan larva mencapai 79,25%, menghambat pembentukan pupa dan imago, serta mengganggu sistem reproduksi melalui penghambatan jumlah peletakan telur dan tingkat penetasan telur P. xylostella. Konsentrasi mematikan 50% larva P. xylostella (LC50) terdapat pada konsentrasi ekstrak daun sereh wangi 6262,447 ppm, dengan waktu mematikan 50% (LT50) yaitu pada 60,00 jam setelah aplikasi.
EFEKTIVITAS JAMUR Beauveria bassiana (BALS.) VUILL. DAN Metarhizium anisopliae UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Phyllotreta spp. (COLEOPTERA: CHRYSOMELIDAE) PADA TANAMAN SAWI (Brassica sinensis L.) DI TRAWAS, MOJOKERTO Mochammad Syamsul Hadi; Toto Himawan; Ika Riana Hiola
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Phyllotreta spp. (Coleoptera: Chrysomelidae) merupakan hama yang dapat menurunkan produktivitas tanaman sawi. Salah satu teknik pengendalian alami yang dapat digunakan untuk mengendalikan populasi hama ini yaitu dengan pemanfaatan jamur entomopatogen. B. bassiana dan M. anisopliae merupakan jenis jamur entomopatogen yang banyak digunakan untuk mengendalikan hama dari berbagai ordo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas jamur B. bassiana dan M. anisopliae untuk menekan intensitas kerusakan pada tanaman sawi akibat serangan hama Phyllotreta spp. Penelitian dilaksanakan di Komunitas Organik Brenjonk, Trawas, Mojokerto. Hasil penelitian menunjukan bahwa kerusakan pada tanaman sawi disebabkan oleh Phyllotreta striolata dan Phyllotreta sp.. Jamur B. bassiana dan M. anisopliae mampu menekan intensitas kerusakan sebesar 6,94 sampai 9,33% dengan tingkat penekanan mencapai 61,52%.
UJI VIRULENSI Steinernema sp. TERHADAP Spodoptera exigua Hubner (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) DI LABORATORIUM Arum Yuli Kristanti; Toto Himawan; Hagus Tarno
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 4 No. 3 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui virulensi nematoda entomopatogen Steinenerma sp. (meliputi: mortalitas serta LC50 dan LT50) terhadap ulat  Spodoptera exigua di laboratorium. Penelitian dilaksanakan pada 20 Januari sampai 5 Juni 2015 di Sub Laboratorium Nematologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Percobaan disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan empat perlakuan yaitu konsentrasi juvenil infektif dan menggunakan lima kelompok berdasarkan waktu aplikasi. Parameter yang diamati adalah jumlah larva S. exigua yang mati, waktu dan perubahan tampilan pada larva S. exigua. Pengamatan dilakukan setiap 24 jam. Larva S. exigua diberi aplikasi nematoda dengan konsentrasi 100, 200, 400, dan 800 JI/ml dan diamati setiap 24 jam. Kemudian dihitung persentase mortalitas larva S.exigua.  Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa, nematoda Steinernema sp. dengan kepadatan populasi tertinggi yaitu 800 JI/ml mampu menyebabkan kematian yang paling tinggi dibandingkan dengan konsentrasi nematoda yang lain.  LT50 dari masing-masing perlakuan didapatkan konsentrasi yang paling efektif yaitu pada perlakuan 400 JI/ml yang mampu membunuh larva mencapai 50% dalam waktu 74,24 jam. Sedangkan LC50 konsentrasi JI Steinernema dalam kepadatan 261,02 JI/ml sudah mampu membunuh larva S. exigua mencapai 50%.
The Effectiveness o f Entomopathogenic Fungi Beauveria bassiana with the Addition of Insect Growth Regulator Lufenuron f or Controlling Bactrocera carambolae Mochammad Syamsul Hadi; Toto Himawan; Luqman Qurata Aini
Journal of Tropical Life Science Vol. 3 No. 3 (2013)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study of the effectiveness of entomopathogenic fungus Beauveria bassiana (Bals) Vuill. with the addition of an insect growth regulator (IGR) lufenuron to control the fruit fly Bactrocera carambolae (Drew and Hancock) (Diptera: Tephritidae) was conducted at the Laboratory of Toxicology and Laboratory of Entomology, Department of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, University of Brawijaya Malang from March 2012 until December 2012. This study examined the effect of lufe-nuron to the development and sporulation of B. bassiana and the effectiveness of the fungus B. bassiana in combination with several concentrations of lufenuron (0.5, 1, 1.5 mL/L) on the mortality of fruit fly larvaB. carambolae. The results showed that the addition of lufenuron at the concentration of 1 mL/L could significantly increase the sporulation of B. bassiana. The addition of B. bassiana at 108 spores/mL combined with lufenuron at the concentration of 1 mL/L applied to compost pupation medium of larva of B. carambolae is significantly able to suppress the formation of the fruit fly pupa and imago of B. carambolae